69
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan MultiManfaat BTN iB
Esensi  penerapan  manajemen  risiko  adalah  kecukupan  prosedur  dan metodologi  pengelolaan  risiko  sehingga  kegiatan  usaha  bank  tetap  dapat
terkendali
manageable
pada  bataslimit  yang  dapat  diterima  serta menguntungkan bank.
57
Pembiayaan MultiManfaat yang ada di BTN KCP Syariah Ciputat,salah  satu  pembiayaan  tanpa  agunan  yang  bersifat  konsumtif  ditujukan
bagi para pegawai dan pensiun yang manfaat pensiunnya dibayarkan melalui Jasa Payrol Batara.
Pembiayaan  ini  sama  halnya  dengan  produk  pembiayaan  lainnya  yang ada  di  BTN  KCP  Syariah  Ciputat,  yang  tidak  terlepas  dari  risiko.  Untuk  itu
penerapan  manajemen  risiko  pada  pembiayaan  ini  harus  efektif  dan  berdasarkan prinsip  kehati-hatian  sesuai  dengan  UU  No.  7  Tahun  1992.UU  No.  10  Tahun
1998.UU  No.  21  tahun  2008.
58
Salah  satu  cakupan  penerapan  manajemen  risiko yang  efektif  yaitu  kecukupan  proses  identifikasi,  pengukuran,  pemantauan  dan
pengendalian risiko.
a. Identifikasi Risiko
57
Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking, Sistem Bank Iskam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan  Ekonomi
Global, h. 942
58
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi Dengan Cerdik, Cerdas, dan Profesional, Jakarta, PT Gramedia
Pustaka Utama Kompas Gramedia Building, 2013 h. 66.
70
Tujuan  dilakukannya  identifikasi  risiko  adalah  untuk  mengidentifikasi seluruh  jenis  risiko  yang  melekat  pada  setiap  aktifitas  fungsional  yang
berpotensi  merugikan  bank.
59
Dimana  pada  tahap  ini  pihak  manajemen perusahaan  melakukan  proses  identifikasi  pada  setiap  bentuk  risiko  yang  ada
pada pembiayaan multimanfaat yang mungkin dialami oleh BTN KCP Syariah Ciputat.  Selain  itu  ada  pula  salah  satu  cara  yang  diterapkan  oleh  BTN  KCP
Syariah Ciputat untuk meminimalisir risiko, yaitu dengan prinsip 5C. Adapun
prinsip 5C yang diterapkan BTN KCP Syariah Ciputat yaitu:
1.
Character
karakter Character  disini  merupakan  sifat  atau  watak  seseorang.  Hal-hal  yang
dilakukan oleh BTN KCP Syariah Ciputat diantaranya: a.
Melihat  latar  belakang  riwayat  peminjaman  nasabah  2  dua  tahun terakhir.  Menganalisis  data  nasabah  dengan  melakukan  BI
checking,
BTN  Syariah  Ciputat  akan mengetahui  apakah  data  debitur  termasuk atau tidak dalam DHN Daftar Hitam Nasional.
b. Selain  itu  melakukan  wawancara  dengan  debitur  tersebut,  dengan
wawancara dapat dilihat keterbukaan atau sifat koorporatif nasabah. c.
Terakhir mencari tahu kebiasaan dan hobi nasabah, untuk mengetahui apakah nasabah tersebut memiliki sifat-sifat atau moral yang nantinya
akan mempengaruhi
kemampuan debitur
untuk memenuhi
kewajibannya. 2.
Capacity
Kapasitas
59
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi Dengan Cerdik, Cerdas, dan Profesional, h. 954
71
Hal  ini  merupakan  suatu  penilaian  kepada  calon  debitur  mengenai kemampuan  melunasi  kewajiban-kewajibannya.  Pada  tahap  ini  BTN
Syariah  akan  menganalisis  slip  gaji  nasabah  tersebut.  Dengan memperhitungkan
pengeluaran dan
pemasukan nasabah
setiap bulannya.
60
3.
Capital
Modal Penggunaan  modal  yang  yang  digunakan  debitur,  dilihat  dari
agunan  yang  diajukan  oleh  debitur,  efektif  atau  tidak.  Modal  yang digunakan  oleh  debitur  pada  pembiayaan  multimanfaat  yaitu  dari  gaji
debitur. 4.
Condition
Kondisi Dalam  melakukan  analisa  pembiayaan,  bank  juga  harus  melihat
kondisi  ekonomi  nasabah,  dengan  melihat  dari  pekerjaan  nasabah  pada saat ini.
61
5.
Collateral
Agunan Agunan yang diajukan oleh debitur pada pembiayaan multimanfaat,
agunan  yang  diajukan  oleh  debitur  sesuai  dengan  perjanjian  diawal,  ada debitur  yang  bersedia  payrollpotong  gaji  ataupun  tidak.  Bagi  debitur
yang  bersedia  potong  gaji,  harus  menyerahkan  pernyataan  tertulis, nasabah tidak akan berhenti menjadi pengguna jasa payroll batara iB atau
memindah layanan payroll gaji ke bank lain sebelum lunas.
60
Wawancara dengan Bapak Taufik Operation Staff pada tanggal 12 september 2016
61
Wawancara dengan Bapak Taufik Operation Staff pada tanggal 12 september 2016
72
Adapula  nasabah  yang  tidak  bersedia  potong  gaji,  maka  nasabah harus  memberikan  agunan  berupa  tanah  dan  bangunan  atau  kavling  siap
bangun.  Dengan  syarat  bukti  hak  atas  tanah  berupa  SHMSHGB  atas nama  suamiistri  nasabah,  dan  lokasi  dapat  terjangkau.  Selain  tanah
Nasabah dapat pula mengajukan agunan berupa kendaraan bermotor roda empat  atas  nama  nasabah  berdokumen  faktur  dan  BPKB  dengan  usia
kendaraan  pada  saat  lunas  tidak  lebih  dari  7tujuh  tahun.  Dan  terbatas oleh merek kendaraan tertentu, seperti Honda, Toyota, Daihatsu, Suzuki,
dan Mitsubitshi. Risiko  yang  terjadi  pada  jenis  pembiayaan  multimanfaat  BTN  iB
yaitu  risiko  kredit  atau  pembiayaan.
62
Risiko  pembiayaan  merupakan  suatu risiko  akibat  kegagalan  atau  ketidakmampuan  nasabah  mengembalikan
pinjamanpembiayaan  yang  diterima  dari  bank  sesuai  dengan  jangka  waktu yang telah dijadwalkan.
Apabila pinjaman yang tidak dapat dikembalikan jumlahnya cukup material,  hal  ini  dapat  menyebabkan  turunnya  pendapatan  kinerja  maupun
tingkat  kesehatan  bank.Dengan  adanya  risiko  BTN  KCP  Syariah  Ciputat menerapkan  manajemen  risiko  pada  pembiayaan  multimanfaat  untuk
mengelola dan menyelesaikan risiko kredit atau risiko pembiayaan, perlu ada ada kebijakan dan strategi pada manajemen risiko.Pada tahap identifikasi ini
bank  harus  benar-benar  teliti  dalam  identifikasi  ini.Hal  yang  perlu diperhatikan  oleh  BTN  KCP  Syariah  Ciputat  ini  adalah  keadaan  keuangan
62
Wawancara dengan Bapak Taufik Operation Staff pada tanggal 12 september 2016
73
debitur, karena pembiayaan ini dengan sistem potong gaji, maka pihak bank harus benar-benar memperhatikan pengeluaran debitur setiap bulannya.
63
Agar bank dapat melihat kemapuan debitur dalam membayar kewajibannya secara
tepat waktu.
b. Pengukuran Risiko
Tujuan  adanya  pengukuran  risiko  ini  dijadikan  dasar  atau  tolok ukur  dalam  memahami  signifikansi  dari  akibat  kerugian  yang  akan
ditimbulkan  oleh  suatu  risiko  dan  kelangsungan  usaha  BTN  KCP  Syariah Ciputat.  Adapun  secara  umum  pengukuran  risiko  tinggi  atau  rendahnya
credit scoring
dan
credit rating
akan diberi nilai atau score sebagai berikut:
Gambar 4.1
Rating
dan
Score Credit
Rating Score
Tingkat risiko 1 = baik sekali
5
Very low risk
2 = baik 4
Low risk
3 = cukupsedang 3
Moderate risk
4 = kurang 2
High risk
5 = buruk sekali 1
Very high risk
63
Wawancara dengan Bapak Taufik Operation Staff pada tanggal 12 september 2016
74
Fungsi dari adanya
credit scoring
dan
credit rating
yaitu agar BTN KCP Syariah benar-benar memperoleh pengukuran risiko yang lebih sensitif
dan juga mendapatkan gambaran risiko yang sesuai.
c. Pemantauan dan Pengendalian Risiko
Pada  tahap  pemantauan  risiko  ini  berfungsi  untuk  memperoleh informasi  terkini  atau  terbaru  tentang  profil  risiko  yang  ada.  Pemantauan
risiko  ini  dilakukan  agar  mampu  mengantisipasi  risiko  yang  mungkin terjadi,  selain  itu  pemantauan  dapat  berguna  untuk  menyempurnakan
serangkaian  proses  manajemen  risiko.  Proses  pengendalian  risiko  bank menerapkan  pengendalian  internal  untuk  memastikan  bahwa  jika  terjadi
penyimpangan  terhadap  kebijakan  maupun  prosedur  yang  telah  ditetapkan telah dilaporkan kepada ketua Komite Pemantau Risiko. BTN KCP Syariah
Ciputat  tidak  memiliki  staf  atau  difisi  khusus  yang  menangani  seluruh proses  manajemen  risiko.
64
Karena  divisi  tersebut  terpusat  pada  BTN Syariah  pusat.  Akan  tetapi  kantor  cabang  pembantu  seperti  BTN  KCP
Ciputat  mengelola  dan  menaati  kebijakan  yang  telah  dibuat  oleh  kantor pusat.
65
B. Mekanisme Pemberian Pembiayaan MultiManfaat BTN IB