Umi Rohmiatun NIM F3509081

(1)

commit to user

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Bidang Manajemen Bisnis

Oleh :

Umi Rohmiatun

NIM F3509081

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(2)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Umi Rohmiatun F3509081

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam kegiatan produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas maka kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjaga. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE yang memproduksi benang rayon. Rumusan masalah yang diambil adalah 1) Berapakah batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart ? 2) Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon? 3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk benang rayon.

Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Metode analisis bagan kendali C-chart, 2) Diagram pareto, 3) Diagram sebab-akibat. Sumber data yang digunakan adalah data langsung dari PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE berupa data produksi dan data kerusakan produk benang rayon tahun 2011.

Dari analisis bagan kendali C-chart dapat diketahui sebesar 120.16 UCL sebesar 153.05, LCL sebesar 87.28. Dari hasil analisis diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan adalah 1) tebal tipisnya benang sebesar 582 atau 40.36%, 2) Benang berserabut 348 atau 24.13%, 3) Benang kotor 294 atau 20.39%, 4) Benang terkontaminasi 218 atau 15,12% terjadi karena faktor manusia, mesin, bahan baku, serta metode.

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran : 1) Perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan, 2) Perusahaan harus segera melakukan perbaikan kualitas benang rayon dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada benang, 3) Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.


(3)

commit to user

Kata kunci: Pengendalian kualitas, Metode C-chart, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN

Surakarta, Juni 2012

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing


(4)

commit to user

NIP. 19831210 200812 1 002

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juli 2012 Tim Penguji Tugas Akhir

Reza Rahardian, SE, M.Si

NIP. 197406092000121001 Penguji

Deny Dwi Hartono, SE, M.Si


(5)

commit to user

MOTTO

·

Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan

(Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang

tidak mungkin menjadi mungkin).

(Andrie Wongso)

·

Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan,

tapi mencapai apa yang belum kau lakukan.

(Kahlil Gibran)

·

Segalanya akan tercipta kalau kau yakin, keyakinan yang membujat

segalanya tercapai.

(Frank Lloyd Wright)

·

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah sungguh-sungguh

urusan yang lain.

(Qs. Alam Nasyrah :6-7)

·

Percaya pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai

kesuksesan.

(Emerson)


(6)

commit to user

PERSEMBAHAN

Hasil karya ini kupersembahkan untuk :

v

Ayah dan Ibu ku yang selalu memberiku kasih sayang dan doa untuk

masa depanku.

v

Suamiku Tercinta yang selalu memberiku semangat, kasih sayang, doa &

selalu memberikan motivasi untuk terus maju mencapai kesuksesan.

v

Anakku tercinta Excel Aprillio Alfiansyah, makasih senyummu membuat

ibu semangat.

v

Mertuaku terimaksih banyak sudah membantuku dalam bebagai hal.

v

Adikku, makasih sudah membantuku.

v

Keluarga besarku.

v

Teman-teman MI”09


(7)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan Judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SARGEN”

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada program Diploma 3 Program Studi Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis menyadarai bahwa keberhasilan dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dukungan dan petunjuk dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen Industri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang sebagai syarat penyusunan Tugas Akhir.

3. Deny Dwi Hartono, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi, dan saran sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.


(8)

commit to user

5. Bapak FX. Sugiyanto, SH selaku pimpinan personalia yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.

6. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Soelystyowaty Kusuma Textile yang telah memberikan informasi dan arahan selama magang .

7. Semua teman-teman Manajemen Bisnis angkatan 2009 yang selama ini menimba ilmu bersama.

8. Orang tuaku, Suamiku, Anakku, Mertuaku, Adikku ,dan keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dalam pembuatan tugas akhir ini. Terima kasih atas semuanya.

9. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat di sebutkan satu persatu. Terima kasih

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012


(9)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5


(10)

commit to user BAB II TINJAUAN PUSATAKA

A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas ... 15

B. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 16

C. Dimensi Kualitas ... 16

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ... 18

E. Prosedur Pengawasan Kualitas ... 20

F. Alat-alat Pendukung Dalam Pengendalian Kualitas ... 21

G. Metode-metode Pengendalian Kualitas ... 23

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan ... 27

2. Tujuan Perusahaan ... 29

3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 29

4. Aspek Personalia ... 35

5. Aspek Produksi ... 40

6. Aspek Pemasaran ... 47

B. Laporan Magang Kerja 1. Pelaksanaan Magang Kerja ... 48

2. Prosedur Magang Kerja ... 48

3. Kegiatan Magang Kerja ... 48

C. Pembahasan Masalah 1. Analisis C-chart ... 50


(11)

commit to user

3. Analisis Diagram Sebab Akibat ... 57

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1

Data Jumlah Tenaga Kerja PT. Soelystyowaty Kusuma Textile ... 35

Tabel 3.2

Data Kerusakan Benang Rayon PT. Soelystowaty Kusuma Textile ... 51

Tabel 3.3


(13)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Contoh Bagan C-chart ... 9 Gambar 1.2

Contoh Diagram Pareto ... 10 Gambar 1.3

Contoh Diagram Sebab Akibat ... 11 Gambar 1.4

Kerangka Pemikiran ... 12 Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile... 29 Gambar 3.2

Alur Proses Produksi Benang Rayon ... 40 Gambar 3.3

Grafik C-chart ... 53 Gambar 3.4

Diagram Pareto ... 56 Gambar 3.5


(14)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan

Lampiran 2. Surat Keterangan Diterima Magang

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Magang

Lampiran 4. Surat Penilaian Magang

Lampiran 5. Foto Tempat Magang


(15)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN Umi Rohmiatun

F3509081

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam kegiatan produksi. Dengan adanya pengendalian kualitas maka kualitas produk yang dihasilkan akan tetap terjaga. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE yang memproduksi benang rayon. Rumusan masalah yang diambil adalah 1) Berapakah batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart ? 2) Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon? 3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui batas pengendalian atas (UCL), dan batas pengendalian bawah (LCL) kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon dengan metode C-chart, 3) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk benang rayon.

Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Metode analisis bagan kendali C-chart, 2) Diagram pareto, 3) Diagram sebab-akibat. Sumber data yang digunakan adalah data langsung dari PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE berupa data produksi dan data kerusakan produk benang rayon tahun 2011.

Dari analisis bagan kendali C-chart dapat diketahui sebesar 120.16 UCL sebesar 153.05, LCL sebesar 87.28. Dari hasil analisis diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis kerusakan adalah 1) tebal tipisnya benang sebesar 582 atau 40.36%, 2) Benang berserabut 348 atau 24.13%, 3) Benang kotor 294 atau 20.39%, 4) Benang terkontaminasi 218 atau 15,12% terjadi karena faktor manusia, mesin, bahan baku, serta metode.

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran : 1) Perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan, 2) Perusahaan harus segera melakukan perbaikan kualitas benang rayon dengan mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada benang, 3) Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare part pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi. Kata kunci: Pengendalian kualitas, Metode C-chart, Diagram Pareto,


(16)

commit to user ABSTRACT

ANALYSIS OF RAYON YARN QUALITY CONTROL PRODUCT C-CHART METHOD AT. PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEXTILE SRAGEN

Umi Rohmiatun F3509081

Quality control is an activity that needs to be done by every company in the production activities. Given the quality control of the quality of the products will remain intact. The study was conducted at PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE producing rayon yarn. Formulation of the problem are taken are 1) What is the upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) damage rayon yarn products with C-chart method? 2) What was the average damage rayon yarn products? 3) What factors are the cause of damage to rayon yarn products? The purpose of this study were 1) To determine the upper control limit (UCL) and lower control limits (LCL) damage rayon yarn products with C-chart method, 2) To find the average damage rayon yarn products with C-chart method, 3) To determine the factors that cause damage to rayon yarn products.

Discussion of the methods used in this study were 1) Method of analysis C-chart control C-chart, 2) Pareto diagram, 3) a causal diagram. Source of data used is the data directly from the PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE in the form of data production and data destruction rayon yarn products in 2011.

From the analysis of C-chart control chart can be seen at 120.16 UCL at 153.05, LCL at 87.28. From the analysis of Pareto diagram can be seen that kind of damage are 1) the yarn thickness of 582 or 40.36%, 2) fibrous yarn 348 or 24.13%, 3) dirty yarn or 20:39% 294, 4) Yarn contaminated with 218 or 15.12% occur due to human factors, machinery, raw materials, and methods.

Based on the discussion of data analysis and the conclusion of the research has been done the author gives suggestions: 1) Companies need to maintain stable production process in the face of competition, 2) the Company shall immediately repair rayon yarn quality by addressing the causes of damage to the threads, 3) the Company should further improve the supervision of the machines used for the production process to perform maintenance and routine checks and replacement spare part on a broken machine so the machine can continue to operate.

Key words: quality control, C-chart method, Pareto Diagram, Cause and Effect diagram


(17)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan di sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu bidang industri yang berkembang di Indonesia adalah industri tekstil. Tekstil menjadi komoditi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu kebutuhan akan produk tekstil semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan manusia.

Di Indonesia industri tekstil memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat memperhatikan segala aspek produksi untuk meningkatkan kemampuan bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu perusahaan harus mengamati dalam setiap proses produksi agar lebih efektif dan efisien. Salah satunya diperlukan pengendalian kualitas yang baik dan dapat memenuhi standar produk yang telah ditentukan serta menghasilkan produk yang bekualitas tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas merupakan faktor utama yang menjadi dasar pemilihan sebuah produk disebagian konsumen. Kualitas menjadi hal yang sangat penting dalam suatu produksi, sehingga didunia bisnis kualitas merupakan faktor kunci yang membawa keberhasilan, pertumbuhan dan peningkatan dalam bersaing.

Pelaksanaan pengendalian kualitas sangat berkaitan erat dengan standar kualitas yang telah ditentukan perusahaan. Pengendalian kualitas berusaha


(18)

commit to user

2 untuk menekan jumlah produk yang rusak, menjaga agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas perusahaan dan menghindari lolosnya produk rusak ketangan konsumen secara intensif dan terus menerus, sehingga setiap penyimpangan akan segera di ketahui dan tindakan perbaikan akan lebih cepat sebelum menyebabkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik diperlukan adanya pengendalian kualitas. Dengan pengendalian kualitas yang itensif dapat meningkatkan kualitas suatu produk sehingga akan menciptakan kepuasan konsumen.

Pengendalian kualitas adalah upaya mengurangi kerugian-kerugian akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap (Handoko, 2000:435). Menurut Nasution (2003:20) pengendalian kualitas adalah suatu pendekatan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus terhadap produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah perusahan yang bergerak di bidang industri pemintalan benang yaitu memproduksi benang rayon. Benang rayon merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis, bukan kapas alami. Permintaan pasar terhadap produksi benang sangatlah tinggi, sehingga PT. Soelystyowaty Kusuma Textile selalu berusaha agar produksinya dapat meningkat dengan kualitas yang sebagaimana diharapkan perusahaan. Setiap perusahaan manufaktur pasti memiliki departemen

qua lity control, begitu juga PT. Soelystyowaty Kusuma Textile. Pengendalian kualitas dilakukan untuk mendapatkan hasil produk yang baik


(19)

commit to user

3 dan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan. Pemeriksaan kualitas yang dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan tersebut memiliki cacat atau tidak. Semua diperiksa sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Bagi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile hasil produksi dan kepuasan pelanggan menjadi faktor yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam merebut persaingan atau pangsa pasar.

Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile kapasitas produksi perhari adalah sekitar 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang akan dijadikan kain santung atau kain tissu. Dalam memproduksi benang rayon terdapat beberapa kerusakan, yaitu benang tebal tipis, benang berserabut, benang kotor dan benang terkontaminasi.

Berdasarkan latar belakang diatas dalam menyusun tugas akhir penulis mengambil judul ”ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG RAYON DENGAN METODE C-CHART PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapakah batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) dengan bagan kendali c-cha rt pada produk benang rayon?

2. Berapakah rata-rata kerusakan produk benang rayon?

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk benang rayon?


(20)

commit to user

4 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang inggin di capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) dengan bagan kendali c-cha rt pada produk benang rayon.

2. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk benang rayon. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan. D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Bagi perusahaan

Sebagai masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengendalian kualitas benang rayon pada khususnya dan sebagai salah satu bahan evaluasi bagi perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan produktivitas dan meminimalkan kerusakan, baik poduk yang dihasilkan maupun mesin-mesin poduksi yang digunakan perusahaan.

2. Bagi penulis

Dapat mengaplikasikan materi yang dipelajari diperusahaan mengenai pengendalian kualitas dengan keadaan perusahaan yang sesungguhnya, sehingga di harapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengendalian kualitas.


(21)

commit to user

5 3. Bagi pembaca

Menambah pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang sama tentang pengendalian kualitas.

E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang siapa, kapan, dimana, dan bagaimana dari suatu topik penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006:52).

Dalam penelitian ini peneliti menggumpulkan data yang terkait pengendalian kualitas benang rayon dengan metode C-chart untuk mengetahui jumlah kerusakan produk benang rayon dan penyebabnya di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.

2. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile yang beralamat di Jl Purwosuman, Sidoarjo, Kabupaten Sragen. Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri textile. Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile kapasitas produksi perhari adalah sekitar 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang akan dijadikan kain santung atau kain tissu.

3. Sumber Data

Data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi data sekunder. a. Data Sekunder


(22)

commit to user

6 Data sekunder yaitu data yang telah di kumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,2003:127). Data sekunder dalam penelitian ini berupa : 1) Data Kuantitatif

a) Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka nominal dari perusahaan yang diteliti. Adapun data yang diperoleh : i. Data jumlah produksi pada tahun 2011

ii. Data benang cacat pada tahun 2011

b) Data Kuantitatif adalah Data yang menjelaskan secara diskriptif atau beberapa penjelasan tentang gambaran perusahaan. Adapun data yang diperoleh yaitu :

i. Data tentang sejarah perusahaan

ii. Data tentang struktur organisasi perusahaan. 4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Yaitu metode pengumpulan data secara langsung dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis mengenai kegiatan yang berada di PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak PT. SOELYSTYOWATY


(23)

commit to user

7 KUSUMA TEXTILE, baik itu pimpinan perusahaan, kepala-kepala bagian dan para karyawan PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE untuk memperoleh data tentang bahan baku, karyawan, dan jam kerja.

c. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara mengambil atau membaca dari beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Antara lain adalah : data sejarah perusahaan PT. Soelystyowaty Kusuma Textile dan data jmlah produksi benang rayon.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang di pergunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

a . Metode c-cha rt

Peta pengendali c-cha rt ini digunakan untuk mengadakan pengamatan terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk benang rayon yang di produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sebagai sampelnya. Pengamatan ini berupa data atribut dimana jumlah cacat setiap unit

output (per unit benang rayon) dapat dihitung. Yang dirumuskan sebagai berikut :

1) Menentukan rata-rata kerusakan


(24)

commit to user

8 Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat = Total jumlah produk cacat

= Banyaknya waktu yang diobservasi 2) Menentukan standar deviasi

σc = Keterangan :

σc = Standar Deviasi

= Rata-rata jumlah produk cacat perunit 3) Menentukan batasan pengendalian

Batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL).

UCL = + 3σc

LCL = – 3σc

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat

σc = Standar deviasi UCL = Batas kendali atas LCL = Batas kendali bawah


(25)

commit to user

9 UCL

CL

LCL Gambar 1.1

Contoh Bagan C-chart

Batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL) merupakan batasan pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas pengendalian bawah (LCL) berarti merupakan prestasi yang baik bagi perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang sekecil mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas pengendalian atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut. Apabila terjadi penyimpangan yang lebih besar, maka perlu diadakan tindakan, misalnya dengan mengoreksi penyebab kesalahan, latihan bagi karyawan baru, memperbaiki atau mengganti mesin-mesin penyebab kesalahan dan pemilihan bahan baku yag lebih baik.


(26)

commit to user

10 6. Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah sebuah metode untuk mengelola kesalahan, masalah atau kecacatan untuk membantu memusatkan perhatian pada penyelesaian masalah (Render&Heizer, 2004:266). Adapun cara untuk mengetahui prosentase kerusakan produk dengan menggunakan rumus jumlah kerusakan pada jenis.

% kerusakan = x 100 %

0 20 40 60 80 100

A B C D

Ju m la h K e r u s a k a n Jenis Kerusakan Gambar 1.2 Diagram Pareto

1) Menentukan jumlah kerusakan untuk setiap jenis kerusakan. Misalnya terdapat kerusakan A jumlah kerusakan 100, kerusakan B jumlah kerusakan 80, kerusakan C jumlah kerusakan 60, kerusakan D jumlah kerusakan 40.

2) Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis kerusakan yang jumlahnya paling besar kejumlah yang paling kecil. Dimulai dari kiri ke kanan. Misalnya kerusakan paling banyak A, lalu B, Lalu C dan paling kecil D.


(27)

commit to user

11 7. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone)

uuMenurut Render dan Heizer (2004:265), Diagram sebab-akibat adalah teknik skematis yang digunakan untuk menentukan lokasi yang mungkin ada pada permasalahan kualitas. Diagram sebab-akibat memiliki empat kategori yang merupakan penyebab kerusakan yaitu material atau bahan baku, mesin, manusia dan metode.

Gambar 1.3

Contoh Diagram Sebab Akibat Man Material

Masalah Kualitas


(28)

commit to user

12 F. Alur Pemikiran

Gambar 1.4 Alur Pemikiran

produk

Pengendalian Kualitas dengan diagram c-cha rt

Produk baik Produk rusak

Analisis pengendalian kualitas

1. Diagram pareto

2. Diagran

sebab-akibat

Persentase kerusakan dan jenis kerusakan Paking

Hasil evaluasi


(29)

commit to user

13 Keterangan :

Dari alur pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai standar kualitas pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile harus memperhatikan secara konsisten jalannya proses produksi. Hal ini dilakukan agar proses produksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Soelystyowaty Kusuma Textile.

Dalam menentukan kualitas produk akhir yang selesai diproduksi apakah produk benang rayon telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan PT. Soelystyowaty Kusuma Textile atau belum, maka produk akhir benang rayon kemudian diseleksi di bagian QC (pengendalian kualitas dengan diagram c-cha rt). Pengendalian kualitas terhadap produk benang rayon dilakukan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas benang rayon yang dihasilkan dapat dipertahankan sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Hasil seleksi oleh bagian QC dibagi menjadi 2 kategori, yaitu produk baik dan produk rusak. Untuk produk yang sudah baik, perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan. Produk baik tersebut langsung di paking.

Untuk melakukan perbaikan pada produk benang rayon yang rusak, digunakan analisis pengendalian kualitas berupa diagram c-cha rt, diagram Pareto, dan diagram sebab-akibat. Diagram sebab-akibat ini yang kemudian digunakan untuk mengetahui penyebab kerusakan produk akhir benang rayon.

Hasil evaluasi dengan diagram c-cha rt, diagram Pareto, dan diagram sebab-akibat akan dijadikan rekomendasi oleh pihak PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sebagai acuan untuk terus memperbaiki kualitas produk yang telah dihasilkan.


(30)

commit to user

14 Dari hasil evaluasi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk benang rayon yang dihasilkan oleh PT. Soelystyowaty Kusuma Textile masih berada dalam batas kendali (in control) atau di luar batas kendali (out of control). Dan hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai laporan dan tindakan perbaikan dalam proses produksi untuk selanjutnya.


(31)

commit to user

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kualitas dan Pengendalian Kualitas

1. Pengertian kualitas

Kualitas sangat berperan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan saat ini harus mengenal dan mengerti seluk beluk pelanggan dengan memperhatikan kualitas suatu produk yang dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kualitas menurut para ahli ekonomi :

a. Kualitas adalah karakteristik produk jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render dan Heizer, 2005 : 263).

b. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak maupun tersembunyi (Render dan Heizer, 2001:92).

2. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengertian pengendalian kualitas menurut Yamit (2004:33) adalah adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar kualitas bahan, standar, proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi sampai standar pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kualitas yang direncanakan.


(32)

commit to user

16 B. Tujuan Pengendalian Kualitas

Dalam setiap kegiatan produksi mempunyai tujuan tertentu termasuk dalam kegiatan pengendalian kualitas. Menurut Handoko (2000:454) tujuan pengendalian kualitas adalah :

1) Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu 2) Mengilhami kerja tim yang lebih baik

3) Mendorong keterlibatan dalam tugas 4) Meningkatkan motivasi pada karyawan

5) Menciptakan kemampuan memecahkan masalah

6) Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer dengan karyawan

7) Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi

8) Memajukan karyawan serta mengembangkan produk dengan baik

C. Dimensi Kualitas

Menurut (Garvin dalam Yamit, 2004:10) berdasarkan prespektif kualitas, David mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Performa nce (kinerja)

Yaitu kesesuain produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik pokok dari produk inti.


(33)

commit to user

17 2. Fea tures (Keistimewaan)

Yaitu curi khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan .

3. Rea lia bility (Kehandalan)

Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalan atau kemungkinan kerusakan agak rendah.

4. Conforma nce (Kesesuain)

Yaitu kerusakan produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau sejauh mana karekteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yan telah di tetapkan sebelumnya.

5. Dura bility (Daya tahan)

Ketahanan produk atau seberapa lama produk dapat terus digunakan.

6. Servicea bility

Yaitu kemudahan produk itu bila diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut .Hal-hal tersebut dapat meliputi kenyamanan, kemudahan dalam pemiliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.


(34)

commit to user

18 7. Aesthetis (Estetika)

Yaitu keindahan yang menyangkut corak,rasa dan daya tarik produk tersebut.

8. Perceived Qua lity

Yaitu Fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk tersebut.Sehingga konsumen tidak selalu mendapatkan informansi yang lengkap tentang suatu produk atau jasa.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Menurut Yamit (2003:92) ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas, yaitu :

a. Faktor-faktor secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunanan.

2) Peralatan dan perlengkapan.

3) Bahan baku atau material.

4) Pekerja ataupun staf organisasi.

b. Faktor-faktor secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pasar atau tingkat persaingan

Persaingan sering merupakan faktor penentu dalam menetapkan tingkat kualitas output suatu perusahaan, makin tinggi tingkat


(35)

commit to user

19 persaingan akan memberikan pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

2) Tujuan organisasi

Apakah perusahaan bertujuan untuk menghasilkan volume output

tinggi, barang yang berharga rendah atau barang yang berharga mahal.

3) Testing produk

Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan dapat berakibat kegagalan dalam mengungkapkan kekurangan yang terdapat pada produk.

4) Desain produk

Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas produk itu sendiri.

5) Proses produksi

Prosedur untuk memproduksi produk dapat juga menentukan kualitas produk yang dihasilkan.

6) Kualitas input

Jika bahan yang diguinakan tidak memenuhi standar. Tenaga kerja tidak terlatih atau perlengkapan yang digunakan tidak tepat akan berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan.


(36)

commit to user

20 Apabila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang tidak tersedia maka kualitas produk akan kurang dari semestinya.

8) Standar kualitas

Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak. Todak ada testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas tinggi sulit dicapai.

9) Umpan balik konsumen

Jika konsumen kurang sensitive terhadap keluhan-keluhan konsumen kualitas akan meningkat secara signifikan.

E. Prosedur Pengawasan Kualitas

1. Inspeksi

Tujuan utama inspeksi adalah pencegahan, bukan perbaikan jadi

inspeksi bertujuan untuk mencegah atau menghentikan pembuatan hasil akhir yang rusak atau menghentikan jasa yang tidak berguna, ada beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilakukan (Handoko 2000 : 430).

Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang-barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada barang-barang-barang-barang jelek.

a. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang yang telah rusak.


(37)

commit to user

21 b. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin

menghentikan dan akan menghentikan dan akan memacetkan mesin-mesin.

c. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup kerusakan-kerusakan seperti pengecatan.

d. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan seperti pengelasan komponen, pencampuran warna.

e. Pada mesin-mesin a utomatic inspeksi dilakukan pada unit pertama dan unit terakhir tetapi hanya kadang-kadang untuk unit-unit diantaranya : f. Inspeksi komponen-komponen akhir.

g. Inspeksi sebelum penggudangan h. Inspeksi pengujian dan produk jadi.

F. Alat-alat Pendukung dalam Pengendalian Kualitas

Menurut Render, Heizer (2004:263-268) kualitas tidak selalu merupakan sebuah kecelakan melainkan hasil usaha yang pandai yang dilakukan perusahaan. Didalam usaha pengendalian kualitas terdapat tujuh alat yang diperkenalkannya, yaitu :

a) Lembar pengecekan (check sheet)

Lembar pengecekan adalah suatu formulir yang didesain untuk mencatat data dan berfungsi dalam membantu analisis untuk menentukan fakta atau pola yang mungkin bisa membantu analisis selanjutnya.


(38)

commit to user

22 b) Diagram sebar atau pencar (sca tter dia gra m)

Diagram sebar atau pencar adalah sebuah grafik nilai sebuah variabel yang dihadapkan dengan variabel lain. Diagram ini menunjukkan hubungan antar dua perhitungan.

c) Diagram sebab-akibat (fish bone cha rt)

Diagram sebab-akibat adalah suatu alat untuk mengenal elemen proses atau penyebab yang mungkin memberikan pengaruh pada hasil. Diagram ini menggambarkan sebuah diagram yang bentuknya menyerupai tulang ikan, untuk mengetahui masalah pengendalian kualitas terhadap pelanggan perusahaan yang tidak puas.

d) Diagram pareto (pa reto cha rt)

Diagram pareto adalah metode untuk mengelola kesalahan, masalah atau produk cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah. Setelah diagram pareto dibuat untuk langkah selanjutnya ialah mencari penyebab kerusakan serta mencari cara untuk mengurangi kerusakan produk tersebut.

e) Histogram

Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan frekuensi dari setiap nilai yang terjadi dan peristiwa yang paling sering terjadi serta variasi dalam pengukuran.

f) Bagan kendali atau control cha rt

Bagan kendali adalah suatu metode untuk mengetahui apakah terdapat produk cacat yang out of control atau masih dalam batas pengendalian.


(39)

commit to user

23 g) Diagram alir

Diagram alir adalah diagram yang secara garis besar menyajikan sebuah proses dengan menggunakan kotak dan garis yang berhubungan. Diagram ini merupakan alat yang sangat baik untuk memahami sebuah proses atau menjelaskan sebuah proses.

G. Metode-metode Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Menurut Render, Heizer (2001:124) memberikan beberapa metode pengendalian kualitas, yaitu:

1. Control cha rt untuk data variabel

Data variabel control cha rt merupakan data variabel tersambung yang dapat diukur, misalnya berat, panjang, volume, tinggi. Data variabel

control cha rt yang umum digunakan ialah

a. Mea n chart (X-chart) menggunakan rata-rata proses dari sampel. Mea n

dari tiap sampel dihitung dan digambar pada grafik, titik-titik atau point tersebut yang merupakan mean sampel.

UCL = + .R LCL

= -

.R

Keterangan :

UCL = Batas kendali atas

LCL = Batas kendali bawah


(40)

commit to user

24 = Nilai yang ditemukan

= Rata-rata dari rata-rata sampel sampel

b. Ra nge cha rt (R-chart)

Range adalah perbedaan nilai terkecil dan terbesar dalam sampel. R-cha rt lebih mencerminkan variabilitas proses dari pada kecondongan terhadap niai mea n.

=

= Ra nge tiap sampel

= Jumlah sampel

ΣR = Ra nge rata-rata dan garis tengah sampel UCL = .

LCL= .

Keterangan :

= Nilai yang ditemukan = Nilai yang ditemukan = Batas kendali atas LCL = Batas kendali bawah 2. Control cha rt untuk data atribut


(41)

commit to user

25 Bagan control ini digunakan dari pengukuran karakteristik produk yang dievaluasi dengan suatu pilihan diskret, misalnya baik atau buruk, ya atau tidak dan sebagainya. Mea n control cha rt untuk data atribut adalah

a . P-cha rt

Bagan ini menunjukkan pecahan dari kerusakan atau kecacatan produk dalam sampel dengan berbagai statistik sampel, misalnya per hari, per mesin.

=

eterangan :

Σp = Jumlah produk rusak

n = Jumlah Sampel

= Rata-rata sampel dari proporsi kerusakan

UCL = + z.σp

LCL = - z.σp

:

z = Jumlah standar deviasi rata-rata proses

σp = Standar deviasi dari proporsi sampel

UCL = Batas kendali atas


(42)

commit to user

26

b. C-cha rt

Bagan ini memperlihatkan banyaknya jumlah kerusakan atau kecacatan perunit output.

=

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat = Total jumlah produk cacat

= Banyaknya waktu yang diobservasi

σc = Keterangan :

σc= Standar Deviasi

= Rata-rata jumlah produk cacat perunit

UCL = + 3σc

LCL = – 3σc

Keterangan :

= Rata-rata jumlah produk cacat

σc = Standar deviasi UCL = Batas kendali atas LCL = Batas kendali bawah


(43)

commit to user

27 BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

1. Sejarah Berdirinya PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile merupakan sebuah perusahaan tekstil yang didirikan di daerah kota sragen propinsi Jawa Tengah. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 26 Januari 1998 dan mulai beroperasi dan produksi pada tahun1999. Usaha pertekstilan tersebut mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan produksi spinning

atau pemintalan yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang.

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile merupakan pengembangan dari PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang produksi wea ving atau perajutan. Karena PT. Sukowati menginginkan benang yang diproses di PT. Sukowati dapat dihasilkan sendiri maka didirikanlah PT.Soelystyowaty Kusuma Textile. Keberadaan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile adalah untuk menopang kebutuhan benang yang dibutuhkan di PT. Sukowati. PT.Soelystyowaty Kusuma Textile berdiri dengan harapan dapat menopang kebutuhan benang untuk PT. Sukowati dan diharapkan hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile juga dapat dijual ke pabrik lain, tetapi pada awalnya hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile hanya untuk memenuhi kebutuhan PT. Sukowati.


(44)

commit to user

28 Selama mengembangkan usahanya PT.Soelystyowaty Kusuma Textile sudah memperkerjakan karyawan sekitar 319 orang pekerja, yang terdiri dari 85 % operator dan 15 % staff. Tenaga kerja sebagai besar dari daerah sragen dan sekitarnya. Disamping itu para karyawan telah membentuk suatu persatuan dan telah menjadi anggota Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Perusahaan juga telah melaksanakan antara lain:

a. Memenuhi upah umum yang berlaku di Jawa Tengah.

b. Mengukit sertakan para pekerja dalam program ASTEK.

c. Fasilitas antar jemput.

d. Fasilitas pengobatan.

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile didirikan atas modal pribadi yang permodalannya digunakan untuk :

a. Fasilitas fisik

b. Mesin

c. Bahan baku

d. Konsultasi manajemen

Produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile tidak membuat benang menjadi kain, tetapi menjadikan kapas menjadi benang. Mesin-mesin yang digunakan dalam mengolah produksinya ada beberapa jenis mesin yaitu mesin Blowing, Ca rding, Dra wing, Roving, Ring Fra me dan Winding.


(45)

commit to user

29 Adapun kapasitas produksi perhari adalah 38B (38 Ball) atau sekitar 6.894 kg yang tiap Ib: 181,44 kg. Jenis benang yang dihasilkan adalah benang rayon yang akan dijadikan kain santung atau kain tissu.

2. Tujuan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

Tujuan pendirian perusahaan ini antara lain adalah menyesuaikan dan menunjang arah di bidang industri pertekstilan. Melalui kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah maka ada beberapa tujuan sebagai berikut :

a. Bahwa tujuan dibidang pertekstilan dapat memberikan yang lebih baik dalam bidang usaha.

b. Bahwa adanya usaha dibidang tekstil dapat mengurangi tingkat penganguran disuatu daerah.

c. Memberikan peningkatan pendapatan disuatu daerah baik itu pemerintah, masyartakat dimana perusahaan itu berada.

d. Menjadikan industri tekstil percontohan yang baik kepada pemerintah daerah terhadap industri tekstil lainnya.

3. Struktur Organisasi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile

Setiap perusahaan memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya untuk memperoleh keuntungan. Karena itu perusahaan harus memiliki sistem yang terorganisir dengan baik karena setiap kegiatan yang dilakukan perlu perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan


(46)

commit to user

30 pengorganisasian agar fungsi-fungsi dari tiap-tiap personel didalam perusahaan tersebut tidak mengalami kemunduran atau bahkan kemacetan total. Untuk membuat organisasi yang baik maka penetapan strutur organisasi yang jelas dengan kebutuhan sangatlah diperlukan sehingga dapat diketahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam organisasi tersebut.

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Sragen ini dipimpin oleh seorang Direktur yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan atas nama perusahaan. Dalam menjalakan tugas sehari-hari direktur dibantu oleh seorang manajer dan beberapa kabag yang ada di perusahaan. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. Soelystyowaty Kusuma Textile :


(47)

commit to user

31 Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Direktur

Kabag Personalia Accounting

Manager

Kabag QC Kabag

Produksi

Kabag Maintenance

Kabag Electrik

Kabag Gudang

Kabag Workshop


(48)

commit to user

32 Tugas dan fungsi masing-masing kedudukan dalam organisasi adalah :

a. Direktur

1) Meninjau kegiatan yang dilaksanakan oleh Manajer.

2) Membuat rencana kerja dan para Manajer.

3) Mengevaluasi berbagai laporan dan pertanggungjawaban pada Manajer

4) Bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan.

b. Manajer

1) Mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan operasi dan melaksanakan rencana-rencana umum Direksi

2) Mengevaluasi hasil kerja bawahan, menentukan tujuan-tujuan baru

3) Membicarakan tugas dan hasil apa yang dibutuhkan

4) Memberikan dan meminta tanggung jawab kepada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditugaskan.

c. Kabag Personalia dan Umum

1) Menyusun dan menetapkan uraian tugas spesifikasi jabatan baik untuk posisi-posisi yang telah ada maupun yang akan timbul kemudian sejalan dengan pengembangan perusahaan baik sendiri maupun bersama Direksi dan Manajer


(49)

commit to user

33 2) Menyusun struktur dan standart gaji dan upah karyawan bersama

Direksi dan Manajer

3) Menyusun dan mengembangkan sistem rangking, dan prading dalam struktur kepegawaian perusahaan

4) Menyusun dan mengembangkan prosedur serta aturan rekruitmen tenaga kerja

5) Melaporkan kondisi karyawan kepada Depnaker, Apindo, SPSI dan instansi yang terkait.

d. Kabag Produksi

1) Bertanggung jawab masalah kestabilan jumlah produksi dari target yang sudah ditentukan

2) Memberikan program kerja yang sifatnya rutin pada Tester Qua lity Control Shift A,B,C, supaya bisa sejalan

3) Membuat ba la ncing produksi jika ada pergantian proses produksi

4) Meningkatkan sumber daya manusia dan kedisiplinan kerja yang menunjang kestabilan dan peningkatan kualitas.

5) Cek laporan KASHIFT dari program yang sudah ditentukan.

e. Kabag Ma intena nce


(50)

commit to user

34 f. Kabag Electric

Menangani masalah keperluan perusahaan atau sarana perusahaan kabag electric dibantu oleh Ka.Ur/ Ka.Sie electric yang bertugas menangani masalah listrik, diesel, boiler, instalasi air, dan mekanik.

g. Kabag Workshop

Mengelola dan memperbaiki bagian bengkel atau mesin-mesin pabrik (workshop).

h. Kabag Gudang

Menangani masalah logistik pembelian bahan baku, suku cadang atau gudang.

i. Kabag Qua lity Control

Menangani masalah bagian laborat, yang mana bagian ini menangani bagian obat-obat/ zat kimia apa yang akan dipakai untuk proses produksi.

j. Accounting

Bagian a ccounting tidak mempunyai bawahan, a ccounting berdiri sendiri dan bertanggung jawab kepada Direksi dan Manager. Tugas-tugasnya :

1) Gaji karyawan


(51)

commit to user

35 3) Pajak

4. Aspek Personalia

a. Karyawan

PT.Soelystyowaty Kusuma Textile memiliki karyawan sebanyak 319 orang. Adapun perincian jumlah karyawan beserta tugasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Jumlah Tenaga Kerja

PT.SULYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE Tahun 2012

No Jabatan

Jumlah Tenaga Kerja

1 Direktur 1

2 Manager 1

3 Kabag Personalia 1

4 Kabag electric 1

5 Kabag Produksi 1

6 Kabag QC 1

7 Kabag Gudang 1

8 Kabag Mtc 1

9 Acounting 4

10 Bagian Administrasi 6

11 Kaurs Mtc 3

12 Anggota Mtc 26

13 Bagian Workshop 3

14 Anggota Electrik 4

15 Bagian Absensi 2

16 Satpam 11

17 Bagaian QC 14

18 Bagian Produksi 232

19 Pembantu Umum 6

Jumlah 319


(52)

commit to user

36 b. Jam Kerja

Yang dimaksud jam kerja adalah waktu jam kerja dalam masa karyawan/ pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah diadakan.

1) Waktu kerja biasa

a) Waktu kerja biasa adalah waktu kerja yang dilakukan selama 7 hari sehari dan 40 jam seminggu, untuk waktu kerja 6 hari kerja.

b) Jam kerja akan diatur berdasarkan kebutuhan perusahaan dengan tidak menyimpang ketentuan.

2) Jadwal jam kerja

a) Da y shift (non shift)

- Hari Senin s/d Kamis : jam 08.00 s/d 16.00 dengan jam istirahat selama 60 menit/ 1 jam. Waktunya jam 12.00 s/d 13.00.

- Hari jumat : jam 08.00 s/d 16.00 dengan jam istirahat termasuk sembahyang jumat selama 90 menit. Waktunya jam 11.30 s/d 13.00.


(53)

commit to user

37 - Hari sabtu : jam 08.00 s/d jam 13.00

tanpa istirahat, sembahyang dhuhur dilaksanakan setelah kerja selesai.

b) Shift (bergilir)

- Shift pagi : jam 06.00 s/d jam 14.00 - Shift siang : jam 14.00 s/d jam 22.00 - Shift malam : jam 22.00 s/d jam 06.00

Masing-masing shift dengan waktu istirahat selama 30 menit atau ½ jam. pada waktu istihat mesin tetap jalan, maka waktu istirahat di atur secara bergilir.

3) Waktu kerja lembur

a) Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang dilaksanakan/ dilakukan diluar waktu kerja biasa atau dilakukan pada hari libur resmi hari libur mingguan.

b) Karyawan/ pekerja diwajibkan kerja lembur sesuai dengan rencana kerja perusahaan.

c) Karyawan pekerja yang dalam 1 periode tutup buku pernah/ ijin tidak masuk kerja selama 1 hari libur/ libur mingguan.


(54)

commit to user

38 d) Kerja lembur bagi karyawan pekerja harus disertai dengan

surat perintah lembur dari atasan, bila tidak ada maka upah lemburnya tidak dibayarkan.

c. Fasilitas perusahaan

1) Cuti

a) Karyawan yang sudah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus tanpa terputus mendapatkan cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan upah penuh pelaksanaannya diatur oleh dengan seijin perusahaan.

b) Pekerja wanita berhak atas ijin sakit haid 2 (dua) hari bagi yang memberikan perusahaan dan disertai dengan surat keterangan dokter/ bidan yang memeriksanya.

c) Pekerja wanita berhak atas ijin hamil 1,5 bulan sebelum melahirkan dan setelah melahirkan/ gugur kandungan.

d) Bila mana sebelum masa cuti hamil/ sesudah (90 hari) sudah mampu bekerja kembali berdasarkan surat keterangan sehat dan mampu bekerja dari dokter, maka perusahaan akan kerjakan serta memberikan upah sebagai mestinya.


(55)

commit to user

39 2) Tunjuangan sosial

a) Perusahaan akan memberikan tunjangan Hari Raya/ THR yang besarnya disesuaikan kemampuan perusahaan, serta dibayarkan menjelang Hari Raya keagamaan secara bersamaan dengan memperhatikan masa kerja karyawan/ pekerja.

b) Karyawan atau pekerja dengan pangkat dibawah kepala bagian yang tidak pernah absen dan tidak pernah datang terlambat serta minta ijin meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan pribadi tidak lebih dari 1 jam (setelah dijumlah total) berhak mendapatkan premi hadir yang besarnya ditentukan perusahaan.

c) Premi hadir akan hangus/ tidak dibayar bila melanggar peraturan perusahaan.

3) Tunjangan kecelakaan kerja

Dalam pekerjaan tertimpa kecelakaan kerja, maka segala akibat yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4) Pemberian fasilitas kesehatan

Penyediaan fasilitas ini erat hubungannya dengan program kesehatan karyawan dank arena adanya peraturan pemerintah yang mengatur masalah keamanan dan kesehatan karyawan di dalam menjalankan pekerjaannya. Fasilitas kesehatan ini dapat berupa


(56)

commit to user

40 poliklinik yang lengkap dengan dokter dan perawat atau sekedar memberikan tunjangan kesehatan yang dapat digunakan untuk berobat ke dokter dan ditunjuk perusahaan dengan memperoleh ganti rugi dari perusahaan.

5) Fasilitas antar jemput

Perusahaan menyediakan kendaraan (bus) untuk fasilitas antar jemput bagi karyawan.

5. Aspek produksi

Sistem produksi yang dilakukan perusahaan yaitu : spinning/ pemintalan yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang. Perusahaan mengelompokkan proses produksi yaitu :

Gambar 3.2

Proses Produksi Benang Rayon Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

a. Secara garis besar proses produksi pada PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE adalah sebagai berikut :

b.

Blowing

Bahan baku Mixing Carding

Drawing

Roving Ring Spinning

Winding Packing


(57)

commit to user

41 1) Bahan baku

PT. Soelystyowaty Kusuma Textile salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang pemintalan benang sehingga bahan baku utama adalah kapas semi sintetis (rayon). Bahan baku tersebut didapat dari pemasok dalam negeri. Pemasok-pemasok tersebut adalah perusahaan yang terjalin kerjasama dengan PT. Soelystyowaty Kususma Textile. Perusahaan dalam pengadaan bahan baku melakukan control kualitas sangat ketat. Hal itu dilakukan untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian qua lity control.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku adalah :

a. Strength atau kekuatan tarik serat

Hal ini sangat berpengaruh pada hasil produksi.

b. Kontaminasi

Apabila ada bahan baku yang yang terkontaminasi benda lain yang akhirnya akan menimbulkan masalah pada mutu produk yang dihasilkan.

c. Bahan baku busuk

Berpengaruh pada kualitas hasil produk akhir maupun sliver

(rapuh, belang).


(58)

commit to user

42 Hal ini sangat berpengaruh pada kelancaran produk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada mutu yang dihasilkan.

e. Banyak kotoran

Hal ini berpengaruh pada mutu produk kotor, rapuh dan belang.

2) Mixing ( persiapan bahan baku)

Mixing merupakan tahapan awal mempersiapkan bahan baku untuk produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

a. Kerataan mixing

Berpengaruh pada warna saat pencabikan awal, akibatnya belang pada produksi

b. Warna

Berpengaruh apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam penentuan komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada hasil produksi.

c. Presentase reused tinggi

Hal ini akan mengakibatkan benang mudah putus dan lingkungan kotor karena serat pendek banyak lepas, akibatnya produk akan tebal tipis.


(59)

commit to user

43 3) Blowing

Berfungsi untuk mencabik bahan baku agar lebih terurai dan memisahkan kotoran dari kapas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

a. Multi mixer tidak penuh yaitu suplai kemesin ca rding tidak penuh akibatnya sliver tebal tipis.

b. Prosentase waste tinggi atau rendah apabila wa ste rendah atau sedikit akan berpengaruh pada bahan baku yang banyak terbuang. Apabila terlalu banyak akan membuat tarik benang berkurang, dan timbul bulu pada benang.

4) Ca rding

Ca rding berfungsi untuk mensejajarkan serat dan pembentukan

sliver. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

a) Chute tidak rata

Hal ini mengakibatkan sliver menjadi tidak rata, akibatnya hasil produk pun menjadi tebal tipis.

b) Kebersihan mesin (kotor)

apabila mesin dalam kondisi kotor akan membuat sliver kotor.


(60)

commit to user

44 Akan berpengaruh pada alur sliver bias rusak yang akibatnyasliver tebal tipis.

5) Dra wing

Fungsinya sebagai perangkapan sliver untuk mendapatkan kerataan

sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang diharapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :

a. Sliver bersinggungan

Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi tebal tipis (benang tipis).

b. Kebersihan mesin kurang terjaga

Apabila mesin kotor maka akan dapat mengotori sliver. Sehingga benang yang dihasilkan pun terdapat bercak kotor.

c. Sliver pecah

Apabila sliver pecah-pecah saat proses drawing menyebabkan kandungan fibre pada sliver berkurang akibatnya benang menjadi tipis.

d. Sliver terlalu banyak rangkapannya

Hal ini akan mengakibatkan kelebihan kandungan fibre, sehingga benang menjadi tebal.


(61)

commit to user

45 6) Roving

Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi benang kasar atau besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas :

a. Sliver bersinggungan

Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan mengakibatkan berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan roving menjadi tebal tipis (benang tipis)

b. Sliver pecah

Kandungan fibre berkurang, akibatnya benang akan tipis.

c. Mesin kotor atau kebersihan kurang terjaga

Akan mengakibatkan benang kotor.

7) Ring Spinning

Fungsinya untuk mengubah benang dari proses roving menjadi benang dalam bentuk cop. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

a. Roving silang

Akan mengakibatkan gesekan antar roving yang akibatnya roving

terkikis, mengakibatkan benang menjadi tipis.


(62)

commit to user

46 mengakibatkan benang menjadi besar.

c. Tanpa dista nce clip

Mengakibatkan benang menjadi besar dan kasar.

d. Spindle kendor

Mengakibatkan tarikan kurang dan benang menjadi rapuh.

8) Winding

Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi bentuk cones. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas:

a. Tekanan kompresor kurang

Mengakibatkan saat splicer bekerja kurang ma xima l, menjadikan sambungan benang kurang kuat atau lemah.

b. Angin blower kurang kuat

Bisa mengakibatkan enta nglement pada benang, karena wa ste tidak tertarik masuk ke blower, akibatnya ikut dalam gulungan benang.

c. Sma ll Cop

Akan terjadinya banyak sambungan dalam gulungan cones,

mengakibatkan pada kain tidak rata.


(63)

commit to user

47 Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang

Cones.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan: a. Pembungkus kantong plastik

Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang kotor maupun basah.

b. Penimbangan benang

Hal ini berfungsi untuk berat sesuai yang ditentukan (batas minimal-batas maksimal) per karung atau per ball benang (isi Cone, Berat).

c. Penataan karung

Kesalahan dalam penataan karung dapat mengakibatkan kerusakan pada pa per cone maupun benang.

6. Aspek Pemasaran

Awalnya hasil produksi PT.Soelystyowaty Kusuma Textile hanya untuk memenuhi kebutuhan PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang produk wea ving atau perajutan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile pengembangan dari PT.Sukowati. Namun sekarang dengan perkembangan perusahaan PT.Soelystyowaty Kusuma Textile mulai menjual hasil produksinya ke pabrik lain.


(64)

commit to user

48 B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

Tempat pelaksanaan kerja adalah di PT.Soelystyowaty Kusuma Textile yang beralamatkan di Purwosuman, Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Pelaksanaan magang dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2012 sampai 15 Februari 2012.

2. Prosedur Magang Kerja

Selama dalam pelaksanaan magang kerja perusahaan memberikan peraturan-peraturan yang harus ditaati mahasiswa sebagai berikut :

a. Datang dan pulang tepat pada waktunya.

b. Apabila meninggalkan lokasi perusahaan harus ijin bagian personaliadan satpam.

c. Berpakaian atas putih bawah hitam dan menggunakan sepatu.

d. Tidak boleh merokok di dalam perusahaan.

e. Mahasiswa harus taat pada ketentuan dan peraturan perusahaan.

3. Kegiatan Magang Kerja

Pelaksanaan dan kegiatan selama magang di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah sebagai berikut :

a. Pada hari 1 masuk magang digunakan untuk pengenalan dan orientasi di dalam perusahaan.


(65)

commit to user

49 b. Minggu I

Penempatan mahasiswa, adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah :

1) Observasi bagian produksi

Melakukan pengamatan pada proses produksi benang yaitu proses

mixing atau pencampuran bahan baku kapas.

2) Wawancara dengan kepala bagian produksi mengenai proses produksi benang rayon.

c. Minggu II

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1) Observasi pada bagian produksi yaitu melakukan pengamatan pada proses Ca rding dan Dra wing.

2) Membantu pengecekan kualitas benang pada bagian laborat yaitu pengecekan panjang serat kapas dan kekuatan kapas.

3) Mencatat hasil produksi perhari.

4) Mengetahui cara kerja mesin Ca rding dan Dra wing.

d. Minggu III

1) Observasi pada bagian kantor yaitu dengan data-data produksi perusahaan.


(66)

commit to user

50 2) Mempelajari data produksi perusahaan dengan bimbingan kepala

regu Ca rding dan Dra wing.

3) Wawancara dengan kepala bagian personalia mengenai latar belakang perusahaan.

e. Minggu IV

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1) Mempelajari dokumen-dokumen perusahaan dan mengambil data yang berkaitan dengan penelitian.

2) Melengkapi data yang digunakan sebagai bahan penelitian.

3) Ucapan terima kasih.

Mengucapkan terima kasihkepada seluruh instansi perusahaan yang membantu kami dalam magang kerja dan atas bantuannya dalam membimbing kami saat magang.

C. Pembahasan Masalah

1. Analisis C-chart

Peta pengendali C-chart ini digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada unit produk sebagai sampelnya dan untuk mengetahui kerusakan produk masih dalam batas pengendalian atau tidak. Contoh kerusakan produk benang rayon adalah tebal tipisnya benang tidak sama, benang berserabut, benang terkontaminasi, dan benang kotor. Untuk


(67)

commit to user

51 menghitung dengan analisis C-chart ini dilakukan dengan mengambil sampel kerusakan produk benang rayon selama tahun 2011.

Tabel 3.2

Jumlah Produksi dan jumlah kerusakan per bulan

Produk Benang Rayon Di PT.SULYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE

Bulan

Jumlah Produksi (Ball)

Jumlah Produk Yang Rusak (kg)

Januari 900 124

Februari 1140 150

Maret 1050 120

April 1080 133

Mei 960 100

Juni 1020 99

Juli 1110 112

Agustus 930 123

September 990 122

Oktober 100 129

November 1140 130

Desember 960 100

Jumlah 11380 1442

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

Dari data diatas kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode C-chart, dengan langkah perhitungannya sebagai berikut :

a) Menentukan rata-rata kerusakan dengan menggunakan rumus (3 sigma) :

=

=


(68)

commit to user

52 b) Mencari standar deviasi :

σ

c =

=

10,96

c) Menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah dengan menggunakan rumus :

1. Batas pengendalian atas (UCL) UCL =

+ 3

σ

c

= 120,16 + 3 (10,96) = 153,05

2. Batas pengendalian bawah (LCL) LCL =

3σc

= 120,16

3 (10,96) = 87,28

Batas pengendalian atas (UCL) merupakan batas toleransi maksimum dan batas pengendalian bawah (LCL) merupakan batas toleransi minimum untuk kerusakan produk yang digunakan untuk membatasi kondisi yang ideal untuk kerusakan produk periode 2011. Batas pengendalian atas pada perusahaan sebesar 153,05 dan batas pengendalian bawah 87,28. Pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile diharapkan kerusakan benang rayon tidak melebihi UCL sebesar 153,05 dan kurang dari LCL sebesar 87,28.


(69)

commit to user

53 Apabila melebihi UCL dan di bawah LCL maka akan tercipta kondisi out of control.

Setelah melakukan perhitungan berdasarkan data di atas dapat diketahui batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile menunjukkan bahwa pada bulan januari sampai dengan desember 2011 kerusakan produk masih dianggap wajar. Hal ini menggambarkan bahwa PT. Soelystyowaty Kusuma Textile telah memenuhi standar kualitas produk dan harus dipertahankan untuk menjaga kualitas produk benang rayon.

Setelah melakukan perhitungan kemudian dapat disusun dengan grafik pengendalian C-chart untuk menampilkan kerusakan produk yang masih berada didalam garis batas pengawasan. Bila digambar akan tampak seperti di bawah ini.

Gambar 3.3

Grafik C-chart Jumlah Kerusakan Produk Benang Rayon Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa batas pengendalian atas (UCL) sebesar 153,05 dan batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 87,28 dengan rata-rata kerusakan sebesar 120,16 dan standar


(70)

commit to user

54 deviasi sebesar 10,96. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa kerusakan masih dalam batas pengendalian dan tidak ada yang out of control. Apabila terjadi kerusakan dan turun lebih rendah dari batas pengendalian bawah (LCL) berarti merupakan prestasi yang baik bagi perusahaan untuk sebisa mungkin mendapat kerusakan yang sekecil mungkin. Apabila kerusakan produk berada diluar batas pengendalian atas (UCL) berarti terjadi penyimpangan kualitas produk yang dihasalikan. Didalam hal ini perusahaan harus segera mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut..

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian kualitas PT. Soelystyowaty Kusuma Textile sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut terjadi dikarenakan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Analisis Diagram Pareto

Analisis diagram pareto untuk menjawab permasalahan mengenai jenis-jenis kecacatan yang sering kali terjadi dan persentase pada masing-masing kecacatan dilakukan analisis dengan menggunakan diagram pareto. Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian, diagram ini digunakan untuk


(71)

commit to user

55 menentukan urutan pentingnya masalah-masalah dan penyebab-penyebab dari masalah yang ada, langkah dalam pembuatan diagram pareto itu sendiri adalah sebagai berikut :

a. Menentukan prosentase kerusakan benang rayon untuk setiap jenis kerusakan benang rayon, missal : produk A, B, C masing-masing jumlahnya A%, B%, C%.

b. Membuat diagram pareto dengan menggunakan jenis kerusakan berdasarkan dari jumlah yang paling besar menuju kecil dengan urutan dari kiri ke kanan.jenis kerusakan yang terjadi bias bermacam-macam. Data yang diolah untuk mengetahui prosentase kecacatan dihitung dengan rumus.

% kerusakan = *100 %

Tabel 3.3

Data Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon Di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile

Tahun 2011

Jenis Kerusakan

JumlahKerusakan

(kg) Prosentase Kerusakan

Tebal tipisnya benang 582 40.36%

Benang berserabut 348 24.13%

Benang terkontaminasi 218 15.12%

benang kotor 294 20.39%

Jumlah 1442 100.00%


(72)

commit to user

56 Gambar 3.4

Diagram Pareto

Jenis Kerusakan Produk Benang Rayon

Berdasarkan gambar 3.4 menunjukkan bahwa frekuensi kerusakan tertinggi pada proses produksi benang rayon tahun 2011 adalah Tebal tipisnya benang dengan presentase 40,36%, frekuensi kerusakan benang berserabut dengan presentase sebesar 24,13%, frekuensi kerusakan benang kotor dengan presentase sebesar 20,39%, dan frekuensi kerusakan terkecil adalah benang terkontaminasi dengan presentase sebesar 15,12%.

Jenis kerusakan yang sering terjadi di PT. Soelystyowaty Kusuma Textile adalah tebal tipisnya benang, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan yaitu roving silang, tidak seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin dra wing pada proses penyambungan benang. Untuk itu perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode


(73)

commit to user

57 berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Analisis Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat atau diagram fishbone merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara masalah dengan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Dengan mengetahui penyebabnya maka akan mudah untuk dicari penyelesainnya. Berikut adalah penyebab terjadinya kerusakan produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile:


(74)

commit to user

58 Gambar 3.5

Diagram sebab akibat

Dari gambar 3.5 dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kerusakan benang rayon antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor manusia yaitu :

1) Kesalahan dalam penyetingan mesin

Kesalahan atau kekeliruan dalam penyetingan mesin dalam kegiatan produksi dapat berakibat fatal di dalam keseluruhan proses produksi.

Penyebab kerusakan benang rayon

Terjadi keausan pada mesin

Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Serat kapas berkualitas rendah Kesalahan dalam penyetingan mesin Kesalahan proses penarikan benang Kesalahan proses pencampuran serat-serat Takseimbangnya jumlah rangkapan sliver dimesin drawing pada proses penyambungan benang

mesin manusia

Bahan baku metode


(75)

commit to user

59 2) Kurangnya pengawasan

Kurang pengawasan dalam proses produksi dapat berakibat pada tingkat kinerja karyawan.

2. Menurut Kabag Maintenance ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor mesin yaitu :

1) Terjadi ke ausan pada mesin

Terjadinya keausan mesin karena mesin berproduksi 24 jam non stop dan faktor usia mesin.

2) Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Mesin yang digunakan untuk produksi kurang perawatan sehingga menyebabkan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi.

3. Menurut Kabag Qua lity control ada faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor bahan baku yaitu :

1) Serat kapas berkualitas rendah

Serat kapas yang diperoleh dari pemasok mempunyai kualitas yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang elastisnya serat, rendahnya daya serap dari serat kapas dan ketahanan serat rendah, sehingga semua ini berpengaruh pada produk yang dihasilkan.


(76)

commit to user

60 4. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan

benang rayon dari faktor metode yaitu :

1) Proses penarikan benang

Dalam waktu proses penarikan benang pada mesin roving penarikan benang terlalu kencang berakibat serat jelek atau rusak.

2) Kesalahan proses pencampuran serat-serat

Terjadi pada kesalahan proses pencampuran serat-serat yaitu komposisi campuran tercampur dengan sampah.

3) Tidak seimbang jumlah rangkapan sliver di mesin dra wing pada proses penyambungan benang kurang seimbang atau tidak samanya jumlah rangkapan sliver dalam proses dra wing dimana proses produksi benang yang selalu berkelanjutan dan terus menerus, yang dapat berpengaruh terhadap proses akhir pengecekan benang.


(77)

commit to user

61 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu analisis tentang pengendalian kualitas produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis dengan metode C-chart dapat disimpulkan bahwa : dengan menggunakan analisis C-chart dapat diketahui bahwa prosentase kerusakan pada periode 2011 masih berada dalam batas toleransi (tidak ada kerusakan produk yang out of control), dengan batas atas (UCL) sebesar 153,04 dan batas bawah (LCL) sebesar 87,28. Dengan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa kerusakan yang paling banyak terjadi selama periode 2011 adalah kerusakan berupa tebal tipisnya benang yaitu sebesar 582 kg atau sebanyak 40,36%. Kerusakan kedua adalah benang berserabut yaitu sebanyak 348 kg atau sebesar 24,13%. Kerusakan ketiga adalah benang kotor yaitu sebanyak 294 kg atau sebesar 20,39%. Dan kerusakan yang terakhir adalah benang terkontaminasi yaitu sebanyak 218 kg atau 15,12%. Dari beberapa jenis


(1)

commit to user

58 Gambar 3.5

Diagram sebab akibat

Dari gambar 3.5 dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kerusakan benang rayon antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor manusia yaitu :

1) Kesalahan dalam penyetingan mesin

Kesalahan atau kekeliruan dalam penyetingan mesin dalam kegiatan produksi dapat berakibat fatal di dalam keseluruhan proses produksi.

Penyebab kerusakan benang rayon Terjadi keausan

pada mesin

Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Serat kapas berkualitas rendah Kesalahan dalam penyetingan mesin Kesalahan proses penarikan benang Kesalahan proses pencampuran serat-serat Takseimbangnya jumlah rangkapan sliver dimesin drawing pada proses penyambungan benang

mesin manusia

Bahan baku metode


(2)

commit to user

59 2) Kurangnya pengawasan

Kurang pengawasan dalam proses produksi dapat berakibat pada tingkat kinerja karyawan.

2. Menurut Kabag Maintenance ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor mesin yaitu :

1) Terjadi ke ausan pada mesin

Terjadinya keausan mesin karena mesin berproduksi 24 jam non stop dan faktor usia mesin.

2) Mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi

Mesin yang digunakan untuk produksi kurang perawatan sehingga menyebabkan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi.

3. Menurut Kabag Qua lity control ada faktor penyebab terjadinya kerusakan benang rayon dari faktor bahan baku yaitu :

1) Serat kapas berkualitas rendah

Serat kapas yang diperoleh dari pemasok mempunyai kualitas yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang elastisnya serat, rendahnya daya serap dari serat kapas dan ketahanan serat rendah, sehingga semua ini berpengaruh pada produk yang dihasilkan.


(3)

commit to user

60 4. Menurut Kabag produksi ada beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan

benang rayon dari faktor metode yaitu :

1) Proses penarikan benang

Dalam waktu proses penarikan benang pada mesin roving penarikan benang terlalu kencang berakibat serat jelek atau rusak.

2) Kesalahan proses pencampuran serat-serat

Terjadi pada kesalahan proses pencampuran serat-serat yaitu komposisi campuran tercampur dengan sampah.

3) Tidak seimbang jumlah rangkapan sliver di mesin dra wing pada proses penyambungan benang kurang seimbang atau tidak samanya jumlah rangkapan sliver dalam proses dra wing dimana proses produksi benang yang selalu berkelanjutan dan terus menerus, yang dapat berpengaruh terhadap proses akhir pengecekan benang.


(4)

commit to user

61 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu analisis tentang pengendalian kualitas produk benang rayon pada PT. Soelystyowaty Kusuma Textile dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis dengan metode C-chart dapat disimpulkan bahwa : dengan menggunakan analisis C-chart dapat diketahui bahwa prosentase kerusakan pada periode 2011 masih berada dalam batas toleransi (tidak ada kerusakan produk yang out of control), dengan batas atas (UCL) sebesar 153,04 dan batas bawah (LCL) sebesar 87,28. Dengan tidak adanya suatu kerusakan produk yang berada diluar batas kendali maka perusahaan perlu menjaga proses produksi yang telah berjalan agar tetap stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya tetap dapat memenuhi standar kualitas produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui bahwa kerusakan yang paling banyak terjadi selama periode 2011 adalah kerusakan berupa tebal tipisnya benang yaitu sebesar 582 kg atau sebanyak 40,36%. Kerusakan kedua adalah benang berserabut yaitu sebanyak 348 kg atau sebesar 24,13%. Kerusakan ketiga adalah benang kotor yaitu sebanyak 294 kg atau sebesar 20,39%. Dan kerusakan yang terakhir adalah benang terkontaminasi yaitu sebanyak 218 kg atau 15,12%. Dari beberapa jenis


(5)

commit to user

62 kerusakan tesebut dapat dijadikan sebagai acuan awal oleh PT. Soelystyowaty Kusuma Textile dalam melakukan perbaikan kualitas produknya.

3. Berdasarkan diagram sebab akibat dapat diketahui ada beberapa penyebab kerusakan benang rayon yang ditinjau dari empat faktor. Kerusakan akibat dari faktor manusia (Ma n) antara lain kesalahan dalam penyetingan mesin dan kurangnya pengawasan. Mesin (Ma chine) antara lain terjadi keausan pada mesin, dan mesin tiba-tiba rusak dalam proses produksi. Bahan baku (Ma teria l) yaitu serat kapas berkualitas rendah, dan Metode (Method) antara lain proses penarikan benang, kesalahan proses pencampuran serat-serat dalam proses blended ratio, dan tidak seimbangnya jumlah rangkapan sliver di mesin drawing pada proses penyambungan benang.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang diharapkan memberikan manfaat bagi pihak perusahaan untuk menentukan langkah lebih lanjut mengenai pengendalian kualitas perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan analisis C-chart ini akan berguna bagi perusahaan, karena perusahaan dapat mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi diperusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalisir kerusakan benang rayon.


(6)

commit to user

63 2. Dari hasil analis C-chart dapat diketahui bahwa kerusakan produk tidak

ada yang berada diluar batas pengendalian atau semuanya masih dalam batas toleransi. Ini berarti perusahaan telah baik dalam melakukan pengendalian. Maka perusahaan perlu menjaga kestabilan proses produksi dalam menghadapi persaingan.

3. Perbaikan terhadap kualitas produk benang rayon sebaiknya segera dilakukan, mengingat banyaknya permintaan pasar terhadap produk tersebut. Dengan langkah awal yang bisa dilaksanakan yaitu mengatasi penyebab-penyebab terjadinya kerusakan pada produk yang dihasilkan.

4. Perusahaan harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi. Dengan melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin serta pergantian spare pa rt pada mesin yang rusak agar mesin dapat terus beroperasi.