Manfaat Penelitian Model Pengembangan Hasil Penelitian

6

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia menggunakan database berbasis MySQL. MySQL merupakan software pengelolaan database yang mudah digunakan, memiliki kinerja tinggi dan tidak berbayar. 2. Informasi yang terdapat pada aplikasi inventori alat-alat laboratorium kimia mencakup nama, jumlah, ukuran, bahan, spesifikasi, letak penyimpanan, cara penyimpanan alat dan cara penggunaan alat. 3. Pembacaan barcode database menggunakan kamera handphone berplatfrom android.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Dapat digunakan untuk mempermudah dan memperluas pengetahuan siswa SMK jurusan analisiss kimia sebagai sumber belajar mandiri tentang alat- alat kimia di laboratorium. 2. Dapat digunakan siswa SMK sebagai media penunjang pembelajaran manajemen laboratorium kimia. 3. Dapat digunakam guru dan laboran untuk melakukan inventarisasi alat-alat di laboratorium kimia SMK. 4. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian pengembangan pendidikan kimia. 7

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dan keterbatasan pengembangan penelitian ini adalah:

1. Asumsi Pengembangan

a. Peer reviewer yaitu teman sejawat yang melaksanakan skripsi pengembangan serta memahami standar inventarisasi alat-alat laboratorium kimia. b. Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan tentang kualitas media berbasis digital yang dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa serta memahami standar inventarisasi alat-alat laboratorium kimia. c. Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan di bidang inventarisasi alat-alat laboratorium kimia. d. Reviewer adalah guru kimia SMK yang memahami tentang kualitas inventarisasi alat-alat laboratorium kimia.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Informasi yang disediakan adalah informasi tentang alat-alat di laboratorium kimia SMK. b. Informasi tentang harga alat-alat di laboratorium belum tersedia. c. Proses input dan edit data hanya bisa dilakukan menggunakan komputerlaptop yang telah terinstal aplikasi XAMPP sebagai pengolahan database. d. Penginputan database dilakukan satu persatu. e. Proses pembacaan QR code hanya dapat dilakukan di handphone android. 8 f. Kapasitas RAM handphone android mempengaruhi kecepatan menampilkan foto alat.

I. Definisi Istilah

1. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk dan memvalidasi produk yang dihasilkan. 2. Inventori adalah proses pencatatan alat-alat inventaris yang diintegrasikan dengan komputerisasi. 3. Database adalah penyimpanan dan pengelolaan sekumpulan data. Database dikelola oleh suatu perangkat lunak komputer yaitu sistem manajemen database. 4. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan siswa untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan dan ketrampilan dalam proses pembelajaran. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang dilakukan untuk membuat dan pengembangkan suatu produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa perangkat keras maupun lunak yang memiliki ciri khas masing-masing. Produk-produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan antara lain media pembelajaran, modul, model-model pendidikan dan program komputer. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Pembuatan produk didasarkan pada analisa kebutuhan agar produk yang dihasilakan dapat bermanfaat bagi masyarakat. langkah-langkah Metode Research and Development R D ditunjukkan pada Gambar 1 Sugiyono,2014 : Gambar 1 . Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development R D Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Masalah Uji coba Produk Revisi Produk Uji coba Pemakaian n Revisi Produk Produksi Masal 10 Menurut Model Borg dan Gall dalam Sukmadinata, 2012: 169-170, prosedur dalam penelitian pengembangan terdiri dari sepuluh langkah, yaitu : 1. Penelitian dan pengumpulan data research and information colleting. Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan –pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan planing. Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan- kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah- langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan draf produk development premilinary from of product. Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal preliminary flied testing. Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba guru. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengadaan angket. 5. Merevisi hasil uji coba main product revision. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6. Uji coba lapangan main field testing. Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. 11 7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan operasional product revision. Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan operasional field testing. Dilaksanakan pada 20 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisiss hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir final product revision. Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksana lapangan. 10. Diseminasi dan implementasi dissemination and implementation. Melaporkan hasilnya dakam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

2. Sumber Belajar

Setiap saat dalam kehidupan manusia terjadi proses belajar secara sengaja maupun tidak sengaja. Belajar tidak hanya terbatas di lembaga pendidikan tetapi dapat terjadi dimana saja. Sardiman 1990 menyatakan bahwa belajar merupakan proses mengubah tingkah laku dan membawa suatu perubahan bagi individu yang belajar. Perubahan tidak hanya sebatas penambahan ilmu tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, dan watak. Mudjiman 2007 mengungkapkan bahwa belajar merupakan kegiatan alami manusia, manusia secara mandiri dapat melakukan kegiatan belajar dengan tujuan agar dapat memiliki kemampuan untuk menjawab tantangan alam. Secara alami manusia dapat belajar secara mandiri dengan bantuan sumber belajar. Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat dan 12 motivasi untuk menuasi suatu materi. Waktu belajar, tempat belajar, cara belajar, tempo belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan dan ditentukan oleh individu yang belajar Mudjiman, 2007. Secara sederhana belajar mandiri merupakan proses belajar dilakukan oleh siswa secara mandiri dimanapun dan kapanpun dengan bantuan sumber belajar yang telah tersedia. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, lembaga pendidikan bukan satu- satunya tempat belajar. Siswa dapat belajar dimanapun ia berada. Sumber belajar merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk mermudah terjadinya proses belajar. Sumber belajar dapat berupa audio, bahan-bahan grafis, buku, program pembelajaran berbasis komputer dan lain-lain Sitepu, 2014.

3. Laboratorium Kimia

Laboratorium kimia adalah suatu tempatruangan dilangsungkanya kegiatan praktek, diskusi, demonstrasi atau penelitian yang ditunjang oleh alat-alat laboratorium dan infranstruktur laboratorium Tim Supervisi Dikjen Dikti, 2002. Pengertian laboratorium menurut BSNP dalam Permendiknas No.24 2007:52 ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio minimum laboratorium kimia 2,4 m 2 siswa, untuk rombongan siswa kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m 2 termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m 2 . Lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m. Selain itu ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan, pencahayaan memadai untuk membaca dan mengamati objek percobaan. Dalam pengertian ini 13 laboratorium dapat berupa suatu ruangan terbuka maupun tertutup. Secara singkat dapat disimpulka bahwa laboratorium kimia dalah suatu ruangtempat berlagsungnya praktikum, diskusi dan penelitian dengan ukuran tertentu. Semua kegiatan yang dilakukan di laboratorium perlu adanya administrasi yang sistematis dan praktis. Kegiatan administrasi laboratorium yang penting dilakukan salah satunya adalah menginventarisasi alat-alat di laboratorium. Tujuan dilakukanya inventarisasi adalah barang dapat terdata dan tertata dengan baik sehingga mempermudah mengontrol keluar masuk alat-alat di laboratorium, mencegah kehilangan dan penyalah gunaan alat, meningkatkan kualitas kerja dan mengurangi biaya operasional Permendikbud, 2015. Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi Padmaningrum Kristianingrum, 2007 : 1. Pencatatan nama alatbahan, spesifikasi golongan, nomor induk, nomor code, dan nama tempat dalam penyimpanan. Inventarisasi harus memuat sumbernya dari mana alat-alat diterima. 2. Klarifikasi status alat-alat apakah tersedia di laboratorium, dipinjam, hilang dan rusak. 14 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana jenis, rasio dan deskripsi alat laboratorim kimia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 . Jenis, Rasio dan Diskriptif Alat Laboratorim Kimia No Jenis Rasio Diskriptif 2.1 Botol zat Masing-masing 24 buahlab Bertutup. Volume: 100 mL, 250 mL, dan 500 m 2.2 Pipet tetes 100 buahlab Ujung panjang, dengan karet. Ukuran 20 cm. 2.3 Batang pengaduk Masing-masing 25 buahlab Diameter: 5 mm dan 10 mm, panjang 20 cm. 2.4 Gelas kimia Masing-masing 12 buahlab Volume: 50 mL, 150 mL, dan 250 mL 2.5 Gelas kimia Masing-masing 3 buahlab Volume: 500 mL, 1000 mL, dan 2000 mL. 2.6 Labu erlenmeyer 25 buahlab Volume 250 mL. 2.7 Labu takar Masing-masing 50, 50, dan 3 buahlab Volume: 50 mL, 100 mL, dan 1000 mL. 2.8 Pipet volume Masing-masing 30 buahlab Skala permanen. Volume: 5 mL dan 10 mL. 2.9 Pipet seukuran Masing-masing 30 buahlab Skala permanen. Volume: 10 mL, 25 mL, dan 50mL. 2.10 Corong Masing-masing 30 dan 3 buahlab Diameter: 5 cm dan 10 cm. 2.11 Mortar Masing-masing 6 dan 1 buahlab. Bahan keramik, bagian dalam berglasur. Diameter: 7cm dan 15cm. 2.12 Botol semprot 15 buahlab Bahan plastik lentur. Volume 500 mL. 2.13 Gelas ukur Masing-masing 15, 15,15, 3, dan3 buahlab Volume: 10 mL, 50 mL, 100 mL, 500 mL, dan 1000 mL. 2.14 Buret + klem 10 buahlab Skala permanen, tangan klem buret mudah digerakkan, kelas B. Volume 50 mL. 2.15 Statif + klem Masing-masing 10 buahlab Besi, tahan karat, stabil, kuat, permukaan halus. Klem boss clamp. 2.16 Kaca arloji 10 buahlab Diameter 10 cm. 2.17 Corong pisah 10 buahlab Bahan gelas. Volume 100 mL. 15 Lanjutan Tabel 1. Jenis, Rasio dan Diskriptif Alat Laboratorim Kimia. 2.18 Alat destilasi 2 setlab Bahan gelas. Volume labu 100 mL. 2.19 Neraca 2 setlab Ketelitian 10 mg. 2.20 pHmeter 2 setlab Ketelitian 0,2 analog dan 0,1 digital 2.21 Centrifuge 1 buahlab Menggunakan daya listrik, minimum 4 tabung. 2.22 Barometer 1 buahlab Untuk di dinding lab, dilengkapi termometer. 2.23 Termometer 6 buahlab Dapat mengukur suhu 0-100 0C, ketelitan 1 0C, tidak mengandung merkuri. 2.24 Multimeter ACDC, 10 kilo ohmvolt 6 buahlab Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan. Batas ukur arus minimum 100 mA-5 A. Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V. Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0-250 V. 2.25 Pembakar spiritus 8 buahlab Bahan gelas bertutup 2.26 Kaki tiga +alas kasa kawat 8 buahlab Tinggi disesuaikan tinggi pembakar spiritus. 2.27 Stopwatch 6 buahlab Ketelitian 0,2 detik. 2.28 Kalorimeter tekanan tetap 6 buahlab Dapat memberikan data untuk pembelajaran entalpi reaksi. Kapasitas panas bahan rendah. Volume 250 mL. 2.29 Tabung reaksi 100 buahlab Gelas. Volume 20 mL. 2.30 Rak tabung reaksi 7 buahlab Kayu. Kapasitas minimum 10 tabung. 2.31 Sikat tabung reaksi 10 buahlab Bulu halus. Diameter 1 cm. 2.32 Tabung centrifuge 8 buahlab Kaca, ukuran sesuai dengan centrifuge. 2.33 Tabel Periodik Unsur-Unsur 1 buahlab Poster, kertas 220 gram, laminasi, dapat digantung. 2.34 Model molekul 6 setlab Minimum dapat menunjukkan atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan karbon, serta dapat dirangkai menjadi molekul. 16

4. Sistem Inventori

Inventori diartikan sebagai kemampuan untuk mengukur karateristik atau ketrampilan Setiawan, 2016. Padmaningrum dan Kristianingrum 2007 mengungkapkan inventori alat-alat laboratorium memiliki arti yang sama dengan inventarisasi, yaitu pencatatan nama alatbahan, spesifikasi golongan, nomor induk, nomor code, dan tempat penyimpanan. Inventarisasi yang sering dilakukan adalah inventarisasi barang yaitu kegiatan dan usaha untuk memperoleh data mengenai barang-barang perlengkapan yang dimilikidikuasaidiurus baik sebagai hasil pembuatan sendiri, pembelian, hadiah, maupun hibah. Penyelenggaraan inventarisasi barang agar data barang yang dimiliki dapat teratur, terperinci dan lengkap Suparjati, Tugiyem Rahayu, 2000. Dapat disimpulkan inventori alat-alat laboratorium adalah kemampuan melakukan proses inventarisasi alat-alat laboratorium dengan bantuan alat. Sistem inventori didefinisikan sebagai suatu sistem yang menerima sumber data sebagai input dan mengolahnya menjadi produk informasi sebagai output. Sistem informasi inventaris dapat diartikan sebagai sistem pengolah data barang sehingga terbentuk suatu informasi. Pengolahan data barang di sini meliputi pengolahan input, proses, output, penyimpanan, dan pengontrolan. “Agar inventarisasi dilakukan secara sistematis, sebaiknya barang-barang diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan, kemudian diberikan nomer code berdasarkan penggolongan tersebut. Kodifikasi dapat memakai abjad atau angka. 17 Nomor tersebut dipakai dalam buku inventarisasi dan sebaiknya dicantumkan pada barang yang bersangkutan ” Suparjati, Tugiyem Rahayu, 2000:39.

5. Database

Database didefinisikan sebagai kumpulan datafile yang disimpan bersamaan dan dapat digunakan untuk beberapa aplikasi. Terdapat dua model database yaitu model database relasional dan model database objek. Model database relasional adalah database menggunakan SQL Structural Query Language sebagai sarana mengakses database. Model database objek menggunakan bahasa OQL Object Query Language atau identik dengan OID Object Indentity untuk mengakses database Xia, Stiner Chu, 2002. Database hanya perlu sekali saja disimpan secara fisik di dalam sistem komputer. Kelebihan database antara lain Bassalamah, 1995 : 1. Database meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya. 2. Database meningkatkan keandalan data. 3. Database menghemat tempat penyimpanan. 4. Database mempermudah akses terhadap data. 5. Database meningkatkan produktivitas pemograman dan pengguna. MySQL merupakan salah satu jenis database server yang palin sering digunakan. MySQL adalah sebuah implementasi dari relational database management systems RDBMS yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL General Public License. Keandalan suatu sistem database system management DBSM dapat diketahui dari cara kerja dalam proses perintah – 18 perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkanya Wahana Komputer, 2015:7. Kelebihan MySQL antara lain Greenspan Bulger, 2001 : 1. Pengguna dapat menginstal MySQL dengan mudah dan dalam proses penggunaan tidak dipungut biaya. 2. MySQL memiliki kinerja yang bagus. MySQL dapat dijalankan dalam berbagai sistem operasi seperti Linux, Windows, Mac OS X dan Solaris. 3. MySQL cepat dalam pengelola database. Pengelolaan database berukuran kecil sampai besar MySQL akan konsisten kecepatanya. Artinya MySQL memiliki kapasitas yang besar untuk menyimpan data. 4. MySQL memberikan keamanan tambahan melalui penerapan password terenkripsi dan memastikan data terlindungi melalui mekanisme tertentu.

6. QR Code

QR code merupakan suatu jenis code atau barcode dua dimensi yang dibuat dan dikembangkan oleh Denzo Wave. QR code merupakan kependekan dari Quick Response. QR code berbentuk persegi putih dengan bentuk geometris hitam. QR code dapat menyipan hingga 7089 digit atau 4296 karakter, sedangkan barcode konvensional hanya dapat menyimpan hingga 20 digit Ozel C Akkurt M, 2015. Bentuk QR Code ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 . QR Code 19 QR code mempunyai dua sisi yang berisi data. Hal ini membuat QR code dapat lebih banyak memuat informasi dibandingkan barcode konvensional. Sistem inventori menggunakan barcode dapat mudah digunakan, lebih terorganisasi dan lebih mudah dalam memproses data Aguiree, Bartolome, De Torres, Fajilan, Mendoza Laguador, 2013. QR code dapat menampung informasi berupa URL suatu wabsite yang nantinya dapat digunakan pada majalah, iklan atau media lainnya. QR code dapat digunakan untuk menyimpan data teks mengenai informasi produk Malik, Wijaya Taufik, 2015: 39. Hardwere yang digunakan untuk melakukan pembacaan QR code adalah scanner barcode. Salah satu hardware yang dapat digunakan untuk pembacaan adalah kamera handphone. Kamera handphone platform andorid memiliki kemampuan untuk membaca QR code Sudha, Shinde, Thomas Abdugani, 2015. Proses mengakses data secara langsung menggunakan ponsel dengan memindai QR code tanpa menghafal alamat web sehingga cukup mudah dan nyaman. QR code memiliki kemampuan untuk mengatur sepotong teks panjang multibahasa, URL terkait, kartu nama atau informasi Naik P,G, Kamath R,S, Jamsandekar S,S, Mahajan, K,S Patil M,B, 2015. 6 Penelitian yang Relevan a. Umma Ridho Fuadah 2015 yang berjudul Pengembangan dan Analisiss Kualitatif Sistem Informasi Inventaris Laboratorium Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika F T UNY “Laboratory” Berbasis Web. Hasil penelitian menunjukkan 20 bahwa kualitas web laborastory telah memenuhi standar berdasarkan aspek dalam ISO 9126 yang meliputi aspek functionality, reability, effciency, probabolity, dan maintainability. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Umma Ridho Fuadah adalah sama-sama mengembangkan sistem inventarisasi laboratorium. Perbedanya terletak pada produk akhir yang dihasilkan. Produk akhir pengembangan penelitian peneliti adalah sumber belajar mandiri sedangkan penelitian Umma Ridho Fuadah menghasilkan suatu web. b. Rizki Taqwa Maulana 2015 mahasiswa Teknik Elektro UNY berjudul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Inventori Bengkel dan Laboratorium dengan Program Dehlpi di SMK Muhammadiyah Prambanan. Proses pengelolaan produk sistem informasi menggunakan MySQL. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan mengadaptasi model pengembangan waterfall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media memenuhi aspek kemanfaatan, tampilan, pemograman, dan aspek konsistensi. Materi yang disajikan termasuk kategori layak, mencakup aspek sistem informasi manajemen dan aspek manajemen inventori. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Rizki Taqwa Maulana adalah mengembangkan sistem inventarisasi laboratorium dengan menggunakan MySQL untuk mengelola database. Perbedanya terletak pada sasaran produk dan model pengembangan yang diadaptasi. Sasaran produk peneliti adalah siswa SMK SMTI Yogyakarta sedangkan penelitian Rizki Taqwa Maulana adalah SMK Muhammadiyah Prambanan. Peneliti mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall sedangkan Rizki Taqwa Maulana mengadaptasi mo.del pengembangan waterfall. 21 c. Fajar Apriyanto Mahasiswa Teknik Informatika UNY tahun 2011 yang berjudul Analisiss Pengembangan Sistem Pendataan Siswa Berbasis PHP dan My SQL Guna Mempermudah Pendataan Siswa Di SMK N 2 Wonosari. Penelitian ini menggunakan PhpMyAdmin dalam mengelola database. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan memudahkan guru dalam melakukan pendataan siswa di SMK N 2 Wonosari dan diperoleh hasil bahwa produk tersebut mempunyai kualitas sangat baik SB. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Fajar Apriyanto adalah menggunakan software PhpMyAdmin untuk mengembangkan suatu sistem pendataan. Perbedanya terletak pada objek yang didata, peneliti mendatamenginventarisasi alat-alat laboratorium kimia sedangkan Fajar Apriyanto mendata siswaabsen siswa. 7 Kerangka Berfikir Sekolah Menengah Kejurusan SMK merupakan satuan pendidikan yang mengedepankan kecakapan dan ketrampilan. Siswa dibekali dengan kecakapan dan ketrampilan sesuai dengan jurusan yang diambil agar setelah lulus siap bekerja. Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh siswa SMK jurusan kimia analisiss adalah mengelola administrasi laboratorium yang ditunjang dengan mata pelajaran manajemen laboratorium. Seiring berkembangnya teknologi perlu diajarkan metode digital dalam proses pengelolaan laboratorium khususnya menginventarisasi alat-alat yang ada di laboratorium kimia. Salah satu cara untuk mempermudah proses inventarisasi alat laboratorim adalah menggembangkan media yang mudah dan praktis digunakan untuk proses 22 inventarisasi, yaitu dengan memanfaatkan pengolahan data di database MySQl sesuai dengan prinsip penelitian pengembangan. Produk pengembangan berupa aplikasi komputer dan handphone Android yang dinilai kualitasnya oleh reviewer dan di ujicoba pada siswa SMK Jurusan Kimia Analisiss. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan oleh pengguna, khususnya siswa SMK Jurusan Kimia Analisis sebagai sumber belajar mandiri tentang inventarisasi alat-alat laboratorium kimia. 23 BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Model yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall. Dalam model pengembangan Borg dan Gall menyediakan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk Sukmadinata, 2012.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan sistem inventori alat-alat laboratorium kimia SIA sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss melalui beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencaaan dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a. Melakukan survei lapangan ke beberapa SMK di Yogyakarta yang mengajarkan mata pelajaaran manajemen laboratorium, antara lain SMK SMTI Yogyakarta, SMK Perindustrian dan SMK N 2 Depok. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui cara melakukan proses inventarisasi alat-alat laboratorium. b. Menemukan sasaran pengguna dari produk pengembangan. c. Mengumpulkan referensi dari buku, jurnal, maupun sumber-sumber lainnya tentang peralatan kimia yang ada dilaboratorium SMK. d. Membuat desain database, desain tampilan aplikasi dan tampilan informasi hasil pembacaan barcode. 24

2. Tahap Pengembangan

Pada tahap pengembangan dilakukan beberapa langkah antara lain: a. Menyusun produk awal berupa database sistem inventori dan aplikasi SIA menggunakan beberapa software. Software utama yang digunakan adalah MySQL sebagai pengelola database server dan software pendukung lain seperti XAPP berfungsi untuk menghubungkan software satu dengan yang lainya kedalam satu paket, Netbean IDE Integrated Development Envirotment berfungsi untuk menuliskan kode pemograman dan menjalankanya, JDK Java Development Kit berfungsi untuk melakukan proses kompilasi dari kode java ke bytecodey, CorelDRAW X7 berfungsi untuk membuat logo aplikasi dan desain tampilan produk dan Android Studio berfungsi untuk membuatmengembangkan aplikasi Android. b. Meninjaukan produk awal yang dihasilkan kepada ahli media dan ahli materi dan diperoleh saran dan masukan. Saran dan masukan digunakan sebagai dasar revisi produk tahap 1. c. Meninjukan produk hasil revisi tahap 1 kepadah 5 orang peer reviewer dan diperoleh saran dan masukan. Saran dan masukan dipilah-pilah digunakan sebagai dasar revisi produk tahap 2. 25

3. Tahap Penlilaian

a. Penilaian kualitas produk dilakukan oleh lima reviewer yaitu guru kimia SMK. Diperoleh hasil penilaian kualitas produk, saran dan masukan. Saran dan masukan dipilah-pilah digunakan sebagai dasar revisi produk tahap 3. b. Uji terbatas produk dilakukan oleh lima belas siswa SMK jurusan kimia analisis dan diperoleh hasil penilaian kualitas produk.

4. Tahap desiminasi

Pada tahap desiminasi, produk dideminasikan dalam acara FGD Focus Group Discuccion. Peserta acara merupakan guru-guru kimia SMK di Yogyakarta. Selanjutnya peneliti membuat laporan akhir hasil penelitian pengembangan sistem inventori alat-alat laboratorium kimia SIA. 26

C. Penilaian Produk

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: Survei Lapangan Menentukan sasaran produk Mengumpulkan referensi dari berbagai sumber. Membuat desain produk Menyusun produk awal yang ditinjau oleh ahli media dan ahli materi untuk memperoleh saran dan masukan sebagai revisi tahap 1. Produk hasil revisi 1 ditinjaukan kepada 5 orang peer reviewer untuk memperoleh saran dan masukan sebagai revisi tahap 2 Penilaian produk oleh reviewer dan melakukan revisi tahap 3. Uji terbatas kepada siswa SMK Mendesiminasikan produk. Membuat laporan penelitian. Tahap Perencanaan Tahap Pengembangan Tahap Penilaian Tahap Desiminasi Gambar 3 . Diagram Prosedur Pengembangan Produk. 27

2. Subjek Penelitian Produk

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah: a. Ahli media b. Ahli materi c. Peer reviewer yaitu lima orang mahasiswa pendidikan kimia yang melakukan penelitian pengembangan d. Reviewer, yaitu lima guru kimia SMK dari SMK SMTI Yogyakarta, SMK N 2 Depok dan SMK Panjatan. e. Subjek uji terbatas, yaitu lima belas siswa kelas X Jurusan Kimia Analisiss SMK SMTI Yogyakarta.

3. Objek Penelitian Produk

Objek penelitian ini adalah kualitas sistem inventori alat laboratorium SIA sebagai sumber belajar mandiri siswa SMK jurusan kimia analisiss dilihat dari aspek keluasan dan kebenaran materi, kinerja program dan tampilan hasil pembacaan.

4. Jenis data

Data yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini antara lain: a. Data tentang pengembangan produk sesuai prosedur pengembangan yang ditempuh berdasarkan tujuan dan masukan dari ahli media, ahli materi, dan peer reviewer. b. Data tentang kualitas produk berdasarkan reviewer dan lima belas orang siswa SMK jurusan kimia analisiss sebagai penguji terbatas. 28

5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian terdiri dari angket saran dan masukan yang diisi oleh ahli media, ahli materi, peer reviewer dan reviewer serta daftar centang checlist yang diisi oleh reviewer dan siswa penguji sebagai penguji terbatas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi instrumen pengembangan software yang ditulis oleh Romi Satria Wahono 2006. Kisi-kisi instrumen penilaian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian No Aspek Indikator Jumlah Butir 1 Keluasan dan Kebenaran Materi Ketepatan penulisan nama setiap alat laboratorium kimia. 1 Ketepatan penulisan jenis bahan setiap alat laboratorium kimia. 1 Ketepatan cara penyimpanan setiap alat laboratorium kimia. 1 Ketepatan cara penggunaan setiap alat laboratorium kimia. 1 Keluasan informasi yang ditampilkan 1 2 Kinerja Program Kemudahan menambah data baru pada database 1 Kemudahan meng-edit data lama di database 1 Kapasitas penyimpanan dari database 1 Kejelasan tampilan informasi pada database 1 Kemudahan pembacaan barcode oleh perangkat android 1 3 Tampilan Hasil Pembacaan Kebenaran bahasa yang digunakan 1 Ketepatan jenis dan ukuran huruf font 1 Desain dan komposisi warna tampilan hasil pembacaan 1 Tata letak konten hasil pembacaan 1 Tampilan gambar 1 Tampilan informasi pendukung 1 Jumlah 16 29 Instrumen pengumpulan data membantu peneliti lebih mudah dan data yang diperoleh lebih sistematis Sudaryono, Margono Rahayu, 2012. Instrumen menggunakan lima skala penilaian kualitas yang dijabarkan dengan nilai sangat baik SB, baik B, cukup C, kurang K, dan sangat kurang SK. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan instrumen terlebih dahulu di validasi.

6. Teknik Analisiss Data

a. Analisiss Data Proses

Saran dan masukan dikumpulkan, ditabulasi dan dipilih mana yang sesuai dengan konsep produk, dan digunakan sebagai dasar merevisi produk. Dasar revisi I, diperoleh dari ahli materi dan ahli media. Dasar revisi II diperoleh dari 5 orang mahasiswa Pendidikan Kimia peer reviewer, Sebagai dasar revisi III, diperoleh dari 5 guru kimia SMK sebagai reviewer. Masukan dan saran yang diperoleh baik dari dosen pembimbing, peer reviewer, ahli media, ahli materi,dan reviewer dijadikan dasar untuk melakukan revisi dan perbaikan tahap akhir, sehingga dihasilkan produk yang berkualitas.

b. Analisiss Data Kualitas

1 Mengubah nilai menjadi skor dengan skala Likert. Skala Likert menggunakan dengan lima kategori, tetapi dalam hal tertentu bisa ganjil dengan ada kategori tengah-tengah yang merupaka kategori netral Arifin, 2013. Aturan pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 3. 30 Tabel 3. Aturan Pemberian Skor 2. Menghitung skor total dan skor rata-rata tiap komponen. Skor total rata-rata tiap komponen dihitung dengan rumus Arifin, 2013: X = X Keterangan: X = skor rata-rata tiap komponen n = jumlah butir komponen Ʃ x = skor rata-rata tiap komponen Skor rata-rata diubah menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria nilai. Membandingkan nilai rerata total skor masing-masing komponen dengan kriteria ditunjukkan pada Tabel 3 Widoyoko, 2013 : Tabel 3. Kriteria Pengubahan Nilai Kuantitatif Menjadi Kualitatif No Rentang skor i Katergori 1. X X i + 1,8 SB i Sangat Baik 2. X i + 0,6 SB i X ≤ X i + 1,8 SB i Baik 3. X i - 0,6 SB i X ≤ X i + 0,6 SB i Cukup 4. X i - 1,8 SB i X ≤ X i - 0,6 SB i Kurang 5. X ≤ X i- 1,8 SB i Sangat Kurang No Keterangan Skor 1 SK Sangat Kurang 1 2 K Kurang 2 3 C Cukup 3 4 B Baik 4 5 SB Sangat Baik 5 31 Keterangan: X i = skor rata-rata ideal SBi = simpangan baku ideal Skor tertinggi ideal = Ʃ butir kriteria x skor tertinggi Skor terendah ideal = Ʃ butir kriteria x skor terendah X i = ½ skor tertinggi ideal + skor terendah ideal SBi = ½ ⅓ skor tertinggi ideal – skor terendah ideal 3 Menentukan keidealan tiap aspek. 4 Langkah terakhir adalah menghitung skor rata-rata keseluruhan aspek. Persentase Keidealan tiap aspek = Jumlah skor rata −rata Jumlah skor maksimal tiap aspek x 100 Persentase kualitas produk = jumlah skor rata −rata keseluruhan aspek produk Jumlah skor maksimal ideal produk x 100 32 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil pertama pada penelitian pengembangan ini berupa aplikasi yang berjudul “Pengembangan Sistem Inventori Alat-alat Laboratorium Kimia SIA Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMK Jurusan Kimia Analisis s”. Aplikasi ini dikembangan mengacu pada proses inventarisasi alat-alat di laboraturium kimia. Konten yang terdapat dalam menu utama meliputi id barcode , nama alat, jenis bahan jumlah alat, ukuran alat, sumber perolehan alat, foto alat, cara penyimpanan dan penggunaan alat. Gambar 4 dan 5 menunjukkan logo aplikasi SIA dan tampilan awal aplikasi. Gambar 4. Logo Aplikasi. Gambar 5. Tampilan Halaman Awal Aplikasi. 33 Setelah aplikasi dibuka, akan muncul menu utama seperti pada Gambar 6. Adapun simbol-simbol pada menu utama ditampilkan pada Gambar 7. Gambar 6. Tampilan Menu Utama. Gambar 7. Keterangan pada Menu Utama. NO. Simbol Fungsi 1. Memasukan data baru. 2. Merubah format data kedalam dalam bentuk exel. 3. Menginformasikan no IP Address. 4. Mencetak database. 5. Mengedit data, seperti memperbaharui informasi tentang nama alat, jumlah alat, kondisi alat dan ukuran alat. 6. Menghapus informasi data suatu alat. 7. Menginformasikan deskripsi kode. 8. Menutup menu utama aplikasi. 9. Mencari nama suatu alat dalam database. 34 Tampilan contoh database SIA ditunjukan pada Gambar 8. Gambar 8. Tampilan database Inventarisasi. Gambar 9 menunjukkan proses pembacan barcode menggunakan kamera handphone android dengan memindai QR code. Hasil pembacaan ditampilkan pada Gambar 10. Gambar 9. Tampilan Proses Menscan Barcode. 35 Gambar 10. Tampilan Informasi di Handphone. Hasil penelitian kedua berupa data proses dan data kualitas produk. Data proses berupa masukan dari peer reviewer, ahli media, dan ahli materi. Data kualitas produk diperoleh dari penialaian 5 orang reviewer dan uji terbatas 15 siswa SMK SMTI Yogyakarta Jurusan Kimia Analisiss. Lima guru yang menjadi reviewer disyaratkan telah bertugas menjadi guru mata pelajaran kimia di SMK Jurusan Kimia Analisiss minimal 3 tahun. Data hasil penilaian reviewer dapat dilihat pada Tabel 4 dan penilaian uji terbatas 15 siswa dapat dilihat pada Tabel 5. 36 Tabel 4. Nilai Rata-Rata dan Persentase Keidealan setiap Aspek Penilaian oleh Reviewer. No Aspek Skor Rata- rata Persentase Keidealan Kualitas 1. Keluasan dan Kebenaran Materi 26 86,57 Sangat Baik 2. Kinerja Program 20,2 80,8 Baik

3. Tampilan Hasil Pembacaan

20 80 Baik Tabel 5. Nilai Rata-Rata dan Persentase Keidealan setiap Aspek Penilaian Siswa. No Aspek Skor rata- rata Persentase Keidealan Kualitas 1. Keluasan dan Kebenaran Materi 26,8 89,3 Sangat Baik 2. Kinerja Program 21,47 85,8 Sangat Baik

3. Tampilan Hasil Pembacaan

21,20 84,8 Sangat Baik

B. Pembahasan