Rendemen CPO Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Minyak sawit

2.5.5. Pemucatan Minyak sawit mempunyai warna kuning oranye sehingga jika digunakan sebagai bahan baku untuk pangan perlu dilakukan pemucatan. Pemucatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikat dan sesuai dengan kebutuhanya. Keintesifan pemcatan miyak sawit sangat ditentukan oleh kualitas minyak sawit yang bersangkutan. Semakin jelek mutunya, maka biaya pemucatan juga semakin besar. Dengan demkian, minyak sawit yang bermutu baik akan mengurangi biaya pemucatan pada pabrik konsumen Tim Penulis,1997. 2.5.6. Penimbunan Buah Penimbunan buah yang terlalu lama atau luka pada brondolan kelapa sawit. Penimbunan buah yang bermalam diloading ramp dapat menurunkan mutu minyak sawit, yang lebih cepat dari keadaan penimbunan di lapangan. Hal ini disebabkan oleh derajat kelukaan buah yang tinggi akibat frekuensi bebturan lebih banyak dialami setelah sampai dipabrik dan jika di timbun maka poses hidrolisis akan berjalan lebih cepat Naibaho,1996.

2.6. Rendemen CPO

Perusahaan berbasis kelapa sawit berpotensi meningkatkan keunggulan produktivitasnya melalui: 1. Peningkatan rendemen 2. Pengurangan loses produksi 3. Pengoptimalan jam kerja karyawan. Keunggulan nilai dapat dicapai melalui keunggulan kualitas. Indikator kualitas yang digunakan untuk menilai CPO adalah kandungan FFA free fatty acid atau asam lemak bebas ALB. Sehingga bila FFA meningkat, maka kualitas CPO turun. Kandungan FFA CPO sangat ditentukan oleh kualitas kelapa sawit atau buah sawit yang menjadi bahan bakunya http:forester-untad.blogspot.com. Hubungan antara rendemen dan kadar ALB minyak dengan derajat kematangan adalah seperti pada Tabel berikut ini: Tabel 2.3 Hubungan rendemen, ALB dan derajat kematangan Fraksi Rendemen Minyak ALB Minyak 16,0 1,6 1 21,4 1,7 2 22,1 1,8 3 22,2 2,1 4 22,2 2,6 5 21,9 3,8 Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003. Dari Tabel tersebut dapat dikatakan bahwa tandan yang dikehendaki adalah dari fraksi 2 dan 3, yaitu rendemennya tinggi, sedangkan ALB cukup rendah. Fraksi 1 menghasilkan ALB rendah, tetapi rendemennya juga agak rendah, dengan demikian dapat dikatakan buah kurang matang. Fraksi 0 atau 00 tidak disukai. karena mentah. Fraksi 4 dan 5 adalah lewat matang, walaupun rendemennya tinggi, namun ALB juga tinggi Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003.

2.7. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Minyak sawit

Istilah yang tidak dapat dipisahkan dari kelapa sawit adalah rendemen. Rendemen secara umum didefinisikan sebagai persen jumlah yang dapat dimanfaatkan dari jumlah keseluruhan. Rendemen kelapa sawit menunjukkan berapa kandungan minyak sawit yang berada didalam buah sawit atau TBS. Agar jumlah rendemen dalam kelapa sawit tidak berkurang maka harus dilakukan usaha untuk menjaga agar kualitas rendemen tetap tinggi dengan memperhatikan saat TBS sebelum dipanen, pengangkutan TBS ke pabrik, penimbangan TBS dan Pabrikasi pengolahan TBS di pabrik. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan mengangkut buah ke tempat penampungan hasil TPH serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak dilakukan secara sembarang. Perlu memperhatikam beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang harus diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi panen, sistem panen serta mutu panen.

a. Kriteria Matang Panen