ayahsuami, sedangkan ibu istri hanya mengurus rumah tangga dan anak-anak mereka sehingga waktu luang untuk menjalin komunikasi masih banyak.
Setelah krisis ekonomi itu datang, istri mulai membantu ayah dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena penghasilan yang di dapat suami masih tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka sehingga ibu juga harus ikut bekerja dan adanya keinginan dan kesadaran istri untuk membantu suaminya mencari nafkahdemi memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Kebanyakan mata pencaharian istri hanya berwiraswasta seperti berdagang, menjahit maupun membuka salon. Hal ini yang menyebabkan juga komunikasi
diantara mereka mulai kurang terjalin.
Sesuai dengan judul “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkungan 11 Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan 1986-2000”,
maka disusunlah suatu batasan pokok masalah. Adapun yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian yaitu sebagai berikut. 1.
Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Lingkungan 11 Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan tahun 1986?
2. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Lingkungan 11 Kelurahan
Mangga Perumnas Simalingkar A Medan tahun 2000?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan penelitian yaitu: 1.
Menjelaskan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Lingkungan 11Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan tahun 1986.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Menjelaskan perubahan sosial ekonomi masyarakat di lingkungan 11Kelurahan
Mangga Perumnas Simalingkar A Medan tahun 2000.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna dan dapat memberi wawasan tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Perumnas Simalingkar A.
2. Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam mengungkapkan bagaimana
keadaan masyarakat Perumnas Simalingkar di banding sosial ekonomi yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbanyak bacaan yang berkaitan dengan
program pemerintah mengenai Perumahan Nasional. 3.
Dapat menjadi acuan bagi para penulis yang lain, yang mana penelitian ini dirasa perlu penyempurnaan ataupun sebagai referensi.
1.4. Tinjauan Pustaka
Literatur yang digunakan dalam mendukung berjalannya penelitian adalah sebagai
berikut.
Freek Colombijn, dkk dalam bukunya yang berjudul “Kota Lama Kota Baru”, dalam buku ini mengungkapkan tentang perjalanan panjang perumahan indonesia dalam dan sekitar
abad XX. Sistem pengadaan perumahan kota sampai Perang Dunia II, dapat dibagi dalam tiga pola. Pertama, perumahan dibangun oleh swasta bermutu baik, mahal dan diperuntukkan bagi
penduduk yang berpenghasilan menengah ke atas. Sebagian lagi dijual untuk dimiliki sedangkan sisianya untuk disewakan. Pola kedua adalah yang pengadaannya untuk dipakai
sendiri, baik pribumi maupun oleh sebuah badan usaha. Perumahan dinas untuk pegawai negeri maupun perumahan swasta termasuk ke dalam pola ini. Ketiga adalah pola perumahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
di kampung dan jumlahnya mencapai dua pertiga rumah yang ada ditinjau dari jumlah penghuninya. Umunya perumahan ini dibangun penghuninya sendiri.
Konsep kebutuhan perumahan adalah pelayanan perumahan sesuai perkembangan penduduk yang ada. Dalam pelaksanaannya konsep ini memperhatikan kemampuan pada
pemerintah dan diarahkan pada kelompok masyarakat tertentu, biasanya tingkat pendapatannya masih rendah. Pada dasarnya pendekatan konsep kebutuhan hanya
menyelesaikan masalah perumahan sesuai jumlah yang mampu diadakan dalam kurun waktu tertentu.
Buku ini banyak menceritakan tentang perjalanan panjang perumahan di Indonesia dan pola perumahan pada zaman dahulu. Kebutuhan akan perumahan sejak dahulu hingga
sekarang terus meningkat, ini di akibatkan karena jumlah penduduk juga semakin meningkat. Pola yang ada di perumahan dahulu dan sekarang masih sama yaitu rumah-rumah yang
didirikan dipakai sendiri maupun dikontrakkan oleh si pemiliknya. Pola perumahan yang ada pada zaman dahulu sama dengan pola perumahan yang ada di lingkungan 11 Perumnas
Simalingkar A ini, yang mana rumah-rumah banyak yang di tempati oleh si pemiliknya dan ada juga yang di kontrakkan dalam jumlah yang sedikit menurut informan. Akibat kesamaan
ini, buku ini dapat menjadi bahan perbandingan agar menghasilkan penelitian yang baik. Endang Purwaningsih dalam bukunya “Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Di
Perumnas Klender”, dalam buku ini mengungkapkan tentang keadaan rumah yang ada di perumnas Klender itu. Perumnas Klender diresmikan pemakaiannya pada tanggal 24 Maret
1979. tidak dapat dipungkiri bahwa padatnya kota Jakarta adalah disebabkan karena kaum pendatang. Dibangunnya perumnas Klender ini adalah untuk mengangkat golongan bawah
agar memiliki tempat tinggal yang nyaman. Distribusi menurut pekerjaan penghuni menunjukkan bahwa pegawai negeri golongan I ada 20,2, pegawai negeri golongan II ada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40,3, pegawai negeri golongan III adalah 4,2, tamtama ABRI ada 3,4, Bintara ada 3,4, Purnawirawan dan pensiunan ada 3,3. Ternyata sebagian besar 76,5 dari
Perumnas adalah Pegawai negeri sipil maupun ABRI. Penilaian para penghuni Perumnas terhadap pergaulan anatara penghuni dirasakan
lebih akrab dibandingkan dengan sebelum tinggal di Perumnas. Penilain orangtua terhadap keadan Perumnas sungguh baik, setelah mereka pindah ke Perumnas pergaulan anaknya agak
dibebaskan karena para orangtua menilai bahwa kebanyakkan anak penghuni adalah anak yang berpendidikan.
Buku ini menceritakan tentang keadaan perumahan yang ada di perumnas Klender. Tujuan pendirian perumnas Klender dengan Perumnas Simalingkar A itu sama yaitu agar
masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah memiliki tempat tinggal yang layak. Mata pencaharian penduduk yang tinggal di perumnas Klender sebagian besar bermata pencaharian
pegawai negeri sipil, pegawai swasta dan juga wiraswasta, begitu juga dengan penduduk di lingkungan 11 perumnas Simalingkar A ini. Akibat kesamaan ini, maka buku ini dapat
menjadi perbandingan dalam penelitian agar menghasilkan penelitian yang baik. Heddyana Simanjuntak dalam skripsinya yang berjudul “Dampak Kehadiran
Perumnas Simalingkar Pada Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekala Tahun 1977-1987, dalam skripsi ini menceritakan dampak kehadiran Perumnas Simalingkar pada
masyarakat Desa Bekala. Desa Bekala terletak di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dan merupakan daerah perkebunan yang dikeloladikuasai oleh PTP II yang berpusat
di Tanjung Morawa. Luas desa Bekala secara keseluruhan adalah 12 ha. Di desa Bekala masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa, dimana suku bangsa Jawa merupakan suku
bangsa terbesar, disusul oleh suku bangsa Batak yang terdiri dari beberapa sub suku bangsa yaitu Karo, Mandailing, dan Batak Toba, selebihnya terdiri dari beragam suku yang lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setiap adanya pengaruh atau perubahan, masyarakat pasti akan memberikan dua jenis tanggapan yaitu pernyataan senang atau tidak senang terhadap pembangunan pranata yang
hadir di tengah-tengah mereka. Begitu pula halnya dengan pembangunan Perumnas Simalingkar yang berada di desa Simalingkar B. Masyarakat di wilayah ini sebagian besar
menyatakan senang dengan kehadiran Perumnas, sedangkan sebagian kecil menyatakan tidak begitu gembira dengan kehadiran pembangunan nasional di desa mereka. Pernyataan senang
yang mereka berikan jelas karena pembangunan atau pengaruh asing itu tidak bertentangan dengan keadaan sosial masyarakat setempat dan bahkan memberi kemajuan buat mereka.
Sedangkan pernyataan yang tidak senang mereka berikan pada umumnya disebabkan wilayah mereka untuk mengambil bahan bakar jadi berkurang serta anak-anak dirasakan para orang
tua semakin jarang di rumah karena pergaulan yang sudah semakin luas. Skripsi ini menceritakan Dampak kehadiran Perumnas Simalingkar pada kehidupan
Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekala tahun 1977-1987. Objek tempat penelitian skripsi ini sama dengan tempat penelitian penulis yaitu di Perumnas Simalingkar, namun skripsi
terdahulu lebih membahas dampak kehadiran Perumnas Simalingkar pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Bekala sedangkan skripsi penulis lebih membahas kehidupan
Sosial Ekonomi masyarakat lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A. Akibat kesamaan ini, skripsi ini dapat menjadi bahan perbandingan agar menghasilkan penelitian yang baik.
Basrowi dalam bukunya “Pengantar Sosiologi” yang membahas tentang masyarakat. Dalam buku ini mengungkapkan tentang istilah masyarakat, istilah masyarakat berasal dari
bahasa arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “musyaraka” yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society”, yang sebelumnya berasal
dari kata lain “socius”, berarti “kawan” Koentjoroningrat, 1980. Pendapat sejenis juga terdapat dalam buku; Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial, karangan Abdul Syani 1987,
dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata musyarak arab, yang artinya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya
mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat Indonesia. Buku ini menceritakan arti dari masyarakat dari berbagai bahasa, namun arti dari
masyarakat yang sebenarnya adalah berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Buku ini merupakan buku pendukung dalam
penulisan skripsi ini, karena skripsi ini membahas tentang kehidupan masyarakat. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto Ed dalam bukunya “ Sosiologi Teks Pengantar
dan Terapan”. Dalam buku ini menceritakan tentang perubahan sosial. Semua orang bersepakat bahwa kehidupan sosial tidaklah statis, melainkan selalu berubah secara dinamis.
Tapi, tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam mengartikan perubahan sosial. Malah, konsep perubahan sosial sempat diberi makna intuitif dan sebagai suatu mitos belaka.
Dalam perkembangannya pun para ahli memperlihatkan perbedaan dalam memahami perubahan sosial. Pemaknaan konsep perubahan sosial kelihatannya masih problematik
hingga kini. Buku ini merupakan buku pendukung karena buku ini membahas tentang perubahan
sosial, topik buku ini sama dengan topik yang dibahas penulis yaitu tentang perubahan- perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dari tahun 1986-2000. Sehingga buku
ini dapat menjadi reverensi atau buku pendukung dalam penulisan skripsi ini.
1.5. Metode Penelitian