44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Data hasil penelitian dari jawaban angket tentang persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di
Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 berbentuk data kuantitatif yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan. Selanjutnya data
yang bersifat kuantitatif yang berupa angka-angka hasil perhitungan dari jawaban responden dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan rumus deskriptif
persentase. Berdasarkan penyebaran angket diperoleh skor persepsi guru non
penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 sebesar 4196
dengan persentase skor 75,69 dan termasuk kategori cukup baik. Ditinjau dari skor persepsi masing-masing guru non penjasorkes terhadap kinerja guru
penjasorkes diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.1.
Distribusi Persepsi guru Guru Non Penjasorkes terhadap Kinerja Guru Penjasorkes
No. Interval Persentase
Kategori Distribusi
Persentase 1
2 3
77,9 – 100,0 55,7 – 77,8
33,3 – 55,6 Baik
Cukup Kurang
23 30
3 41.07
53.57 5.36
Jumlah 40
100.00 Sumber : Data penelitian tahun 2008
45
Lebih jelasnya deskripsi data persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes tersebut dapat disajikan secara grafis pada diagram
batang berikut:
Gambar 4.1
Diagram Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes terhadap Kinerja Guru Penjasorkes
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar
guru non penjasorkes yaitu 30 guru atau 53,37 memiliki persepsi yang cukup baik terhadap kinerja guru penjasorkes sedangkan selebihnya yaitu 23 guru atau
41,07 memiliki persepsi yang baik dan hanya ada 3 guru atau 5,36 yang memiliki persepsi kurang baik terhadap kinerja guru penjasorkes. Dengan
demikian secara umum menunjukkan bahwa persepsi guru non penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan
Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 sudah cukup baik. Secara lebih rinci tentang gambaran persepsi guru non penjasorkes
terhadap kinerja guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 dapat dilihat dari deskripsi
41.07 53.57
5.36 20
40 60
80 100
Baik Cukup
Kurang
Kriteria Di
s tr
ib u
s i
46
masing-masing aspek kinerja guru penjasorkes tingkat yang dapat disajikan sebagai berikut :
1. Aspek Kepribadian
Penilaian kinerja guru ditinjau pada aspek kepribadian guru mengarah pada penilaian atas berbagai tindakan dan penampilan guru sebagai sosok
pendidik yang seharusnya bertindak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat dan berpenampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
mantap, stabil, dewasa, serta arif dan berwibawa sehingga dapat menjadi teladan bagi para siswa.
Hasil penelitian tentang kepribadian guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009
diperoleh skor sebesar 1110 dengan persentase 82,59 yang masuk kategori baik. Ditinjau dari penilaian masing-masing guru non penjasorkes pada aspek
keperibadian guru penjasorkes diperoleh hasil seperti disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Diagram Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Kepribadian Guru Penjasorkes
73.21
21.43 5.36
20 40
60 80
100
Baik Cukup
Kurang
Kriteria D
ist ri
b u
si
47
Berdasarkan gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru non penjasorkes yaitu 41 guru atau 73,21 memiliki persepsi yang baik tentang
kepribadian guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009, selebihnya yaitu 12 guru atau 21,43
memiliki persepsi pada kepribadian guru penjasorkes yang cukup baik dan hanya ada 3 guru atau 5,36 yang memiliki persepsi pada kinerja guru penjasorkes
kurang baik. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar Di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran
20082009 secara umum telah memiliki kepribadian yang baik. 2.
Aspek Kompetensi Pedagogik Penilaian kinerja guru pada aspek pedagogik mengarah pada penilaian
kemampuan guru dalam menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu, menyelenggarakan kegiatan
pengembangan yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar yang efektif, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran, serta melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
48
Hasil penelitian tentang kompetensi pedagogik guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran
20082009 diperoleh skor 975 dengan persentase 72,54 yang masuk kategori baik. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru non penjasorkes pada aspek
kompetensi pedagogik guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 diperoleh hasil seperti
disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.3
Diagram Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Kompetensi Pedagogik Guru Penjasorkes
Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru non penjasorkes yaitu 29 guru atau 51,79 memiliki persepsi pada kompetensi
pedagogik guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 yang cukup baik, selebihnya yaitu 21
guru atau 37,50 dalam kategori baik dan hanya 6 guru atau 10,17 yang masuk dalam kategori kurang baik. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara
umum guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan
37.50 51.79
10.71 20
40 60
80 100
Baik Cukup
Kurang
Kriteria D
is tr
ibus i
49
Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 belum sepenuhnya memiliki kompetensi profesional yang mengembangkan peserta didik secara optimal.
3. Aspek Kompetensi Profesional
Penilaian pada aspek kompetensi profesional diarahkan pada kemampuan guru dalam menguasai materi, standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaranbidang pengembangan yang diampu, kemampuan mengembangkan materi pembelajaran, kemampuan mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan, serta kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Hasil penilaian pada aspek kompetensi profesional guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran
20082009 diperoleh skor 1412 dengan persentase 76,41 yang masuk kategori cukup baik. Ditinjau dari pernyataan masing-masing guru non penjasorkes pada
aspek kompetensi profesional guru penjasorkes diperoleh hasil seperti disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.4
Diagram Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Kompetensi Profesional dari Guru Penjasorkes
41.07 48.21
10.71 20
40 60
80 100
Baik Cukup
Kurang
Kriteria Di
str ib
u si
50
Berdasarkan gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru non penjasorkes yaitu 27 guru atau 48,21 menilai kompetensi profesional guru
penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 baru dalam kategori cukup baik, selebihnya yaitu 23 guru
atau 41,07 menilai kompetensi profesional guru penjasorkes telah masuk dalam kategori baik dan hanya 6 guru atau 10,71 yang menilai kompetensi profesional
guru penjasorkes kurang baik. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara umum guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan
Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 belum sepenuhnya mampu menguasai dan mengembangkan materi pada bidang studi yang diampunya secara luas dan
mendalam guna menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif. 4.
Aspek Kompetensi Sosial Penilaian pada aspek kompetensi sosial diarahkan pada penilaian
kemampuan guru dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan berbagai komponen sekolah yaitu kepala sekolah, sesama guru, siswa, orang tua
siswa maupun masyarakat dilingkungan sekolah dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian pada aspek kompetensi sosial guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran
20082009 diperoleh skor 699 dengan persentase 69,35 yang masuk kategori cukup baik. Ditinjau dari penilaian masing-masing guru non penjasorkes pada
kompetensi sosial guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan
51
16.07 62.50
21.43 20
40 60
80 100
Baik Cukup
Kurang
Kriteria D
ist ri
b u
si
Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 diperoleh hasil seperti disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.5.
Diagram Distribusi Persepsi Guru Non Penjasorkes pada Aspek Kompetensi Sosial Guru Penjasorkes
Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru non penjasorkes yaitu 35 guru atau 62,50 menyatakan bahwa kompetensi sosial guru
penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 baru dalam kategori cukup baik, selebihnya yaitu 9 guru
atau 16,07 menyatakan kompetensi sosial guru penjasorkes telah baik, dan 12 guru atau 21,43 menyatakan kompetensi sosial guru penjasorkes kurang baik.
Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa guru penjasorkes tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran
20082009 belum sepenuhnya mampu memiliki kompetensi sosial yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara baik.
52
Berdasarkan hasil dari tiap aspek kompetensi guru penjasorkes yang telah diuraikan di atas dapat dijelaskan bahwa kompetensi guru penjasorkes tingkat
Sekolah Dasar di Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang tahun ajaran 20082009 yang telah baik baru pada kompetensi kepribadiannya sedangkan untuk
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosialnya masih perlu ditingkatkan karena baru dalam kategori cukup agar kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan mampu mengembangkan kemampuan siswa secara optimal.
4.2 Pembahasan