commit to user
15
biasanya menggunakan plastik Polyetilen dengan jenis LDPE Low Density Polyethylene dengan ketebalan plastik 0,025-0,06 mm dan
dilakukan pengemasan secara vakum sehingga udara dalam kemasan berkurang, dan aktivitas mikroorganisme dapat terhambat.
b. Pengemas sekunder Pengemas sekunder merupakan pengemasan yang terdiri dari dua
lapisan atau dua kemasan. Biasanya pengemas sekunder ini tidak langsung berhubungan dengan bahan baku atau produk, sehingga
tingkat kontaminasi yang ditimbulkan pun juga ikut berkurang. Untuk produk manisan kering biasanya menggunakan kardus yang
sebelumnya telah dibungkus plastik sebagai kemasan primer yang dapat melindungi produk dari kerusakan fisik.
C. Analisa Sensoris
Uji Scoring
Uji scoring adalah pengujian yang dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap suatu produk, dengan mengandalkan panca indra.
Panelis adalah kelompok
yang memberikan penilaian terhadap suatu produk, dibedakan menjadi lima yaitu panelis perorangan, panelis terbatas,
panelis terlatih 7-15 orang, panelis setengah terlatih 15-25 orang dan panelis tidak terlatih 25 orang. Beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan uji organoleptik adalah fisiologi keadaan fisik panelis, psikologi perasaan panelis dan kondisi lingkungan saat
pengujian. Dalam pelaksanaannya, digunakan uji scoring dimana panelis tidak terlatih diminta memberikan penilaian dalam skala yang
menunjukkan tingkat dari sangat tidak suka sekali sampai sangat suka sekali untuk respon rasa. Sedangkan panelis setengah terlatih memberikan
penilaian dari tingkat sangat tidak mengembang sekali sampai sangat mengembang sekali untuk respon kemampuan mengembangKume, 2002.
Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-benar tahu mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring
commit to user
16
sering digunakan untuk menilai mutubahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu,digunakan untuk
mencari korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangkapengukuran obyektif Kartika, 1988.
D. Analisis Kimia Proksimat
1. Serat kasar Serat kasar adalah senyawa yang biasa dianalisa di laboratorium,
yaitu senyawa yang tidak dapat dihidrolisa oleh asam atau alkali. Di dalam buku Daftar Komposisi Bahan Makanan, yang dicantumkan adalah kadar
serat kasar bukan kadar serat makanan. Tetapi kadar serat kasar dalam suatu makanan dapat dijadikan indeks kadar serat makanan, karena
umumnya didalam serat kasar ditemukan sebanyak 0,2 - 0,5 bagian jumlah serat makanan Muchtadi, 1988.
Serat makanan merupakan bagian makanan yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan enzim, sehingga tidak menghasilkan energi atau
kalori. Serat makanan ini termasuk golongan karbohidrat yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin dan gum. Selulosa dan hemiselulosa tedapat
pada bekatul atau sekam padi, kacang-kacangan, dan hampir pada semua buah dan sayuran Koswara, 2012.
E. Analisis Ekonomi