5
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
3. Minggu Ketiga
Buddha masih berdiam di dekat pohon Bodhi. Dengan mata batin yang tajam Buddha mengetahui adanya makhluk-makhluk Dewa yang masih meragukan Penerangan Sempurna yang Beliau capai.
Untuk menghilangkan keragu-raguan makhluk Dewa ini, Buddha dengan kekuatan pikiran-Nya menciptakan Jembatan Permata.
Selama seminggu Beliau berjalan bolak-balik di atas Jembatan Permata yang diciptakan-Nya. Melihat hal itu, para Dewa mempercayai dan mengagumi Penerangan Sempurna yang Beliau capai. Minggu
ketiga ini dikenal sebagai cangkama sattaha.
4. Minggu Keempat
Pada minggu keempat, Buddha berdiam di kamar Permata yang diciptakan-Nya. Beliau merenungkan kesulitan-kesulitan manusia mempelajari dan menyelami ajaran yang lebih tinggi abhidhamma. Beliau
merenungkan abhidhamma, yaitu kumpulan ajaran khusus. Kumpulan ajaran ini terdiri atas tujuh
Releksi
Apa yang diajarkan oleh Buddha kepada kita bahwa kita harus selalu ingat kepada budi baik siapa pun atau apa pun yang sudah menyebabkan kita sukses atau lancar dalam usaha. Kita harus
mengikuti pola pikir dan pola laku Guru junjungan kita.
Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari bagaimana membalas kebaikan teman.
Releksi Untuk menunjukkan atau memperlihatkan kemampuan kita diperlukan untuk meyakinkan
orang lain. Hal terpenting saat kita memperlihatkan kemampuan tidak dilandasi dengan keinginan pamer dan sombong, tetapi sekadar untuk meyakinkan orang lain.
Diskusikan dengan temanmu bagaimana kamu bisa menunjukkan kemampuanmu, tetapi bukan untuk menyombongkan diri.
Sumber: dokumen Kemdikbud
Ayo mengamati, Ayo bertanya
Amati gambar di samping lalu berikan tanggapanmu Bacalah
dengan cermat uraian materi ini lalu presentasikan di depan kelas
6
Kelas VII SMP Edisi Revisi
risalah, yaitu: Dhammasangani, Vibhanga, Dhatukatha, Puggalapannatti, Kathavatthu, Yamaka, dan Patthana. Ketika Beliau menyelidiki keenam risalah pertama, tubuh-Nya tidak memancarkan cahaya.
Namun, ketika Beliau sampai pada perenungan Patthana, kemahatahuan-Nya akhirnya memancarkan kilauan yang luar biasa. Kemahatahuan-Nya benar-benar tampak sepenuhnya melalui Risalah Agung
tersebut.
Demikianlah Buddha merenungkan Dharma yang halus dan mendalam Risalah Agung Patthana dengan cara yang tidak terhingga jumlahnya. Pikiran dan tubuh-Nya menjadi sedemikian murninya.
Beliau berpikir tentang ajaran yang lebih tinggi, pikiran dan batin-Nya sangat suci sehingga tubuhnya memancarkan enam sinar. Keenam sinar itu dapat dilihat pada gambar Buddha dengan pancaran
enam warna, yaitu: biru nila, kuning emas pita, merah lohita, putih odata, jingga manjittha, dan sebuah warna berkilau yang terbentuk dari campuran kelima warna ini pabhassara.
Setiap warna tersebut mewakili sifat mulia Buddha Gotama. Biru melambangkan bakti, kuning emas melambangkan kebijaksanaan, merah melambangkan
cinta kasih, putih melambangkan kemurniankesucian, jingga melambangkan kegiatan, dan warna kilau campuran melambangkan kombinasi dari semua sifat mulia ini. Minggu keempat yang diisi
dengan perenungan terhadap abhidhamma ini dikenal sebagai ratanaghara sattaha.
Releksi
Keseriusan seseorang memahami dan mendalami sesuatu akan menghasilkan sesuatu yang mengagumkan. Seperti yang Beliau contohkan seusai merenungkan ajaran tertinggi abhidhamma dan
menghasilkan aura sinar berbagai warna. Kita juga dapat menghasilkan sesuatu yang mengagumkan kalau kita dapat memahami, mendalami, dan mengikuti ajaran Buddha dengan penuh kesungguhan
Pikirkan apa yang dapat kamu peroleh kalau kamu melakukan sesuatu dengan penuh perhatian dan sangat serius.
Sumber: dokumen Kemdikbud
Ayo mengamati, Ayo bertanya
Amati gambar di samping lalu berikan tanggapanmu
Buatlah pertanyaan sesuai peristiwa yang terjadi
seperti gambar di samping Bacalah dengan cermat
uraian materi ini