2.1.3. Faktor Risiko dan Etiologi Plasenta Previa
Menurut Faiz Ananth 2003 faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa frekuensi
plasenta previa tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup yang juga dapat
mempengaruhi peningkatan resiko timbulnya plasenta previa.
Menurut penelitian Wardana 2007 yang menjadi faktor risiko plasenta previa yaitu:
1. Risiko plasenta previa pada wanita dengan umur 35 tahun 2 kali lebih besar dibandingkan dengan umur 35.
2. Risiko plasenta previa pada multigravida 1,3 kali lebih besar dibandingkan primigravida.
3. Risiko plasenta previa pada wanita dengan riwayat abortus 4 kali lebih besar dibandingkan dengan tanpa riwayat abortus.
4. Riwayat seksio sesaria tidak ditemukan sebagai faktor risiko terjadinya plasenta previa.
Menurut Chalik 2008, yang menjadi penyebab implantasinya blastokis pada segman bawah rahim belum diketahui secara pasti. Namun teori lain
mengemukakan bahwa yang menjadi salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang mungkin terjadi karena proses radang maupun
atropi.
2.1.4. Klasifikasi Plasenta Previa
Menurut Chalik 2008 plasenta previa dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu:
1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
Universitas Sumatera Utara
4. Plasenta letak rendah, yang berarti bahwa plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya
berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Menurut Perisaei, Sheilendra, Pahay, Rian 2008 plasenta previa dapat
dibagi menjadi empat derajat berdasarkan scan pada ultrasound yaitu: 1. Derajat I : plasenta sudah melampaui segmen terendah rahim.
2. Derajat II : plasenta sudah mencapai ostium uteri internum. 3. Derajat III : plasenta telah terletak pada sebagian ostium uteri internum.
4. Derajat IV : plasenta telah berada tepat pada segmen bawah rahim. Menurut de Snoo dalam Mochtar 1998 klasifikasi plasenta previa
berdasarkan pembukaan 4 -5 cm yaitu: 1. Plasenta previa sentralis totalis, apabila pada pembukaan 4-5 cm teraba
plasenta menutupi seluruh ostea. 2. Plasenta previa lateralis, apabila pada pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 : Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
depan. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea
yang ditutupi plasenta.
2.1.5. Patofisiologi Plasenta Previa
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami
perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks mulai membuka. Perdarahan ini terjadi apabila
plasenta terletak diatas ostium uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan
menyebabkan robekan plasenta pada tempat perlekatannya Cunningham et al, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta previa ini ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus,
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan tersebut, tidak sama dengan serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III pada plasenta yang letaknya
normal. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini perdarahan yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih
dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai Oxorn, 2003.
2.1.6. Gambaran klinis Plasenta Previa