E. UNDANG -
UNDANG YANG MENGATUR TENTANG PENGUKUHAN PKP ADALAH :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73PMK.032012
TENTANG JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
USAHA, TATA CARA PENDAFTARAN, PEMBERIAN, DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, SERTA
PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 2 ayat 5 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009 serta Pasal 2 ayat 6 dan Pasal 4 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian,
dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha kena Pajak.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893; 3.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069; 4.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Lembaran
Universitas Sumatera Utara
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268;
5. Keputusan Presiden Nomor 56P Tahun 2010;
MEMUTUSKAN: Menetapkan :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAPORAN KEGIATAN USAHA, TATA CARA
PENDAFTARAN, PEMBERIAN, DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, SERTA PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. 2.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan
usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. 3.
Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnya disebut dengan PKP adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau
Universitas Sumatera Utara
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun
2009. 4.
Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disebut dengan NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya. 5.
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnya disebut dengan SPPKP adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang
berisikan identitas dan kewajiban perpajakan PKP. 6.
Saat Usaha Mulai Dijalankan adalah saat pendirian atau saat usaha atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai dilakukan.
7. Penghapusan NPWP adalah tindakan menghapuskan NPWP dari
administrasi Kantor Pelayanan Pajak. 8.
Pencabutan Pengukuhan PKP adalah tindakan mencabut Pengukuhan PKP dari administrasi Kantor Pelayanan Pajak.
Pasal 2
1 Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
Universitas Sumatera Utara
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepada Wajib Pajak diberikan NPWP.
2 Kewajiban mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku pula terhadap wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena hidup
terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
3 Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan wajib mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP paling lambat 1 satu bulan setelah Saat Usaha Mulai Dijalankan.
4 Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud pada ayat 3 termasuk wanita kawin
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas serta Wajib Pajak orang pribadi
pengusaha tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
5 Jika jumlah penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas sampai dengan suatu bulan yang
disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, Wajib Pajak tersebut wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada
akhir bulan berikutnya. 6 Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud pada ayat 5 termasuk wanita kawin sebagaimana dimaksud pada ayat 2 yang tidak menjalankan
Universitas Sumatera Utara
usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas. 7 Wajib Pajak orang pribadi selain Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat 3, ayat 4, ayat 5, dan ayat 6 dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.
8 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 3 atau ayat 4 yang memenuhi ketentuan sebagai PKP wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan.
9 Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, dan ayat 6 dapat
diterbitkan NPWP danatau dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan. 10 Penerbitan NPWP danatau pengukuhan PKP oleh Direktur Jenderal Pajak
secara jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat 9 dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan atau hasil verifikasi.
11 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan kegiatan ekstensifikasi dalam rangka pemberian NPWP dan pengukuhan PKP.
Pasal 3
1 Pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 3, ayat 4, ayat 5, ayat 6, dan ayat 7
dilakukan pada:
a. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan
Konsultasi Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak;
Universitas Sumatera Utara
b. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan; atau c.
tempat lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
2 Bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu selain mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat
1 juga mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
3 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 8 melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada:
a. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan
Konsultasi Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, danatau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak;
atau b.
Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
4 Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan, danatau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak berada dalam 2 dua atau lebih wilayah kerja Kantor
Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
Pasal 4
1 Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP danatau melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP sebagaimana dimaksud
Universitas Sumatera Utara
dalam Pasal 3 dilakukan melalui permohonan tertulis. 2 Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Kepala
Kantor Pelayanan Pajak melakukan:
a. penerbitan NPWP paling lambat 1 satu hari kerja terhitung sejak
permohonan diterima secara lengkap; b.
pengukuhan PKP paling lambat 5 lima hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.
3 Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b diberikan setelah dilakukan verifikasi.
Pasal 5
1 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak dalam kedudukannya sebagai Subjek Pajak menggunakan NPWP dari Wajib
Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan tersebut. 2 Kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan
warisan yang belum diselesaikan dan kewajiban perpajakan yang timbul atas warisan yang belum terbagi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diwakili
oleh:
a. salah seorang ahli waris;
b. pelaksana wasiat; atau
c. pihak yang mengurus harta peninggalan.
3 Wakil dari Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib melaporkan perubahan data ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
Pasal 6
Wajib Pajak terdaftar danatau PKP terdaftar yang mengalami perubahan data, wajib melaporkan perubahan tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan danatau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak danatau PKP.
Pasal 7
1 Penghapusan NPWP dilakukan dalam hal: a. diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh:
1 Wajib Pajak danatau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif danatau objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; 2 Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena
penghentian atau penggabungan usaha; 3 wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau 4 Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya
di Indonesia. b. dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP
dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif danatau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan. 2 Penghapusan NPWP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui
Universitas Sumatera Utara
verifikasi atau pemeriksaan. 3 Penghapusan NPWP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam
hal utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa.
4 Penghapusan NPWP juga dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak mempunyai utang pajak namun tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, antara lain
disebabkan:
a. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak
meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan; atau
b. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.
5 Penghapusan NPWP bagi Wajib Pajak wanita sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a angka 3 dapat dilakukan dalam hal suami dari wanita tersebut
telah terdaftar sebagai Wajib Pajak. 6 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atau verifikasi harus
memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 enam bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 dua belas
bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap.
7 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 6 telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan
penghapusan NPWP dianggap dikabulkan. 8 Dalam hal permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
dimaksud pada ayat 7, Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan surat keputusan penghapusan NPWP dalam jangka waktu paling lambat 1 satu
bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 6 berakhir.
Pasal 8
1 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat melakukan Pencabutan Pengukuhan PKP.
2 Pencabutan Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan dalam hal:
PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain;
a. sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP termasuk PKP yang
jumlah peredaran danatau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran danatau penerimaan bruto
untuk Pengusaha Kecil; b.
PKP telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain; atau
c. PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP.
3 Pencabutan Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui verifikasi atau pemeriksaan.
4 Atas permohonan Wajib Pajak untuk melakukan Pencabutan Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Direktur Jenderal Pajak setelah
melakukan verifikasi atau pemeriksaan harus memberikan keputusan dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak tanggal permohonan diterima
secara lengkap.
Universitas Sumatera Utara
5 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 4 telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka
permohonan Pencabutan Pengukuhan PKP dianggap dikabulkan. 6 Dalam hal permohonan Pencabutan Pengukuhan PKP dianggap dikabulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat 5, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan keputusan mengenai Pencabutan Pengukuhan PKP dalam jangka waktu paling
lambat 1 satu bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 4 berakhir.
Pasal 9
Penghapusan NPWP danatau Pencabutan Pengukuhan PKP dimaksudkan untuk kepentingan administrasi perpajakan, dan tidak menghilangkan kewajiban
perpajakan yang harus dilakukan Wajib Pajak danatau PKP yang bersangkutan.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran dan pelaporan kegiatan usaha, tata cara pendaftaran, pemberian, dan penghapusan nomor pokok wajib
pajak, serta pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP serta kegiatan ekstensifikasi, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Pasal 11
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, peraturan pelaksanaan terkait dengan jangka waktu pendaftaran dan pelaporan kegiatan usaha, tata cara pendaftaran,
pemberian dan penghapusan NPWP, serta pengukuhan dan pencabutan pengukuhan PKP sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini atau belum
diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 12
Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20PMK.032008 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan
Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 2012
MENTERI KEUANGAN,
ttd. AGUS D.W. MARTOWARDOJO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd.
AMIR SYAMSUDIN
Universitas Sumatera Utara
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12PJ2014
TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK SECARA JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang :
a. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
197PMK.032013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68PMK.032010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak
Pertambahan Nilai, batasan pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai telah diubah menjadi tidak lebih dari Rp4.800.000.000,00 empat milyar
delapan ratus juta rupiah; b.
bahwa jumlah Pengusaha Kena Pajak terdaftar dengan omzet kurang dari Rp 4,8 Miliar per tahun masih sangat banyak, sehingga dalam rangka
penyederhanaan administrasi Pajak Pertambahan Nilai serta untuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan Pengusaha Kena Pajak perlu
dilakukan verifikasi secara serentak dalam rangka pencabutan pengukuhan
Universitas Sumatera Utara
Pengusaha Kena Pajak secara jabatan atas pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
huruf b, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73PMK.032012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran
dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Secara Jabatan atas Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2014;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Universitas Sumatera Utara
Negara Republik Indonesia Nomor 3264 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5268; 4.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73PMK.032012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran,
Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146PMK.032012 tentang Tata Cara
Verifikasi : 6.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68PMK.032010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197PMK.032013; 7.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20PJ2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan
Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38PJ2013
Universitas Sumatera Utara
MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA
JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2014.
Pasal 1
1 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan atas pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai.
2 Pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah Pengusaha Kena Pajak yang selama Masa Pajak Januari tahun
2013 sampai dengan Masa Pajak Desember tahun 2013 melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak dengan jumlah
peredaran bruto danatau penerimaan bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah.
3 Direktur Jenderal Pajak tidak melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dalam hal
pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai memilih tetap sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Pasal 2
1 Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan berdasarkan laporan hasil verifikasi.
2 Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan untuk memastikan
Universitas Sumatera Utara
bahwa jumlah peredaran bruto danatau penerimaan bruto Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak Masa
Pajak Januari tahun 2013 sampai dengan Masa Pajak Desember tahun 2013 tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah.
3 Pelaksanaan verifikasi diatur dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
4 Hasil verifikasi dituangkan dalam laporan hasil verifikasi. 5 Verifikasi diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan yang
dihitung sejak tanggal surat tugas diterbitkan sampai dengan tanggal laporan hasil verifikasi ditandatangani.
6 Seluruh kegiatan verifikasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini sudah harus selesai paling lambat akhir bulan Agustus
2014. 7 Laporan hasil verifikasi, kertas kerja, dan dokumen pendukung verifikasi
disatukan dalam satu map dan disimpan dalam berkas induk Wajib Pajak.
Pasal 3
Apabila berdasarkan laporan hasil verifikasi disimpulkan bahwa:
a. penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak yang dilakukan
oleh Pengusaha Kena Pajak tidak lebih dari Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah; dan
b. Pengusaha Kena Pajak tidak memilih untuk tetap sebagai Pengusaha Kena
Pajak, kepada Pengusaha Kena Pajak tersebut diterbitkan surat pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 4
1 Dalam hal kemudian diperoleh data danatau informasi bahwa Wajib Pajak yang telah dicabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajaknya ternyata memiliki
jumlah peredaran bruto danatau penerimaan bruto melebihi Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah, surat pencabutan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dibatalkan. 2 Untuk membatalkan surat pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dilakukan verifikasi kembali. 3 Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dituangkan dalam
laporan hasil verifikasi. 4 Berdasarkan laporan hasil verifikasi dilakukan pembatalan surat pencabutan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 5 Hasil pembatalan surat pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
disampaikan kepada Wajib Pajak dengan surat Kepala KPP dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Pasal 5
1 Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak:
a. memantau pelaksanaan kegiatan pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak secara jabatan atas pengusaha kecil Pajak Pertambahan Nilai;
b. membuat laporan rekapitulasi pelaksanaan kegiatan pencabutan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan atas pengusaha
Universitas Sumatera Utara
kecil Pajak Pertambahan Nilai setiap bulan; dan c.
menyampaikan laporan rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada Direktur Peraturan Perpajakan I paling lambat tanggal
20 bulan berikutnya.
2 Laporan rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibuat dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan DirekturJenderal Pajak ini.
Pasal 6
Pembatalan atas pencabutan pengukuhan PKP yang dilakukan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini:
a. mengikuti tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-20PJ2013 dan perubahannya; dan b.
dilakukan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 31 Desember 2014.
Pasal 7
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 April 2014
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
A.FUAD RAHMAN
Universitas Sumatera Utara
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24PJ2009
TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
DANATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK DANATAU PENGUSAHA KENA
PAJAK DENGAN SISTEM E-REGISTRATION
DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang :
Bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak
untuk mendaftarkan diri danatau melaporkan kegiatan usahanya melalui jaringan sistem informasi yang terhubung langsung secara on line dengan Direktorat
Jenderal Pajak, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak dan Perubahan Data Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak dengan system e-registration.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
Nomor 28 Tahun 2007
2. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740;
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007; 3.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20PMK.032008 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran
dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak;
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44PJ2008 tentang Tata Cara
Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak danatau
Pengusaha Kena Pajak;
MEMUTUSKAN: Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DANATAU
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK DANATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DENGAN SISTEM
E-REGISTRATION.
Universitas Sumatera Utara
BAB I KETENTUAN UMUM