POTENSI OBYEK WISATA DI KOTA SEMARANG

25 penduduk. Ini menunjukkan potensi tenaga kerja dan segi kuantitas amat besar, sehingga kebutuhan tenaga kerja bagi mereka yang tertarik menanamkan investasinya di sini tidak menjadi masalah lagi. Belum lagi penduduk dari daerah hinterlandnya. Sementara itu jika kita lihat mata pencaharian penduduk tersebut tersebar pada pegawai negeri, sektor industri, ABRI, petani, buruh tani, pengusaha, pedagang, angkutan dan selebihnya pensiunan. Dari aspek pendidikan dapat dilihat, bahwa rata-rata anak usia sekolah di Kota Semarang dapat melanjutkan hingga batas wajar sembilan tahun, bahkan tidak sedikit yang lulus SLTA dan Sarjana. Meskipun masih ada sebagian yang tidak mengenyam pendidikan formal, namun demikian dapat dicatat bahwa sejak tahun 2003 penduduk Kota Semarang telah bebas dan 3 buta buta aksara, buta angka dan buta pengetahuan dasar. Dengan komposisi struktur pendidikan demikian ini cukup mendukung perkembangan Kota Semarang, apalagi peningkatan kualitas penduduk yang selalu mendapat prioritas utama didalam upaya peningkatan kesejahteraan. Tingkat kepadatan penduduk memang belum merata. Penduduk lebih tersentral di pusat kota. Pertumbuhan penduduk rata-rata 1,43 tahun. Ini berarti laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, setidaknya terkendali dan kesejahteraan umum segera terealisasi. www.demografi kota semarang.co.id 20 Februari 2010

C. POTENSI OBYEK WISATA DI KOTA SEMARANG

Kota Semarang pada saat sekarang menjadi salah satu tujuan pariwisata, baik domestik maupun mancanegara. Berbagai peninggalan yang ada di kota 26 semarang tidak lepas dari perjalanan sejarah yang panjang. Oleh sebab itu terdapat berbagai macam potensi objek wisata yaitu diantaranya : 1.Obyek Wisata Alam Wisata alam di Kota Semarang antara lain : a. Goa Kreo Goa Kreo adalah sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Masjid agung Demak. Menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata Mangrebo yang berarti peliharalaah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini. Obyek wisata ini terletak di Dukuh talunkacang, Kelurahan Kendi, Kecamatan Gunung Pati kurang lebih 8 km dari Tugu Muda, dibuka untuk umum jam 08.30 sampai dengan 18.00 WIB. Dan setiap tanggal 3 syawal diadakan upacara sesaji Rewonda. Disbudpar Kota Semarang 2009 : 4 b. Pantai Marina Merupakan taman rekreasi. Pantai yang dilengkapi dengan kolam renang, sky air, speed boat, dan arena bermain anak-anaak. Dibuka setiap hari pukul 06.00 selama 24 jam. Pantai Marina terletak di bagian utara kota Semarang tepatnya di Jalan Yos Sudarso kurang lebih 4 km dari Tugu Muda, 27 bersebelahan dengan area PRPP dan Maerokoco. Disbudpar Kota Semarang 2009 : 5 c. Gardu Pandang Gombel Taman yang berada di tanjakan Gombel ini dahulu dikenal dengan Taman Tabanas sebagai daerah perbukitan, daerah ini lebih sejuk dari Semarang bawah. Pengunjung wisatawan bisa menikmati pemandangan Kota Bawah dan terletak di Jl. Setiabudi berjarak kurang lebih 8 km dari Tugu Muda. Terbuka untuk umum dan setiap saat. Disbudpar Kota Semarang 2009 : 6 1. Obyek Wisata Sejarah Kota Semarang mempunyai berbagai macam wisata sejarah antara lain : www. wisata sejarah kota semarang.com. 27 juli 2010 a. .Tugu Muda Sebuah tugu berbentuk lilin tegak di tengah persimpangan Jl. Sutomo, Jl. Pandanaran, Jl. Imam Bonjol. Tugu ini dibangun sebagai monument untuk mengenang heroisme perjuangan Semarang dari tanggal 14 - 19 Oktober 1945. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Budiyono dan diresmikan oleh Presiden RI pertama Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Pada kaki monument terdapat relief yang menggambarkan kesengsaraan raakyaat Indonesia di jaman penjajahan Jepang seperti relief pertempuran, relief penyerangan, relief korban dan relief kenangan. 28 b. Lawang Sewu Terletak di komplek Tugu Muda, dahulu merupakan gedung megah bergaya art deco, yang digunakan Belanda sebagai Kantor Pusat Kereta Api Trem, atau lebih dikenal dengan Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij NIS. Bangunan karya Arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag menurut catatan sejarah dibangun tahun 1903. kemudian diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. masyarakat Semarang lebih mengenal gedung ini dengan sebutan Gedung Lawang Sewu, mengingat gedung ini memiliki jumlah pintu dalam jumlah banyak, yang dalam bahasa jawa Lawang Sewu yaitu Lawang berarti pintu dan sewu berarti seribu. c. Kota Lama Semarang telah menjadi strategis di wilayah pesisir utara pulau Jawa sejak penjajahan Belanda sebagai Kota Perdagangan maupun Ibukota Pemerintahan Kolonial Belanda. Peninggalan Belanda berupa gedung- gedung tua di sudut kota masih tetap berdiri kokoh hingga sekarang. Diantaranya ada yang difungsikan sebagai hotel, rumah tinggal dan perkantoran perusahaan Jawatan. Kawasan Kota Lama telah direvitalisasi dan dijadikan kawasan cagar budaya tidak terkena banjir dan rob air laut. Di kawasan tersebut wisatawan dapat menyaksikan peninggalan pusat perdagangan pada jaman dulu. Terletak di Jl. Letjen Soeprapto kuraang lebih 3 km dari arah timut, dibuka untuk umum setiap hari. d. Museum Ronggowarsito 29 Museum yang terletak di Jl. Abdurrahman Saleh ini merupakan museum terlengkap di Semarang yang memiliki koleksi sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunaan dan wawasan nusantara. Dengan nama yang diambil dari nama salah satu pujangga Indonesia, yang terkenal dengan hasil karyanya dalam bidang filsafat dan kebudayaan, museum ini menempati luas tanah 1,8 hektare, museum ini dibuka setiap hari pukul 08.00 – 14 WIB. Berjarak kurang 3 km dari Tugu Muda. Dapat dijangkau dengan transportasi umum maupun pribadi. 2. Obyek Wisata Religi Selain sebagai kota wisata, Kota Semarang juga dikenal sebagai kota religi. Oleh karena itu terdapat berbagai macam objek wisata religi antara lain : a. Gereja Blenduk Terletak di Jl. Letjen Soeprapto No. 32 merupakan bangunan yang memiliki gaya arsitektur Phantheon didirikan pada tahun 1753 sebagai gereja pertama di Semarang dan dipugar tahun 1894 oleh arsitek Belanda bernama HPA de Wilde dan Westmaas. Disebut Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya yang seperti irisan bola, sehingga orang mengatakan “mblenduk”. Bangunan berbentuk segi delapan beraturan hexagonal dengan keunikan interiornya. Sebagai salah satu bangunan kuno di lingkungan Kota Lama yang banyak dikunjungi wisatawan dan sampai sekarang merupakan tempat ibadah. Disbudpar Kota Semarang 2009: 13 b. Masjid Agung Jawa Tengah 30 Masjid Agung Jawa Tengah bangunannya meneladani prinsip gugus model kluster dari Masjid Nabawi di Madinah. Bentuk penampilan arsitekturnya merupakan gubahan baru yang mengambil model dari tradisi para wali dengan membubuhkan corak universal arsitektur Islam pada bangunan pusatnya dengan menonjolkan kubah utama yang dilengkapi dengan minaret runcing menjulang di keempat sisinya. Masjid beserta fasilitas pendukungnya terletak di Jl. Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari menempati tanah babad Masjid Agung Semarang seluas 10 ha dan mampu menampung jemaah lebih kurang 13.000 orang. Di samping bangunan masjid disini juga dilengkapi fasilitas-fasilitas yang lain seperti : ruang kantor, ruang kursus, dan pelatihan, ruang perpustakaan, ruang akad nikah, dan auditorium. Dalam upaya penggalian dana dalam kompleks juga dibangun galeri pertokoan, ruang kantor yang disewakan, hotel dan toko cinderamata. Disbudpar Kota Semarang 2009 :14 a. Makam Ki Ageng Pandanaran Ki Ageng Panandaran adalah Adipati Semarang yang pertama dan tanggal diangkatnya beliau sebagai Adipati dijadikan hari jadi kota Semarang. Dengan demikian beliau dianggap sebagai pelopor berdirinya kota Semarang. Ki Ageng Pandan Arang atau Panandaran meninggal pada tahun 1496. tempat ini banyak dikunjungi oleh peziarah terutama pada acara Khol meninggalnya beliau setiap bulan Muharam setahun sekali. 31 Makam Ki Ageng Panandaran tersebut berada di Jalan Mugas Dalam 114, kelurahan Mugasari kurang lebih 1 km dari Tugu Muda, dibuka untuk umum setiap hari dan setiap saat. Disbudpar Kota Semarang 2009 :16 b. Klenteng Gedung Batu Sam Poo Kong Dibangun oleh seorang Tiongkok bernama Sam Poo Djien dalam lawatannya ke Semarang klenteng tersebut memberikan inspirasi bagi berkembangnya berbagai legenda mengenai kota Semarang. Tiap tahun baru bertepatan tanggal 29 lak Gwee penanggalan Tionghoa, diadakan upacara ritual memperingati hari ulang tahun Sam Poo Tay Kak Sie Gong Lombok menuju klenteng Sam Poo Kong. Terletak di jalan Simongan 129 kurang lebih 2 km dari Tugu Muda kea rah Barat Daya, dibuka untuk umum setiap saat selama 24 jam penuh. Disbudpar Kota Semarang 2009 : 17 c. Vihara Buddha Gaya Setelah agama budha mengalami kemunduran selama beratus tahun lamanya maka vihara ini pertama kali berdiri secara formal dan terorganisasi di Indonesia setelah tenggelamnya agama Budha pada saat kerajaan Majapahit yang didalamnya terdapat bangunan utama, Pagoda Avalokitesvara merupakan bangunan indah terdiri dari 7 tingakat. Sebelumnya di tempat tersebut hanya ada vihara kecil yang sudah berdiri sejak 1955. kemudian pada tahun 2005 dibangunlah pagoda Avalokitesvara yang rencana pembangunannya hanya membutuhkan waktu 8 bulan tetapi karena menunggu barang-barang dan patung dari Cina penyelesaiannya mundur menjadi 10 bulan. Pagoda ini mempunyai banyak keistimewaan 32 karena dari mulai genteng, aksesoris, relief tangga dari batu 9 naga, kolam naga, lampu naga, air mancur, naga hingga patung burung Hong dari lilin, seluruhnya diambil dari Cina. Terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan terbuka untuk umum setiap hari. Disbudpar Kota Semarang 2009 :17 3. Obyek Wisata Budaya dan Seni Bermacam - macam budaya yang ada di Kota Semarang dapat dilihat dari upacara - upacara tradisional dan kesenian daerah antara lain : www.wisata budaya kota semarang.com 22 Februari 2010 a. Puri Maerokoco Sebuah obyek wisata yang berada di Jl. Yos Sudarso kurang labih 5 km dari Tugu Muda, satu komplek dengan PRPP. Sebagai Taman Mini Jawa Tengah yang merangkum semua rumah adat yang disebut anjungan dari 35 Kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Di dalam rumah-rumah tersebut digelar hasil untuk industri kerajinan yang diproduksi oleh masing-masing daerah. Dibuka untuk umum jam 08.00 – 18.00 WIB. Dapat dijangkau dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. b. Dugderan Dugderan adalah sebuah acara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugderan, 33 diambil dari perpaduan bunyi dudug dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan der. Ciri khas acara tersebut adalah warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna-warni. Acara ini dimulai jam 08.00 sampai magrib di hati yang sama juga diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan. a. Gambang Semarang Keseniaan gambang semarang merupakan perpaduan antara tari dengan diiringi alat musik dari bilah-bilah kayu dan gamelan Jawa yang biasa disebut “Gambang”. Muncul pada event-event tertentu : Festival Dugderan, Festival Jajan Pasar, Gombang Semarang telah ada tahun 1930 dengan bentuk paguyuban yang anggotanya terdiri dari pribumi dan peranakan Cina dengan mengambil tempat pertunjukan di gedung pertemuan Bian Hian Tiong di Gang Pinggir. Jenis alat musik yang dipakai adalah kendang, boning, kempul, gong, suling, kecrek, gombang serta alat musik gesek. Disamping musik ada penari dan penyanyi vokalis. 4. Obyek Wisata Buatan dan Hiburan Untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan dan mengembangkan berbagai maka dibuat obyek wisata buatan dan hiburan di Kota Semarang yang antara lain : Observasi wisata buatan Kota Semarang 22 Februari 2010 a. Simpang Lima 34 Salah satu tempat yang menjadi ciri khas Kota Semarang adalah Simpang Lima. Berkembangnya fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden Pertama RI yang menyarankan pengadaan alun- alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan alun-alun lama. Sebagai pusat kota, Simpang Lima juga merupakan pusat perbelanjaan karena telah menjadi pusat pertokoan, banyak mall, dan pusat akomodasi Simpang Lima merupakan tempat untuk upacara resmi dan juga menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan, tempat rekreasi, bahkan sebagai pasar tiban pada waktu-waktu tertentu. Berbagai jenis makanan baik makanan berat maupun makanan ringan dijual dengan gaya lesehan mengambil tempat sekitar trotoar dan sekeliling alun-alun. Sementara itu souvenir, aalat sekolah sampai alat rumah tangga, sandal, dll. b. Taman Margasatwa Semarang Taman Maargasatwa Wonosari Mongkong merupakan relokasi dari kebun binatang Tinjomoyo. Sebagian besar satwa yang sebelumnya berada di Tinjomoyo, telah dipindah ditempat tersebut. Tempat rekreasi tersebut berada di pintu masuk kota semarang, tepatnya di Jalan Raya Semarang – Kendal km 17. dibuka untuk umum, mulai jam 08.00 - 17.00 WIB. Transportasi mudah karena berada di pinggir jalan raya. c. Kampoeng Wisata Taman Lele Obyek wisata tersebut dulu dikenal dengan Taman Lele. Di tempat ini terdapat danau buatan yang dikelilingi gazebo, sepeda air, kolam renang untuk anak, permainan anak, dan beberapa satwa peliharaan, seperti ular 35 phython, buaya dan berbagai jenis burung. Terletak di tepi jalan raya Tugu kurang lebih 10 km dari Tugu Muda kearah barat, dibuka setiap hari pukul 08.00 – 10.00 WIB. d. Taman Rekreasi Wonderia Tempat rekreasi tersebut berada di Jl. Sriwijaya. Ditempat tersebut terdapat beragam anjungan permaainan anak-anak seperti bom-bom car, jet coaster, bianglala, rumah hantu, kereta mini, draimohen, dll. Bagi kalangan remaja dan orang dewasa, dapat menikmati sajian live musik dari berbagai aliran dan jenis. 5. Wisata Kuliner Di Kota Semarang terdapat berbagai macam kuliner yang menjadi ciri khas Kota Semarang, wisata kuliner tersebut adalah : Disbudpar kota semarang :27-32 a. Pusat Oleh – oleh Kota Semarang Masyarakat yang ingin membeli makanan dan oleh-oleh khas Semarang bisa datang di sepanjang Jl. Pandanaran. Bagi para wisatawan yang datang melewati kota Semarang rasanya kurang lengkap jika tidak mampir di Pusat Jajan Pandanaran untuk membeli oleh-oleh. Di tempat tersebut tersedia Bandeng lunak, wingkobabat, lumpia, otak-otak, moci, cinderamata dan aneka jajan lainnya. Oleh-oleh yang dijual ditoko–oko sepanjang jalan Pandanaran selain dijamin higienis, kualitas terjaga dan harga tercantum. 36 b. Lumpia Lumpia terbuat dari rebung yang dibungkus dengan lembaran tepung, biasa disajikan dengan digoreng lebih dahulu atau tanpa digoreng. Lumpia selain berisi rebung dapat diisi dengan daging ayam atau sapi yang dirajang kecil-kecil. Juga biasa disajikan dengan saos. Sebagai oleh-oleh, makanan yang hanya dapat bertahan selama 1 hari, dapat dibeli di sepanjang Jalan Pandanaran, Jl. Pemuda di depan Pasar Raya Sri Ratu atau sepanjang jalan MT. Haryono. c. Wingko Babat Berasal dari kota Babat, Jawa Timur, makanan yang terbuat dari bahan kelapa dan beras ketan kemudian menjadi makanan khas andalaan Semarang. Seiring dengan perkembangan jaman wingko diberi citarasa yang lebih beraneka ragam seperti coklat, durian, nangka, dan lain-lain. Makanan ini dapat ddibeli di pusat jajanan tradisional di Jalan Pandanaran, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan pusat penjualan wingko Babat di Jalan Cendrawasih. d. Bandeng Presto Bandeng Presto adalah ikan bandeng yang dimasak dengan panci bertekanan tinggi biasanya disebut presto. Cara tersebut dilakukan untuk membuat duri ikan bandeng tersebut menjadi lunak sehingga enak untuk dimakan. Tempat penjualan bandeng presto tersebut juga menyediakan yang dipepes, otak-otak, dipanggang ataaupun digoreng kremes. Untuk bandeng presto biasa cara memasaknya cukup digoreng dengan memakai 37 minyak panas. Bandeng dengan kondisi tersebut dapat disimpan dalam lemari pendingin dalam waktu yang cukup lama. Makanan tersebut dapat diperoleh di pusat jajan tradisional di sepanjang jalan Pandanaran. 38

BAB III POTENSI VIHARA BUDDHAGAYA WATUGONG