commit to user
52 memiliki anak lagi dan ingin menggantikan istrinya untuk menjadi
akseptor KB. Keuntungan menjadi akseptor mantap MOP adalah masa
recovery
atau masa pemulihannya lebih cepat bila dibandingkan dengan MOW.
Hanya memerlukan waktu tiga hari untuk sembuh dan dapat beraktivitas secara normal, sedangkan MOW bisa memakan waktu hingga satu minggu
dan itupun apabila kondisi fisik akseptor mendukung serta benar-benar mengikuti saran dokter dan PLKB untuk tidak terlalu banyak beraktivitas
terlebih dahulu. Pernah terjadi pada akseptor MOW, karena keadaan jahitan pasca operasi belum kering dengan sempurna dan dia banyak
melakukan aktivitas, maka yang terjadi adalah pendarahan pada jahitan. Karena MOP merupakan program dari pemerintah dan yang
menjadi sasaran adalah para pria atau suami yang notabene adalah seorang kepala keluarga maka, selama masa recovery tiga hari tersebut mereka
mendapat santunan dari pemerintah sebesar Rp150.000,-. Hal ini dilakukan karena selama tiga hari tersebut seorang kepala rumah tangga
tidak dapat melakukan tanggung jawabnya dalam hal pekerjaan, oleh sebab itu pemerintah memberikan santunan.
a. Penyuluhan Secara Umum
Dalam penyuluhan yang dilakukan dalam kegiatan di tingkat RTRW, yang dimaksudkan dengan kegiatan tingkat RTRW misalnya
pertemuan rutin “Jalu Sejati” yang dilakukan setiap tanggal 15, pertemuan
commit to user
53 hansip di kelurahan yang dilakukan antara tanggal 18-20, pertemuan
LPMK setiap tanggal 19, dan SKD KB Gilingan setiap tanggal 27. Menjadi keuntungan dan nilai plus bagi PLKB Kelurahan Gilingan, bahwa
dari pihak kelurahan memberikan ijin dan kebebasan untuk menjadi bagian dalam setiap kegiatan yang melibatkan bapak-bapak, selain itu pejabat
kelurahan selalu setia mendampingi PLKB dalam setiap kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Hal ini juga menjadi alasan ketertarikan para
akseptor KB mantap MOP. Seorang PLKB melakukan penyuluhan secara umum dan memberi
penjelasan tentang MOP secara garis besar disetiap pertemuan tersebut. Dari sini penyuluh sudah dapat melihat siapa saja yang merasa tertarik
dengan apa yang dipresentasikan. Karena hal ini merupakan sesuatu yang sangat pribadi maka dari para calon akseptor ini merasa sungkan. Untuk
mengatasi perasaan sungkan tersebut PLKB Kelurahan Gilingan memberikan semacam brosur lengkap dengan
“ contac person”
untuk memudahkan calon akseptor tersebut mendapatkan informasi yang lebih
lengkap. contoh brosur dapat dilihat di lampiran
“ ...karena dalam brosur sudah saya lengkapi dengan no HP, ya...bapak-bapak yang merasa tertarik dengan vasektomi akan telephon
dan membuat janji untuk bertemu, kalau sudah seperti ini baru biasanya saya melakukan kunjungan dirumah dan sekalian bertemu dengan
istrinta...”
hasil wawancara 16 Juni 2011, dengan PLKB Kelurahan Gilingan
Semua akseptor mantap MOP bersikap sama, pada saat penyuluhan
yang dilakukan PLKB pada setiap pertemuan-pertemuan tersebut,
commit to user
54 umumnya mereka masih merasa sungkan dan malu untuk bertanya lebih
lanjut tentang MOP kepada PLKB.
“ ...sungkan mbak..., ini kan masalah yang sangat pribadi kalau menurut saya, jadi lebih enak kalau bicara secara pribadi juga mbak...”
hasil wawancara dengan Whisnu, 18 Juni 2011
“ ….sering susah kalau mau bicara di depan umum, ada perasaaan malu, lagian ka nada no hp mbak Dini di selebaran, ya saya tinggal telpon
saja mbak...”
hasil wawancara dengan akseptor Parsidi, 25 Agustus 2011
Mereka berpendapat dengan adanya selebaran atau brosur yang ditinggalkan pada saat kegiatan pertemuan tersebut sangat membantu
mereka untuk mendapatkan jawaban atas rasa keingintahuan mereka tentang apa sebenarnya MOP itu?
Program penyuluhan yang dilakukan oleh para PLKB memiliki tujuan yaitu membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Pesan
yang disampaikan lewat penyuluhan yang dilakukan disetiap kelurahan diharapkan dapat menciptakan suatu perubahan. David K. Berlo
menyebutkan perubahan tersebut dalam tiga bentuk yakni: 1 Perubahan pengetahuan audience, menyangkut kognitif. 2 Perubahan sikap
audience, menyangkut bidang afektif. 3 Perubahan dalam perilaku audience, menyangkut perubahan dibidang psikomotorik.
Bila khalayak lebih mengerti tentang Keluarga Berencana dan Program-program yang ditawarkan setelah mengikuti dan mendengarkan
penyuluhan dari para PLKB, maka penyuluhan tersebut telah menimbulkan efek kognitif. Bila penyuluhan tentang Program-program
commit to user
55 KB tersebut membuat khalayak tergugah dan berkeinginan melaksanakan,
maka penyuluhan tersebut menimbulkan efek afektif. Apabila khalayak benar-benar bertindak mengikuti apa yang dikatakan oleh para PLKB
dalam penyuluhan yang dilakukan maka perubahan yang terjadi atau efeknya adalah psikomotorik.
Pengiriman pesan oleh Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana melalui penyuluhan yang dilakukan disetiap kegiatan yang ada dikelurahan
dan pertemuan di tingkat RTRW akan diterima oleh khalayak. Keadaan atau proses komunikasi ini menciptakan suatu situasi belajar sosial
Setelah merasa memiliki ketertarikan dengan
vasektomi
maka barulah ketiga calon akseptor tersebut menghubungi PLKB kelurahan
Gilingan lewat telephon untuk membuat kesepakatan kapan waktu yang tepat untuk dapat bertemu dan berbicara secara lebih pribadi. Dari ketiga
akseptor tersebut semuanya sama, mereka merasa sungkan untuk bertanya pada PLKB dalam forum yang terbuka.
b. Penyuluhan Secara Interpersonal