Analisis Laba – Rugi Income Over Feed Cost IOFC

Penerimaan bersumber dari penjualan hasil usaha seperti panen tanaman dan hasil olahannya serta panen dari peternakan dan hasil olahannya Kadarsan, 1995. Total hasil produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh hasil produksi, hasil penjualan itik raja ditambah hasil penjualan kotoran itik raja. Maka total hasil produksi tiap perlakuan tertera pada tabel 18. Tabel 18. Total hasil produksi tiap perlakuan Rpekor Prlk Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5 6 R 23.420 25.259 25.086 24.266 24.424 23.947 146.402 24.400 R 1 22.467 24.051 22.167 25.396 25.691 23.391 143.162 23.860 R 2 25.554 23.700 27.048 24.892 23.268 23.646 148.110 24.685 Keterangan: Jumlah itik raja sebanyak 5 ekorunit percobaan 3. Analisis Usaha Berdasarkan Data – data Diatas

3.1. Analisis Laba – Rugi

Analisis usaha atau laba – rugi dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut untung atau rugi dengan cara menghitung selisih antara total hasil produksi dengan total biaya produksi. Keuntungan = Total Hasil Produkksi – Total Biaya Produksi = Rp 2.116.200,00 – Rp 1.786.445,00 = Rp 379.755,00 Sehingga total hasil produksi yaitu total penjualan ternak ditambah penjualan kotoran ternak memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada total biaya produksi yaitu biaya bibit, biaya ransum, biaya obat – obatan, biayaupah tenaga kerja, biaya sewa kandang dan biaya fumigasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Murtidjo 1995 yaitu keuntungan adalah tujuan setiap usaha. Keuntungan dapat dicapai jika jumlah pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut lebih besar dari Universitas Sumatera Utara pada jumlah pengeluarannya. Bila keuntungan dari suatu usaha semakin meningkat, maka secara ekonomis usaha tersebut layak dipertahankan atau ditingkatkan. Untuk memperoleh angka yang pasti mengenai keuntungan atau kerugian, yang harus dilakukan adalah pencatatan biaya. Tujuan pencatatan biaya juga agar peternak atau pengusaha dapat mengadakan evaluasi terhadap bidang usaha Soekartawi 1995. Diketahui bahwa total biaya produksi lebih kecil dibandingkan dengan total hasil produksi. Pada perlakuan R dengan rata-rata keuntungan sebesar 2.776 dan R 2 dengan rata-rata 3.506. Dari hasil yang diperoleh perlakuan R 2 memiliki keuntungan terbesar dengan level 10 pemberian kulit buah kakao yang difermentasi dengan Aspergillus niger . Analisis usaha itik raja selama 49 hari penelitian memberikan keuntungan. Berikut dapat dilihat keuntungan laba rugi pada tabel 19. Tabel 19. Keuntungan laba rugi tiap perlakuan Rpekor Prlk Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5 6 R 2.479 3.124 3.053 2.649 2.764 2.586 16.654 2.776 R 1 2.187 2.815 2.033 3.311 3.518 2.480 16,344 2.724 R 2 3.835 2.992 4.662 3.667 2.849 3.028 21.033 3.506 Keterangan: Jumlah itik raja sebanyak 5 ekorunit percobaan

3.2. Income Over Feed Cost IOFC

Income Over Feed Cost IOFC adalah selisih dari total pendapatan usaha peternakan dengan dikurangi biaya pakan. Income Over Feed Cost IOFC ini merupakan barometer untuk melihat seberapa besar biaya pakan merupakan biaya terbesar dalam usaha pemeliharaan ternak. Universitas Sumatera Utara Tabel 20. Income Over Feed Cost IOFC tiap perlakuan Rpekor Prlk Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 5 6 R 9.125 9.813 9.735 9.295 9.450 9.200 56.619 9.436 R 1 8.891 9.483 8.704 9.976 10.179 9.145 56.378 9.396 R 2 10.508 9.691 11.289 10.297 9.511 9.763 61.059 10.176 Keterangan: Jumlah itik raja sebanyak 5 ekorunit percobaan Berdasarkan tabel diatas diperoleh rataan IOFC pada perlakuan R 2 sebesar Rp 10.176 dan rataan IOFC pada perlakuan R 1 sebesar Rp 9.396 serta R sebesar 9.436. Prawirokusumo 1990 yang menyatakan bahwa Income Over Feed Cost IOFC adalah selisih total pendapatan penjualan itik raja dengan biaya pakan yang digunakan selama usaha pemeliharaan ternak.

3.3. Analisis BenefitCost Ratio BC Ratio