BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Poliklinik HIVAIDS dan pasien rawat inap di ruang Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan yang dimulai dari bulan Februari 2010 sampai
Oktober 2010. Peserta penelitian ini adalah penderita HIV yang berkunjung ke Poliklinik Pusyansus
HIVAIDS dan yang dirawat inap di Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan. Dari 223 penderita HIVAIDS disertai kandidiasis oral yang berkunjung sebanyak 26 penderita
memenuhi kriteria penelitian ini. Pada penderita yang tidak masuk dalam penelitian ini antara lain karena meninggal, tidak teratur minum obat, mengundurkan diri dari penelitian dan sudah
mendapat obat sebelumnya. Hasil penelitian ini akan dibahas sebagai berikut.
Tabel 4.1. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin Karakteristik
Ikut PS n
Jenis Kelamin -
Laki-laki -
Perempuan 22
4 84,6
15,4
Jumlah 26
100
Keterangan: n = jumlah sampel PS = Pengobatan sampai selesai
Dari tabel 4.1 didapat bahwa jumlah sampel yang ikut pengobatan sampai selesai yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 22 sampel 84,6, sedangkan jenis kelamin
perempuan 4 sampel 15,4.
Tabel 4.2. Karakteristik sampel berdasarkan pendidikan
26
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Ikut PS
n
Jenis Pendidikan -
SD -
SMP -
SLTA -
Sarjana 3
8 12
3 11,5
30,8 46,2
11,5
Jumlah 26
100,0
Dari tabel 4.2 didapatkan bahwa untuk tingkat pendidikan yang ikut pengobatan sampai selesai, pada tingkat pendidikan SD Sekolah Dasar sebanyak 3 sampel 11,5 ,
SLTP Sekolah Lanjut Tingkat Pertama sebanyak 8 sampel 30,8 , SLTA Sekolah Lanjut Tingkat Atas sebanyak 12 sampel 46,2 dan untuk tingkat sarjana sebanyak 3 sampel
11,5 .
Tabel 4.3. Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan Karakteristik
Ikut PS n
Jenis Pekerjaan -
Supir -
PNS -
Wiraswasta -
Buruh -
Tidak Bekerja -
IRT Ibu Rumah Tangga -
Pegawai Swasta -
Petani 3
1 3
9 3
2 1
4 11,5
3,8 11,5
34,7 11,5
7,7 3,8
15,5
Jumlah 26
100,0
Dari tabel 4.3 didapat bahwa untuk tingkat pekerjaan yang ikut pengobatan sampai selesai, pada pekerjaan sebagai supir sebanyak 3 sampel 11,5 , PNS Pegawai Negeri Sipil
sebanyak 1 sampel 3,8 , Wiraswasta sebanyak 3 sampel 11,5 , Buruh sebanyak 9 sampel 34,7 , Tidak bekerja sebanyak 3 sampel 11,5 , IRT Ibu Rumah Tangga
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 2 sampel 7,7 , Pegawai swasta sebanyak 1 sampel 3,8 dan Petani sebanyak 4 sampel 15,5 .
Tabel 4.4. Lokasi lesi sebelum diberi pengobatan Lokasi Lesi
Ikut PS n
Lidah -
Ada -
Tidak ada Palatum
- Ada
- Tidak ada
Bukal -
Ada -
Tidak ada Bibir
- Ada
- Tidak aada
26
26
19 7
8 18
100,0 0,0
100,0 0,0
73,0 27,0
30,8 69,2
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa lokasi lesi pada lidah untuk yang ikut pengobatan sampai selesai dijumpai pada 26 sampel 100,0 dan lesi tidak dijumpai pada lidah 0 0,0
. Lokasi lesi pada palatum untuk yang ikut pengobatan sampai selesai dijumpai pada 26 sampel 100,0 dan tidak dijuumpai lesi pada platum 0 0,0 . Lokasi lesi di bukal pada
sampel yang ikut pengobatan sampai selesai, dijumpai lesi di bukkal sebanyak 19 sampel 73,0 , tidak dijumpai lesi di bukal sebanyak 7 sampel 27,0 . Lokasi lesi di bibir pada
sampel yang ikut pengobatan sampai selesai, dijumpai ada lesi di bibir sebanyak 8 sampel 30,8 , tidak dijumpai lesi di bibir sebanyak 18 sampel 69,2 .
Tabel 4.5. Rerata umur dan CD4 penderita yang ikut pengobatan sampai selesai
Umur CD4
Ikut pengobatan sampai 14 hari n
x ± SD
26 26
33,96 ± 7,329 28,08 ± 3,286
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa subyek penelitian pada kelompok umur rerata subjek adalah 33,96 tahun Std. Deviation 7,329, dengan umur termuda 26 tahun dan umur
tertua 57 tahun. Pada kelompok CD4, kadar rerata CD4 subjek adalah 28,08 selμL dengan Std. Deviation 3,286, kadar CD
4 terendah 1 selμL dan kadar CD4 tertinggi 123 selμL.
Tabel 4.6. Tabel Perubahan Kandidiasis oral sebelum dan Setelah Pemberian Obat Flukonazol.
Kandidiasis oral Awal
Setelah Pengobatan P
n n
Lesi -
Positif -
Negatif 26
100,0 14
12 26,9
23,1 0,001
Direct Smear -
Positif -
Negatif 26
100,0 7
19 13,5
36,5 0,0001
Kultur -
Positif -
Negatif 26
100,0 7
19 13,5
36,5 0,0001
Spesies -
Positif -
Negatif 26
100,0 7
19 13,5
36,5 0,0001
Keterangan : Signifikan Dari tabel 4.6 Pada Kandidiasis oral sebelum dan sesudah pemberian obat flukonazol.
Pada bentuk lesi sebelum pemberian obat flukonazol dijumpai lesi positif + pada 26 sampel 100,0 , setelah pemberian obat flukonazol dijumpai lesi positif + pada 14 sampel 26,9
dan lesi negatif - pada 12 sampel 23,1 . Hasil uji statistik Willcoxon dimana P 0,05, artinya ada perubahan lesi setelah pemberian obat. Pada direct smear sebelum pemberian obat
flukonazol dijumpai pseudohifa dan sel-sel bertunas positif + pada 26 sampel 100,0 , setelah pemberian obat flukonazol direct smear positif + dijumpai pada 7 sampel 13,5
Universitas Sumatera Utara
dan direct smear negatif - dijumpai pada 19 sampel 36,5 . Hasil uji statistik Willcoxon dimana P 0,05, artinya ada perubahan direct smear sesudah pengobatan.
Pada kultur sebelum pemberian obat flukonazol dijumpai kultur positif + pada 26 sampel 100,0 , setelah pemberian obat flukonazol kultur positif + dijumpai pada 7
sampel 13,5 dan kultur negatif - dijumpai pada 19 sampel 36,5. Hasil uji statistik Willcoxon dimana P 0,05, artinya ada perubahan hasil kultur setelah pengobatan.
Pada identifikasi spesies sebelum pemberian obat flukonazol dijumpai identifikasi spesies positif + pada 26 sampel 100,0 , setelah pemberian obat identifikasi spesies
positif + dijumpai pada 7 sampel 13,5 dan identifikasi spesies negatif - pada 19 sampel 36,5 . Hasil uji statistik Willcoxon dimana P 0,05. Artinya ada perubahan identifikasi
spesies setelah pengobatan.
Tabel 4.7. Identifikasi Spesies Sebelum Pengobatan Ikut PS
n
Candida albicans Candida tropicalis
Candida krusei 20
5 1
77,0 19,2
3,8
Jumlah 26
100,0
Dari tabel 4.7. pada identifikasi spesies sebelum pemberian obat flukonazol. Pada sampel yang ikut pengobatan sampai selesai dijumpai spesies Candida albicans pada 20
sampel 77,o , Candida tropicalis dijumpai pada 5 sampel 19,2 , Candida krusei dijumpai pada 1 sampel 3,8 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Identifikasi Spesies Setelah Pengobatan
Jenis spesies setelah pengobatan
Jenis spesies sebelum pengobatan
Candida albicans
Candida tropicalis
Candida krusei
Jumlah n
n n
n
Tidak dijumpai spesies Candida
Candida albicans Candida tripocalis
Candida krusei Candida lusitaniae
Candida kefyer 16 80,0
2 10,0 1 5,0
- 0,0 1 5,0
- 0,0 3 60,0
- 0,0 120,0
- 0,0 - 0,0
1 20,0 - 0,0
- 0,0 - 0,0
1 100,0 - 0,0
- 0,0 19 73,2
2 7,7 2 7,7
1 3,8 1 3,8
1 3,8
Jumlah 20 100,0
5 100,0 1 100,0
26 100,0
Dari tabel 4.8 pada identifikasi spesies setelah pemberian obat flukonazol pada sampel tidak dijumpainya spesies Candida ada pada 19 sampel 73,2 , dijumpainya spesies
Candida ada pada 7 sampel dimana spesies Candida albicans dijumpai 2 sampel 7,7 , untuk spesies Candida tropicalis dijumpai 2 sampel 7,7 , untuk spesies Candida krusei
dijumpai 1 sampel 3,8 , untuk spesies Candida lusitaniae dijumpai 1 sampel 3,8 , untuk spesies Candida kefyr dijumpai 1 sampel 3,8 .
Tabel 4.9. EfloresensiBentuk Lesi Sebelum Pengobatan Ikut PS
n
Pseudomembran Atrofieritema + Kheilosis
Hiperplastik 10
5 11
38,5 19,2
42,3
Jumlah 26
100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.9 pada efloresensibentuk lesi yang dijumpai sebelum pemberian obat flukonazol. Pada sampel yang ikut pengobatan sampai selesai bentuk lesi pseudomembran
dijumpai pada 10 sampel 38,5 , lesi eritema atrofi disertai kheilosis dijumpai pada 5
sampel 19,2 dan lesi hiperplastik dijumpai pada 11 sampel 42,3 . Tabel 4.10. EfloresensiBentuk Lesi Setelah Pengobatan
Ikut PS Bentuk lesi
sembuh Bentuk lesi
tetap n
n n
Pseudomembran Atrofieritema + Kheilosis
Hiperplastik 10
5 11
38,5 19,2
42,3 10
2 100,0
40,0 0,0
3 11
0,0 60,0
100,0 Dari tabel 4.10 pada efloresensibentuk lesi dapat dilihat perubahan setelah pemberian
obat flukonazol selama 14 hari . Pada bentuk lesi pseudomembran sembuh semuanya pada 10 sampel 100,0 , pada bentuk lesi eritemaatrofi disertai kheilosis dijumpai yang sembuh
pada 2 sampel 40,0 termasuk lesi kheilosis sembuh semua, lesi eritematosa tidak sembuh dijumpai pada 3 sampel 60,0 , lesi hiperplastik yang sembuh tidak dijumpai 0,0 , lesi
tidak sembuh dijumpai pada 11 sampel 100,0 .
Tabel 4.11. Identifikasi spesies Candida dihubungkan dengan bentuk lesi sebelum
pemberian obat Flukonazol
Efloresensi
Spesies Candida
Pseudomembran Atrofieritema
+ Kheilosis Hiperplastik
Jumlah
n n
n n
Candida albicans
8 40,0
4 20,0
8 40,0
20 100,0
Candida tropicalis
2 40,0
0,0 3
60,0 5
100,0
Universitas Sumatera Utara
Candida krusei
0,0 1
100,0 0,0
1 100,0
Dari tabel 4.11 dapat dilihat hubungan spesies Candida dengan bentuk lesi yang dijumpai pada pasien kandidiasis oral. Pada bentuk lesi pseudomembran dijumpai Candida
albicans pada 8 sampel 40,0 , Candida tropicalis dijumpai pada 2 sampel 40,0 dan Candida krusei dijumpai 0 0,0 . Pada bentuk lesi atrofieritema disertai kheilosis dijumpai
Candida albicans pada 4 sampel 20,0 , Candida tropicalis dijumpai 0 0,0 sedangkan Candida krusei dijumpai pada 1 sampel 100,0 . Pada bentuk lesi hiperplastik dijumpai
Candida albicans pada 8 sampel 40,0 , Candida tropicalis dijumpai pada 3 sampel 60,0 sedangkan Candida krusei dijumpai 0 0,0
Tabel 4.12. Identifikasi spesies Candida dihubungkan dengan bentuk lesi setelah
pemberian obat Flukonazol.
Efloresensi
Pseudomembran Atrofieritema
+ Kheilosis Hiperplastik
n n
n
Lesi sembuh
10 100,0
2 40,0
0,0 Candida
albicans 2
10,0 0,0
0,0 Candida
tropicalis 0,0
1 20,0
1 20,0
Candida krusei
0,0 1
100,0 0,0
Candida lusitaniae
0,0 1
100,0 0,0
Universitas Sumatera Utara
Candida kefyr
0,0 0,0
1 100,0
Dari tabel 4.12 . Dapat dilihat bentuk lesi pseudomembran sembuh semuanya pada 10 sampel 100,0 , pada identifikasi spesies Candida dijumpai Candida albicans pada 2
sampel 10,0 , Candida tropicalis 0 0,0 , Candida krusei 0 0,0 , Candida lusitaniae 0 0,0 dan Candida kefyr 0 0,0 . Pada bentuk lesi eritemaatrofi disertai kheilosis
dijumpai 5 sampel 19,2 yang sembuh 2 sampel 40,0 , pada identifikasi spesies Candida, dimana Candida albicans tidak dijumpai 0,0 , Candida tropicalis dijumpai 1
sampel 20,0 , Candida krusei dijumpai 1 sampel 100,0 , Candida lusitaniae dijumpai 1 sampel 100,0 dan Candida kefyr 0 0,0 . Pada bentuk lesi hiperplastik dijumpai pada
11 sampel 42,3 dimana bentuk lesi sembuh dijumpai 0 0,0 , pada identifikasi spesies Candida, dimana Candida albicans tidak dijumpai 0,0 pada Candida tropicalis dijumpai
pada 1 sampel 20,0 , Candida krusei dijumpai 0 0,0 , Candida lusitaniae dijumpai 0 0,0 dan Candida kefyr pada 1 sampel 100,0 .
4.2. Pembahasan