Pilih salah satu jawaban yang paling benar

59 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 5. Jumlah jari-jari pada Dhammacakkha adalah . . . . a. tiga corak umum b. empat kebenaran mulia c. lima landasan moral umat Buddha d. delapan jalan utama Ayo Berkreasi Buatlah Hasil Karya Product dengan mengerjakan tugas berikut 1. Buatlah lambang swastika atau stupa dari gabus styrofoam atau karton kemudian tempel dengan kertas warna 2. Buatlah bendera Buddhis dari kertas warna ditempel bolak-balik 3. Bawalah bermacam-macam persembahan bunga, buah, lampu, lilin, dupa, air ke altar Sang Buddha, dan letakkanlah dengan penuh penghayatan seraya memahami makna dan tujuannya Bahan-bahanalat untuk membuat Swastika: Cara membuat: 1. Siapkan satu lembar gabus styrofoam berukuran 40 cm x 40 cm; 2. Buatlah pola Swastika; 3. Potong pola swastika dengan cutter; 4. Selanjutnya berikan cat atau tempel kertas warna. Hasil karya kamu akan tampak seperti gambar di samping. Kamu dapat mengombinasikan warna agar lebih menarik. Boleh dibuat dari kertas karton. Styrofoam Cutter Cat Asturo 60 Kelas VII SMP Edisi Revisi Bahan-bahanalat untuk membuat Bendera Buddhis: Hasil karya kamu akan tampak seperti gambar di samping. Kamu dapat mengombinasikan warna agar lebih menarik. Selanjutnya tempelkan pada sedotan minuman atau sumpit mie untuk tiang bendara. Kertas warna Lem kertas Gunting Sedotan minuman Ayo Renungkan Ketika hati dan rasa kita begitu penuh dan hendak mengungkapkan sesuatu namun tidak memerlukan kata-kata. Ketika hati dan rasa kita begitu kagum dan hendak menyatakan sesuatu secara indah. Ketika hati dan rasa kita begitu tersentuh dan hendak menumpahkannya dengan penuh penghayatan 61 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kriteria Agama Buddha VII Bab

A. Pengertian Agama

Tahukah Kamu, apakah deinisi agama itu? Ayo mengamati melalui membaca dan mencermati pengertian agama pada teks berikut Di dalam Encyclopaedia of Buddhism, kata ”agama” berasal agam yang berarti ‘datang’ atau ‘tiba’, maksudnya, mendekat, menemui, sumber, doktrin dan pengetahuan tradisional, khususnya digunakan untuk menunjukkan kitab suci. Sekarang, “agama” diartikan sebagai warisan dari para guru secara turun-temurun, berupa sabda, ajaran, aturan, riwayat, dan sebagainya. Kata “agama” juga dipergunakan oleh golongan agama lain di India, yaitu, Jaina dan berbagai aliran Hindu. Agama dalam naskah bahasa Sanskerta mirip dengan Nikaya dalam naskah bahasa Pali. Agama dalam naskah Sanskerta terdiri atas: 1. Dirgha Agama; 2. Madhyama Agama; 3. Samyukta Agama; dan 4. Ekottarika Agama. Keempatnya merupakan kitab berbahasa Sanskerta yang merupakan bagian dari kitab suci Tripitaka. Di dalam bahasa Sanskerta maupun Pali, gam artinya “pergi” atau “berjalan”, mirip dengan kata go dalam bahasa Inggris. Karena mendapat awalan a, maka diartikan “kebalikan dari pergi”, yaitu Buddha nengajarkan ajarannya untuk manusia agar terbebas dari penderitaan, dan mencapai kebahagiaan. Karena itulah, ajaran Buddha dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi para siswanya, yang menganut dan meyakini akan kebenaran ajarannya sebagai suatu agama. Dengan begitu, terbentuklah agama Buddha yang berisikan beberapa kriteria yakni keunikan dan keluhuran dari ajaran-ajaran Buddha. Ayo pahami dengan baik agama Buddha dengan ajaran-ajarannya yang luhur demi untuk kebahagiaan kita semua 62 Kelas VII SMP Edisi Revisi “datang”. Dengan akhiran a, kata itu diartikan ”kedatangan” atau “kekekalan”. Agama A-gam-a diartikan “mempunyai atau menggunakan jalan”. Tidak jelas asalnya, mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa gama memiliki pengertian “kacau”, sehingga a-gama diartikan tidak kacau. K. Wijaya Mukti, 2003, hal. 2. Menurut bahasa Pali, gacch artinya pergi. Jadi, arti agama sesungguhnya adalah “pergi”. Pergi ke mana? Pergi ke pantai seberang, yakni kebahagiaan abadi Nirwana. Dengan demikian agama bertujuan untuk mencapai kebahagiaan batin yang terbebas dari penderitaan.

B. Kriteria Agama Buddha Indonesia

Tahukah Kamu, kriteria agama Buddha? Ayo membaca materi berikut untuk memahami kriteria agama Buddha Indonesia Pada Kongres Umat Buddha I di Yogyakarta tahun 1979, dihasilkan keputusan antara lain tentang Kriteria Agama Buddha di Indonesia. Agama Buddha di Indonesia memiliki kriteria bahwa setiap sekte percaya: 1. Adanya Tuhan Yang Maha Esa; 2. Adanya Bodhisattva; 3. Adanya Triratna Tiratana; 4. Adanya Hukum Empat Kebenaran Mulia Cattari Ariya Saccani; 5. Adanya Hukum Karma; 6. Adanya Hukum Kelahiran Kembali Punabhava; 7. Adanya Hukum Tiga Corak Umum Tilakkhana; 8. Adanya Hukum Kesalingtergantungan Paticcasamuppada; dan 9. Adanya Nirwana Nibbana. Dengan adanya kriteria di atas, maka semua sekte agama Buddha di Indonesia berpedoman pada kriteria di atas sebagai ajaran dasar.

1. Tuhan Yang Maha Esa

Seorang umat Buddha meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa yang dikenal dengan sebutan: Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkatam, yang artinya: Sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, Yang Mutlak. Tuhan Yang Maha Esa di dalam agama Buddha adalah Tanpa Aku Anatman, suatu yang tidak berpribadi, suatu yang tidak dapat dipersoniikasikan dan suatu yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Hal ini diungkapkan oleh Sakyamuni Buddha dalam Kitab Suci Udana VIII ayat 3. Seorang Buddhis meyakini Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang mendasari kehidupan dan alam semesta, dan juga sebagai tujuan atau cita-citanya yang tertinggi atau tujuan hidup akhirnya, yakni yang akan dipahami sepenuhnya bila telah tercapainya Nirvana. Dengan begitu, penghayatan seorang Buddhis terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini adalah sekaligus awal dan akhir dan yang selalu dekat karena selalu menyertai langkahnya untuk diketemukan di dalam segenap fenomena kehidupan ini, dan sekaligus sesuatu yang harus dicapai dengan menjalankan moralitas sila, pengembangan batin samadhi dan tumbuhnya prajna pandangan terang, non-dualisme.