SLAMET ROHADI C.9409032

(1)

commit to user

i

KERAJINAN TENUN GOYOR DESA SAMBIREMBE

SEBAGAI SALAH SATU POTENSI WISATA

DI KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Slamet Rohadi C.9409032

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

MOTTO

Sesuatu hal yang dilakukan dengan semangat, usaha dan berdoa tidaklah akan membuat sia-sia hasilnya (Hadi)


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk : Orang tua, kakak, dan keluarga besarku


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindungi dan membimbing penulisan sehingga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menyelasaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberpa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu,terutama kepada :

1. Bapak Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk menyelasaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Dra. Isnaini Wijaya W, M.Pd, selaku ketua Program dan Sekretaris Penguji Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi petunjuk,motivasi dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga selesainya penulisan tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd, selaku Ketua Penguji yang telah berkenan memberikan saran dan kritiknya.

4. Ibu Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing 1 yang selama proses penyusunan Tugas Akhir ini dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga selesainya penulisan tugas akhir ini.

5. Ibu Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan saran dan kritiknya.


(7)

commit to user

vii

6. Segenap dosen pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.

7. Laboratorium Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta .

8. Keluargaku yang telah memberikan semangat, doa dan restunya.

9. Buat Syarifa Husna Barokah terima kasih atas segala bantuan dan supportnya. .

10.Teman-teman Program Studi DIII Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009 terutama buat kelas B terima kasih karena diberi kesempatan untuk memasuki kehidupan pribadi kalian dan memberikan banyak pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membentu dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca akan diterima dengan senang hati dan lapang dada demi penyempurnaan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012-06-28


(8)

commit to user

viii

ABSTRAK

Slamet Rohadi. C9409032. 2012. “Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe Sebagai Salah Satu Potensi Wisata di Kabupaten Sragen. Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang potensi wisata Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar sejarah, potensi yang dimiliki serta strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun pengrajin untuk mengembangkan kerajinan tenun goyor Desa Sambirembe sebagai salah satu potensi wisata di Kabupaten Sragen.

Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif kualitatif untuk memperoleh berbagai gambaran informasi yang berhubungan dengan potensi wisata kerajinan tenun goyor Desa Sambirembe. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan menggunakan observasi, wawancara, studi dokumen, studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara

kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisata kerajinan tenun goyor di

Desa Sambirembe memiliki potensi yang cukup besar bagi kepariwisataan kota Sragen. Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa sambirembe adalah daerah penghasil kerajinan tenun goyor ATBM yang tidak dimiliki oleh obyek wisata lainnya. Motif/desain kerajinan tenun yang sudah ada masih belum berkembang dan perlu perhatian, selain itu usaha untuk mengembangkan juga dilakukan secara nyata agar kerajinan tenun goyor tetap terjaga.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa wisata kerajinan tenun goyor Desa Sambirembe memiliki potensi sebagai obyek wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Namun masih kurangnya perhatian pihak pelaku pariwisata dalam meningkatkan dan mengembangkan sebagai obyek wisata tersebut sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Sragen.


(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Metode penelitian ... 12

G. Sistematika Penelitian ... 14

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SRAGEN SEBAGAI TUJUAN WISATA ... 16

A. Sejarah Kota Sragen ... 16


(10)

commit to user

x

BAB III POTENSI KERAJINAN TENUN GOYOR DESA

SAMBIREMBE ... 35

A. Pengrajin Tenun Goyor di Desa Sambirembe ... 35

B. Potensi Wisata Desa Sambirembe ... 36

C. Industri Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe ... 40

D. Daya Tarik Wisata Desa Sambirembe di tinjau dari 4A ... 47

E. Faktor Kendala Pengembangan Kerajinan Tenun Goyor ... 50

F. Strategi Dalam Pengembangan Kerajianan Tenun Goyor ... 51

BAB IV PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Anggota Koperasi Agawe Makmur ... 38 Tabel 2. Daftar Penerima Bantuan ATBM ... 41


(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Informan ... 60

2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan KESBANGPOL dan LINMAS Kabupaten Sragen ... 61

3. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Perencana Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sragen ... 62

4. Data Pengunjung Obyek Wisata Kota Sragen Periode 2001 Sampai 2010 ... 63

5. Data Pengunjung Obyek Wisata Kota Sragen Periode 2011 ... 64

6. Data Pengunjung Obyek Wisata Kota Sragen Periode Januari – April 2012 ... 65

7. Lembar Serah Terima Mesin ATBM Sarung Goyor Desa Sambirembe,Kalijambe 2012 ... 66

8. Daftar Pengrajin Menerima Bantuan Mesin ATBM Sambirembe,Kalijambe 2012 ... 66

9. Peta Jalan Menuju Desa Sambirembe ... 68

10.Foto Desa Sambirembe ... 69

11.Foto Koperasi dan Kerajinan Agawe Makmur Desa Sambirembe ... 70

12.Foto Pengrajin Tenun Goyor ... 71

13.Foto Alat Tenun ATBM Yang Digunakan Untuk Menenun ... 72

14.Foto Bahan Baku Sebelum dan Sesudah Pewarnaan ... 75

15.Tenun Goyor Motif Botolan / Timuran ... 77


(13)

"WEAVING GOYOR CRAFT SAMBIREMBE VILLAGE AS ONE OF TOURISM POTENTIAL IN SRAGEN"

Slamet Rohadi1

Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd2

ABSTRACT

2012. Diploma III Courses Business Travel Literature and the Arts Faculty. Sebelas Maret of Surakarta University

This final report examines the potential Weaving Goyor Craft tourist Sambirembe Village. The purpose of this study was to determine the historical background, its potential and the strategy undertaken by the Local Government and craftsmen to develop the craft of weaving goyor Sambirembe Village as one of the tourist potential in Sragen.

Writing of this report is presented in a descriptive qualitative picture to obtain various information related to the tourism potential of weaving craft village goyor Sambirembe. The method used in this report is to use observation, interviews, document study, book study. The data obtained and analyzed qualitatively and presented in descriptive form.

The results showed that the craft of weaving travel goyor Sambirembe village has a huge potential for tourism in the city of Sragen. As for the potential possessed by the Sambirembe Village the craft of weaving producing regions goyor ATBM not shared by other attractions. Motif / design of the existing weaving craft is still evolving and need attention, but it also made efforts to develop significantly in order craft of weaving goyor maintained

Conclusions can be drawn that the craft of weaving travel goyor Sambirembe Village has potential as a tourist attraction that can attract tourists to visit. But there is still a lack of attention to the

1

Mahasiswa jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata C9409032. 2

Dosen pembimbing

actors in promoting and developing tourism as a tourist attraction as a tourist destination in Sragen.


(14)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya yang bisa memberikan devisa.Pariwisata berkembang sangat pesat,dimana jutaan manusia melakukan perjalanan demi mendapatkan suasana yang baru.Secara tidak langsung akan membangkitkan perekonomian dari negara atau daerah yang di kunjungi tersebut.Pariwisata merupakan sektor yang cepat berkembang dan dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling penting.Sektor ini yang diharapkan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu.

Negara – negara yang berkembang termasuk di dalam negara Indonesia meningkatkan hasil devisanya dengan jalan membangun industri pariwisata. Industri pariwisata lebih mendapatkan prioritas utama dari pemerintah karena memiliki manfaat yang multiguna yaitu dapat mendorong dan meningkatkan pembangunan,membuka lapangan pekerjaan,dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat serta pendapatan asli daerah dan memperbesar pendapatan nasional, apabila dikelola dan dikembangkan. Industri pariwisata yang mendapatkan perhatian dari pemerintah merupakan industri yang sangat penting dan perlu didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.

Selain untuk membangun industri pariwisata sebagai upaya peningkatan pariwisata maka harus diusahakan suatu obyek wisata yang dapat menarik bagi


(15)

commit to user

para wisatawan,karena obyek wisata mempunyai daya tarik untuk dikunjungi sehingga merupakan salah satu sarana bagi para wisatawan.Oleh sebab itu obyek wisata merupakan titik sentral dari pembangunan negara sebagai tujuan wisata.

Salah satu provinsi yang menjadi andalan yang memiliki potensi cukup besar adalah Jawa Tengah.Kabupaten Sragen merupakan salah satu daerah dari tiga pulih lima kabupaten dan kota di provinsi Jawa Tengah.Sragen terkenal dengan sebutan “Bumi Sukowati” merupakan salah satu kabupaten di jawa tengah yang menyimpan potensi ekonomi yang tinggi.Sragen merupakan daerah yang menghasilkan produk - produk unggulan di beberapa sektor seperti pertanian,perikanan,peternakan,industri manufaktur/besar dan industri pariwisata.

Daerah kabupaten Sragen dengan luas 94.155.91 hektar,sebelah selatan yang berbatasan dengan kabupaten Karanganyar,sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Grobogan,sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Ngawi,Jawa Timur,dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Boyolali.Daerah kabupaten sragen di tengahnya mengalir sungai terpanjang di Jawa yaitu Bengawan Solo yang muaranya jauh hingga ke Jawa Timur.Secara geografis Sragen dibagi kedalam dua wilayah,yaitu wilayah utara bengawan dan selatan bengawan.Secara umum di utara bengawan bercirikan tanah kapur dan kurang subur,karena merupakan bagian dari pegunungan kendeng yang berkapur.Daerah selatan bengawan solo yang relatif lebih subur karena bagian dari pegunungan lawu.

Beberapa objek dan daya tarik wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati para wisatawan di daerah Sragen antara lain seperti Wisata Alam Pemandian Air Panas Bayanan,Wisata Air Waduk Kedung Ombo,Taman Wisata Kolam Renang Kartika,Wisata Budaya Makam Pangeran Samudro di Gunung


(16)

commit to user

Kemukus,Kerajinan Batik Tulis di Desa kliwonan Pilang Sidodadi,Makam Joko Tingkir terletak di Desa Butuh Kecamatan Plupuh,Wisata Ndayu Alam Asri Park,dan Museum Prasejarah Sangiran.

Potensi wisata yang menarik untuk dikembangkan adalah wisata industri. Wisata jenis ini memiliki potensi dan cukup menjanjikan sebagai daya tarik wisata. Mengikuti wisata ini tentunya akan menambah pengetahuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara tentang produk-produk atau kerajinan asli dari suatu daerah khususnya yang ada di Indonesia.

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen,merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi pengembangan produk unggulan yang sedang dikembangkan di Kabupaten Sragen.Salah satu produk unggulan tersebut

adalah Sarung Tenun Goyor yang berlokasi di dukuh Wonosari, Desa

Sambirembe, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Di Desa ini terdapat

pengrajin sarung goyor dengan kapasitas produksi pada saat ini kurang lebih 60.000 potong per tahun.Komoditas tersebut dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah bahwa sarung goyor memiliki daya

tarik dan nilai historis, karena merupakan produk hand made dengan

menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin yang diproduksi secara turun temurun, sehingga merupakan potensi warisan leluhur yang patut dilestarikan.

Kecamatan Kalijambe juga terkenal akan industri mebel selain tenun goyor. Industri mebel di daerah tersebut sudah terkenal di berbagai daerah di Jawa Tengah. Selain itu di Kalijambe juga terdapat obyek wisata yang terkenal yaitu Situs Sangiran,Gunung Kemukus,Waduk Gedung Ombo dan Taman Kolam Renang Kinkong. Industri tenun goyor yang ada di Desa Sambirembe dan


(17)

commit to user

beberapa obyek yang terdapat di daerah tersebut dapat dibuat satu paket wisata yang sangat berpotensi besar di daerah Kabupaten Sragen.

Dari latar belakang masalah tersebut,penulis tertarik untuk menulis tugas akhir yang berjudul “Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe Sebagai Salah Satu Potensi Wisata Di Kabupaten Sragen” agar obyek wisata tersebut

lebih dikenal oleh masyarakat umum, terutama masyarakat dari luar Sragen dan bahkan wisatawan luar negeri.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang munculnya pengrajin tenun goyor di Desa Sambirembe ?

2. Apa saja Potensi yang dimiliki Desa Sambirembe Di Kabupaten Sragen sehingga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Sragen dalam mengembangkan kerajinan tenun goyor sebagai industri pariwisata ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang pengrajin tenun goyor di desa Sambirembe.

2. Mengetahui potensi yang dimiliki oleh Desa Sambirembe sehingga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi Di Kabupaten Sragen.


(18)

commit to user

3. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Sragen dalam mengembangkan kerajinan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan antara lain :

1. Bagi kalangan akademis dapat dijadikan referensi tambahan dalam melakukan penelitian sejenis atau yang berkaitan dimasa mendatang dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pariwisata.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan di Program D3 Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta tentang Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe yang berada di Kabupaten Sragen.

E. Kajian Pustaka

Secara umum kepariwisataan adalah semua kegiatan dan urusan yang kaitannya dengan perencanaan,pelaksanaan,pengawasan,pariwisata baik itu dilakukan pemerintah dan masyarakat.Secara khusus kepariwisataan adalah segala yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha- usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

1. Pariwisata

Perpindahan orang untuk sementara ke suatu tujuan di luar tempat tinggal maupun tempat kerjanya yang biasa,serta aktivitas yang


(19)

commit to user

dilakukannya selama tinggal di tempat tujuan tersebut,dan kemudahan-kemudahan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhannya adalah bagian dari pariwisata.Sedangkan pariwisata segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,termasuk perusahaan obyek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. ( Oka A.Yoeti,1999 )

Menurut Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

2. Bentuk – Bentuk Pariwisata

Banyak variasi dapat disaksikan mengenai cara orang mengadakan perjalanan wisata dilihat dari lamanya orang mengadakan perjalanan, jarakannya yang ditempuh, kendaraan yang digunakan,

organisai perjalanannya, dampaknya di bidang ekonomi dan

sebagainya.Perjalanan wisata itu dapat diklasifikasikan menjadi bentuk – bentuk wisata. Bentuk – bentuk wisata yang terpenting adalah :

a. Wisata Mancanegara dan Wisata Domestik

Wisata Mancaneraga ialah wisatawan yang dalam perjalanannya memasuki daerah negara yang bukan negara sendiri dan yang dimaksud dengan wisata domestik ialah perjalanan wisata yang dimana tidak keluar dari batas – batas negara sendiri.

b. Wisata Individual dan Wisata Rombongan

Wisata Individual ialah suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau pasang suami istri.Sedangkan wisata rombongan ialah


(20)

commit to user

suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama – sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi orang yang ke sebelas.Potongan ini besarnya berkisar antara 25% hingga 50% dari ongkos penerbangan atau penginapan.

c. Wisata Paket dan Wisata Khusus

Wisata paket (Pacgake Tour) ialah suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro Perjalanan Wisata atau Perusahaan Transport yang bekerja sama dengannya dimana harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembeli. Dengan kata lain paket wisata ini adala suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disususn dan dijual guna memnerikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan wisata dan wisata khusus (Special Arraged Tour) ialah suatau perjalanan wisata yang disusun secara khusus guana memenuhi

permintaan seorang langganan atau lebih sesuai dengan

kepentingannya.

d. Wisata pendidikan dan Wisata Pengetahuan

Wisata pendidikan (Educational Tour) ialah suatu pejalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi banding atau pengetahuan bidang kerja yang dikunjunginnya.Wisata pengetahuan (Scientific Tour) ialah perjalanan wisata yang tujuan pokonya adalah


(21)

commit to user

untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.

e. Wisata Keagamaan

Wisata keagamaan (Pileimage Tour) ialah perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakuakan ibadah keagamaan.

3. Jenis – Jenis Pariwisata

Selain pariwisata terwujud dalam beberapa bentuk wisata tetapi pariwisata juga terdiri beberapa jenis wisata yang sesuai maksud atau tujuan bepergian. Serta fasilitas yang ada dibutuhkan wisatawan itu sendiri . Adapun uraian singkat mengenai bentuk pariwisata tersebut antara lain seperti diuraikan dibawah ini :

a. Wisata budaya

Seseorang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk mempelajari adat istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat di daerah atau negara yang dikunjungi.

b. Wisata Kesehatahan

Disebut juga wisata pulih sembuh. Artinya seseorang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk sembuh dari suatu penyakit atau untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani. c. Wisata olah raga

Seseorang yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mengikuti kegiatan olah raga.


(22)

commit to user

Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa untuk berkunjung ke suatau industri yang besar guna mempelajari atau meneliti industri tersebut.

e. Wisata politik

Seseorang yang berkunjung ke suatu negara untuk tujuan aktif dalam kegiatan politik.

f. Wisata konvensi

Seseorang yang melakukan perjalanan dan berkunjung ke suatu daerah atau negara dengan tujuan untuk mengikuti konvensi atau konferensi.

g. Wisata bahari

Wisata bahari ini sering dikaitkan dengan olah raga air dan objeknya adalah laut, pantai, danau, sunagi kepulauan,termasuk taman laut. Karena kegiatanya di air, wisata ini juga disebut wisata tirta.

4. Wisatawan

Wisatawan diartikan sebagai seseorang atau kelompok yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama yang di kunjungi.Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). (Gamal Suwantoro,1997)

Wisatawan yaitu pengunjung yang tinggal sementara,sekurang-kurangya 24 jam di suatu negara.Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi :


(23)

commit to user

a. Pesiar (leisure) seperti untuk keperluan rekreasi, hiburan,kesehatan, studi keagamaan, dan olah-raga.

b. Hubungan dagang (business),sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi dan sebagainya.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Bab I pasal I ayat 2 adalah sebagai berikut : a. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

5. Souvenir atau Cendera Mata

Souvenir atau cendera mata yaitu benda kenangan yang diperoleh atau dibeli di tempat yang dikunjungi dan yang memiliki kaitan khusus dengan tempat tersebut atau kaitan khusus dengan maksud lawatannya itu. Kaitan khusus itu bisa berupa sifat – sifat khas atau unik yang hanya ditemui di tempat itu, tidak di tempat lain. Benda – benda tersebut bisa terwujud hasil – hasil kesenian atau kerajinan, ataupun manifestasi unsur – unsur budaya setempat lainnya atau fenomena alam setempat. Misalnya :

a. Patung atau lukisan khas Bali b. Batik dan kerajinan perak Jogya c. Ukiran dan mebel kayu Jepara d. Anggrek hitam Kalimantan 6. Pengembangan Pariwisata

Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunnya Pengantar Ilmu Pariwisata tahun 1983, pengembangan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memeperbaiki obyek wisata sedang dipasarkan atau yang akan di pasarkan. Pengembangan berikut meliputi perbaikan


(24)

commit to user

obyek dan pelayanan kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.

Sesuai dengan intruksi Presiden No. 9 tahun 1969 dikatakan dalam pasal 2, bahwa tujuan pengembangan pariwisata yaitu :

a. Meningkatkan pendapatan devisa khususnya dan pendapatan Negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainnya.

b. Memeperkenalakan dan menggunakan keindahan alam adan

kebudayaan Indonesia.

c. Meningkatakan persaudaraan atau persahabatan Nasional dan Internasional. ( Oka A. Yoeti,1983 )

7. Potensi Wisata

Pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata dapat menggunakan analisis 4A dan analisis SWOT. Analisis 4A meliputi: ( Hadinoto Kusudianto,1996 )

a. Atraksi Wisata

Yaitu bahwa daerah tersebut harus mempunyai iklim yang baik,pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah dan juga didukug oleh kejadian atau peristiwa yang dilaksanakan di tempat tersebut seperti kongres, pameran atau peristiwa olah raga. b. Aksebilitas (mudah dicapai)

Tempat tersebut dekat jaraknya atau terjadinya transportasi ke tempat itu secara teratur, sering, mudah, nyaman dan aman.


(25)

commit to user c. Amenitas

Yaitu terjadinya berbagai fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal, yang memungkinkan wisatawan berpergian di tempat tersebut serta alat-alat komunikasi yang lain.

d. Aktifitas

Yaitu kegiatan yang dilakukan di obyek wisata seperti memancing, berenang, jelajah hutan, tracking dan lainnya.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting di dalam suatu penelitian.Di samping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga untuk mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan tugas akhir.Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci sebagai berikut :

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Pengrajin Tenun Goyor yang terletak di dukuh Wonosari, desa Sambirembe, kecamatan kalijambe, Kabupaten Sragen. 2. Teknik Pengumpulan Data

Berdasar jenis penelitian dan sumber data yang digunakan, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :


(26)

commit to user

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati,meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlansung. (Endar Sugiarto dan Kusmayadi,2000 )

Dalam melakukan penelitian ini, mengadakan observasi secara langsung, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dengan

mengamati tentang kondisi dan gambaran mengenai Desa

Sambirembe,sehingga memeproleh data akurat. Setelah seluruh data didapat dan juga melakukan pemotretan.Observasi dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012.

b. Metode wawancara

Dalam hal ini metode wawancara yang dilakukan oleh penulis, yaitu dengan melakukan wawancara dan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada narasumber atau pihak - pihak terkait yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas.Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari narasumber yaitu Bapak Giyanto selaku Ketua Koperasi dan Kerajinan Agawe Makmur,Ibu Suyatmi pengrajin tenun goyor, Staf Promosi dan Pengembangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sragen, Staf Promosi dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Koperasi Sragen.Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada narasumber yang bersangkutan dan membahas secara detail hal- hal berhubungan dengan kerajinan tenun goyor.


(27)

commit to user

c. Metode Studi Bahan Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang ditunjukan untuk memeproleh data secara lansung dari tempat penelitian teknik ini dilakukan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip-arsip kerajinan tenun goyor, dokumentasi berupa foto dan catatan yang berisi tentang informasi yang dibutuhkan dan dokumen – dokumen tersebut didapat dari Kantor Pariwisata Kabupaten Sragen dan Kantor Perindustrian Koperasi Sragen yang mempunyai hubungan dengan topik penulisan.( Ridwan,2004)

d. Metode Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku, data data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan.Studi pustaka dilakukan melalui referensi Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Tour, Perpustakaan Kantor Pariwisata. e. Teknik Analisa Data

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan mendiskripsikan, menggambarkan atau melukiskan keadaan yang diteliti secara sistematis dan dilaksanakan sesudah mendapat data-data dari observasi, wawancara serta studi pustaka yang kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau mengambarkan fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat


(28)

commit to user

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Endar Sugiarto dan Kusmayadi,2000)

G. Sistematika Penulisan Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam empat Bab, secara garis besar di uraikan sebagai berikut :

BAB I, Pendahuluan yang menguraikan tetang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, Gambaran Umum Kota Sragen Sebagai Tujuan Wisata yang terdiri atas gambaran umum kota Sragen dan obyek dan daya tarik wisata di kota Sragen.

BAB III, Kerajinan Tenun Goyor Sebagai Daya Tarik Wisata yang terdiri dari atas latar belakang munculnya Pengrajin Tenun Di Desa Sambirembe, Potensi Wisata Desa Sambirembe, Industri Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe, Daya Tarik Wisata Desa Sambirembe di tinjau dari 4A, Faktor Kendala Pengembangan Kerajinan Tenun Goyor, Strategi Dalam Pengembangan Kerajinan Tenun Goyor.

BAB V, Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran, yaitu berupa jawaban dari permasalahan yang di kemukakan.


(29)

commit to user

16 BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SRAGEN SEBAGAI TUJUAN WISATA

A. Sejarah Sragen

Hari jadi Kabupaten Sragen di tetapkan dengan Perda Nomor : 4 Tahun 1987 , yaitu pada hari Selasa Pon,tanggal 27 Mei 1746.Tanggal dan waktu tersebut adalah hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pengeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono yang ke- 1 menancapkan tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan local di Desa Pandak, karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.

Pangeran Mangkubumi adik dari Sultan Pakubuwono II di Mataram sangat membenci Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintah yang berdaulat.Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut dengan Perang Mangkubumen (1746 – 1757).

Dalam perjalanan perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton bergerak melewati Desa - sesa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari, Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak,karangnongko masuk tlatah Sukowati.Di desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko dijadikan


(30)

commit to user

pusat Pemerintahan Projo Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat Pemerintahan.

Secara geografis Sukowati terletak di tepi Jalan Lintas Tentara Kompeni Surakarta – Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa Gebang yang terletak di sebelah tenggara Desa Panda Karangnongko. Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep, Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajengsari dan beberapa desa lain.

Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanan kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden Masa Said, yang berakhir dengan perjajian Giyanti pada tahun 1755, yang terkenal dengan perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan Surakarta menjadi Sultan Hamengku Buwono ke- 1 dan petjanjian Salatiga tahun 1757, dimana Raden Mas Said ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegaran I dengan mendapatkan separuh wilayah Kasunanan Surakarta.

Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Paku Buwono VII yaitu serat Angger-angger Gunung,daerah yang lokasinya setrategi ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos tundan Sragen.

Perkembangan selanjutnay sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan paku Buwono VII denga persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah


(31)

commit to user

kekuasaan yang melakukan tugas kepolisian dan karennya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen, Kemudian berdasarkan Staatsblaad No. 32 Tahun 1854,maka disetiap Kabupaten Gunung Pulisi Sragen dibentuk Pengadilan kabupaten,dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.

Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 (empat) Distrik, yaitu Distrik Sragen,Distrik Gempol, Distrik sambungmacan dan Distrik Majenang.Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten Pangreh Praja.Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh praja sebagai Daerah Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.

Memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Pangreh Praja Sragen berubah menjadi Pemerintah Daerah kabupaten Sragen. (Dispar,Sejarah dan Hari Jadi Pemerintahan di Kota Sragen,1987)

1. Kondisi Geografis Sragen

Kabupaten sragen merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah.Secara geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa

Tengah da Jawa Timur. Batas batas wilayah Kabupaten Sragen sebelah timur Kabupaten Ngawi, sebelah barat Kabupaten Boyolali, sebelah selat


(32)

commit to user

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan,8 kalurahan,dan 200 desa.Secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas 40.037,93 Ha (42,52%) lahan basah (sawah) dan 54.117,88 Ha (57,48%) lahan kering. Kabupaten Sragen terletak pada 7 º 15 LS dan 7 º 30 LS , 110 º 45 BT dan 111 º 10 BT.Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata rata 109 M diatas permukaa laut. (www.sragenkab.go.id)

Sragen menpunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19 31 º C. Curah hujan rata-rata di bawah 3000 mm per tahun dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun.Jumlah penduduk Sragen berdasarkan data tahun 2005 sebanyak 865.417 jiwa,terdiri dari 427.253 penduduk laki laki dan 438.164 penduduk perempuan. Kepadatan penduduk rata rata 919 jiwa/km2. Luas wilayah 94.155 Ha, luas sawah 40.129 Ha , tanah kering 54.026 Ha. Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Sebelah selatan Bengawan Solo :

1) Luas Wilayah : 32.760 ha (34,79 %)

2) Tanah Sawah : 22.027 ha (54,85 %) 9 Kecamatan 88 Desa dan Kelurahan.

b. Sebelah utara Bengawan Solo :

1) Luas Wilayah : 61.395 ha (65,21 %)

2) Tanah Sawah : 18.102 ha (45,15 %) 11 Kecamatan 120 Desa.

Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di pulau Jawa, Indonesia dengan mata air daerah Wonogiri dan bermuara di daerah Bojonegoro.Sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan


(33)

commit to user

Jawa Timur. Kabupaten yang dilalui adalah Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten,Solo ,Sragen, Ngawi, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik.

Sragen berada di lembah daerah aliran Sungai Bnegawan Solo yang mengalir ke arah timur.Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari sistem pegunungan kendeng.Sedangkan di selatan berupa pegunungan, lereng gunung lawu.Sragen terletak di jalur utama Solo-Surabaya.Kabupaten ini merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.Sragen juga dilintasi jalur kereta api,di bagian lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Jogyakarta-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya Sragen, serta di bagian lintas utara (Semarang-Solo) dengan stasiun terbesarnya Gemolong.

2. Pembagian Administratif

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan - kelurahan. Kabupaten Sragen terdiri atas 20 kecamatan, yang di bagi atas sejumlah 208 desa dan kelurahan.Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Sragen. Kecamatan tersebut antara lain :

a. Sragen

b. Karangmalang

c. Gemolong

d. Tanon

e. Ngrampal


(34)

commit to user g. Gesi

h. Kedawung

i. Plupuh

j. Sukodono

k. Gondang

l. Masaran

m. Sambirejo

n. Sumberlawang

o. Jenar p. Miri

q. Sambungmacan

r. Tangen s. Kalijambe

t. Mondokan

Keadaan alam di kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka ragam,ada daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat terletak di sebelah utara bengawan Solo dan dataran rendah yang tersebar di seluruh kabupaten Sragen dengan jenis tanah gromusol,alluvial regosol,latosol dan mediteran. Klimatologi kabupaten Sragen mempunyai iklim tropis dan temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun dan hari hujan dengan rata-rata dibawah 150 hari/tahun. (www.sragenkab.go.id)


(35)

commit to user

B. Gambaran Umum Pariwisata Di Kabupaten Sragen

Sragen merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Ngawi).Dengan demikian, Sragen merupakan pintu gerbang kedatangan atau kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah dari arah timur ( Bali Dan Jawa Timur). (Dispar,Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen,2007)

Secara garis besar wilayah Kabupaten Sragen bercirikan tanah kapur dan kurang subur di wilayah bagian utara bengawan Solo, karena merupakan bagian dari pegunungan Kendeng yang berkapur.Sedangkan di daerah selatan bengawan solo relatif lebih subur karena merupakan bagian dari pegunungan lawu.

Pariwisata sebagai salah satu aset ekonomi Sragen yang memiliki prospek menjanjikan dan dapat memberikan konstribusi kepada peningkatan asli daerah.Dengan demikian, sektor pariwisata diharapakan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting.Sebagai contoh, saat negeri ini sedang dilanda krisis moneter lalu peristiwa pengeboman di berbagai daerah disusul dengan adanya travel warning dan travel advisor dari berbagai negara , bidang pariwisata sangat mersakan imbasnya termasuk pariwisata Sragen.Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kabupaten Sragen berkurang.Namun, pariwisata Sragen tidak membutuhkan waktu lama untuk pulih.Dalam waktu yang relatif singkat, tingkat kunjungan wisatawan asing kembali pulih.Selain itu, tingkat kunjungan wisatawan lokal juga


(36)

commit to user

selalu meningkat dari tahun ke tahun,dan berimbas pada peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata.

Pariswisata di Kabupaten Sragen memiliki banyak objek dan wisata bernilai religius, historis, dan ekonomi yang tinggi. Karakteristik utama pariwisata di Sragen adalah mengandalkan panorama atau alam yang indah, budaya tradisional yang masih terjaga, disertai dengan ketersediaan pemandu wisata profesional dan berbagai fasilitas berstandar internasional.

Perpaduan antara objek wisata yang menarik dan sentuhan manajeman modern berdampak positif bagi perkembangan industri pariwisata di Sragen. Pada tahun 2001 hingga 2011, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sragen mencapai 221.635 orang, sedangkan pada akhir tahun 2011 meningkat menjadi 289.444 orang.Jumlah pendapatan yang di capai obyek-obyek wisata mengalami kenaikan dari Rp 477.161.450,- pada tahun 2007 menjadi Rp 660.794.500,- pada akhir 2011.

Beberapa objek wisata di Sragen antara lain Museum Sangiran,Waduk Kedungombo,Pacuan Kuda Nyai Ageng Serang di Ngargotirto,Pemandian Air Bayanan,Wisata Religi Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus,Makam Joko Tingkir,Wisata belanja batik di Kliwonan dan lain sebagainya.

Di saat yang sama, tren yang berlangsung dalam satu dekade belakangan ini menunjukkan bahwa para wisatawan cenderung meminati objek wisata alam.Objek-objek wisata yang menjual eksotisme alam dan nuansa masyarakat tradisional lebih di senangi dan banyak peminatnya.

Wisatawan baik lokal maupun mancanegara di masa sekarang mengalami perubahan pada pola konsumsi.Para pelancong tidak lagi fokus hanya sekedar


(37)

commit to user

ingin menikmati panorama alam yang indah dari sebuah daerah,namun juga ingin

mengenal bahkan berinteraksi lebih intim ke dalam suatu kultur

masyarakat.Dengan kecendurungan pariwisata semacam itu,kehidupan

masyarakat,kreasi seni dan budaya serta peninggalan sejarah yang terangkum dalam satu paket wisata lebih banyak diminati para wisatawan.

Keindahan alam mudah dijumpai di Sragen, keseharian masyarakatnya cukup dekat dengan tradisi nenek moyang. Keramah-tamahan, kehidupan khas agraris yang kaya dengan kearifan lokal masih terjaga dengan baik.fenomena tersebut menjadi sangat penting untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Ada pula keuntungan yang akan diperoleh calon investor bila endak mengembangkan pariwisata di Sragen sudah siap.Akses jalan yang baik, air bersih, listrik, penginapan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang telah tersedia. Investor tinggal mengembangkan format yang sudah ada menjadi bentuk yang diinginkan.

1. Sangiran

Museum Sangiran adalah museum arkeolog bertaraf internasional. Sangiran memiliki wilayah seluas 56 KM persegi. Bentangan kawasan dari utara ke selatan sepanjang 9 KM dan bentangan kawasan dari barat ke timur sepanjang 7 KM. Di wilayah ini telah ditemukan fosil lebih dari 13.000 buah. Temuan fosil-fosil Homonid Purba antara lain Homo erectus, Stegodon trigonocephalus (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), dan sebagainya.Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Phithecantropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus ) oleh arkeolog jerman, SProfesor Von Koenigswald.Sampai saat ini


(38)

commit to user

sudah di temukan 70 individu fosil manusia Homo erectus di situs Sangiran.Jumlah ini merupakan 65 % dari seluruh fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia atau sekitar 50 % dari populasi homo erectus di

seluruh dunia. (http://www.sangiran-sragen.com)

Untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di Kawasan Sangiran telah dibangun Menara Pandang dan Wisma Sangiran. Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat penginapan yang nyaman di Kawasan Sangiran telah dibangun Wisma Sangiran ( Guest House Sangiran) yang terletak di sebelah Menara Pandang Sangiran.

Wisma Sangiran ini berbentuk joglo (rumah adat Jawa Tengah) dengan ornamen-ornamen khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo sebagai lobby . Keberadaan Wisma Sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian (research) tentang keberadaan fosil di Kawasan Sangiran.Wisma Sangiran memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai, antara lain :

a. Deluxe Room, sebanyak dua kamar dilengkapi dengan double bed , bath tub dan shower , washtafel, meja rias dan rak.

b. Standard Room, sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double bed , bak mandi, washtafel , dan meja rias; Ruang Keluarga yang dilengkapi dengan meja dan kursi makan serta kitchen set.


(39)

commit to user

Pendopo (Lobby) yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta tempat parkir.Selain fasilitas-fasilitas tersebut, juga disediakan mobil (mini train ) untuk memudahkan mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Sangiran. (Brosur Wisata Situs Manusia Purba Sangiran)

2. Pemandian Air Panas Bayanan

Pemandian Air Panas Bayanan merupakan salah satu daerah tujuan wisata minat khusus yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen, dalam hal ini adalah untuk wisata kesehatan ( health tourism ) yang dipadukan dengan daya tarik wisata alam atau ekowisata. Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, air panas Bayanan dianggap memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit, seperti : rematik, gatal-gatal, dan penyakit lainnya. Sehingga oleh orang terdahulu sumber air panas itu dinamakan “Hyang Tirto Nirmolo”.Ternyata kebenarannya terbukti sehingga banyak pengunjung berdatangan untuk membuktikan khasiatnya. Selain bisa menyembuhkan berbagai penyakit di atas, air panas tersebut dipercaya juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah, memulihkan kebugaran tubuh, meningkatkan vitalitas tubuh, memelihara kesegaran sendi–sendi dan otot,dan menghilangkan capek-capek.(Wisata Kesehatan Bayanan,2008)

Pemandian Air Panas Bayanan ini terletak tepat di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Sragen yaitu di Dusun Bayanan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Secara geografis, Pemandian Air Panas Bayanan terletak sekitar 17 km di sebelah tenggara ibukota Kabupaten Sragen. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum.


(40)

commit to user

Pemandian Air Panas Bayanan juga memiliki daya tarik wisata alam. Suasana alam pedesaan yang masih alami dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berasal dari kota. Para wisatawan bisa melakukan kegiatan menjelajah (tracking) maupun berkemah (camping) di hutan karet yang berada tidak jauh dari lokasi pemandian tersebut dan di kawasan bukit yang mengitari Pemandian Air Panas Bayanan.Pada saat-saat tertentu, misalnya menjelang Bulan Puasa dan Lebaran, di objek wisata ini sering diselenggarakan kegiatan seni budaya, misalnya pentas dangdut maupun campursari.

3. Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air. Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 30 km dari pusat kota. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para pengunjung Waduk Kedung Ombo bisa menikmati wisata air, menumpang perahu motor bertualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah waduk. Anda penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan? Jangan khawatir, di Waduk Kedung Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan. Begitu turun dari


(41)

commit to user

kendaraan di area parkir, aroma wangi ikan yang dibakar atau digoreng langsung menyergap, mengundang selera makan.(www.sragenkab.go.id)

Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di desa Ngargotirto, telah dibangun arena pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter. Arena pacuan kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Pada bulan Desember 2006 silam di lokasi tersebut dilangsungkan kejuaraan pacuan kuda tingkat

nasional memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah. Potensi

pengembangan obyek wisata adalah memperbanyak homestay yang menyatu dengan rumah penduduk, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama di kawasan Waduk Kedung Ombo. Adanya homestay membuat wisatawan dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, dan bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal.

4. Wisata Budaya Keagamaan Gunung Kemukus

Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan "GUNUNG KEMUKUS" terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sekitar + 29 km di sebelah utara kota Solo. Dari kota Sragen sekitar 34 km ke arah utara. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada di atas


(42)

commit to user

bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu, Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten Sragen. Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek Wisata Budaya di Kabupaten Sragen. Komplek tersebut terdiri dari beberapa kawasan yaitu :

a. Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu buah makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan, dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliau kemanapun pergi.

b. Di sebelah kanan makam terdapat sendang/sumber air yang bernama "Sendang Ontrowulan". Sendang tersebut merupakan tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.

Selain pesona keindahan tersebut, obyek wisata ini juga memiliki pesona spiritual bagi sebagian orang.Banyak pengunjung dari berbagai daerah di indonesia berziarah ke tempat ini, terutama pada hari kamis malam jumat pon dan kliwon.(Brosur Wisata Kawasan Waduk Kedungombo)

5. Desa Wisata Kliwonan

Sragen awal mulanya identik dengan batik Surakarta, terutama di era 80-an. Ini tak mengherankan, sebab para pionir kerajinan batik di Sragen


(43)

commit to user

umumnya pernah bekerja sebagai buruh batik di perusahaan milik juragan batik Surakarta. Namun kemudian, batik Sragen berhasil membentuk ciri khas yang berbeda dari gaya Yogyakarta dan Surakarta. Batik gaya Yogyakarta umumnya memiliki dasaran atau sogan putih dengan motif bernuansa hitam atau warna gelap. Corak Yogyakarta ini biasa disebut batik latar putih atau putihan. Beda lagi dengan batik gaya Surakarta, biasanya memiliki warna dasaran gelap dengan motif bernuansa putih. Biasa disebut batik latar hitam atau ireng. Batik Yogyakarta dan Surakarta juga lebih kuat dalam mempertahankan motif gaya kraton yang telah menjadi patokan baku, misalnya parang,kawung, sidodrajat, sidoluhur, dan lain sebagainya.

Batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna. Ada kalanya dikombinasi dengan motif baku. Motif tumbuhan atau hewan yang disusupi motif baku seperti parang, sidoluhur, dan lain sebagainya.Guratan motif batik Sragen dewasa ini cenderung menyiratkan makna secara tegas. Jauh lebih lugas ketimbang corak Yogyakarta dan Surakarta

Desa wisata batik terletak 13 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sragen dan telah dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana publik yang memadai. Di sepanjang jalan menuju lokasi desa wisata yang terletak 4 kilometer dari jalan besar itu, pengunjung akan disuguhi hamparan persawahan dan rumah penduduk yang tertata rapi.

Tiba di desa wisata batik, pelancong tidak hanya dapat berbelanja. Wisatawan juga dapat melihat proses pembatikan, seperti proses penjemuran, pewarnaan, pemberian motif, pelapisan dengan sejenis parafin, dan pembatikan. Tidak lengkap rasanya mengunjungi Desa Wisata Batik


(44)

commit to user

Kliwonan tanpa membawa pulang buah tangan khas kawasan ini. Banyak pilihan cenderamata yang dapat dibeli oleh para wisatawan, antara lain :

a. Kerajinan kain perca batik berupa tas, dompet cantik, bantal hias, selimut dan lain- lain.

b. Kerajinan grabah ndeso yang terbuat dari tanah liat hitam yang menciptakan tekstur kasar namun antik dan eksotis. Gerabah ndeso tersebut dapat berbentuk tempayan air, pot bunga, kuali, dan sebagainya c. Kerajinan sangkar burung desa wisata ini memiliki kekayaan alam

berupa bambu yang melimpah terutama di daerah tepian Sungai Bengawan Solo. Bambu-bambu tersebut oleh penduduk setempat diolah menjadi berbagai barang kerajinan yang cantik antara lain sangkar burung.

Selain oleh-oleh khas Desa Wisata batik tersebut wisatawan yang berminat tinggal beberapa hari dapat menginap di rumah-rumah penduduk yang telah dijadikan homestay. (Brosur Kliwonan Desa Wisata Batik)

6. Kolam Renang Kartika

Kolam Renang Kartika merupakan salah satu objek wisata tirta andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen.Objek wisata ini terletak didalam kota kurang lebih 500 m dari alun- alun kota Sragen dan mudah untuk dicapai. Berbagai fasilitas disediakan untuk mendukung kenyamanan pengunjung, antara lain kolam renang utama, kolam renang anak-anak yang dilengkapi dengan ban pengaman, kolam luncuran, kolam pemancingan, arena bermain, taman keluarga, dan kafetaria. Kolam Renang Kartika dapat


(45)

commit to user

dicapai dengan melewati alun-alun kota, lalu belok ke kanan + 1,5 KM . (Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen,2007)

Untuk kenyamanan wisatawan maka kolam renang ini selalu dilakukan pengurasan satu kali dalam seminggu. Kolam Renang Kartika dilengkapi dengan arena permainan anak-anak. Fasilitas yang tersedia adalah papan luncur bergelombang, kamar ganti pakaian putra/putri, toilet, cafetaria, gudang, kantor pengelola, dan lain-lain. Beberapa usaha yang telah dan akan ditempuh antara lain perluasan areal objek wisata sehingga dapat meningkatkan daya tampung pengunjung serta meningkatkan keleluasaan gerak dan kenyamanan pengunjung; pembangunan dan penataan taman bermain serta penambahan alat-alat permainan; dan penataan kafetaria serta penambahan kolam renang baru.

7. Taman Dayu Alam Asri

Di Kabupaten Sragen telah berdiri sebuah tempat wisata bernuansa pedesaan yang sangat lengkap dan sarat dengan nilai pendidikan dan hiburan.Obyek ini terletak di Desa Dayu, Kecamatan Sragen sekitar 20 KM dari Kota Solo,Dayu Alam Asri menyimpan sejuta potensi yang siap dinikmati oleh para wisatawan dari berbagai usia. Selain karena keindahan alam pedesaan yang mempesona dengan deretan pohon jati yang menaungi areal seluas hampir 5 Ha, berbagai fasilitas pendukung telah disediakan demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini antara lain : mini zoo , wahana bermain dan ketangkasan, agrowisata, resort , pendopo


(46)

commit to user

pertemuan, gazebo, kolam renang lengkap dengan arena luncuran, resto, dan sebagainya. (Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen,2007)

Masuk lebih jauh ke arena wisata ini, para wisatawan akan disuguhi sebuah taman lalu lintas di mana anak-anak bisa bermain dan belajar tentang disiplin berlalu lintas dengan cara yang tentu saja mengasyikan dan mudah diterima oleh mereka. Selain itu, mereka juga bisa bermain air sepuasnya di kolam renang yang lengkap dengan luncuran yang penuh warna.

Selain itu bagi para wisatawan yang menyenangi tantangan serta kegiatan yang cukup ekstrim dan menantang adrenalin, sebuah wahana flying fox yang terbentang di atas sungai selebar 50 M dan ber- canoeing menyusuri sungai Dayu yang siap untuk dicoba.

Untuk menambah citra tempat wisata ini sebagai objek wisata alam dan wisata agro, areal pertanian organik terhampar luas. Berbagai jenis tanaman sayur dan buah di tanam di Dayu.Tanaman-tanaman tersebut antara lain buah naga, pepaya, jeruk, pisang, kacang panjang, cabai, tomat, pare, terung, singkong, ubi jalar, ceme, sawi hijau, mangga, tebu, padi, dan sebagainya.

Bagi para pecinta ikan, wisatawan akan dimanjakan oleh jajaran akuarium yang lengkap dengan berbagai koleksi ikan yang berupa warna, bentuk, dan ukuran.Untuk masalah penginapan di Dayu Alam Asri ini juga menyediakan fasilitas resort berbagai fasilitas dipersiapakan di resort ini antara lain kamar tidur, kamar mandi dengan bath tube air hangat dan dingin, pantry , garasi, AC, kolam renang, ruang tamu, dan teras belakang dengan panorama hutan jati dan sungai Dayu.


(47)

commit to user

Selain itu dayu Alam Asri juga dilengkapi dengan restoran, tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke suatu tempat wisata tanpa mencicipi menu-menu yang ditawarkan di resto-resto sekitar lokasi wisata.Sebagai daerah tujuan wisata keluarga, Dayu Alam Asri juga siap menjadi tuan rumah berbagai pertemuan. Sebuah meeting room berbentuk joglo berdiri di kawasan wisata ini. (Pesona dan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen,2007)


(48)

commit to user

35 BAB III

POTENSI WISATA KERAJINAN TENUN GOYOR DESA SAMBIREMBE

A. Pengrajin Tenun Goyor Di Desa Sambirembe

Kerajinan tenun Goyor ATBM di dukuh Wonosari, Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen sudah ada sejak tahun 1960-an. Pada saat itu kerajinan tenun goyor masih sedikit pengrajinnya hanya ada beberapa keluarga yang membuat kerajinan tersebut. Kerajinan tenun goyor pada saat itu hanya di pasarkan atau di jual dalam sekala kecil yaitu di jual di pasar-pasar tradisional di sekitar desa.Ada juga beberapa keluarga yang hanya menjadi buruh tenun oleh juragan Solo pada saat itu. Lama kelamaan kerajinan ini mulai banyak diproduksi oleh masyarakat sebagai home industri dan kini berkembang menjadi sentra yang dinamis. Produksi masyarakat pada saat itu hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, seiring berjalannya waktu hasil produksinya pun dapat diterima oleh konsumen di daerah lainnya.

Produk utama yang dihasilkan pada sentra ini adalah sarung kembang atau sering disebut sebagai sarung goyor. Goyor adalah salah satu kain sarung yang dibuat menggunakan alat tenun bukan mesin ( ATBM ).Mengapa disebut Sarung Goyor hal ini dikarenakan Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya jatuh,lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor . Adapula yang menyebut kain Pyur artinya pun sama. Jenis kain yang


(49)

commit to user

adem ini jika tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan tropis yang bersuhu panas.

Penyebutan ini berkaitan dengan proses produksi yang dilakukan yaitu sebelum benang ditenun terlebih dahulu diikat, sehingga benang yang tidak diikat akan terkena warna sesuai dengan design dan pola yang dikehendaki. Pola atau gambar yang digunakan bermotif bunga (kembang) dengan susunan tetris atau berbalok-balok. Sarung ini juga mempunyai kelenturan tersendiri dan tidak mudah kusut sehingga masyarakat menyebutnya sebagai sarung goyor.

Alat produksi sarung goyor dikerjakan menggunakan tenun tradisional ATBM yang sering disebut juga dengan tenun tok-klek (karena bunyi-bunyian yang dihasilkan). Bahan bakunya menggunakan benang rayon yang diimpor dari Cina dan India dengan ketebalan 60/2 dan 40/2. Desa Sambirembe saat ini terdapat banyak orang pengrajin yang bekerja secara mandiri dengan ATBM yang beroperasi. Kondisi ini masih jauh lebih baik dibandingkan pada masa kejayaan sarung goyor yaitu saat terjadinya krisis moneter sekitar tahun 1995 – 1999.

B. Potensi Wisata Desa Sambirembe

Desa Sambirembe adalah desa yang memiliki sentra kerajinan tenun goyor atau yang sering disebut sarung goyor ini mempunyai memiliki banyak potensi sebagai tujuan wisata. Desa tersebut wisatawan dapat melihat dan belajar membuat kain tenun goyor dari awal sampai akhir mulai dari proses pewarnaan benang, pemintalan benang dan proses menenun dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Kerajinan tenun goyor yang di produksi Desa Sambirembe


(50)

commit to user

berbeda dengan kerajinan tenun yang ada di daerah lain yaitu kerajinan yang di produksi desa tersebut adalah kain tenun kualitas satu dengan bahan yang berkualitas satu yaitu benang rayon yang di impor dengan benang ukuran 60/2. Selain itu untuk motif dan warna lebih beragam pilihan seperti warna - warna cerah yang mencolok dan warna gelap yang begitu adem dengan motif-motif yang rumit dan berbeda.

Selain sebagai pengrajin kerajinan tenun masyarakat lainnya juga memiliki aktivitas lainnya selain sebagai penenun yaitu banyak penduduk juga menjadi pengrajin kerajinan meubel kayu seperti membuat lemari, kursi, meja dan berbagai kerajinan mebel lainya. Panorama alam pedesaan Desa Sambirembe juga indah dan asri yang memiliki hamparan luas tanaman padi yang subur di sepanjang jalan yang mampu menjadi salah satu terapi untuk menyegarkan pikiran. Tanah yang subur yang dimiliki desa tersebut juga dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk bercocok tanam atau bertani di ladang atau kebun masyarakat setempat seperti seperti menanam padi, jamur, singkong, kacang tanah, jagung dan selain itu juga sebagian juga masyarakat beternak sapi, unggas dan kambing untuk menambah penghasilan selain sebagai pengrajin atau petani.

Desa sambirembe juga masih satu kawasan dengan obyek wisata Situs Sangiran, Gunung Kemukus, Waduk Gedung Ombo dan Taman Kolam Renang Kinkong, memungkingkan wisatawan berkunjung ke Desa Sambirembe atau


(51)

commit to user

1. Jenis Motif Tenun Goyor Dan Proses Pembuatan Tenun Goyor

Goyor dalam bahasa Jawa artinya lembek karena jika digunakan kainnya jatuh, lembek tidak kaku makanya disebut Sarung Goyor. Adapula yang menyebut kain byur artinya pun sama. Jenis kain yang adem ini tentu cocok untuk masyarakat Indonesia yang berada di kawasan tropis yang bersuhu panas dan mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah mempunyai kelenturan tersendiri, tidak mudah kusut, tidak mudah luntur, di pakainya nyaman (Cuaca panas akan sejuk dipakainya,cuaca dingin akan hangat dipakainya), tidak mudah robek, dan tenunannya halus.

a. Jenis Motif Tenun Goyor 1) Motif Botolan / Timuran

Jenis motif ini terlihat seperti botol yang kecil-kecil dan relative lebih rumit dari pada motif Balian. Proses pembuatnnya pun lebih lama dan harganya lebih mahal.

2) Motif Balian / Tegalan

Motifnya lebih besar dari pada jenis botolan. Pengerjaanya tentu lebih mudah begitupun proses pembuatannya lebih singkat.Karena itu harganya lebih murah daripada yang bermotif Botolan.

b. Proses produksi “Sarung Goyor” terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu Bagian Pakan. Bagian ini adalah kegiatan mempersiapkan dari benang putih (bahan dasar) hingga menjadi benang siap tenun, yang nantinya di mesin tenun dipakai untuk posisi horizontal. Berikut alur produksi “Sarung Goyor" bagian Pakan (bagian 1) :


(52)

commit to user

1) Benang Putih polos yang sudah di beli, di putihkan lagi, hal ini dimaksudkan memudahkan pewarnaan lain selain putih, serta biasanya warna asli dari toko masih terlihat kotor

2) Benang yang sudah diputihkan tadi kemudian diklos,

menggunakan mesin moral. Ini adalah proses memindahkan benang gulungan ke kletekan, sehingga benang tidak mudah kusut 3) Setelah pindah ke kletek, kemudian dipindahkan ke Plangkan ,

bila sudah penuh dipola/digambar sesuai motif yang di inginkan. 4) Sesuai dengan pola/gambar pada posisi garis pola/gambar tadi ditali dan di tolet. Ini adalah proses pewarnaan yaitu setelah selesai ditali/ditolet dicelupkan zat pewarna, sehingga bagian yang ditali tidak kena warna hasil pemcelupan tadi. Proses ini berulang-ulang sesuai dengan jumlah warna yang dikehendaki 5) Setelah pewarnaan selesai, tali yang dipakai sebagai penutup tadi

dilepas/dioncek. Kegiatan ini harus hati-hati jangan sampai putus benangnya. Bila putus pola/gambarnya akan bergeser

6) Setelah dioncek, benang tadi di palet, yaitu dipindahkan ke alat bernama gun. Alat gun inilah yang nantinya menempati teropong digeser melintang kiri kanan (hoirisontal) pada mesin tenun.Bagian Lungsen

Di bagian ini adalah kegiatan mempersiapkan benang putih (bahan dasar) untuk dipakai posisi vertical. Berikut alur produksi “Sarung Goyor" bagian lungsen (bagian 2) :


(53)

commit to user

1) Benang Putih polos kita berikan warna dasar, disesuaikan dengan keinginan.

2) Benang yang diwarna dasar tadi diklos menggunakan mesin molen.. Proses ini disebut Skir yaitu memindahkan benang ke alat boom besar. Yang nantinya dipakai untuk benang vertikalnya.

Seorang pengrajin tenun bisa membuat kain dalam satu hari apabila tidak ada halangan mencapai 1x4 meter kain tenun goyor.Sehingga dalam tiap minggu setiap pengrajin dapat menyetorkan kain tenun sebanyak 7 lembar kain tenun goyor.

c. Bahan baku

1) Benang rayon yang di impor dari China dan India. Harga benang tiap satu gulungan atau per-bal untuk ukuran 60/2 12 juta, 40/2 9 juta, 20s 7 juta.

2) Pewarnaan untuk kerajinan tenun ini menggunakan zat kimia yang berupa zat BO,AS,Kostik,Gp,Merah B, Green B, Hidro Sulfit, ASG, AS, Sulfur, dan SN.

3) Spidol untuk mengambar pola yang diinginkan pada kain tenun.

C. Industri Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe

Sebagai sentra industri kerajinan yaitu tenun goyor Desa Sambirembe memiliki banyak potensi sebagai daerah tujuan wisata. Di wilayah desa terdapat industri kerajinan tenun goyor yaitu :


(54)

commit to user 1. Industri Kerajinan Tenun Goyor

Produk utama kerajinan tenun goyor di Desa Sambirembe adalah sarung yang masyarakat sekitar lebih sering menyebutnya dengan sarung goyor jenis kain ini tentu sudah lekat dengan masyarakat di Indonesia. Kain panjang yang dijahit sisi-sinya sehingga membentuk tabung ini digunakan sebagai penutup bagian perut sampai mata kaki,dengan dililitkan. Sarung bisa digunakan laki-laki maupun perempuan untuk kepentingan adat maupun keseharian. Pembuatan kain sarung biasanya menggunakan mesin maupun alat tenun bukan mesin ATBM. Pemasaran kain ini selain untuk lokal juga di export ke Somalia, Benua Afrika, Arab Saudi dan Negara-negara islam.

Proses pembuatan kain sarung goyor yang membutuhkan waktu yang panjang membuat hasil produksinya yang terbatas. Maka dari itu harga jualnya pun relatif mahal yaitu mencapai Rp 150.000 – Rp 250.000 tiap sarung. Tetapi ada hal yang perlu menjadi catatan bahwa dengan panjangnya proses pembuatan kain ini disadari bahwa kain ini telah membuka luas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. (Giyanto,wawancara tanggal 2 Juli 2012)

Pengrajin kerajinan tenun goyor/sarung goyor desa sambirembe saat ini sebagian bekerja secara mandiri yang tergabung dengan koperasi dan beberapa juga hanya sebagai pekerja untuk juragan yang ada di solo. Sehingga apabila ada kunjungan, wisatawan tidak bisa membeli produk tenun/sarung desa tersebuk dikarenakan para pengrajin belum memiliki art shop sendiri. Maka dari itu pengunjung hanya bisa melihat proses pembuatan tenun saja.


(55)

commit to user 2. Pengrajin Tenun Goyor

Ditinjau dari sumber daya manusia yang menangani proses produksi tenun goyor di Desa Sambirembe menunjukkan perkembangan. Koperasi dan Kerajinan Agawe Makmur melihat potensi itu, koperasi yang sebelumnya hanya menangani kerajinan mebel kini dalam setahun ini ikut berperan penting dalam membantu perkembangan kerajinan tenun goyor. Koperasi yang berdiri sejak 30 april 2002 ini membantu pengrajin untuk mengembangakan tenun goyor.Adapun Tujuan maksud dan tujuan berdirinya Koperasi dan Kerajinan Agawe Makmur yaitu :

a. Menumbuh kembangkan UMKM Pengrajin Sarung Goyor dengan

Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Kabupaten Sragen.

b. Meningkatkan kapasitas produksi, sehingga mampu memenuhi pesanan baik lokal maupun eksport.

c. Meningkatkan nilai tambah dan harga jual lebih tinggi, yang berdampak meningkatnya pendapatan perajin Sarung Goyor di lingkungan Desa Sambirembe

d. Menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan

mengatasi kemiskinan. e. Penumbuhan wirausaha baru.

(Agus Suyatno,Wawancara tanggal 22 Mei 2012)

Jumlah pengrajin tenun yang tercatat sebagai anggota koperasi berjumlah 48 orang, untuk tingkat pendidikan para pengrajin rata-rata adalah SD 50 %, SMP 25 %, SMA 25. Nama – nama pengrajin tenun goyor/sarung goyor tersebut adalah sebagai berikut :


(56)

commit to user

Tabel 1. Daftar Anggota Koperasi Agawe Makmur Tahun 2012

No Nama Pengrajin Umur Jenis

Kelamin

Dukuh Desa

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48 Giyatno

Burham Tino Putro Umi Nurul Widayati Zani Sukoco Wartini Rebi Murinem Sumarti Purwantini Eni Umarwati Aris Ekowati Siti Rohmatin Salasiyem Surati Istiqomah Heni Kusrini Susanti Suryati Sumali Ismadi Sukiyo Mujiono Marjono Sarwono Wiji Sadinem Suharni Prapto Muchbari Suparmi Tuminah/Darto Marsih Yamti Sadinem Jayarti Ruhwani Surami Giyarti Saliyem Mintarsih Muntiwati Sumarni Tarni Sukemi/Sri Ambar Tutik S Alpiah Esti S 39 38 19 20 27 47 50 42 33 37 40 40 29 60 22 21 20 32 50 42 60 45 70 27 45 50 27 50 65 45 33 42 42 50 28 30 60 55 63 35 32 35 44 40 25 50 40 28 Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Kaliwuluh Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Kaliwuluh Kaliwuluh Kaliwuluh Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe (Giyanto,wawancara tanggal 2 Juli 2012)


(57)

commit to user

Dari tabel 1 menunjukan bahwa pengrajin Tenun Goyor yang menjadi anggota koperasi kebanyakan adalah 36 wanita sedangkan pria hanya 12 orang saja. Sedangkan, 44 orang pengrajin berasal dari Dukuh Wonosari dan 4 berasal dari Dukuh Kaliwuluh Desa Sambirembe.

Selain itu Pemerintah dan Koperasi juga memberikan bantuan kepada beberapa pengrajin yang berupa alat ATBM. Nama yang tercatat sebagai anggota pada tahun 2012 ini mendapatkan bantuan dari Dinas Perinkop dan UMKM bidang industri kepada penerima manfaat Kegiatan Usaha Bersama ATBM “Sarung Goyor “.

Pengrajin masing-masing mendapatkan 1 unit terdiri dari tustel, bum, dingklek, gun 4 set, sisir 60’an, teropong, peker, riil 8 biji. Nama – nama pengrajin tenun goyor tersebut yaitu :

Tabel 2. Daftar Penerima Bantuan ATBM Tahun 2012

No. Nama Pengrajin Umur Jenis

Kelamin

Dukuh Desa

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tuminah/Darto Marsih Yamti Sadinem Jayarti Ruhwani Surami Giyarti Surati Saliyem Mintarsih Muntiwati Sumarni Tarni Sukemi/Sri Ambar Suparmi Tutik S Alpiah Esti S 33 42 42 50 28 30 60 55 60 63 35 32 35 44 40 25 45 50 40 28 Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Wonosari Kaliwuluh Kaliwuluh Kaliwuluh Kaliwuluh Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe Sambirembe (Sumber : Mustaqim,wawancara tanggal 13 Juni 2012)


(58)

commit to user

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa tahun 2012 pengrajin tenun yang menerima bantuan satu paket mesin ATBM 100 % adalah wanita. Hal ini dapat dilihat bahwa menurut pemerintah kebanyakan pengrajin tenun itu adalah wanita lebih tekun, fokus dan teliti dalam membuat kerajinan yang membutuhkan tingkat kesabaran tinggi.

Seorang pengrajin tenun bisa membuat kain dalam satu hari apabila tidak ada halangan mencapai 1x4 meter kain tenun goyor.Sehingga dalam tiap minggu setiap pengrajin dapat menyetorkan kain tenun sebanyak 7 lembar kain tenun goyor. Para pengrajin mendapatkan upah Rp 45.000,00 untuk satu kain tenun kwalitas I dan Rp 25.000,00 untuk kain tenun kwalitas II.

Pengrajin sarung goyor desa Sambirembe yang menjadi anggota Koperasi dan Kerajinan Agawe Makmur mampu menjadikan pengrajin yang lebih berkembang dan mandiri. Diharapkan dapat memberikan kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik.

D. Daya Tarik Wisata Desa Sambirembe di tinjau dari 4A

Desa Sambirembe merupakan salah satu desa yang memiliki kenunikan dan ciri khas tersendiri yaitu kerajinan Tenun Goyor/Sarung Goyor. Desa ini sangat layak untuk dikunjungi bagi wisatawan karena ingin mendapatkan oleh-oleh atau cindera mata yang berupa tenun goyor atau hanya sekedar melihat atau belajar membuat tenun tersebut. Jadi sebagai salah satu wisata industri yang ada di kabupaten Sragen jadi Kerajinan Tenun Goyor Desa Sambirembe harus memberikan kesan yang baik kepada wisatawan. Desa Sambirembe dapat dengan dianlisia melalui 4A, yaitu :


(59)

commit to user 1. Atraksi

Atraksi yang baik yaitu harus mempunyai daya tarik yang positif kepada wisatawan untuk dapat dikunjungi,disaksikan dan dinikmati dan meberi kepuasan maksimal sehingga wisatawan yang berkunjung untuk berkunjung lagi suatu saat. Atraksi wisata yang ada di Desa Sambirembe antara lain :

a. Wisatawan bisa melihat proses pembuatan kain tenun goyor dari awal sampai akhir mulai dari proses pewarnaan benang, pemintalan benang dan proses menenun dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

b. Wisatawan juga bisa melihat aktivitas penduduk lainnya selain sebagai penenun yaitu banyak penduduk juga menjadi pengrajin meubel kayu. Jadi wisatawan dapat melihat cara pembuatan meubel dari kayu.

c. Melihat-lihat hasil kerajinan tenun Goyor yang ada di tempat tersebut.

2. Aktivitas

Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan di Desa Sambirembe ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan seperti :

a. Wisatawan dapat belajar membuat tenun yang menjadi keseharian masyarakat desa yaitu Tenun Goyor.

b. Wisatawan dapat menikmati panorama alam pedesaan yang masih segar seperti hamparan luas tanaman padi di sepanjang


(1)

commit to user

e. Mengenalkan kerajinan tenun goyor dengan cara memenuhi undangan dari pemerintah atau kota lain untuk serta dalam pameran. Kerajinan tenun goyor beberapa kali pernah ikut event pameran yaitu pameran yang diadakan di Wonogiri pada tahun 2011 dan pernah ikut event pameran di Banjar Baru pada bulan desember 2011.

f. Mengenalkan kerajian tenun goyor dengan cara promosi melalui internet yaitu dapat di akses melalui website di www.sragen.go.id dan bdsmekarniaga.blogspot.com. Beberapa media cetak seperti koran juga pernah memeuat berita tentang tenun goyor yaitu suara merdeka yang tebit pada tanggal 30 juni 2010 dan solopos yang terbit pada tanggal 9 april dan 4 juni 2012. Selain itu pernah masuk dalam acara televisi separti liputan6 di SCTV yang tayang pada tanggal 1 agustus 2005, 8 agustus 2011 dan 20 April 2012 dengan adanya perkenalan dari berbagai macam media agar kerajian tenun goyor dapat dikenal masyarakat Indonesia dan Manca negara. (Agus Suyatno,Wawancara tanggal 22 Mei 2012)

2. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sragen

Usaha Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sragen untuk saat ini dalam mengenalkan kerajinan tenun goyor kepada masyarakat luas adalah sebagai berikut :

a. Mengadakan event-event dengan cara mempromosikan tenun goyor pada saat kirab budaya hari jadi Kota Sragen. Dimana kirab tersebut dilakukan oleh perwakilan Desa Sambirembe dan beberapa pelajar SMA yang memakai tenun goyor keliling berjalan memamerkan hasil kerajinan


(2)

commit to user

tersebut. Sehingga mereka dapat masyarakat mengenal hasil asli karya kerajinan dengan memamerkan tenun goyor pada saat itu.

b. Mengenalkan kerajian tenun goyor dengan cara promosi melalui internet yaitu dapat di akses melalui website di www.sragen.go.id dan bdsmekarniaga.blogspot.com. Beberapa media cetak seperti koran juga pernah memeuat berita tentang tenun goyor yaitu suara merdeka yang tebit pada tanggal 30 juni 2010 dan solopos yang terbit pada tanggal 9 april dan 4 juni 2012. Selain itu pernah masuk dalam acara televisi separti liputan6 di SCTV yang tayang pada tanggal 1 agustus 2005, 8 agustus 2011 dan 20 April 2012 dengan adanya perkenalan dari berbagai macam media agar kerajian tenun goyor dapat dikenal masyarakat Indonesia dan Manca negara.

3. Pengrajin Tenun Goyor/Sarung Goyor

Sebagai pengrajin tenun, mereka mempunyai strategi untuk mempertahankan kerajinan tenun untuk tetep eksis dan dikenal oleh masyarakat, antara lain :

a. Supaya lebih bekerja secara mandiri para pengrajin bergabung menjadi anggota koperasi.

b. Pengrajin ikut serta dalam beberapa kali event pameran yaitu pameran yang diadakan di Wonogiri pada tahun 2011 dan pernah ikut event pameran di Banjar Baru pada bulan desember 2011.

c. Apabila ada pengunjung yang ingin melihat proses pembuatan tenun goyor mereka di terima secara terbuka dengan ramah tamah. Apabila pengunjung ingin melihat atau sekedar membeli hasil kerajinan tenun atau sarung


(3)

commit to user

goyor pengunjung bisa datang ke Koperasi dan Kerajinan Agawe makmur. (Mustaqim dan Giyanto, wawancara tanggal 13 Juni dan 2 Juli 2012)


(4)

commit to user BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seni kerajinan tenun memang merupakan suatu karya seni yang bernilai tinggi yang merupakan warisan secara turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia, yang harus tetap dilestarikan bahkan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman tanpa meninggalkan ciri-ciri khusus dari kerajianan tenun itu sendiri. Kerajinan Tenun Goyor atau lebih di kenal dengan sebutan Sarung Goyor yang berlokasi di Dukuh Wonosari, Desa Sambirembe

Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen ini hanya kerajinan yang ada sejak awal tahun 60’an, dimana kerajinan ini hanya di buat oleh beberapa kepala keluarga dan hanya di pasarkan di pasar-pasar tradisional setempat.

Sebagai desa yang mempunyai potensi cukup besar sebagai desa wisata di kabupaten Sragen, yaitu Desa Sambirembe mempunyai kerajinan tenun goyor yang tidak dimiliki oleh daerah lain terutama sebagai obyek wisata. Serta sumber daya manusianya atau pengrajin tenun goyor yang suadah hampir 50’an tahun menekuni pekerjaan sebagai pengrajin tenun goyor Desa Sambirembe. Desa Sambirembe terletak di Kecamatan Kalijembe dimana satu kawasan dengan obyek wisata pendidikan yaitu Museum Sangiran. Museum tersebut cukup banyak wisatawannya apabila habis mengunjungi museum, wisatawan dapat singgah atau berkunjung ke Desa Sambirembe yaitu wisatawan dapat melihat dan belajar


(5)

commit to user

proses pembuatan kerajinan tenun goyor dan berbagai macam potensi yang ada di desa tersebut.

Jenis kerajinan tenun yang ada di Desa Sambirembe berbeda dengan kerajinan tenun pada umumnya. Namun kerajinan tenun yang ada dan berkembang di Desa Sambirembe yaitu kerajinan tenun yang beda daripada kerajinan tenun yang ada di Indonesia yang sudah di kenal oleh masyarakat luas. Kerajinan tenun Desa Sambirembe lebih di kenal dengan sebutan kerajinan tenun goyor yaitu produk utamanya adalah berupa sarung goyor. Sarung goyor ini berfungsi sebagai selimut atau sebagai salah satu alat ibadah bagi umat muslim di Indonesia.

Desa Sambirembe sebagai salah satu desa yg berpotensi sebagai desa wisata ini juga mempunyai kendala dalam perkembanngannya faktor utamanya adalah pengrajin tenun Desa Sambirembe ini masih terikat dengan juragan yang ada di Solo dimana para pengrajin hanya menjadi buruh dan belum bisa bekerja secara mandiri. Para pengrajin yang belum menjadi anggota koperasi dan masih terikat atau pekerja dengan juragan hanya tergantung dari pesanan dari juragan yang diberikan kepada para pengrajin.

Selain itu usaha pengembangan juga terus dilakukan untuk mempertahankan keberadaan Tenun Goyor baik itu dari pengrajin sendiri maupun dari pemerintah daerah seperti Dinas Perinkop dan Dispar kota Sragen. Strategi tersebut antara lain mulai dari pendirian koperasi agar peran pengrajin diharapkan bisa bekerja secara mandiri dan pelatihan-pelatihan menenun kepada pengrajin oleh Dinas Perinkop serta mengadakan keikutsertaan pameran tenun di berbagai


(6)

commit to user

daerah dan strategi yang dilakukan oleh pengrajin tenun yaitu menjadi anggota koperasi agar bisa bekerja secara mandiri.

B. Saran

Dari hasil penelitian di Desa Sambirembe maka penulis menyampaikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan pengelolaan di Desa Sambirembe .

1. Menghimbau kepada masyarakat atau pengrajin tenun untuk selalu menjaga kelestarian budaya menenun di Desa Sambirembe pada khususnya dan di Sragen pada umumnya.

2. Membuat kreasi lain tidak hanya berupa sarung saja sehingga tidak terkesan monoton dalam membuat kerajinan tenun goyor.

3. Kepada Pemerintah Kota Sragen, Dinas Pariwisata agar lebih memperhatikan dan mau mengembangkan desa tersebut sebagai obyek wisata yang berupa desa wisata. Karena Desa Sambirembe sangat berpotensi besar sebagai obyek wisata karena memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.

4. Promosi lebih gencar dilakukan agar Desa Sambirembe lebih dikenal oleh masyarakat luas.

5. Membuka Art Shop/toko khusus untuk tenun goyor di beberapa obyek wisata terkenal di Sragen seperti di Situs Sangiran atau Ndayu Alam Asri.

6. Bagi para pengrajin tenun untuk selalu memperhatikan kesehatan lingkungan dengan jalan mengatasi pembuangan limbah industrinya agar tidak mencamari lingkungan dan mengganggu kesehatan.