Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

39 ajaran 20152016 tersebut kemudian disajikan dalam bentuk histogram yang dapat dilihat seperti pada gambar 3 di bawah ini: Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Klasifikasi Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi Siswa Putri Kelas VIII SMP Negeri 3 Kebumen Tahun Ajaran 20152016

B. Pembahasan

Data hasil penelitian tingkat kesegaran kardiorespirasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kebumen tahun ajaran 20152016 yang menggunakan tes lari multistage fitness test diperoleh skor maksimal yang berhasil dicapai siswa yaitu 44,5 dan skor minimal yaitu 20,7. Data hasil penelitian juga menunjukan bahwa tingkat kesegaran kardiorespirasi antara satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda. Data hasil capaian siswa yang telah melakukan tes lari multistage fitness test kemudian dikonveksikan menurut norma pengklasifikasian tes lari multistage fitness test pada tabel 2 dan 3. Hasil pengklasifikasian data tersebut adalah 90 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kebumen tahun ajaran 20152016 yang mengikuti tes lari multistage fitness test guna mengetahui tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada pada 10 20 30 40 25 25-30 31-34 35-38 39-41 41 40 klasifikasi sangat kurang sejumlah 58 siswa atau dengan presentase sebesar 644,44 klasifikasi kurang sejumlah 21 siswa 23,33, klasifikasi cukup baik sejumlah 10 siswa 11,11, klasifikasi baik 1 siswa 1,11, dan tidak ada siswa 0 yang tingkat kardiorespirasinya berada pada klasifikasi baik sekali maupun istimewa. Hasil pengklasifikasian data untuk siswa putra menunjukan bahwa siswa putra yang tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada pada klasifikasi sangat kurang yaitu sejumlah 24 siswa dan jika dipresentasekan sebesar 66,7, 5 siswa 13,9 tingkat kesegaran jasmaninya berada pada klasifikasi kurang, 7 siswa 19,4 tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada cukup baik, dan 0 siswa 0 yang tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada pada klasifikasi baik, baik sekali, maupun istimewa. Hasil pengklasifikasian data untuk siswai putri menunjukan siswi putri yang tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada pada klasifikasi sangat kurang sejumlah 34 siswi dan jika dpresentasekan sebesar 62,96, 16 siswi 29,62 tingkat kesegaran jasmaninya berada pada klasifikasi kurang, 3 siswi 5,60 tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada cukup baik, 1 siswi 1,85 yang tingkat kesegaran kardiorespirasinya berada pada klasifikasi baik, dan 0 siswi 0 yang tingkat kesegaran kardiorespirasinya baik sekali maupun istimewa. 41 Hal tersebut di duga disebabkan oleh faktor yang dipengaruhi berikut ini: 1. Genetik Daya tahan kardivaskuler dipengaruhi oleh faktor genetik yakni difat- sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Pengaruh genetik pada kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya behubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki serat merah lebih banyak lebih tepat untuk melakukan kegiatan bersifat aerobik, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik. Demikian pula pengaruh keturunan terhadap komposisi tubuh, sering dihubungkan dengan tipe tubuh. Seseorang yang mempunyai tipe endomorfbentuk tubuh bulat dan pendek cenderung memiliki jaringan lemak yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tipe otot ektomorf bentuk tubuh kurus dan tinggi Depkes, 1994. Oleh karena keadaan faktor genetik yang berbeda-beda dari siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kebumen maka kemampuan mereka dalam melakukan tes lari multistage fitness test untuk mengukur tingkat kesegaran kardiorespirasinyapin hasilnya berbeda satu dengan lainnya. 2. Jenis Kelamin Kesegaran kardiorespirasi antara siswa putra dan siswi putri kelas VIII SMP Negeri 3 Kebuemn berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiorespirasi pada masa 42 pubertas terdapat perbedaan, karena putri memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan putra. Rata-rata wanita muda memiliki kebugaran aerobik antara 15-25 lebih kecil dari pria muda dan ini tergantung pada tingkat aktivitas mereka. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot, karena perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan ukuran otot besar maupun proposinya dalam tubuh Depkes,1994. 3. Kegiatan Fisik Kegiatan fisik sangat yang mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang di lakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan kardiorespirasinya dan dapat mengurangi lemak tubuh. Dengan melakukan latihan olahraga atau kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan Depkes, 1994. Kaitannya dengan kegiatan fisik yang dilakukan siswa baik pada saat pembelajaran pendidikan jasmani maupun di luar jam pelajaran sekolah dapat dikatakan kurang. Hal ini juga dikarenakan tidak adanya wadah bagi siswa untuk melakukan kegiatan fisik yaitu semacam ekstrakurikuler yang berhubungan dengan olahraga. Oleh karena itu setelah dilakukannya penelitian untuk mengukur kesegaran kardiorespirasi siswa menggunakan tes lari multistage fitness test didapatkan hasil bahwa tingkat kesegaran kardiorespirasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kebumen tahun ajaran 20152016 berada pada klasifikasi sangat kurang. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN