2.7. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Minyak sawit
Istilah yang tidak dapat dipisahkan dari kelapa sawit adalah rendemen. Rendemen secara umum didefinisikan sebagai persen jumlah yang dapat dimanfaatkan dari jumlah keseluruhan.
Rendemen kelapa sawit menunjukkan berapa kandungan minyak sawit yang berada didalam buah sawit atau TBS. Agar jumlah rendemen dalam kelapa sawit tidak berkurang maka harus
dilakukan usaha untuk menjaga agar kualitas rendemen tetap tinggi dengan memperhatikan saat TBS sebelum dipanen, pengangkutan TBS ke pabrik, penimbangan TBS dan Pabrikasi
pengolahan TBS di pabrik. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak,
memungut brondolan dan mengangkut buah ke tempat penampungan hasil TPH serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak dilakukan secara sembarang. Perlu memperhatikam beberapa
kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang harus diperhatikan adalah
matang panen, cara panen, alat panen, rotasi panen, sistem panen serta mutu panen.
a. Kriteria Matang Panen
Matang panen kelapa sawit dapat dilihat secara visual dan secara fisiologi. Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah menjadi merah jingga, sedangkan secara fisiologi
dapat dilihat dari kandungan minyak yang maksimal dan kandungan asam lemak bebas yang minimal. Pada saat matang tersebut dicirikan pula oleh membrondolnya buah. Jumlah brondolan
buah inilah yang dijadikan dasar untuk memanen tandan buah, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10
tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir.
b. Cara Panen
Berdasarkan tinggi tanaman, ada 2 cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit. Untuk tanaman yang berumur 7 tahun cara panen menggunakan alat dodos
dengan lebar 10-12,5 cm dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu. Sedangkan tanaman yang berumur 7 tahun atau lebih pemanenan menggunakan egrek yang disambung dengan pipa
alumunium atau batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah
yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur dipiringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan.
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan brondolan dikumpulkan di TPH
c. Rotasi Panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dengan panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebuanan kelapa sawit pada umumnya menggunakan
rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki oleh pemanen tiap 7 hari. Rotasi panen diangap baik bila buah tidak terlalu matang, yaitu menggunakan sistem 57. artinya dalam
satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya. Pemanenan dilakukan terus menerus sepanjang tahun.
d. Sistem Panen