18
D. Landasan Teori
1. Konsep Hukum
Pada dasarnya hukum berbeda dengan undang- undang. Dalam teori ini akan dikemukakan mengenai
perbedaan mendasar antara hukum dan undang- undang atau peraturan yang sangat kental dengan
unsur kekuasaan. Konsep hukum yang dipergunakan di sini adalah terminologi atau istilah yang dalam
bahasa Latin disebut ius dalam Bahasa Inggris disebut Law. Konsep hukum sebagai ius atau Law berbeda
dengan konsep peraturan atau lex atau Laws yang di Indonesia kemudian disebut dengan Undang-undang.
37
Perbedaan Law
dan Lex
sebagaimana
dikemukakan oleh Roscoe Pound sebagai berikut:
Law is a body of ideals, principles, and precepts for the adjustment of the relations of human beings and the
ordering of their conduct in society. Law seek to guide decision as laws seek to constrain action. Law is needed
to achieve and maintain justice. Laws are needed to keep the peace
–to maintain order. Law is experience developed by reason and corrected by further experience.
Its immediate task is the administration of justice; the attainment of full and equal justice to all. The task of
37
Titon Slamet Kurnia, Pengantar Sistem Hukum Indonesia, Op.Cit., Hlm. 3
19
laws is one policing, of maintaining the surface of order.
38
Sebagaimana dikemukakan oleh Pound hukum diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan
keadilan. Melihat keadilan sebagaimana dikemukakan oleh Ulpianus, bahwa adalah Justitia est perpetua et
constants voluntas
jus suum
cuique tribuendi
terjemahan bebasnya yaitu “keadilan adalah suatu
keinginan yang terus-menerus dan tetap untuk memberikan kepada orang apa yang menjadi haknya.
”
39
Hukum adalah keadilan, maka dari itu bila hukum sama dengan keadilan, kiranya orang tidak akan
menyamakan hukum lagi dengan sejumlah larangan, melainkan akan memandangnya sebagai bagian dari
cita-cita hidup. Orang-orang yang hidup dalam suatu masyarakat akan dijiwai oleh suatu semangat baru
yang berdasarkan prinsip-prinsip moral dan pengakuan akan hak-hak tiap-tiap orang untuk hidup secara
manusiawi.
40
Pembentukan hukum harus dibimbim oleh rasa keadilan, yakni rasa tentang yang baik dan pantas bagi
orang-orang yang hidup bersama.
41
Keadilan sebagai sumber validitas dari hukum sehingga dapat ditangkap
38
Krishna Djaya Darumurti, Konsep dan Asas Hukum Kekuasaan Diskresi Pemerintah, dikutib dari Roscoe Pound, Law
Finding Through Experience and Reason, The University of Georgia Press, Athens, 1960, Hlm. 1-2.
39
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Op.Cit, Hlm. 97.
40
Huijbers, Theo, Filsafat Hukum, Op.Cit., Hlm. 11.
41
Ibid., Hlm. 24.
20
konsep hukum yang dijadikan landasan berfikir dalam penulisan karya ilmiah ini adalah Ius dan Ius inilah
yang merupakan spirit dari lex.
42
Peraturan lex
hanya salah
satu bentuk
manifestasi dari hukum ius.
43
Dikatakan demikian karena
Undang-undang tidak
dapat menguras
hukum.
44
Lex dalam kondisi sesempurna apapun tetap saja tidak dapat menguras Ius. Sebagai contoh: dalam
hukum administrasi
bahwa sebanyak
apapun peraturan perundangan-undangan yang digunakan
sebagai patokan penyelenggaraan negara tetap saja akan ditemukan adanya gap, sehingga diskresi tetap
diperlukan bahkan sifatnya menjadi sebuah keharusan, itulah hukum.
45
Dengan demikian Ius belum tentu ditemukan dalam segala peraturan, akan tetapi
terwujud dalam suatu hukum alamiah yang mengatur baik alam maupun hidup manusia. Oleh para ahli yang
menganut aliran stoa hukum alam itu, yang melebihi
42
Titon Slamet Kurnia, et al, Pendidikan Hukum, Ilmu Hukum Penelitian Hukum di Indonesia: Sebuah Orientasi, Op.Cit., Hlm.
103.
43
Titon Slamet Kurnia, Pengantar Sistem Hukum Indonesia, Op.Cit., Hlm. 3
44
Sudikno Mertokusumo dan Pilto A., Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Yogyakarta, 1993, Hlm.
53.
45
Krishna Djaya Darumurti, Kekuasaan Diskresi Pemerintah: Kajian Mengenai Konsep, Dasar Pengujian, dan Sarana Kontrol, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2012, Hlm. 82.
21
hukum positif,
dipandang sebagai
pernyataan kehendak ilahi.
46
2. Tujuan Hukum