H
1
= H terkoreksi t
= banyaknya pengamatan seri Data hasil uji Kruskal Wallis apabila menunjukkan beda nyata, maka
dilanjutkan dengan uji lanjut perbandingan berganda multiple comparison untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Uji lanjut perbandingan berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
| ̅
̅ |
⁄
√ ⁄
Keterangan: ̅
= rata-rata ranking perlakuan ke-i ̅ = rata-rata ranking perlakuan ke-j
k = banyaknya ulangan
n = jumlah data total
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komposisi Proksimat Lele Dumbo Afkir
Bahan baku yang digunakan untuk membuat konsentrat protein ikan dan tepung tulang adalah ikan lele dumbo Clarias gariepienus afkir. Komposisi
proksimat ikan lele dumbo afkir dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Komposisi proksimat ikan lele dumbo afkir
Komposisi Persentase bb
Air Protein
73,82±18 16,63±0,39
Lemak 0,90±0,14
Abu 0,75±0,08
Karbohidrat 7,92±1,15
Venugoval 2008 menyatakan bahwa ikan yang tergolong berlemak rendah mempunyai kadar lemak kurang dari 3, berlemak sedang memiliki kadar
lemak 3-5 dan berlemak tinggi mempunyai kadar lemak lebih dari 7, sedangkan ikan yang berprotein tinggi mempunyai kisaran protein 15-20.
Berdasarkan pernyataan Venugoval 2008 tersebut, maka hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa ikan lele dumbo afkir mempunyai kadar lemak rendah, yaitu
0,90 bb dan kadar protein yang tinggi, yaitu 16,63 bb. Ikan berkadar lemak rendah merupakan bahan baku yang sesuai untuk
pembuatan KPI. Proses pembuatan KPI melibatkan proses pengurangan kandungan lemak dan air melalui proses ekstraksi sehingga penggunaan ikan
berkadar lemak rendah diharapkan dapat mempermudah proses pengurangan lemak agar dihasilkan KPI dengan kadar protein yang tinggi.
Kandungan abu ikan lele dumbo afkir sebesar 0,75. Kandungan abu dapat berasal dari kandungan mineral, jenis-jenis mineral yang banyak terdapat
dalam ikan lele adalah kalsium, fosfor dan kalium Khairuman dan Khairul 2002.
4.2 Karakteristik KPI Lele Dumbo Afkir
Konsentrat protein ikan dibuat berdasarkan perlakuan kombinasi lama 20, 30, 40 menit dan pengulangan tahapan ekstraksi 1, 2, 3, 4 kali dengan
menggunakan pelarut etanol 95, kemudian dipilih metode perlakuan terbaik dari salah satu metode tersebut untuk diaplikasikan dalam penelitian selanjutnya.
Metode terbaik dipilih berdasarkan standar FAO 1976 KPI tipe A dengan kriteria kadar lemak maksimal 0,75, kadar protein minimal 67,5, skor organoleptik
bau ikan lemah dan derajat putih tinggi serta rendemen tinggi.
4.2.1 Kadar lemak KPI lele dumbo afkir
Kadar lemak merupakan salah satu parameter penentu mutu KPI. FAO 1976 membagi kriteria mutu KPI berdasarkan kadar lemak, yaitu KPI tipe A,
tipe B, dan tipe C. Konsentrat protein ikan tipe A memiliki kadar lemak dibawah 0,75, KPI tipe B mengandung kadar lemak dibawah 3 sedangkan KPI tipe C
memiliki kadar lemak dibawah 10. Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir terbaik adalah KPI yang mengandung kadar lemak yang rendah, dalam hal ini
adalah KPI tipe A. Pemilihan metode pembuatan KPI lele dumbo afkir terbaik adalah metode yang dapat menghasilkan KPI lele dumbo afkir berkadar lemak
paling rendah. Hasil analisis ragam kadar lemak KPI lele dumbo afkir dapat dilihat pada Lampiran 3, sedangkan histogram rerata kadar lemak KPI lele dumbo
afkir dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Histogram pengaruh lama ekstraksi dan pengulangan ekstraksi
terhadap kadar lemak KPI lele dumbo afkir. Lama ekstraksi: 20
menit, 30 menit,
40 menit. Angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b menunjukkan berbeda nyata p0,05.
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0 3,5
4,0 4,5
5,0
1x 2x
3x 4x
K ada
r lem
ak bk
Pengulangan tahapan ekstraksi
a b
b b