BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian tumbuhan
Rumput laut tergolong tumbuhan berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati;
tetapi hanya menyerupai batang yang disebut talus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, pasir, batu dan benda keras lainnya
Anggadiredja, dkk., 2011.
2.1.1 Habitat dan sebaran rumput laut
Pertumbuhan rumput laut Glacilaria sp umumnya lebih baik di tempat dangkal daripada di tempat dalam. Substrat tempat melekatnya dapat berupa batu,
pasir, lumpur dan karang, kebanyakan lebih menyukai intensitas cahaya yang lebih tinggi. Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah antara 20 ℃ − 28℃ , tumbuh pada
kisaran kadar garam yang tinggi dan tahan sampai kadar garam 50 permil, dalam keadaan basah dapat tahan hidup di atas permukaan air selama satu hari Aslan,
1998. Rumput laut Glacilaria sp mempunyai wilayah sebaran budidaya berada
di tambak-tambak di Pantai Utara Jawa Serang, Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Jepara dan Lamongan, Nusa Tenggara Barat
Sekotong, Lombok Barat dan Teluk Cempi Dompu, Sulawesi Selatan Jeneponto, Takalar, Maros, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wadjo dan Palopo, serta
Sumatera Selatan Lampung Anggadiredja, dkk., 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Sistematika tumbuhan
Berdasarkan hasil identifikasi LIPI, taksonomi rumput laut Glacilaria verrucosa Hudson Papenfus diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodopyceae
Bangsa : Gigartinales
Suku : Glacilariaceae
Marga : Glacilaria
Jenis : Glacilaria verrucosa Hudson Papenfus
2.1.3 Nama daerah
Glacilaria verrucosa mempunyai berbagai nama daerah yaitu bulung rambut Bali dan sango-sango Sulawesi Anggadiredja, dkk., 2011.
2.1.4 Morfologi tumbuhan
Ciri-ciri yang dipunyai Glacilaria verrucosa yaitu talus berbentuk silindris, licin, dan berwarna kuning-coklat atau kuning hijau. Percabangan berseling tidak
beraturan, memusat ke arah pangkal. Cabang lateral memanjang menyerupai rambut, ukuran sekitar 25 cm dengan diameter talus 0,5-1,5 mm Anggadiredja,
dkk., 2011.
2.1.5 Perkembangbiakan rumput laut
Faktor biologi utama yang menghambat produktivitas rumput laut yaitu faktor persaingan dan pemangsa dari hewan herbivora. Faktor morbiditas dan
mortalitas rumput laut itu sendiri juga dapat disebabkan oleh penyakit akibat dari infeksi mikroorganisme, tekanan lingkungan perairan fisika dan kimia perairan
Universitas Sumatera Utara
yang buruk, serta tumbuhnya tanaman penempel parasit Anggadiredja, dkk., 2011.
Perkembangbiakan rumput laut dapat terjadi melalui dua cara, yaitu secara vegetatif dengan talus dan secara generatif dengan talus diploid yang
menghasilkan spora. Perbanyakan secara vegetatif dikembangkan dengan cara stek, yaitu potongan talus yang kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.
Sementara, perbanyakan secara generatif dikembangkan melalui spora, baik alamiah maupun melalui budidaya. Pertemuan dua gamet membentuk zygot yang
selanjutnya berkembang menjadi sporofit. Individu baru inilah yang mengeluarkan spora dan berkembang melalui pembelahan dalam sporogenesis
menjadi gametofit Anggadiredja, dkk., 2011.
2.2 Kandungan kimia