TATA CARA KONFIRMASI LAPANGAN LAMPIRAN PENUTUP

3 Dalam hal proses penerbitan NPWP danatau PKP telah selesai, kepada Wajib Pajak dikirimkan notifikasi melalui Sistem e-Registration.

BAB III TATA CARA PERUBAHAN DATA WAJIB PAJAK

DANATAU PENGUSAHA KENA PAJAK Pasal 4 1 Wajib Pajak danatau PKP dapat melakukan perubahan data melalui Sistem e- Registration. 2 Permohonan perubahan data Wajib Pajak danatau PKP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara mengisi Formulir Permohonan Perubahan Data Wajib Pajak danatau PKP pada Sistem e-Registration. 3 Berdasarkan permohonan perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat 1 KPP menerbitkan Kartu NPWP dan SKT danatau SPPKP paling lama 1satu hari kerja sejak informasi perubahan data melalui Sistem e- Registration diterima KPP, sepanjang permohonan perubahan data diisi secara lengkap.

BAB IV TATA CARA KONFIRMASI LAPANGAN

Pasal 5 1 KPP harus melakukan konfirmasi lapangan untuk membuktikan kebenaran pengisian formulir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 dan Pasal 4 ayat 2. 2 Konfirmasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan paling lama 1 satu tahun setelah terbitnya NPWP dan SKT danatau SPPKP dengan Universitas Sumatera Utara prioritas sesuai tingkat resiko Wajib Pajak. 3 Pada saat melakukan konfirmasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, KPP dapat meminta dokumen kepada Wajib Pajak danatau PKP. 4 Wajib Pajak danatau PKP wajib memberikan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang diminta oleh KPP. 5 Hasil konfirmasi lapangan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Konfirmasi Lapangan. Pasal 6 1 Apabila hasil konfirmasi lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 5 menyatakan bahwa data Wajib Pajak terdaftar danatau PKP terdaftar tidak benar, KPP menerbitkan Surat Pencabutan SKT dan Surat Penghapusan NPWP danatau Surat Pencabutan SPPKP secara jabatan. 2 Surat Pencabutan SKT dan Surat Penghapusan NPWP danatau Surat Pencabutan SPPKP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 akan diumumkan melalui website www.pajak.go.id. dan kepada Wajib Pajak akan dikirimkan notifikasi melalui Sistem e-Registration.

BAB V LAMPIRAN

Pasal 7 1 Tata cara pendaftaran NPWP danatau pengukuhan PKP dan perubahan data Wajib Pajak danatau PKP dengan Sistem e-Registration, ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. 2 Bentuk Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak danatau Permohonan Universitas Sumatera Utara Pengukuhan PKP dan Formulir Permohonan Perubahan Data Wajib Pajak danatau Permohonan Perubahan Data PKP serta formulir lain yang digunakan dalam Pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan PKP dan Perubahan Data Wajib Pajak danatau PKP dengan Sistem e-Registration mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44PJ2008.

BAB VI PENUTUP

Pasal 8 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-173PJ2004 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem e-Registration dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 16 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL, ttd. DARMIN NASUTION NIP 130605098 Universitas Sumatera Utara SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE – 65 PJ2008 TENTANG PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 44PJ2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DANATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DANATAU PENGUSAHA KENA PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44PJ2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: I. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak untuk mendaftarkan diri danatau melaporkan kegiatan usahanya secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak maupun melalui Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 atau melalui Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP, perlu dilakukan penyempurnaan tata cara pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak serta tata cara perubahan data dan Universitas Sumatera Utara pemindahan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak. II. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44PJ.2008 antara lain: a. Tempat pendaftaran danatau pelaporan. Wajib Pajak mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya sesuai dengan tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak menurut keadaan sebenarnyadidasarkan pada kenyataan tanpa harus sesuai dengan alamat tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha pada dokumen formal seperti KTPPaspor. Contoh: Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki KTP di Surabaya, tetapi pada saat ini berdomisili di Bekasi. Dalam hal ini Wajib Pajak mendaftarkan NPWP di KPP Pratama di mana Wajib Pajak tersebut berdomisili KPP Pratama Bekasi, dan alamat yang diisi pada formulir adalah alamat Bekasi. SKT, NPWP danatau SPPKP dicetak oleh KPP Bekasi. b. Formulir. 1 Untuk memudahkan Wajib Pajak dalam pengisian formulir pendaftaran, perubahan data dan pindah, formulir dibagi per jenis Wajib Pajak sebagai berikut: 1.1. Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi; 1.2. Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib Universitas Sumatera Utara Pajak BadanJoint Operation; 1.3. Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak untuk Wajib Pajak Bendahara; 1.4. Formulir Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak untuk Wajib Pajak Orang PribadiBadanJoint Operation; 1.5. Formulir Permohonan Perubahan Data dan Wajib Pajak Pindah untuk Wajib Pajak Orang Pribadi; 1.6. Formulir Permohonan Perubahan Data dan Wajib Pajak Pindah untuk Wajib Pajak BadanJoint Operation; 1.7. Formulir Permohonan Perubahan Data dan Wajib Pajak Pindah untuk Wajib Pajak Bendahara; 1.8. Formulir Permohonan Perubahan Data dan Pengusaha Kena Pajak Pindah untuk Wajib Pajak Orang PribadiBadanJoint Operation; 2 Pengisian alamat tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha pada formulir sebagaimana dimaksud pada angka 1 didasarkan pada kenyataan atau menurut keadaan sebenarnya, tidak pada pertimbangan yang bersifat formal. c. Tata Cara. 1 Pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan PKP serta Perubahan data. 1.1 Wajib Pajak danatau PKP atau orang yang diberi kuasa khusus yang: 1.1.1. mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP danatau pengusaha yang melaporkan kegiatan Universitas Sumatera Utara usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP; atau 1.1.2 melaporkan perubahan data. harus mengajukan permohonan sesuai dengan formulir yang telah ditentukan ke KPPKP4KP2KP. 1.2. Wajib Pajak danatau PKP sebagaimana dimaksud pada butir 1.1 di atas harus mengisi permohonan secara lengkap dan jelas serta ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya tanpa harus menyampaikan hardcopy data pendukung. 1.3. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada butir 1.2: 1.3.1. KPP menerbitkan Kartu NPWP dan SKT danatau SPPKP; atau 1.3.2. KP4KP2KP memberikan Bukti Pendaftaran Wajib Pajak danatau Bukti Pelaporan PKP untuk permohonan pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan PKP, atau Bukti Penerimaan Surat BPS untuk permohonan perubahan data dan pendaftaran Wajib Pajak danatau Pelaporan PKP. 2 Pemindahan Wajib Pajak danatau PKP. 2.1. Wajib Pajak terdaftar danatau PKP terdaftar yang pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan danatau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lain atau orang yang diberi kuasa khusus, harus mengajukan permohonan pindah sesuai dengan formulir yang telah ditentukan ke KPP Lama atau KPP Baru. Universitas Sumatera Utara 2.2. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 2.1 di atas harus mengisi permohonan secara lengkap dan jelas serta menandatangani tanpa harus menyampaikan hardcopy data pendukung. 2.3. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada butir 2.2: 2.3.1. KPP Baru meneruskan permohonan pindah ke KPP Lama sebagai dasar penerbitan Surat Pindah; atau 2.3.2. KPP Lama wajib menerbitkan Surat Pindah untuk disampaikan kepada Wajib Pajak dan ditembuskan ke KPP Baru 2.4. KPP Baru wajib menerbitkan Kartu NPWP dan SKT danatau SPPKP setelah menerima Surat Pindah dari KPP Lama dan menembuskan ke KPP Lama: 2.5. KPP Lama menerbitkan Surat Pencabutan SKT, Surat Penghapusan NPWP, danatau Surat Pencabutan SPPKP setelah menerima tembusan Kartu NPWP dan SKT danatau SPPKP dari KPP Baru. III. Jangka Waktu Penyelesaian. 1 Pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan PKP serta Perubahan data. a. KPP menerbitkan Kartu NPWP dan SKT danatau SPPKP sebagaimana dimaksud butir Bagian II, huruf c, butir 1.3.1 paling lama 1 satu hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan secara lengkap. b. KP4KP2KP menerbitkan Bukti Pendaftaran Wajib Pajak Universitas Sumatera Utara danatau Bukti Pelaporan PKP, dan meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud Bagian II, huruf c, butir 1.3.2 ke KPP paling lama 1 satu hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan secara lengkap dan BPS diberikan segera setelah Wajib pajak menyerahkan formulir permohonan secara lengkap. 2 Pemindahan Wajib Pajak danatau PKP. a. KPP Baru meneruskan permohonan pindah ke KPP Lama dalam hal permohonan diajukan ke KPP Baru sebagaimana dimaksud Bagian II, huruf c, butir 2.3.1. paling lama 1 satu hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan secara lengkap. b. KPP Lama menerbitkan Surat Pindah untuk disampaikan kepada Wajib Pajak dan ditembuskan ke KPP Baru sebagaimana dimaksud Bagian II, huruf c, butir 2.3.2 paling lama 1 satu hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan secara lengkap. c. KPP Baru wajib menerbitkan Kartu NPWP dan SKT danatau SPPKP dan ditembuskan ke KPP Lama sebagaimana dimaksud Bagian II, huruf c, butir 2.4 paling lama 1 satu hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Pindah dari KPP Lama. d. KPP Lama menerbitkan Surat Pencabutan SKT, Surat Penghapusan NPWP, danatau Surat Pencabutan SPPKP sebagaimana dimaksud Bagian II, huruf c, butir 2.5 paling lama 1 satu hari kerja terhitung sejak diterimanya tembusan Kartu Universitas Sumatera Utara NPWP dan SKT danatau SPPKP dari KPP Baru. 3 Dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak, penyelesaian permohonan sebagaimana dimaksud pada Bagian III, angka 1 agar diupayakan selesai dalam jangka waktu 1satu jam kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan secara lengkap. IV. Konfirmasi Lapangan dalam rangka pembuktian data dan alamat Wajib Pajak. a. KPP harus melakukan konfirmasi lapangan atas pengisian data pada formulir sebagaimana dimaksud pada Bagian II, huruf c, butir 1.2. dan 2.2. b. Petugas konfirmasi lapangan adalah Account Representative yang menangani Wajib Pajak tersebut atau pelaksana pada Seksi Ekstensifikasi Perpajakan atau petugas lain yang ditunjuk oleh Kepala KPP untuk melakukan konfirmasi lapangan. c. Konfirmasi lapangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas dilakukan paling lama 1 satu tahun setelah terbitnya NPWP dan SKT danatau SPPKP dengan prioritas sesuai tingkat resiko Wajib Pajak baru. d. Pada saat melakukan konfirmasi lapangan sebagaimana dimaksud pada huruf c KPP dapat meminta dokumen kepada Wajib Pajak Universitas Sumatera Utara danatau PKP terdaftar. V. Penghapusan NPWP dan pencabutan STKT danatau SPPKP. a. Dalam hal hasil konfirmasi lapangan atas permohonan NPWP danatau pengukuhan PKP, perubahan data dan pemindahan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Bagian IV dinyatakan tidak benar, KPP menerbitkan Surat Pencabutan SKT dan Surat Penghapusan NPWP danatau Surat Pencabutan SPPKP. b. Pencabutan SKT dan Penghapusan NPWP danatau Pencabutan SPPKP sebagaimana di maksud pada huruf a dilakukan secara jabatan. c. Pecabutan dan Penghapusan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan hanya terhadap SKT dan NPWP danatau SPPKP yang terbit hanya dengan mengisi formulir sebagaimana dimaksud pada Bagian II, huruf c, butir 1.2. dan 2.2 dan tanpa harus dilengkapi dengan hardcopy data pendukung untuk permohonan NPWP danatau tidak dilakukan penelitian lapangan untuk permohonan PKP. d. Surat Pencabutan SKT dan Surat Penghapusan NPWP danatau Surat Pencabutan SPPKP sebagaimana dimaksud pada huruf b akan diumumkan melalui website www.pajak.go.id e. Pencabutan SKT dan Surat Penghapusan NPWP danatau Surat Pencabutan SPPKP selain dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian formulirdata dan alamat yang disampaikan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada bagian IV huruf a mengacu pada KEP- Universitas Sumatera Utara 161PJ2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana telah diubah dengan PER- 160PJ2007. VI. Transisi a. Atas SKT dan NPWP danatau SPPKP yang terbit setelah berlakunya PER-44PJ.2008 tetapi tata cara pendaftaran danatau pengukuhannya mengikuti KEP-161PJ2001 sebagaimana telah diubah dengan PER- 160PJ2007, tidak dilakukan konfirmasi lapangan sebagaimana dimaksud pada bagian IV. b. Atas permohonan yang diterima sebelum atau setelah berlakunya PER-44PJ.2008 tetapi belum diterbitkan SKT dan NPWP danatau SPPKP-nya, tata tata cara penyelesaiannya mengikuti PER- 44PJ.2008. c. Selama aplikasi dengan format baru serta formulir baru sebagaimana terlampir pada PER-44PJ.2008 belum tersedia di KPP, Wajib Pajak masih dapat menggunakan formulir lama sebagaimana terlampir pada KEP-161PJ2001 sebagaimana telah diubah dengan PER- 160PJ2003, tetapi persyaratan dan tata cara penyelesaiannya mengikuti PER-44PJ.2008. d. Berkaitan dengan pemberian SPPKP dimana dibutuhkan tahap Universitas Sumatera Utara berurutan sequential process harus dilakukan pembuktian alamat terlebih dahulu sesuai KEP 161, untuk masa transisi petugas wajib mengisi isian dalam Surat Tugas Pembuktian Alamat dan Berita Acara Hasil Konfirmasi Lapangan dalam aplikasi untuk kolom Nama Petugas Konfirmasi Lapangan diisi dengan tidak perlu dilakukan Konfirmasi Lapangan sesuai dengan PER 44 Tahun 2008. Universitas Sumatera Utara VII. Pengadaan Formulir a. Pengadaan Formulir sebagaimana dimaksud pada bagian II huruf b butir 1.1 s.d. 1.8 dilakukan oleh masing-masing Kantor Pelayanan Pajak dengan menggunakan kertas folio sesuai dengan kebutuhan masing-masing KPP. b. Wajib Pajak diperkenankan mencetak sendiri formulir sebagaimana dimaksud pada PER-44PJ2008 dengan langsung mengisi data Wajib Pajak. VIII. Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak, Konfirmasi Lapangan dan Pengumuman Wajib Pajak yang dicabut SKT danatau SPPKP-nya bagi petugas pajak sebagaimana terlampir dalam Surat Edaran ini. Lampiran I : Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. a. Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak b. Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pada Saat Jaringan Komputer Tidak Berfungsi c. Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Universitas Sumatera Utara danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Melalui Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan KP2KP Lampiran II : Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak a. Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak b. Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pada Saat Jaringan Komputer Tidak Berfungsi c. Tata cara Perubahan Data Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak Melalui Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 dan Kantor Pelayanan, penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan KP2KP Lampiran III : Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak a. Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak Melalui Kantor Pelayanan Pajak Lama b. Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak danatau Universitas Sumatera Utara Pengusaha Kena Pajak Melalui Kantor Pelayanan Pajak Baru Lampiran IV : Tata Cara Konfirmasi Lapangan dan Pengumuman Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak yang Dihapuskan NPWPnya dan dicabut SKT danatau SPPKPnya a. Tata Cara Konfirmasi Lapangan Setelah Penerbitan NPWPSKT danatau SPPKP dalam Rangka Pembuktian Kebenaran Pengisian Formulir Dengan Mempertimbangkan Faktor Resiko yang Melekat Pada Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak b. Tata Cara Pengumuman Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak yang Dihapuskan NPWPnya dan Dicabut SKT danatau SPPKPnya Para Kepala Kantor Wilayah agar mengawasi pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut diatas dan agar melakukan sosialisasi kepada para Wajib Pajak di lingkungan wilayah kerja masing-masing. Universitas Sumatera Utara Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 November 2008 Direktur Jenderal ttd. Darmin Nasution NIP 130605098 Tembusan : 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak; 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Universitas Sumatera Utara PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20PMK.032008 TENTANG JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAPORAN KEGIATAN USAHA, TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, SERTA PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat 5 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; Universitas Sumatera Utara Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986; 4. Keputusan Presiden Nomor 20P Tahun 2005; MEMUTUSKAN : Universitas Sumatera Utara Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG JANGKA WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAPORAN KEGIATAN USAHA, TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, SERTA PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan : 1. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. 2. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. 3. Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Universitas Sumatera Utara Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2000. 4. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 5. Surat Keterangan Terdaftar adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai pemberitahuan bahwa Wajib Pajak terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tertentu yang berisikan antara lain Nomor Pokok Wajib Pajak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 6. Surat Pengukuhan Pengusah Kena Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang berisikan identitas dan kewajiban perpajakan Pengusaha Kena Pajak. 7. Saat usaha mulai dijalankan adalah saat pendirian, atau saat usaha, atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai dilakukan. 8. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak. 9. Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah tindakan mencabut Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak. Pasal 2 1 Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib Universitas Sumatera Utara mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. 2 Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lama 1 satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. 3 Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas, apabila jumlah penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lama pada akhir bulan berikutnya. 4 Wajib Pajak orang pribadi selain Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3, dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak. 5 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha Kena Pajak, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebelum melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak. 6 Pengusaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, yang: Universitas Sumatera Utara a. memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak; atau b. Tidak memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi sampai dengan suatu bulan dalam suatu tahun buku jumlah milai peredaran bruto atas penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak paling lama akhir bulan berikutnya. 7 Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 5, dan ayat 6 diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak danatau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan 8 Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan kegiatan ekstensifikasi dalam rangka pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak. Pasal 3 1 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak atau ke Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2 Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 yang melakukan kegiatan usaha dibeberapa tempat atau mempunyai tempat usaha Universitas Sumatera Utara yang berbeda alamat dengan tempat tinggal, selain mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 juga mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. 3 Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 5 dan ayat 6 melaporkan usahanya ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak atau ke Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengam ketentuan Peraturan perundang-undangan perpajakan. 4 Dalam hal tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak berada dalam 2 dua atau lebih wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Pasal 4 Warisan yang belum terbagi dalam kedudukannya sebagai Subjek Pajak menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak orang pribadi yang meninggalkan warisan tersebut. Pasal 5 1 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan dalam hal: a. Diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh : 1 Wajib Pajak danatau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah memenuhi persyaratan subjektif danatau objektif sesuai d ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; 2 Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran k Universitas Sumatera Utara penghentian atau penggabungan usaha; 3 Wanita yang sebelumnya telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau 4 Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau b. dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif danatau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan apabila utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa, kecuali dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi antara lain karena: a. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan; atau b. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan. 3 Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam jangka waktu 6 enam bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 dua Universitas Sumatera Utara belas bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap. 4 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dianggap dikabulkan. 5 Dalam hal permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat 4, Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan surat keputusan penghapusan Nomor Pokok Wajib pajak dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berakhir. Pasal 6 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 huruf a angka 3 dapat dilakukan dalam hal suami dari wanita tersebut telah terdaftar sebagai wajib pajak. Pasal 7 1 Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atAs permohonan Wajib Pajak dapat melakukan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 2 Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan dalam hal: a. Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain; atau b. sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha Kena Pajak termasuk Pengusaha Kena Pajak yang jumlah peredaran danatau Universitas Sumatera Utara penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran danatau penerimaan bruto untuk Pengusaha Kecil. 3 Atas permohonan Wajib Pajak untuk melakukan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. 4 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka permohonan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dianggap dikabulkan dan surat keputusan mengenai Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berakhir. Pasal 8 Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak danatau Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak hanya ditujukan untuk kepentingan tata usaha perpajakan, dan tidak menghilangkan kewajiban perpajakan yang harus dilakukan Wajib Pajak danatau Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan. Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, tata cara kegiatan ekstensifikasi, serta pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Universitas Sumatera Utara Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 6 Februari 2008 MENTERI KEUANGAN, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Universitas Sumatera Utara 79

BAB III PEMBAHASAN