2.3. Proses pembuatan Pulp
2.3.1. Pembuatan Pulp mekanik Proses  pengesahan  kayu  dimana  kayu  gelondong  yang  diikuti
doperlakukan  dalam  batu  asah  yang  berputar  dengan  diberi  semprotan  air merupakan  dasar  pembuatan  pulp  mekanik.  Disamping  serat  yang  utuh,  bahkan
kayu  dirobek-robek  dalam  bentuk  bagian-bagian  serat  yang  kurang  lebih  rusak. Kerusakan  serat  secara  fisik  ini  tidak  dapat  dihindari  dan  karena  itu  kekuatan
kertas  yang  dibuat  dari  pulp  mekanik  yang  agak  rendah.  Kelemahan-kelemahan lain  dari  pembuatan  pulp  mekanik  adalah  pemakaian  energi  yang  tinggi  dan
praktis hanya kayu-kayu lunak. Sosjtrom,E,1995 2.3.2. Pembuatan Pulp Semi Kimia
Proses-proses  pembuatan  pulp  secara  semi  kimia  pada  dasarnya
ditandai  dengan  perlakuan  kimia  yang  didahului  dengan  tahap  penggilingan
secara  mekanik.  Dalam  proses  semi  kimia,  dan  umumnya  dalam  pembuatan secara  semi  kimia,  spesies  kayu  keras  merupakan  bahan  baku  yang  khusus.
Sejumlah  besar  kayu  keras  yang  digunakan  dalam  pembuatan  pulp  semi  kima meliputi  kayu-kayu  dengan  kerapatan  yang  rendah,  kerapatan  sedang  dan
kerapatan tinggi dengan kandungan lignin rendah maupun kandungan lignin yang tinggi.  Keuntungan-keuntungan  umum  dari  proses  semi  kimia    adalah
persyaratan-persyaratan  yang  rendah  mengenai  kualitas  dan  spesies  kayu, rendemen tinggi, pemakaian bahan kimia yang relatif rendah pada kandungan sisa
lignin  tertentu,  investasi  modal  yang  rendah  dan  unit-unit  produksi  kecil  yang menguntungkan bila dibandingkan dengan pembuatan pulp secara kimia penuh.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Pembuatan Pulp Kimia Pada  proses  kimia,  bahan-bahan  yang  terdapat  ditengah  lapisan
kayu akan dilarutkan agar serat dapat terlepas dari zat-zat yang mengikatnya. Hal yang merugikan pada proses ini adalah randamen yang rendah yaitu 45-55.
Proses kimia dibagi menjadi tiga kategori: 1.
Proses Soda
2.
Proses Sulfit
3. Proses Sulfat Kraft
2.3.3.1. Proses Soda Pada proses soda, kayu dimasak dengan dengan larutan sodium hidroksida.
Larutan sisa pemasakan dipekatkan dan kemudian dibakar, yang akan menghasilkan sodium karbonat dan apabila diolah dengan menambahkan batu
kapur akan menghasilkan sodium hidroksida. Nama proses “soda” karena bahan kimia yang ditambahkan kedalam prosesnya berupa sodium karbonat. Proses ini
sekarang sudah tidak dipakai lagi.
2.3.3.2.Proses Sulfit Dari segi kimia lindi pemasak pulp sulfit berbeda-beda tergantung pada
bentuk-betuk yang mungkin dari belerang dioksida dalam larutan berair dan macam basa yang menghasilkan :
-Monosulfit SO
3 2-
-Bisulfit hidrogen sulfit HSO
3 -
-SO
3
yang terlarutasam sulfit H
2
SO
3
Universitas Sumatera Utara
Dalam pembuatan pulp sulfit komposisi lindi pemasak diberi ciri dengan istilah belerang dioksida bebas, gabungan dan total, yang dinyatakan dengan SO
2
100 ml lindi.  Fengel,D,1995
2.3.3.3.Proses Sulfat Kraft Dalam proses pembuatan kertas kraft bahan kimia aktif terdiri dari
Natrium Hidroksida NaOH dan Natrium Sulfida Na
2
S. Bahan kimia yang paling penting digunakan adalah Natrium Karbonat pada berat zat kimia per berat
kayu, bersama liquor ke wood ratio. Konsentrasi dan residu zat kimia berdasarkan variabel liquor. Waktu dan temperatur berdasarkan variable operasi. Reaksi kimia
terjadi antara alkali aktif dan alkali efekti berdasarkan jumlah caustic yang ada dan komponen-komponen dari wood tersebut. Semua zat kimia dikonsumsi
dengan karbohidrat dan kekuatan pulp ditentukan dengan tingkat selulosa dan hemiselulosa yang dibuang. Dengan adanya Na
2
S menghasilkan  ion hidrosulfida dimana akselerasi lignin yang dihasilkan akan menghasilkan pulp yang lebih kuat.
Sirait,S,2003 Keuntungan
–keuntungan  utama  pembuatan  pulp  secara  sulfat,  dalam daftar  dibawah  memberikan  karakteristik  pertama  dari  proses  dan  pulp  yang
dihasilkan : -
Tuntutan  yang  rendah  terhadap  spesies  kayu  dan  kualitas  kayu, termasuk  semua  tipe  kayu  lunak  dan  kayu  keras,  bahkan  dalam
campuran,  dan  toleransi  terhadap  jumlah  ekstraktif  yang  tinggi maupun bagian kayu lapuk yang besar dan sisa-sisa kulit .
- Waktu pemasakan yang pendek
Universitas Sumatera Utara
- Pengolahan  limbah  cairan  pemasak  yang  telah  mantap,  termasuk
pemulihan  bahan-bahan  kimia  dalam  pembuatan  pulp,  pembangkitan panas  proses,  dan  produksi  hasil  samping  yang  berharga  seperti
minyak tall dan terpentin dari spesies pinus.
- Sifat-sifat kekuatan pulp yang baik.
Lindi pemasak dalam pembuatan pulp sulfat mempunyai lebih banyak komponen.  Disamping  natrium  hidroksida  dan  natrium  karbonat,
natrium sulfida adalah bahan pokok pembuatan pulp. Banyaknya alkali yang  digunakan  dalam  pembuatan  pulp  kraft,  yang  merupakan  factor
penting  dalam  pembuatan  pulp.  Dapat  dinyatakan  sebagai  alkali  aktif NaOH + Na
2
S atau sebagai alkali efektif NaOH + ½ Na
2
S. Proses pembuatan pulp kraft dan pulp yang dihasilkan dipengaruhi
oleh beberapa parameter : -
Bahan baku -
Nisbah lindi pemasak terhadap kayu -
Waktu dan suhu pemasakan -
Banyaknya dan konsentrasi bahan kimia pemasak -
Komposisi bahan kimia pemasak Konsentrasi  alkali  merupakan  parameter  utama  dari  pelarutan  lignin  dan
polisakarida.  Dalam  periode  awal  lebih  banyak  alkali  dibutuhkan  untuk menetralisasi  asam-asam  yang  berasal  dari  polisakarida  dan  untuk  menetralkan
rendemen  degradasi  lignin.  Terutama  pada  akhir  prosedur  pemasakan  harus dicegah  konsentrasi  alkali  yang  terlalu  tinggi.  Kalau  tidak,  maka  akan  terjadi
Universitas Sumatera Utara
degradasi  dan sifat-sifat kekuatan pulp turun. Biasanya kayu lunak membutuhkan jumlah  dan  konsentrasi  alkali  yang  lebih  tinggi  daripada  kayu  keras  untuk
mencapai derajat delignifikasi yang sebanding.
2.4. Tahap-Tahap Proses Pembuatan Pulp