Teori Tentang Bilangan Kappa Teori viskositas

2.8 Teori Tentang Bilangan Kappa

Tujuan dalam proses pulp kraft adalah memasak sampai target bilangan kappa. Bilangan kappa menunjukan jumlah yang dapat beroksidasi dalam pulp. Dengan kata lain bilangan kappa tersebut menunjukan pengembangan dari delignifikasi yang terjadi setelah proses pemasakan. Derajat delignifikasi tersebut ditentukan dengan test empiris untuk pemasakan yang disebut dengan bilangan kappa kappa number. Hal ini untuk menentukan lignin yang masih tersisa pada pulp setelah proses pemasakan. Bilangan kappa memberitahukan kepada kita berapa banyak lignin yang dihilangkan didalam pulp setelah proses cooking di dalam digester. Bilangan kappa yang lebih tinggi maka residual lignin lebih banyak atau lebih keras dalam pemasakan. Bilangan kappa yang lebih rendah maka residual lignin lebih sedikit atau lebih lembut dalam pemasakan. Bilangan kappa digunakan untuk menyatakan jumlah lignin yang tersisa didalam pulp setelah pemasakan. Pengujian bilangan kappa yang dilakukan didalam industri pulp memiliki dua tujuan yaitu: - Merupakan indikasi terhadap derajat delignifikasi yang tercapai setelah proses - pemasakan, artinya bilangan kappa digunakan untuk mengontrol pemasakan. - Menunjukan kebutuhan bahan kimia yang akan digunakan untuk proses selanjutnya yaitu proses pemutihan bleaching. Arif,H, 2003 Universitas Sumatera Utara

2.9 Teori viskositas

Viskositas merupakan suatau pengujian yang mengukur panjang rantai molekul dari selulosa dan hemiselulosa terhadap contoh pulp. Nilai viskositas makin tinggi maka pulp semakin kuat. Viskositas merupakan slah satu dari beberapa metode penting dalam analisa pulp yang digunakan untuk penelitian dan juga kontrol kerja industri pulp,dimana viskositas di tentukan dengan mengevaluasi derajat polimerisasi dari selulosa contoh pulp. Uji viskositas juga membantu penelitian pada tingkat degradasi yang di sebabkan pada saat pemasakan dan proses pemutihan , dimana uji ini sangat mempengaruhi kualitas dari kertas dan pulp rayon yang di hasilkan. Pada prinsip nya, contoh pulp dilarutkan dengan pelarut yang sesuai dan dengan konsentrasi tertentu, biasanya 1 atau 0,5 , lalu penentuan viskositas pada sebuah viskometer kapiler. Bagaimanapun, banyak hambatan yang di dapat dalam pencapaian nilai viskositas yang sesuai dengan keinginan. Contoh yang dapat menyebabkan kesalahan adslah adanya partikel gel yang menyumbat pipa kapiler. Kedua pelarut yang sering di gunakan dalam uji ini adalah larutan cuprammonium hidroksida dan Cupri Etilen Diamin CED. Degradasi oksidasi dari pulp selama pelarutan dan penentuan viskositas harus di hindari. Smith,K.E,1981 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI