BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TEORI UMUM KAYU
Pohon –pohon  termasuk  tanaman  berbiji    spermatophyta  ,  dibagi  menjadi
gymnosperm  gymnospermae.  Kayu  kayu  konifer  atau  kayu –kayu  lunak
termasuk kategori yang disebuat pertama dan kayu keras termasuk kategori kedua. Secara  keseluruhan  dikenal  30.000  angiosperm  dan  520  spesies  kayu  konifer,
kebanyakan dari yang pertama tumbuh tumbuh di hutan- hutan tropika. Kayu  merupakan  hasil  hutan  dari  sumber  kekayaan  alam,  merupakan
bahan  mentah  yang  mudah  diproses  untuk  dijadikan  barang  sesuai  kemajuan teknologi.  Pengertian  kayu  disini  adalah  bahan  yang  diperoleh  dari  hasil
pemungutan  pohon-pohon  di  hutan,  yang  merupakan  dari  bagian  pohon tersebutsetelah  diperhitungkan  bagian-bagian  mana  saja  yang  akan  dimanfaatkan
sesuai tujuan penggunaannya.   Fengel,D,1995
2.2. KOMPOSISI KIMIA KAYU
2.2.1 Zat-zat Makromolekul Sepanjang  menyangkut  komponen  bahan  kimia  kayu,  maka  perlu
dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel selulosa, poliosa hemiselulosa dan lignin, yang terdapat pada semua kayu dan komponen
komponen  minor  dengan  berat  molekul    kecil  ekstraktif  dan  zat  zat  mineral, yang  biasanya  lebih  berkaitan  dengan  jenis  kayu  tertentu  dalam  jenis  dan
Universitas Sumatera Utara
jumlahya.  Perbandingan  dan  komposisi  kimia  lignin  dan  poliosa  berbeda  pada kayu  lunak  dan  kayu  keras,  sedangkan  selulosa  merupakan  komponen  yang
seragam pada semua kayu. Fengel,D,1995 Selulosa merupakan komponen yang terbesar  yang ada dalam kayu lunak
dan  kayu  keras,  jumlah  mencapai  hampir  setengahnya  .  Karena  sifat  sifat  kimia dan  sifat  fisiknya  maupun  struktur  supramolekulnya  maka  ia  dapat  memenuhi
fungsinya sebagai komponen struktur utama dinding sel tumbuhan. Didalam kayu, selulosa  tidak  hanya  disertai  dengan  poliosa  dan  lignin,    tetapi  juga  terikat  erat
dengannya,  dan  pemisahannya  memerlukan  perlakuan  kimia  secra  intensif. Selulosa merupakan bahan dasar dari banyak produk teknologi  kertas,film,serat
dan  karena  itu  disolasi  terutama  dari  kayu  dengan  proses  pembuatan  pulp  dalam skala  yang besar. Dengan menggunakan berbagai bahan kimia dalam pembuatan
pulp.  Selulosa  adalah  yang  paling  penting  karena  memasok  sebagian  besar kekuatan  pada  kayu.  Selulosa  terbuat  dari  unit  hanya  gula  glukosa,  dengan
mungkin beberapa ribuan satuan glukosa terikat bersama sama untuk membentuk satuan molekul selulosa. Wilcox,W,W,1991
Poliosa  hemiselulosa  sangat  dekat  asosiasinya  dengan  selulosa  dalam dinding  sel.  Rntai  molekulnya  jauh  lebih  pendek  bila  dibandingkan  dengan
selulosa,  Dan  dalam  beberapa  senyawa    mempunya  rantai  cabang.  Kandunagan poliosa  dalam  kayu  keras  lebih  besar  daripada  dalam  kayu  lunak  dan  komposisi
gulanya berbeda. Poliosa berbeda dengan selulosa karena komposisi berbagai unit gula, karena rantai molekulnya yang lebih pendek, dan karena percabangan rantai
molekul. Unit gula yag membentuk poliosa dapat dibagi menjadi kelompo seperti pentosa, heksosa,  asam heksunorat dan dioksi-heksosa.  Haygreen,J,H, 1996
Universitas Sumatera Utara
Lignin  merupakan  komponen  makromolekul  kayu  ketiga.  Struktur molekul  lignin  sangat  berbeda  bila  dibandingkan  dengan  polisakarida  karena
terdiri atas sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenolpropana. Dalam kayu lunak  kandungan  lignin  lebih  banyak  bila  dibandingkan  dalam  kayu  keras  dan
juga  terdapat  beberapa  perbedaan  struktur  kayu  lunak  dan  kayu  keras.  Dari  segi morfologi  lignin  merupakan  senyawa  amorf  yang  terdapat  dalam  lamela  tengah
majemuk maupun dinding sekunder. Selama perkembangan sel, lignin dimasukan sebagai  bahan  yang  terakhir  didalam  dinding  sel,  menembus  diantara  fibril-fibril
sehingga memperkuat dinding sel. Jumlah  lignin  terdapat  dalam  tumbuhan  yang  berbeda  sangat  bervariasi.
Meskipun  dalam  spesies  kayu  kandungan  lignin  berkisar  antara  20  hingga  40. Angiosperm,  akuatik,  dan  herba  maupun  banyak  monokotil  kurang  mengandung
lignin.  Dalam  kebanyakan  kayu  lignin  digunakan  sebagai  bahan  integral  kayu. Hanya  dalam  hal  pembuatan  pulp  dan  penglantangan  lignin  dilepas  dari  kayu
dalam bentuk terdegradasi dan berubah, dan merupakan sumber karbon. Senyawa  polimer  minor  terdapat  dalam  kayu  dalam  jumlah  yang  sedikit
sebagai pati dan senyawa pektin. Sel perenkim kayu mengandung protein sekitar 1, tetapi terutama  terdapat dalam batang bukan kayu, yaitu kambium dan kulit
bagian dalam.  Dumanauw,J.F, 1990 2.2.2 Zat-zat Berat Molekul Rendah
Disamping  komponen  komponen  dinding  sel  terdapat  juga  zat-zat  yang disebut  bahan  tambahan  atau  ekstraktif  kayu.  Meski  komponen-komponen
tersebut hanya memberikan saham dari beberapa persen pada masa kayu. Mereka dapat  memberikan  pengaruh  yang  besar  pada  sifat-sifat  dan  pengolaha  kayu.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa  komponen,  seperti  ion-ion  logam  tertentu,  bahkan  sangat  penting  bagi kehidupan  pohon.  Zat-zat  berat  molekul  rendah  bersal  dari  golongan  senyawa
kimia  yang  sangat  berbeda  hingga  sukar  untuk  membuat  klasifikasi  yang  jelas. Klasifikasi yang mudah dibuat dengan membaginya kedalam zat organik maupun
anorganik.  Bahan  organik  yang  lazim  disebut  dengan  ekstraktif.  Sebahagian bahan  anorganik    secara  ringkas  disebut  dengan  abu.  Dalam  hal  analisis  adalah
lebih tepat membedakan antara zat-zat berdasarkan kelarutan dalam air dan dalam pelarut organik.
Senyawa  aromatik  fenolat  senyawa  yang  paling  penting  dari  kelompok adalah senyawa tanin yang dapat dibagi menjadi tanin yang dapat dihidrolisis dan
senyawa  flobafen  terkondensasi.  Senyawa  fenolat  lain  adalah  misalnya  stilbena, lignin  dan  flavonoid  dan  turunannya.  Senyawa  sederhana  yang  diturunkan  dari
metabolisme lignin juga termasuk kelompok kimia ini. Terpena termasuk senyawa alami  yang tersebar luas. Secara kimia zat-zat
ini  dapat  diturunkan  dari  isoprena.  Dua  satua  isoprena  atau  lebih  membentuk mono, di, tri, tetra, dan politrepana.
Asam alifatik :asam lemak jenuh dan tak jenuh yang tinggi terdapat dalam kayu  terutama  dalam  bentuk  esternya    dengan  gliserol  lemak  dan  minyak  atau
dengan alkohol tinggi. Asam asetat dihubungkan dalam poliosa sebagai ester dan hidroksi karboksilat terutama terdapat sebagai garam kalsium.
Alkohol :  kebanyakan  alkohol  alifatik  kayu  terdapat  dalam  komponen
ester, sedangkan sterol aromatik terdapat dalam steroid, terutama terdapat sebagai gliserida.
Universitas Sumatera Utara
Senyawa  anorganik  :  komponen  mineral  kayu  dari  daerah  iklim  sedang terutama  adalah  unsur-unsur  kalium,  kalsium  dan  magnesium.  Unsur-unsur  lain
dalam  kayu  tropika,  misalnya  silikon,  dapat  merupakan  komponen  anorganik utama.
Komponen  lain :  mono-  dan  disakarida  terdapat  dalam  kayu  hanya
dengan jumlah yang sedikit tertapi mereka terdapat dalam persentase yang tinggi dalam  kambium  dan  dalam  kulit  bagian  dalam.  Jumlah  sedikit  amina  dan  etena
juga terdapat dalam kayu. Fengel,D,1995
Tabel  1.1. Komposisi Bahan Kimia antara Kayu Lunak dan Kayu   Keras Komponen
Kayu Keras Kayu Lunak
Selulosa 42 ± 2
45 ± 2 Hemiselulosa
27 ± 2 30 ± 5
Lignin 20 ± 4
27 ± 2 Zat ekstraktif
3 ± 2 5 ± 3
Sumber : Training Manual PT. Toba Pulp Lestari,Tbk
Universitas Sumatera Utara
2.3. Proses pembuatan Pulp