commit to user
27
2. Pesan yang disampaikan :
· Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan
keluarga. ·
Proses terjadinya kehamilan pada wanita yang kaitannya dengan cara kerja dan metode kontrasepsi.
· Jenis alat atau metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara
kerjanya serta lama pemakaian. 3.
Kegiatan Bimbingan ·
Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB.
· Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis
kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat.
· Bila iya rujuk ke KIPK
b. Kegiatan Rujukan
1. Rujukan calon peserta KB, untuk mendapatkan pelayanan KB.
2. Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi.
c. Kegiatan KIPKKomunikasi Interpersonal Kelompok
Dalam kegiatan KIPK terdiri atas beberapa tahapan yaitu : 1.
Menjajaki alasan pemilihan alat 2.
Menjajaki apakah klien sudah mengetahui atau paham tentang alat kontrasepsi tersebut.
3. Menjajaki apakah klien tahu atau tidak alat kontrasepsi lain.
commit to user
28
4. Bila belum, berikan informasi.
5. Memberi klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya
kembali. 6.
Membantu klien mengambil keputusan. 7.
Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya.
8. Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling.
d. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
1. Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik .
2. Bila tidak ada kontra indikasi pelayanan kontrasepsi dapat
diberikan. 3.
Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu
inform consent
.
e. Kegiatan Tindak Lanjut
Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada PLKB. Dalam melakukan tugasnya para
Petugas Lapangan Keluarga Berencana berpedoman pada “10 Langkah Kerja PLKBPKB”.
34
Kesepuluh langkah tersebut adalah : 1.
Pendekatan Tokoh Formal Menumbuhkan hubungan kerjasama dengan para tokoh formal
seperti Camat, Kepala Desa atau Kelurahan untuk mendapatkan dukungan operasional sesuai dengan peran masing-masing.
34
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Propinsi Jawa Tengan. Buku Kerja PLKB 2010.
hal. 6.
commit to user
29
2. Pendataan dan Pemetaan
Suatu proses
kegiatan-kegiatan pengumpulan,
pencatatan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data yang bertujuan untuk
mengetahui situasi wilayah kerja sebagai bahan perencanaan penggarapankegiatan KB.
3. Pendekatan Tokoh Informal
Melakukan hubungan kerjasama dengan tokoh informal seperti tokoh agama, adat dan tokoh pemuda agar mereka memberikan
komitmen, dukungan operasional dan peran aktif dalam pelaksanaan program KB Nasional.
4. Pembentukan Kesepakatan
Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai kesepakatan politis dan teknis penggarapan program KB Nasional
dari para tokoh formal dan informal. 5.
Pemantapan Kesepakatan Suatu proses untuk memantapkan tokoh formal dan informal agar
berperan aktif sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah diputuskan bersama dalam rakor KB.
6. KIE oleh Tokoh Masyarakat
Mempersiapkan tokoh masyarakat dalam rangka menanamkan pengertian dan peningkatkan pengetahuan, ketrampilan agar mampu
melaksanakan Program KBN sesuai dengan kondisi daerah.
commit to user
30
7. Penteladanan atau Pembentukan Group Pelopor
Suatu kegiatan menyeleksi dan memotivasi keluarga agar menjadi teladan atau kader dan berperan aktif dalam pengelolaan Program
KB Nasional. 8.
Pelayanan KB Suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan
pelayanan teknis kepada sasaran, sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh keluarga baik yang menyangkut kegiatan PUP
Pendewasaan Usia Perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
9. Pembinaan Keluarga
Pembinaan keluarga melalui kegiatan membimbing, mengarahkan, mengaktifkan serta mengembangkan keluarga dalam melaksanakan
fungsi-fungsi keluarga melalui pembinaan kepada tokoh masyarakat dan institusi masyarakat.
10. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi
Kegiatan mencatat, melaporkan, dan mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan disetiap wilayah sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku.
B. Penelitian yang Relevan
Sampai saat ini telah banyak penelitian yang bertemakan tentang “PLKB”, mulai dari sistem kerja PLKB, keanggotaan PLKB, kinerja PLKB di
masyarakat. Seperti pada tesis Tetty Susanty Sinaga tahun 2010 yang berjudul
commit to user
31
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap PLKB. Faktor- faktor yang dibahas diantaranya adalah media promosi yang digunakan oleh
PLKB, cara menyampaikan informasi kepada masyarakat, dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Hampir sama dengan tesis Tetty Susanty Sinaga, tesis Haniva Isti yang berjudul Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Cara Pendekatan yang
Dilakukan PLKB Studi di Kelurahan Sekaran Gunung Pati, Semarang, juga membahas tentang cara-cara yang dilakukan oleh PLKB untuk menarik minat
masyarakat untuk mengikuti program KB. Jurnal penelitian yang berjudul
“ Broadcast Media in Family Planning
Matters in Rural Nigeria: The Ebelle Scenario” ,
yang ditulis oleh Osakue Stevenson Omoera, tahun 2010.
35
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa radio dan televisi, dengan program tertentu telah membentu dalam penyebaran
informasi yang relevan tentang Keluarga Berencana di pedesaan. Disana juga dikatakan bahwa media penyiaran harus dikerahkan secara besar-besaran untuk
menyebarkan pesan-pesan yang relevan, seperti macam-macam alat kontrasepsi, ukuran KB, MOW, penyakit menular kelamin, gizi buruk, dan hal-hal lain yang
dapat berpotensi menghambat kesejahteraan keluarga. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan keluarga di pedesaan
Nigeria. Selanjutnya adalah dari jurnal penelitian yang berjudul
“ Factors influencing the choice of family planning among couples in Southwest Nigeria”
,
35
Osakue Stevenson Omoera. 2010.Broadcast Media in Family Planning Matters in Rural Nigeria: The Ebelle Scenario.
commit to user
32
yang dipublikasikan oleh OLAITAN, Olukunmi Lanre, 17 Juni 2011.
36
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa norma, status sosial ekonomi, agama dan
budaya tidak mempengaruhi pemilihan pasangan dan keterlibatan mitra menuju pilihan perencanaan secara signifikan mempengaruhi pilihan Keluarga Berencana
diantara pasangannya. Setiap pasangan harus memiliki informasi tentang pentingnya pilihan KB sehingga untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
mereka dan ekonomi, standart hidup untuk mengurangi kematian ibu, dan kehamilan yang tidak diinginkan.
Jurnal yang ketiga berasal dari jurnal penelitian yang berjudul “
The Impact of Mass Media in Using Contraceptives among Married Males-A study
from Hatiya VDC of Makawanpur, Nepal”
, tahun 2010.
37
Disini disimpulkan bahwa media massa, yaitu media cetak dan elektronik merupakan alat promosi
yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang Keluarga Berencana, mereka menjadi termotivasi untuk membahas masalah alat kontrasepsi dengan
pasangannya. Selain itu pemilihan media untuk mendukung penyampaian pesan harus tepat, agar dapat menjangkau khalayak yang besar. Selain itu juga harus ada
saluran pendukung, seperti media cetak dan komunikasi inter personal. Hal ini juga sangat memiliki hubungan yang positif dengan usia, tingkat pendidikan,
pendapatan, persetujuan mitra, dan membahas rencana keluarga dengan pasangan.
36
Olaitan, Olukunmi Lanre. 2011. Factors influencing the choice of family planning
among couples in Southwest Nigeria. Department of Human Kinetics and Health Education,
University of Ilorin, Ilorin, Kwara State, Nigeria.
37
Srijana Pandey and Supendra Karki. 2010. The Impact of Mass Media in Using Contraceptives among Married Males-A study from Hatiya VDC of Makawanpur
. Department of Community Medicine, KIST Medical College, Imadol, Lalitpur, Nepal.
commit to user
33
Yang keempat berasal dari jurnal internasional yang berjudul
“ The Involvement of Men in Family Planning An Application of Transtheoretical Model
in Wolaita Soddo Town South Ethiopia”
, yang dipublikasikan 15 Maret 2010.
38
Disini menyatakan bahwa tujuan menilai keterlibatan orang dalam preferensi fertilitas dan kontrasepsi, maka dapat disimpulkan bahwa kurang lebih 96
responden sudah mengetahui dan akrab paling tidak dengan satu alat kontrasepsi. Perilaku pria dalam tahap menggunakan metode KB pria 26,7.
Yang kelima adalah jurnal penelitian yang berjudul “
Effective organizational communication: a competitive advantage”
yang dipublikasikan oleh HR Magazine, Minggu, 1 Desember 2008.
39
Disini disimpulkan bahwa, saat sekarang ini untuk mencapai komunikasi yang efektif dalam dunia bisnis
bukanlah sesuatu yang mudah. Komunikasi yang transparan ditempat kerja, kepercayaan dan rasa saling menghargai antara karyawan dan manajemen senior,
serta penggunaan saluran komunikasi yang tepat untuk memfasilitasi top-down dan keatas komunikasi dalam perusahaan dan keterbukaan untuk pendapat para
karyawan.
C. Kerangka Pikir
Pembangunan sebagai
upaya peningkatan
kesejahteraan dan
kemakmuran yang merata telah mewajibkan pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk lebih berperan aktif dalam memberikan pelayanan yang lebih baik
38
W. Abraham, A. Adamu and D. Deresse. 2010. The Involvement of Men in Family Planning An Application of Transtheoretical Model in Wolaita Soddo Town South Ethiopia.
Faculty of Medicine, Hawassa University College of Health Sciences, Ethopia.
39
HR Magazine. 2008. Effective organizational communication: a competitive advantage.
commit to user
34
terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Pada saat sekarang ini, masalah pertumbuhan penduduk yang sangat pesat seharusnya menjadi perhatian
utama bagi pemerintahan Indonesia. Dengan adanya permasalahan ini, maka pemerintah pusat mengaktifkan kembali Program Keluarga Berencana, program
ini sebenarnya pernah mencapai kesuksesannya pada saat orde baru, tetapi bangsa Indonesia tidak dapat mempertahankan apa yang telah diraih.
Dengan menghidupkan kembali Program Keluarga Berencana Nasional maka diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan penduduk dan masyarakat
Indonesia menjadi sadar akan pentingnya sebuah keluarga yang sejahtera dan berkualitas. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa penduduk merupakan modal
utama bagi kemajuan pembangunan suatu bangsa. Apabila suatu bangsa memiliki penduduk yang berkualitas maka penduduk bangsa tersebut benar-benar menjadi
modal yang baik. Tetapi apabila penduduk yang dimiliki banyak namun tidak berkualitas maka hanya akan menjadi hambatan bagi suatu negara untuk bergerak
maju, menuju pembangunan yang lebih baik. Program-program Keluarga Berencana yang ditawarkan diantaranya ada
berbagai macam alat kontrasepsi yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan akseptor. Terdapat beberapa jenis dan teknik kontrasepsi yang sering digunakan di
Indonesia dan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yakni: 1. Kontrasepsi Hormonal, yang terdiri dari pil KB, suntikan, dan implant. 2. Kontrasepsi Non
Hormonal, terdiri dari kondom, IUD, tissue KB. 3. Metode Operasi, terdiri dari MOP vasektomi dan MOW tubektomi. 4. Metode Alamiah, terdiri dari
pantang berkala, senggama terputus, dan ASI eksklusif MAL.
commit to user
35
Dari bermacam-macam jenis dan teknik kontrasepsi yang sering digunakan di Indonesia, teknik kontrasepsi dengan Metode Oprasi Pria atau juga
sering disebut dengan
vasektomi
sangat sulit untuk berkembang dan sangat tidak diminati oleh para kaum pria. Tetapi anggapan semacam ini tidak berlaku di
Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari selama tahun 2011 tercatat
ada sebanyak tiga orang yang mengikuti program
vasektomi,
dan jumlah ini merupakan jumlah terbanyak apabila dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan
yang lain yang ada di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Melalui pencapaian yang dilakukan oleh Penyuluh Lapangan Keluarga
Berencana Kelurahan Gilingan inilah, maka Kelurahan gilingan menjadi kelurahan yang memiliki akseptor KB mantap MOP paling banyak. Sebenarnya
langkah apa saja yang dilakukan oleh PLKB Kelurahan Gilingan sehingga mampu untuk meyakinkan akseptornya untuk mau mengikuti MOP. Disini penulis akan
melihat dari segi komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh seorang PLKB, sampai pada akhirnya mampu untuk mempengaruhi seseorang untuk merubah
perilaku dengan bersedia menjadi akseptor KB mantap MOP atau
vasektomi.
commit to user
36
commit to user
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi atau tempat atau hal obyek yang akan diteliti. Penelitian harus mengungkapkan alasan yang logis berkenaan dengan
pemilihan lokasi atau tempat, hal atau obyek yang menjadi sasaran penelitian.
40
Disini penulis mengambil lokasi penelitian di Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari Kotamadya Surakarta. Karena berdasarkan data yang
penulis dapatkan kelurahan ini menduduki peringkat pertama dari 13 kelurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari. Selain itu para akseptor mantap MOP
sepanjang tahun 2011 merupakan akseptor terbanyak sekota Surakarta, yaitu tiga orang. Dan untuk akseptor MOW di Kelurahan Gilingan merupakan akseptor
terbanyak sekecamatan Banjarsari, yaitu lima orang. Selain alasan tersebut, masih banyak alasan lain mengapa penulis
memilih lokasi Kelurahan Gilingan. Alasannya adalah sebagai berikut : 1. Dukungan kepala kelurahan dan perangkat kelurahan sangat baik, hal ini terbukti
dengan selalu hadirnya kepala kelurahan untuk mendampingi PLKB dalam melakukan sosialisasi KB ditingkat RTRW. 2. Adanya dukungan dari LPMK dan
tokoh masyarakat yang baik pula, hal ini terbukti dengan dimasukkannya anggaran alokasi Dana Pembangunan Kelurahan DPK untuk kegiatan sosialisasi
KB dan kelompok Prio Utomo “Jalu Sejati”.3. Adanya komitmen PLKB dalam
40
Buku Pedoman Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 1997, hal. 31.
commit to user
37
membawa program KB, maksudnya adalah melakukan sosialisasi KB ditingkat basis RTRW pada pertemuan ibu-ibu dan bapak-bapak dengan waktu diluar jam
kerja. 4. Keberadaan kelompok KB Prio Utomo “Jalu Sejati”, kelompok tersebut menjuarai lomba ditingkat kota Surakarta, dan saat ini mewakili kota Surakarta
maju di tingkat provinsi Jawa Tengah. dikota Surakarta hanya ada dua kelompok Prio Utomo yang masih bertahan tanpa adanya dukungan dana dari pemerintah,
yakni Kelurahan Gilingan dan Kelurahan Serengan. 5. Swadaya dan partisipasi masyarakat Gilingan sangat baik dan mendukung program KB.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam
indepth interview
, dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian deskriptif kualitatif menurut Suripan Sadi Hutomo memiliki arti bahwa seorang peneliti harus mencatat segala macam fenomena yang dilihat,
didengar, dan
dibaca setelah
itu peneliti
harus mengkombinasikan,
mengabstraksikan dan menarik kesimpulan.
41
Pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh Penyuluh Lapangan Keluarga PLKB Kelurahan
Gilingan, Kecamatan Banjarsari sehingga dapat mempengaruhi perilaku masyarakat khususnya kaum laki-laki untuk menjadi akseptor mantap MOP.
41
Burhan, Bungin. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer
. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 56.
commit to user
38
C. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari penelitian dilapangan, berupa sejumlah keterangan dan informasi tentang
permasalahan yang diteliti, dimana pihak yang memberikan informasi adalah pihak yang dapat dipercaya oleh penulis. Dalam penelitian ini data
primer diperoleh dari PLKB Kelurahan Gilingan dan para akseptor mantab MOP yang ada di Kelurahan Gilingan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah suatu data yang telah diolah oleh suatu pihak. Ini merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang
diperoleh dari dokumen atau arsip, bahan pustaka, laporan dan sebagainya yang berkaita. Dalam penelitian ini data sekunder di dapatkan dari tabel
statistik, buku pedoman PLKB, dokumen-dokumen, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti di lokasi penelitian.
Berdasarkan jenis datanya, maka dalam penelitian ini sumber datanya juga dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a Sumber Data Primer
Yang menjadi sumber data primer adalah pihak-pihak yang terkait langsung dalam permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini adalah Petugas
Lapangan Keluarga Berencana dan atau staf, Kelurahan Gilingan, kader KB,
commit to user
39
para akseptor mantab MOP, serta semua pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.
b Sumber Data Sekunder
Yang menjadi sumber data sekunder adalah sejumlah data yang diperoleh dari studi pustaka termasuk didalamnya literatur, peraturan
perundang-undangan, bahan presentasi PLKB, leflet, brosur, dokumen- dokumen yang melengkapi sumber data primer yang dalam hal ini
berhubungan dengan obyek penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sebenarnya
dari obyek yang diteliti. Studi lapangan ini dilakukan dengan cara : 1
Observasi Merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dari objek
penelitian. Disini penulis melakukan pengamatan diwilayah Kelurahan Gilingan, dimana wilayah ini merupakan lokasi yang menjadi sasaran
lokasi penelitian
.
Hal ini dilakukan penulis dengan cara pengamatan, pencatatan yang kemudian disajikan secara sistematis dengan
menggambarkan obyek yang diteliti.
commit to user
40
Pengamatan yang penulis lakukan dimulai dari penyuluhan yang dilakukan PLKB secara umum, kemudian pendekatan yang lebih
personal sampai beberapa kali kunjungan, ikut terlibat pada saat eksekusi, dan yang terakhir adalah kunjungan pasca tindakan operasi
dilakukan. 2
Wawancara
interview
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab lisan, dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang berhadapan secara fisik. Wawancara
dilakukan sendiri oleh penulis secara terbuka dengan memberikan pertanyaan kepada pihak yang terkait dan terpercaya.
Untuk langkah awal tentunya penulis melakukan wawancara dengan petugas PLKB Kelurahan Gilingan, kemudian dengan pihak kelurahan
Gilingan, dan yang tidak kalah penting adalah wawancara dengan para akseptor mantap MOP.
b Studi Kepustakaan
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan menganalisa semua data yang mendukung
penelitian yang penulis lakukan. Yang dimaksud dengan data pendukung adalah bahan-bahan presentasi yang dibuat oleh PLKB pada saat melakukan
penyuluhan, leflet, brosur, serta artikel yang terkait dengan pokok permasalahan yang penulis teliti.
commit to user
41
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data memegang peranan penting dimana data yang sudah terkumpul dapat dipertanggungjawabkan sehingga menghasilkan jawaban dari
permasalahan. Analisa data dalam penelitian ini dikerjakan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sebenarnya merupakan tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti
dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
42
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data model interaktif. Maksudnya adalah model analisis yang dilakukan dengan menyusun
data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus, diulang-ulang sehingga membentuk siklus yang
memungkinkan menghasilkan kesimpulan akhir yang memadai.
43
42
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. UI Press. hal. 250
43
H.B.Sutopo.1999. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta. Pusat Penelitian UNS. hal.8.
Pengumpulan Data
Penyajian Data Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
commit to user
42
Data yang sudah terkumpul akan diolah atau dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
44
kesimpulan. Dilakukan pula siklus diantara tahap-tahap tersebut sehingga data yang terkumpul akan
berhubungan dengan yang lain secara sistematis. Tahap-tahap ini tidak harus urut, misalnya kita memperoleh data yang
sudah lengkap tanpa direduksi data dapat langsung kita sajikan, dan apabila kita sampai pada penarikan kesimpulan mengalami kesulitan karena data kurang, kita
dapat mengulang mengumpulkan data. Dapat dilakukan tahap yang satu dengan yang lain tidak harus urut.
commit to user
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1.1 Letak
Kelurahan Gilingan termasuk dalam kecamatan Banjarsari Kotamadya Dati II Surakarta. Dengan luas wilayah ± 127,2 Ha, terbagi
menjadi 121 RT dan 21 RW. Jarak Kelurahan Gilingan ke Kecamatan Banjarsari adalah 1 km, dan 1,5 km menuju pusat kota. Adapun batas
wilayahnya adalah sebagai berikut : a.
Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Nusukan dan Kelurahan Mojosongo.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Setabelan dan
Kelurahan Kestalan. c.
Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Manahan dan Kelurahan Mangkubumen.
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan
Jebres. Penduduk Kelurahan Gilingan sebanyak 15.373 orang, dengan
rincian laki-laki sebanyak 7.487 jiwa dan perempuan sebanyak 7.895 jiwa. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kelurahan Gilingan adalah
commit to user
44 sebagai karyawan atau buruh suatu perusahaan dan jumlah Kepala
Keluarga sebanyak 4.604.
1.2 Jumlah Penduduk dalam Kelompok Umur dan Kelamin
Dari data monografi pada bulan Oktober 2011, jumlah penduduk Kelurahan Gilingan sebanyak 15.373 jiwa. Terdiri dari laki-laki yang
berjumlah 7.478 jiwa dan perempuan yang berjumlah 7.895 jiwa. Lebih lanjut untuk jelasnya lihat tabel berikut :
TABEL I JUMLAH PENDUDUK
DALAM KELOMPOK UMUR DAN KELAMIN Kel. Umur
Laki – laki Perempuan
Jumlah 1
2 3
4 0 – 4
5 – 9 10 – 14
15 – 19 20 – 24
25 – 29 30 – 39
40 – 49 50 – 59
60 - 454
1014 1088
1099 1219
1146 1270
1230 1174
1001 746
869 1163
1146 1315
1138 1179
1207 1015
1210 1200
1883 2251
2245 2534
2284 2449
2437 2189
2211
JUMLAH 10695
10988 21683
Sumber : Data Monografi Kelurahan Gilingan, Oktober 2011
1.3 Mata Pencaharian