Pendahuluan Pengujian Hammer Test Data - data Beban Lentur Permukaan Dinding Tipis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pendahuluan

Hasil penelitian disajikan berupa data yang kemudian dianalisis menurut teori yang dikembangkan oleh Dr. Megson dan menurut teori Thin-Tube Bredt. Pengujian pada penelitian ini bertujuan mendapatkan beban lateral untuk mendapatkan gaya torsi yang terjadi pada dinding tipis bujur sangkar. Namun, pada komponen-komponen struktur yang mengalami gaya torsi seringkali timbul bersamaan dengan lentur dan geser. Oleh karena itu dalam penelitian ini selain mendapatkan tegangan geser yang terjadi akibat torsi, juga dapat diperoleh tegangan lentur dan tegangan geser akibat lentur.

5.2 Pengujian Hammer Test

Pengujian Hammer Test bertujuan mengetahui kekuatan beton atau mutu beton diding tipis pada saat pengujian Nomor Sudut Nomor Nilai Nilai Pantul Tegangan Titik Tembak Tembak Pantul Rata-rata kgcm 2 o 1 26 26.8 192.00 2 28 SISI 1 3 30 4 25 5 25 o 1 28 27.6 204.00 2 28 SISI 1 3 26 4 26 5 30 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Hasil Hammer Test Rata-rata tegangan beton = 193,88 kgcm 2 Maka kekuatan beton pada saat pengujian adalah 242,35 kgcm 2 o 1 26 27.2 198.00 2 28 SISI 2 3 26 4 28 5 28 o 1 26 26.8 192.00 2 28 SISI 2 3 26 4 26 5 28 o 1 26 26.2 183.00 2 26 SISI 3 3 27 4 26 5 26 o 1 28 26.8 192.00 2 28 SISI 3 3 26 4 26 5 26 o 1 27 26.8 192.00 2 26 SISI 4 3 25 4 28 5 28 o 1 28 27.2 198.00 2 30 SISI 4 3 26 4 26 5 26 Universitas Sumatera Utara Menurut PBI 71 BAB 4 Pasal 48 bahwa kekuatan yang masih memenuhi dengan hammer test adalah 80 dari kekuatan beton karakteristik

5.3 Data - data

Gambar 5.1 Dinding Tipis Bujur Sangkar Tidak Berlubang Beban yang diperoleh P = 10 Ton Ketebalan dinding ta = 4 cm Modulus elastisitas E = 23000 Nmm 2 = 23 x 10 9 Nm 2 Poisson ratio  = 0,2 Eksentrisitas e = 50 cm 2 9 9 10 58 , 9 2 , 1 2 10 23 1 2 m N x x E G       Universitas Sumatera Utara 417 , 10 23 10 58 , 9 9 9   x x E G

5.4 Beban Lentur Permukaan Dinding Tipis

a = 0,4 m c = n = 0,134 m ta = 0,04 m P = 10 Ton = 10 x 10 4 N Tegangan Lentur     2 3 10 3 , 5 04 , 134 , 3 04 , 4 , 6 1 3 6 1 m x x x x t c t a A a a F           2 3 10 3 , 5 134 , 134 , 2 04 , 2 m x n c t A a I                       10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 10 23 134 , 04 , 10 58 , 9 3 3 3 3 9 9 2 x x x x x x x x A A A A E c Gta I F I F  92 , 45 34 , 370 124 ,   78 , 6   78 , 6 1 78 , 6   x H x  033 , 440 sinh  H  Universitas Sumatera Utara 033 , 440 cosh  H  42 , 2983 cosh  H          H Z Z A A a P I F I     cosh sinh            42 , 2983 78 , 6 sinh 10 3 , 5 10 3 , 5 4 , 10 10 3 3 4 Z Z x x x   Z Z x 78 , 6 sinh 00034 , 10 358 , 2 7   Z x Z x 78 , 6 sinh 10 0008 , 10 358 , 2 7 7   7 7 10 352 , 10 358 , 2 x x   2 7 10 006 , 2 m N x  Mpa 06 , 20 1                      Z H Z Z A A A A A A A a P I I F F I I F F     cosh sinh                             Z Z Z x x x x x x x x 42 , 2983 78 , 6 sinh 10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 10 3 , 5 4 , 10 10 3 3 3 3 3 3 3 4   Z Z Z x    78 , 6 sinh 00034 , 2 10 358 , 2 7 Z x Z x Z x 7 7 7 10 358 , 2 78 , 6 sinh 10 0008 , 10 716 , 4    Z x Z x 78 , 6 sinh 10 0008 , 10 358 , 2 7 7   7 7 10 352 , 10 358 , 2 x x   Universitas Sumatera Utara 2 7 10 71 , 2 m N x  Mpa F 1 , 27   Dari kedua tegangan lentur diatas, diperoleh tegangan lentur maksimum sebesar σ = 27,1 Mpa Tegangan Geser akibat lentur I F a I A A t a A P    10 3 , 5 10 3 , 5 04 , 4 , 10 3 , 5 10 10 3 3 3 4      x x x x x x x 4 10 312 x  Mpa 12 , 3 

5.5 Beban Torsi