40
H.Mardiyanto. Selanjutnya dibangun pula bangunan yang lain yaitu Pagoda Avalokitesvara pada bulan November 2004 dan diresmikan pada tanggal 14 juli
2005 oleh gubenur Jawa Tengah H.Mardiyanto. Sumber brosur Vihara Buddhagaya 2009
B. Organisasi di Vihara Buddhagaya Watugong
Dalam memajukan dan mengembangkan vihara Buddhagaya ini sebagai bangunan dan tempat yang berguna untuk semua kalangan, maka diperlukan
suatu pengelolaan yang bertanggung jawab dan benar. Pengelolaan tersebut disusun dalam suatu organisasi sebagai berikut : Yayasan Buddhagaya 2009 : 67
41
Susunan Organisasi Budhagaya Watugong Semarang 2006-2011
Dewan Pembina I.
Bhikku Sri Pannavora, Mahathera
II.
Bhikku Jatidhamma, Mahathera
Dewan Pembina I.
Phandaya Wirosudama II.
Dharmakusuma Setya Budi III. Benny Harijanto Boediono, MBA
Dewan Pengurus
Ketua Halim Wijaya
Sekretaris Dra. Anny Kartikasari
Bendahara Sri Hwanati
Anggota 1. Gianto Hartono
2. Sutikno Kusyono
Wakil Ketua I P. My. V. Sugiyanto, BC.Hk
Wakil Sekretaris S.D Wahyudi Agus Riyanto
Wakil Bendahara Seriono
Wakil Ketua II Ir. Hermanto Pranaita Hutomo
42
C. Potensi dan Daya tarik wisata di Vihara Buddha Gaya Watugong
Potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki Vihara Buddhagaya Watugong ini terdiri dari 4 unsur yaitu : sejarah, religi, arsitektur dan wisata. Dari
unsur sejarah vihara ini merupakan vihara yang pertama kali berdiri pda tanggal 19 Oktober 1955 secara formal dan terorganisasi secara nasional setelah
keruntuhan kerajaan Majapahit pada tahun 1478 M. Unsur religi sendiri secara otomatis dilihat dari bangunan vihara itu sendiri sebagai tempat ibadah dan hal-
hal yang berhubungan dengan agama Buddha. Sedangkan untuk arsitektur di kawasan Vihara Buddhagaya Watugong ini terdapat 2 bangunan utama yaitu
Pagoda Avalokitesvara yang berasal dari Tiongkok Cina dan Dhammasala berasal dari Thailand dengan bentuk bangunan yang berbeda dan sangat mencolok.
Bangunan-bangunan di komplek vihara tersebut antara lain terdiri dari : Dhammasala, Pagogda Avalokitesvara, Watugong, Plaza Borobudur, Kuti Meditasi,
Kuti Bhikku, Taman bacaan masyarakat, Buddha Parinibana, Abhaya Mudra dan Pohon Bodhi. Sumber brosur Vihara Budhagaya, wawancara dengan Dharma
petugas perpustakaan Vihara Buddhagaya, 23 Februari 2010
`1. Dhammasala
Merupakan salah satu bangunan utama yang terletak di sisi kanan dari vihara. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah
sebagai ruang aula serbaguna yang luas dengan sebuah panggung di
43
depannya. Digunakan untuk kegiatan pertemuan. Bentuk bangunan ini berasal dari Thailand.
Dhammasala Doc. Pribadi 2010 Di lantai atas terdapat patung Buddha Duduku yang mirip dengan yang
ada di Candi Mendut dengan tinggi 5 meter.
Dhammasala lantai atas Doc. Pribadi 2010 Lantai atas berfungsi sebagai tempat puja bhakti ruang ibadah utama
yang dapat menampung 1000 umat. Untuk menuju ke ruang bawah ke
44
ruang atas harus berputar dari luar karena tidak ada tangga penghubung.
Dhammasala Doc. Pribadi 2010
Dan pada dinding luar bagian dalam terdapat relief “Paticcasamuppada” Hukum sebab akibat yang saling bergantungan. Hukum ini menjelaskan
terjadimya segala sesuatu bergantung keadaan yang mendahuluinya antara lain :
1. Avijja : Kebodohan batin 2. Sankhara : Bentuk-bentuk karma
3. Pati sandhivinniana : Kesadaran
4. Nama dan rupa : Batin dan jasmani
5. Salayatana : Enam landasan indera
6. Phasa : Kontak
7. Vedana : Perasaan
8. Tanha : Nafsu keinginan
9. Upadana : Kemelekatan
45
10. Bhava : Terus menjadi tumbuh
11. Jati : Kelahiran
12. Jaramarana : Tua dan mati
Paticcasamuppada Doc. Pribadi2010 Dari keterangan dan penjelasan bangunan di atas, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan karena cukup berarti baik dari segi arsitektur bangunan maupun fungsi bangunan tersebut seperti adanya
lambang tepat di depan pintu masuk dari bangunan ini yaitu rupa dari seekor ayam memangsa ular, seekor ular memangsa singa, seekor singa
memangsa ayam, yang merupakan sifat buruk manusia di dalam kehidupan ini. Dengan rupa ini yang menjadikan dasar dari kepercayaan
agama Buddha untuk dihapuskannya keserakahan manusia untuk hidup bersama dalam kesederhanaan tanpa adanya sikap yang saling
menjatuhkan. Daya tarik wisata dari potensi Gedung Dhammasala antara lain
dilihat dari bentuk bngunan yang berasal dari negara gajah putih yaitu atap lancip dan dikelilingi bentuk ukiran yang berada di luar gedung.
46
Selain itu juga terdapat ssebuah patung Buddha Duduku yang mirip di Candi Mendut dengan tinggi sekitar 5 meter dan terbuat dari kuningan.
Gedung tersebut tampak megah namun menyejukan hati ketika pengunjung berada di dalamnya. Gedung Dhammasala tersebut menjadi
tempat penting tetapi bersifat umum karena menjadi tempat pelaksaan hari besar keagamaan maupun kegiatan yang berkaitan dengan
pemerintah seperti: sebagai tempat pertemun organisasi Budha mulai dari pertemuan area Semarang, Provinsi Jawa Tengah, nasional maupun
Internasional yang diadakan setiap tahun sesuai yang telah dijadwalkan pihak pengelola Vihara Buddhagay Watugong. Wawancara dengan Pak
Edi 21 Februari 2010
2. Pagoda Kwan Im Pagoda Avalokitesvara
Merupakan bangunan utama yang lain yang terletak tepat berada di jalan utama dari Vihara Buddhagaya Watugong. Bangunan ini
sebagai pagoda yang tertinggi di Indonesia. Bangunan ini sangat terkenal dengan budaya Cina Tiongkok yang merupakan bangunan suci sebagai
perwujudan Metta Karuna cinta kasih para Buddha di alam semesta ini. Pagoda yang memiliki tinggi 45 meter dan dibangun tujuh tingkat
dengan hampir semua konstruksi bangunannya terbuat dari beton. Di bangunan ini banyak menggunakan latar warna merah yang dibawa dari
tradisi Tiongkok, yang menurut orang Tiongkok melambangkan kebahagiaan. Pagoda ini masih merupakan perpaduan antara budhisme
dan agama asli Cina sehinnga disebut Tri Dharmma. Namun orientasinya
47
lebih tetap pada Buddha. Observasi Vihara Buddhagaya Watugong 20 Februari 2010
Pagoda avalokitesvara Doc. Pribadi 2010 Di pintu masuk pagoda juga terdapat suatu tempat yang menjual
perlengkapan ibadah, cindera mata, bebera makanan dan minuman ringan. Selain itu, dua gazebo besar tepat mengapit di samping kanan-
kirinya yang nantinya digunakan sebagai tambur dan lonceng, yang menjadi salah satu adat kelengkapan pagoda.
48
Gazebo Doc. Pribadi 2010 Bangunan indah ini terdiri dari 7 tingkat yang menjadi “kediaman”
dari sekitar 30 patung pemujaan. Didalamnya terdapat sebuah rupa Avalokitesvara Boddhisatva yang tingginya 5 meter yang berukuran
raksasa mendiami rongga tengahnya yang menjulang tinggi, dikelilingi gunungan buah-buahan dan bunga sebagai persembahan
Avalokitesvara Bodhisatva Doc. Pribadi 2010 Di luar terdapat 4 buah patung Dewi Kwan Im dan 1 patung
Panglima We Po. Patung tersebut mempunyai makna yang berbeda- beda setiap patungnya. Patung Dewi yang membawa bunga teratai
dipercayai sebagai tempat doa untuk diberikan jodoh. Patung Dewi dengan anak perempuan ditujukan untuk pendoa ingin punya anak
perempuan sama dengan patung keberadaan Dewi dengan anak laki- laki, ada 1 lagi patung Dewi untuk pendoa ingin mempunyai umur
panjang. Dan terdapat juga patung Panglima We Po sebagai pelindung keselamatan sekaligus penjaga pagoda itu.
49
Bentuk bangunan pagoda sendiri terdiri dari 6 susun diatas dindingnya melingkari meliputi 8 sisi yang disebut Pat Kwa. Tiap-tiap sisi
luar dindingnya ada 1 Patung Dewi Kwan I mini dengan telapak tangan kanan tersebut terbuka dan menghadap ke depan ini menjelaskan Dewi
Kwan Im tengah memberi restu keselamatan bagi umat manusia. Dan letaknyapun disesuaikan dengan arah mata angin yang bertujuan agar
Dewi selalu menebarkan cinta kasih serta dapat bisa menjaga Kota Semarang dari segala mata arah. Secara keseluruhan jumlah patung di
pagoda ini 30 buah. Pagoda ini mulai dibangun pada bulan Agustus 2004. Kemudian
dibangunlah Pagoda Avalokitesvara yang rencana pembangunannya hanya membutuhkan waktu 8 bulan tetapi karena menunggu barang-
barang dan patung dari Cina penyelesaiannya mundur menjadi 10 bulan maka pagoda ini diresmikan pada tanggal 14 juli 2005. Pagoda ini
mempunyai banyak keistimewaan Karena mulai genteng, aksesoris, relief tangga dari batu 9 naga, kolam naga, lampu naga, air mancur
naga hingga patung burung hong dan lilin. Bangunan ini memiliki seni arsitektur yang sangat tinggi ini merupakan salah satu kebanggaan
warga kota Semarang, karena saat ini pengunjung Vihara Buddhagaya tidak hanya umat Buddha saja, tetapi juga umat agama lain untuk
dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata religi. Terdapat beberapa daya tarik dari Pagoda Avalokitesvara yang
merupakan ciri khas negara Cina yaitu bangunan yang mempunyai unsur
50
warna merah. Di pagoda tersebut juga terdapat beberapa ornamen yang berasal dari Cina langsung. Sehingga pengunjung yang berada di dalam
pagoda tersebut seolah-olah berada di negera Cina. Wisatawan yang melihat pagoda tersebut tidak hanya melihta kemegahannya saja, tetapi
merekaakan mengingat pesan Metta Karuna Selain 2 bangunan utama tersebut terdapat beberapa bangunan dan fasilitas yang
lain yang menjadi sarana pendukung berkembangnya vihara ini yang antara lain : 1.
Watugong Merupakan batu alam asli yang berbentuk gong yang digunakan
sebagai nama khawasan di sekitar vihara sejak dahulu . Batu ini merupakan lambang sebagai tempat yang pertama kali sebelum
berdirinya vihara ini, juga sebagai peninggaalan setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit. Batu alam ini terletak tepat di depan pos security.
Batu tersebut unik karena secara langsung berbentuk gong tanpa rekayasa tangan manusia.
Watugong Doc. Pribadi 2010
51
2. Plaza Borobudur
Merupakan area terbuka yang berbentuk mandala borobudur berfungsi sebagai tempat puja bhakti di ruang terbuka. Terletak di samping kiri
Gedung Dhammasala tepat di tengah Vihara Buddhagaya Watugong.
Plasa Borobudur Doc. Pribadi 2010 3. Kuti Meditasi
Kuti Meditasi terdapat tepat di belakang dhammasala. Berfungsi untuk tempat tinggal sementara para yogi peserta latihan meditasi.
Saat ini terdapat delapan kuti meditasi. Meditasi ini sering disebut Meditasi Mengenal Diri. Para peserta meditasi ini tidak hanya umat
budha saja, tetapi terbuka untuk umum yang berkeinginan mengikuti meditasi ini. Para peserta pun tidak hanya berasal dari semarang saja
tetapi dari seluruh kota di Indonesia. Daya tarik kuti meditasi tersebut merupakan bangunan yang
tepat untuk tempat penenangan batin, selain tempat yang asri di kuti ini menggambarkan suatu ketenangan. Banyak pohon rindang dan tampak
52
bangunan sederhana. Kuti ini melambangkan dengan hidup
kesederhanaan maka ketenangan hidup dapat dirasakan.
Kuti Meditasi Doc. Pribadi 2010 4.
Kuti Bhikku Merupakan tempat tinggal bhikku sementara, yang didesain sedarhana.
Tempat tersebut tempat yang tidak boleh dikunjungi masyarakat dan umat Buddha. Karena bhiku adalah murid tidak boleh sembarang orang
keluar masuk tempat tersebut. Kuti ini terletak tepat di samping kuti meditasi.
53
Kuti Bhikku Doc. Pribadi 2010 5. Taman Bacaan Masyarakat
Memiliki koleksi berbagai macam buku, baik Buddhis maupun umum. Terbuka untuk masyarakat yang ingin melakukann studi tentang
Buddhisme. Sarana tersebut sebagai penunjang berkembangnya untuk umat budha maupun masyarakat yang ingin belajar dan mangerti agama
Budha.
54
Taman Bacaan Masyarakat Doc. Pribadi 2010
6. Buddha Parinibbana Sebuah rupang Buddha yang menggambarkan saat Buddha
Gaotama Parinibbana wafat. Merupakan satu-satunya obyek bangunan tersisa dari masa awal aktivitas di Vihara Buddhagaya tahun
1957. Patung ini terletak di sisi kanan belakang Pagoda Avalokitesvara yang panjangnya 3 meter.
Budhha Parinibana Doc. Pribadi2010 7. Abhaya Mudra
Rupang Buddha dengan posisi abhaya memberkahi tetapi masih dalam perencanaan pembangunan. Patung ini akan dibuat dari bahan
perunggu setinggi 36 meter diatas sebuah gedung yang akan difungsikan sebagai museum dan perpustakaan
55
Abhaya Mudra Doc. Pribadi 2010 8. Pohon Bodhi
Pohon Bodhi adalah pohon suci bagi umat Buddha, dimana Petapa Sidarta mencapai pencerahan tertinggi menjadi Buddha di
Bodhgaya, India, 2500 tahun yang lalu. Pohon Bodhi ini merupakan cangkokan dari pohon Bodhi yang ada di Anuradha Vihara, Srilanka yang
masih keturunan pohon Bodhi yang ada di Bodhgaya Pohon ini berada tepat di depan Pagoda Avalokitesvara.
56
Pohon Bodhi Doc. Pribadi 2010 . Pohon Bodhi tersebut sebagai daya tarik tersendiri karena dibawa
langsung dari cangkokan asal sang guru besar Budha Gaotama mendapat pencerahan langsung. Pohon Bodhi tersebut ditanam pada
tahun 1956. Brosur Vihara Buddhagaya, Wawancara dengan Dharma Vihara Buddhagaya
D. Aktivitas yang dilakukan pengunjung wisatawan di Vihara Buddhagaya
Sebagai vihara yang terbesar di Semarang dan juga menjadi tempat umum untuk umat maupun pengunjung wisatawan, maka di vihara ini mereka dapat
melakukan aktivitas sesuai apa yang telah disediakan oleh pihak pengelola. Pihak pengelola membagi aktivitas tersebut ke dalam 2 bagian. Bagian pertama adalah
upacara keagamaan budha, sedangkan aktivitas yang kedua adalah acara yang diadakan umat budha termasuk program yang berhubungan dengan pemerintah
maupun masyarakat pada umumnya. Pengunjung wisatawan yang tidak beragama budha dapat pula melihat aktivitas ibadah puja bhakti. Puja bhakti
dapat dilakukan setiap saat oleh umat budha. Selain puja bhakti biasa pengunjung dapat melihat perayaan hari besar keagamaan yang telah ditentukan oleh pihak
pengelola di Vihara Buddhagaya Watugong tersebut. Aktivitas tersebut antara lain : Observasi Vihara Buddhagaya 20 februari 2010
1 Aktivitas keagamaan perayaan hari besar budha Bagi pengunjung beragama Budha atau umat dapat melakukan
aktivitas ibadah baik puja bhakti meditasi ataupun menggunakan tradisi
57
Cina. Puja bhakti ini dapat dilakukan setiap saat sehingga tidak terikat waktu tertentu. Untuk hari besar keagamaan dapat dilakukan bersama
yang telah dijadwalkan oleh pihak pengelola. Hari besar keagamaan tersebut antara lain: Sumber laporan tahunan Yayasan Buddhagaya
Semarang tahun 2009 a. Perayaan hari Waisak pada bulan Mei
b. Perayaan hari Asadha pada bulan Juli c. Perayaan hari Kathina pada bulan Oktober
d. Perayaan hari Magha Puja pada bulan Maret Keempat perayaan ini dilakukan di Dhammasala, sedangkan ada
satu perayaan hari besar yang diadakan di pagoda avalokitesvara yaitu perayaan Bodhisatva Avalokitesvara.
Perayaan Bodhisatva Avalokitesvara adalah suatu upacara untuk merayakan peristiwa yang penting dari Bodhisatva calon Budha.
Avalokitesvara atau di tradisi Cina disebut Dewi Kwan Shem Im Po Sat. Beliau adalah lambang dari cinta kasih. Dimana di peristiwa ini untuk
memberikan penghormatan dan penghargaan bagi beliau. Diantaranya adalah kelahiran tanggal 19 Februari Imlek, pencapaian pencerahan
tanggal 19 Juni Imlek dan mangkatnya beliau pada tanggal 19 September Imlek. Para partisipasi sebagian besar berasal dari tradisi Cina.
58
Aktivitas lain yang dilakukan pengunjung beragama Budha yang berhubungan dengan umat Budha adalah Pabbajja Samancra yaitu pelatihan khusus untuk
penganut Buddha yang menginginkan secara praktis menjadi seorang biksu dalam waktu yang singkat. Pelatihan ini dilakukan 15 hari sebelum perayaan hari
Waisak atau biasanya pada bulan Mei setiap tahun. Pelatihan ini merupakan kesempatan khusus hanya untuk laki-laki.
2. Aktivitas antara pengelola Vihara Buddhagaya dengan pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Aktivitas tersebut antara lain :
a. Talk Show dan Seminar Pihak panitia dari Yayasan Buddhagaya selalu merencanakan
dua dan lebih acara untuk mengadakan talk show atau seminar. Para panitia mengundang pembicara penganut Buddha juga pembicara
umum untuk semua masyarakat tidak hanya untuk masyarakat Buddha saja.
b. Meditasi Meditasi adalah inti dari pengajaran Buddha. Jadi penganut
agama Buddha dapat menggunakan waktu luang mereka atau menyusun kesempatan khusus untuk melakukan meditasi. Meditasi ada
2 macam. Diantaranya adalah Samantha bavona dan Vi passona bhanova. Meditasi ini sering disebut Meditasi Mengenal Diri. Dilakukan
pada bulan Juni-Juli setiap tahun, tetapi ada pula meditasi yang ditentukan oleh pengurus Vihara Buddhagaya Watugong.
59
Para peserta meditasi ini tidak hanya umat budha saja, tetapi tebuka untuk umum yang berkeinginan mengikuti meditasi ini. Para
peserta pun tidak hanya berasal dari Semarang saja tetapi dari seluruh kota di Indonesia, antara lain dari luar Pulau Jawa seperti Kalimantan
dan Sulawesi bahkan ada peserta yang berasal dari luar negeri. Para panitia juga mangundang beliau dari negara Buddha, antara lain
Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Srilanka. untuk melatih para peserta. c Pariwisata
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan baik domestic maupun mancanegara di Vihara Buddhagaya tersebut antara
lain: 1. Di Vihara Budhagaya wisatawan dapat melihat dan menikmati
keunikan dari setiap bangunan yang ada baik bangunan utama yaitu Pagoda Avalokitesvara yang berasal dari Cina maupun
Dhammasala yang berasal dari Thailand. Kedua bangunan ini mampunyai ciri khas yang khusus dari negara asal agama Budha
berkembang. 2. Wisatawan dapat mengetahui agama Budha maupun pengetahuan
umum dengan membaca buku-buku yang dikoleksi di taman bacaan masyarakat.
3. Untuk menunjang perkembangan vihara ini maka wisatawan dapat menggunakan pelayanan lokal guide. Lokal guide akan
60
maemberikan penjelasan mengenai keseluruhan dari bangunan beserta sejarah Vihara Buddhagaya Watuugong tersebut.
4. Wisatawan dapat beristirahat sementara dengan menggunakan taman di sekitar vihara maupun di gazebo yang berada di sisi
kanan kiri dari Pagoda Avalokitesvara. Semua acara tersebut diselenggarakan setiap tahun, baik di Gedung
Dhammasala maupun Pagoda Avalokitesvara. Biaya yang digunakan untuk penyelenggaran semua acara hampir sebagian besar berasal dari umat
sendiri. Sumber wawancara dengan Pak Agus wakil sekrataris Vihara Buddhagaya
E. Potensi obyek dan daya terik wisata dilihat dari pendekatan