commit to user
adem ini jika tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan
tropis yang bersuhu panas.
Penyebutan ini berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan yaitu sebelum benang ditenun terlebih dahulu diikat, sehingga benang yang tidak diikat
akan terkena warna sesuai dengan design dan pola yang dikehendaki. Pola atau gambar yang digunakan bermotif bunga kembang dengan susunan tetris atau
berbalok-balok. Sarung ini juga mempunyai kelenturan tersendiri dan tidak mudah kusut sehingga masyarakat menyebutnya sebagai sarung goyor.
Alat produksi sarung goyor dikerjakan menggunakan tenun tradisional ATBM yang sering disebut juga dengan tenun tok-klek karena bunyi-bunyian
yang dihasilkan. Bahan bakunya menggunakan benang rayon yang diimpor dari Cina dan India dengan ketebalan 602 dan 402. Desa Sambirembe saat ini
terdapat banyak orang pengrajin yang bekerja secara mandiri dengan ATBM yang beroperasi. Kondisi ini masih jauh lebih baik dibandingkan pada masa kejayaan
sarung goyor yaitu saat terjadinya krisis moneter sekitar tahun 1995 – 1999.
B. Potensi Wisata Desa Sambirembe
Desa Sambirembe adalah desa yang memiliki sentra kerajinan tenun goyor atau yang sering disebut sarung goyor ini mempunyai memiliki banyak
potensi sebagai tujuan wisata. Desa tersebut wisatawan dapat melihat dan belajar membuat kain tenun goyor dari awal sampai akhir mulai dari proses pewarnaan
benang, pemintalan benang dan proses menenun dengan ATBM Alat Tenun Bukan Mesin. Kerajinan tenun goyor yang di produksi Desa Sambirembe
commit to user
berbeda dengan kerajinan tenun yang ada di daerah lain yaitu kerajinan yang di produksi desa tersebut adalah kain tenun kualitas satu dengan bahan yang
berkualitas satu yaitu benang rayon yang di impor dengan benang ukuran 602. Selain itu untuk motif dan warna lebih beragam pilihan seperti warna - warna
cerah yang mencolok dan warna gelap yang begitu adem dengan motif-motif yang rumit dan berbeda.
Selain sebagai pengrajin kerajinan tenun masyarakat lainnya juga memiliki aktivitas lainnya selain sebagai penenun yaitu banyak penduduk juga
menjadi pengrajin kerajinan meubel kayu seperti membuat lemari, kursi, meja dan berbagai kerajinan mebel lainya.
Panorama alam pedesaan Desa Sambirembe juga indah dan asri yang memiliki hamparan luas tanaman padi yang subur di
sepanjang jalan yang mampu menjadi salah satu terapi untuk menyegarkan pikiran. Tanah yang subur yang dimiliki desa tersebut juga dimanfaatkan masyarakat
sekitar untuk bercocok tanam atau bertani di ladang atau kebun masyarakat setempat seperti seperti menanam padi, jamur, singkong, kacang tanah, jagung
dan selain itu juga sebagian juga masyarakat beternak sapi, unggas dan kambing untuk menambah penghasilan selain sebagai pengrajin atau petani.
Desa sambirembe juga masih satu kawasan dengan obyek wisata Situs Sangiran, Gunung Kemukus,
Waduk Gedung Ombo dan Taman Kolam Renang Kinkong, memungkingkan wisatawan berkunjung ke Desa Sambirembe atau
bahkan bisa dijadikan paket wisata untuk kawasan tersebut.
commit to user
1. Jenis Motif Tenun Goyor Dan Proses Pembuatan Tenun Goyor
Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya jatuh, lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor. Adapula
yang menyebut kain byur artinya pun sama. Jenis kain yang adem ini tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan tropis
yang bersuhu panas dan mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah mempunyai kelenturan tersendiri, tidak mudah kusut, tidak mudah luntur, di
pakainya nyaman Cuaca panas akan sejuk dipakainya,cuaca dingin akan hangat dipakainya, tidak mudah robek, dan tenunannya halus.
a.
Jenis Motif Tenun Goyor
1 Motif Botolan Timuran
Jenis motif ini terlihat seperti botol yang kecil-kecil dan relative lebih rumit dari pada motif Balian. Proses pembuatnnya pun lebih
lama dan harganya lebih mahal. 2
Motif Balian Tegalan Motifnya lebih besar dari pada jenis botolan. Pengerjaanya tentu
lebih mudah begitupun proses pembuatannya lebih singkat.Karena itu harganya lebih murah daripada yang bermotif Botolan.
b. Proses produksi “Sarung Goyor” terbagi dalam 2 dua bagian, yaitu
Bagian Pakan. Bagian ini adalah kegiatan mempersiapkan dari benang putih bahan dasar hingga menjadi benang siap tenun, yang nantinya di
mesin tenun dipakai untuk posisi horizontal. Berikut alur produksi “Sarung Goyor bagian Pakan bagian 1 :
commit to user
1 Benang Putih polos yang sudah di beli, di putihkan lagi, hal ini
dimaksudkan memudahkan pewarnaan lain selain putih, serta biasanya warna asli dari toko masih terlihat kotor
2 Benang yang sudah diputihkan tadi kemudian diklos,
menggunakan mesin moral. Ini adalah proses memindahkan benang gulungan ke kletekan, sehingga benang tidak mudah kusut
3 Setelah pindah ke kletek, kemudian dipindahkan ke Plangkan ,
bila sudah penuh dipoladigambar sesuai motif yang di inginkan. 4
Sesuai dengan polagambar pada posisi garis polagambar tadi ditali dan di tolet. Ini adalah proses pewarnaan yaitu setelah
selesai ditaliditolet dicelupkan zat pewarna, sehingga bagian yang ditali tidak kena warna hasil pemcelupan tadi. Proses ini
berulang-ulang sesuai dengan jumlah warna yang dikehendaki 5
Setelah pewarnaan selesai, tali yang dipakai sebagai penutup tadi dilepasdioncek. Kegiatan ini harus hati-hati jangan sampai putus
benangnya. Bila putus polagambarnya akan bergeser 6
Setelah dioncek, benang tadi di palet, yaitu dipindahkan ke alat bernama gun. Alat gun inilah yang nantinya menempati teropong
digeser melintang kiri kanan hoirisontal pada mesin tenun.Bagian Lungsen
Di bagian ini adalah kegiatan mempersiapkan benang putih bahan dasar untuk dipakai posisi vertical. Berikut alur produksi
“Sarung Goyor bagian lungsen bagian 2 :
commit to user
1 Benang Putih polos kita berikan warna dasar, disesuaikan dengan
keinginan. 2
Benang yang diwarna dasar tadi diklos menggunakan mesin molen.. Proses ini disebut Skir yaitu memindahkan benang ke alat boom
besar. Yang nantinya dipakai untuk benang vertikalnya.
Seorang pengrajin tenun bisa membuat kain dalam satu hari apabila tidak ada halangan mencapai 1x4 meter kain tenun goyor.Sehingga dalam
tiap minggu setiap pengrajin dapat menyetorkan kain tenun sebanyak 7 lembar kain tenun goyor.
c. Bahan baku
1 Benang rayon yang di impor dari China dan India. Harga benang
tiap satu gulungan atau per-bal untuk ukuran 602 12 juta, 402 9 juta, 20s 7 juta.
2 Pewarnaan untuk kerajinan tenun ini menggunakan zat kimia yang
berupa zat BO,AS,Kostik,Gp,Merah B, Green B, Hidro Sulfit, ASG, AS, Sulfur, dan SN.
3 Spidol untuk mengambar pola yang diinginkan pada kain tenun.
C. Industri Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe