Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

50 Dilihat dari hasil perhitungan kategorisasi tiap variabel lampiran 9 halaman 98 diketahui kategori dan prosentase perilaku prososial adalah sebagai berikut : Tabel 8. Kategorisasi Data Perilaku Prososial No Rentang Skor Kategori Jumlah Subjek 1 ≥ 69 Tinggi 1 1 2 46 ≤ X 68 Sedang 43 72 3 45 Rendah 16 27 Berdasarkan tabel yang telah disajikan, menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki prosentase perilaku prososial tinggi 1, prososial sedang sebesar 72 dan prososial rendah sebesar 27. Dari deskripsi ini, dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki kecenderungan berempatisedang dari 60 siswa yang menjadi subjek penelitian. Apabila digambarkan dalam bentuk diagram akan tampak seperti gambar yang akan disajikan : Gambar 2. Diagram Perilaku Prososial 10 20 30 40 50 16 43 1 Perilaku Prososial rendah sedang tinggi 51 3. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS. Uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai koefisien Kolmogorov Smirnov dan nilai p pada masing-masing variabel. Kriteria yang digunakan yaitu data berdistribusi normal apabila nilai p lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 p 0,05. Data empati memilikikoefisien Kolmogorov sebesar 1,045 dan memiliki nilai p 0,225, berdasarkan kriteria di atas, nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Data perilaku prososial memiliki nilai koefisien Kolmogorov sebesar 0,723 dan memiliki nilai p 0,673, berdasarkan kriteria di atas, nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.Tabel data koefisien Kolmogrorov dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua data sudah memenuhi persyaratan untuk dinyatakan data berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Data dikatakan linear dengan kriteria apabila nilai koefisien signifikansi p lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 p 0,05. Hasil uji linearitas terhadap empati dengan perilaku prososial memiliki nilai p 0,086, berdasarkan kriteria di atas, nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga data dapat dikatakan linear. Tabel Annova dapat dilihat pada lampiran 6. 52 Berdasarkan hasil penghitungan, dapat disimpulkan bahwa semua data sudah memenuhi asumsi linearitas. 4. Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis perlu diuji kebenarannya. Penelitian ini memiliki dua hipotesis yaitu Ho dan Ha. Ho menyatakan tidak adanya pengaruh empati terhadap perilaku prososial, sedangkan Ha menyatakan adanya pengaruh empati terhadap perilaku prososial. Pembuktian terhadap Ha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu mengajukan Ho. Hal ini digunakan agar pembuktian hipotesis tidak terpengaruh oleh pernyataan Ha. Berdasarkan analisis data menggunakan teknik regresi sederhana dan dengan bantuan SPSS. Tabel 7. Output Coefficients Uji Regresi Sederhana ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1Regression 968.978 1 968.978 12.998 .001 a Residual 4323.872 58 74.550 Total 5292.850 59 a. Predictors: Constant, empati b. Dependent Variable: prososial Hipotesis dapat diterima apabila nilai signifikansi 0,05. Berdasarkan tabel output di atas diketahui bahwa nilai F = 12,998 dengan nilai p sebesar 0.001 0.05 yang membuktikan bahwa empati berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku prososial. Selain pengujian hipotesis, berdasarkan tabel 7.Output Coefficients Uji Regresi Sederhana berikut dapat dibuat persamaan garis regresi. 53 Tabel 7. Output Coefficients Uji Regresi Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1Constant 32.985 5.649 5.839 .000 empati .364 .101 .428 3.605 .001 a. Dependent Variable: prososial Berdasarkan tebl 7. Persamaan regresi pada penelitian adalah Y= 32,958 + 0,428 X. Berdasarkan pernyataan tersebut jika nilai X telah di ketahui maka nilai Y dapat diketahui dengan mengalikan nilai X dengan nilai koefisien 0.428 yang kemudian di jumlahkan dengan nilai konstanta 32,985. dengan hasil hitung nilai t =5,839 dan p = 0,000 0,05 maka persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi. Besar sumbangan dari variabel empati untuk variabel perilaku prososial bisa diketahui pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Besar Sumbangan X terhadap Y Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .428 a .183 .169 8.634 a. Predictors: Constant, empati Dapat dilihat pada Tabel 8, bahwa koefisien detrminasi R square penerimaan diri terhadap harga diri sebesar 0.183 atau 18 yang berarti bahwa sumbangan efektif variabel empati terhadap perilaku prososial 54 sebesar 18, dan sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan di SMKN 1 Pacitan pada kelas XI Kriya Kayu. Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis menunjukkan bahwa empati berpengaruh signifikan terhadap perilaku prososial. Hasil penelitin menunjukkan bahwa rata-rata siswa SMKN 1 Pacitan Kelas XI Kriya Kayu memiliki empati sedang dengan persentase sebesar 54,8 persentae ini menunjukan bahwa siswa memiliki empati yang cukup baik. Hasil penelitian perilaku prososial siswa SMKN 1 Pacitan Kelas XI Kriya Kayu berada pada kategori sedang yaitu 72 prosentase ini menunjukan bahwa siswa memiliki perilaku prososial yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan item nomor sembilan yang menyatakan “saya akan memberikan kata-kata penyemangat ketika teman saya sedang sedih ” termasuk item yang mendapat skor tertinggi di antara item yang lain. Terdapat pula item yang menjadi item tertinggi pada skala perilaku prososial yaitu item nomor empat yang menyatakan “saya tidak akan menawarkan teman-teman saya untuk curhat kepada saya jika ada masalah ”. Pernyataan pada item tersebut mengarah pada indikator empati “mampu mengkomunikasikan perasaan secara verbal” dan indicator prososial “mampu memberikan kesempatan dan perhatian kepada orang lain untuk mencurahkan isi hatinya” , dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan individu untuk mengkomunikasikan perasaan secara 55 verbal mendorong individu tersebut untuk membuka diri dan memberikan kesempatan kepada orang lain dalam menceritakan permasalahan yang dialami, serta semain banyak individu tersebut dapat berinteraksi dengan orang lain maka semakin besar pula kemungkinan individu tersebut untuk melakukan tindakan prososial. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Staub Tri Dayakisni Hudaniah, 2009: 214 individu yang sering berinteraksi dengan orang lain cenderung akan lebih banyak melakukan tindakan prososial dibandingkan dengan individu yang sering menyendiri. Hasil tersebut senada dengan pernyataan Schlenker dan Britt Baron Byrne, 2005:112, individu yang memiliki empati tinggi lebih termotivasi menolong seseorang daripada mereka yang memiliki empati rendah. Selain itu, Staub Tri Dayakisni dan Hudaniah, 2006:213 menyatakan ada tiga faktor yang mendasari perilaku prososial, salah satunya adalah empati. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diungkapkan adanya pengaruh antara empati terhadap perilaku prososial. Artinya, individu yang empatinya lebih tinggi cenderung mudah menolong orang lain atau berperilaku prososial tinggi. Sebaliknya, individu yang empatinya rendah, lebih sedikit kemungkinan menolong atau berperilaku prososial terhadap orang lain. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak SMKN 1 Pacitan untuk meningkatkan empati para siswa sebagai dasar untuk menuju kehidupan yang lebih luas. Empati ini dapat terlatih dengan seringnya berinteraksi dengan orang lain atau bersosialisasi dengan orang lain, oleh karena itu SMKN 1 Pacitan menghimbau bagi para siswa untuk mengikuti beberapa ekstrakurikuler yang bernuansa sosial tinggi seperti pramuka, PMR dan lain- 56 lain. Usaha SMKN 1 Pacitan untuk meningkatkan empati melalui kegiatan sosial tersebut juga sejalan dengan pendapat Matthew Hoffman, 1969:89, semakin banyak dan semakin intensif individu dalam melakukan sosialisasi, maka akan semakin terasah kepekaannya terhadap emosi orang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan pula sumbangan efektif empati terhadap perilaku prososial yaitu sebesar 18 artinya empati memberikan dampak positif untuk terwujudnya perilaku prososial itu sendiri, dan sumbangan empati untuk terwujudnya perilaku prososial cukup besar. Implikasi dalam Bimbingan dan Konseling, penelitian ini berkaitan dengan BK pribadi dan sosial, yang artinya empati merupakan sebuah kemampuan individu dalam menilai dan merasakan permasalahan yang di alami oleh orang lain dan perilaku prososial adalah bentuk nyata dari sikap empati itu sendiri, sebagai makhluk sosial tentu manusia diharapkan mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu saling tolong menolong karena manusia tidak mampu hidup tanpa adanya kehadiran dari orang lain. Tujuan dari BK adalah untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitanmasalah agar individu mampu mandiri dalam mengatasi kesulitan dengan kemampuan yang dimiliki, termasuk didalamnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu serta hubungan individu dengan orang lain. Untuk itu di perlukan pelatihan untuk meningkatkan empati.

C. Keterbatasan Penelitian

Setelah dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian, peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Keterbatasan 57 penelitian ini tidak sesuai dengan identifikasi masalah yang telah di tentukan bahwa kelas yang terpecah dalam beberapa kelompok kecil. Hal ini dapat di mungkinkan karena keterlambatan penelitian dari jeda waktu observasi sehingga pihak sekolah mungkin telah melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat sosial siswa dalam kelas menjadi lebih baik.