Pengertian Yurisdiksi Negara Pantai

di dunia untuk berhasil meskipun banyak dan rumitnya masalah-masalah yang dihadapin. 34

B. Pengertian Yurisdiksi Negara Pantai

Yurisdiksi negara dalam hukum internasional merupakan hak dari suatu negara untuk mengatur dan mempengaruhi dengan langkah-langkah yang bersifat legislatif, yudikatif, eksekutif atas hak-hak individu, milik atau harta kekayaanya, prilaku-prilaku atau pristiwa-pristiwa yang tidak semata-mata merupakan masalah dalam negeri 35 . Yurisdiksi juga merupakan perwujudan dari kedaulatan, kedaulatan negara tidak boleh dilaksanakan di negara berdaulat yang lain, kecuali atas izin dari negara yang bersangkutan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yurisdiksi memiliki dua pengertian yaitu: a Kekuasaan mengadili; lingkup kekuasaan kehakiman; peradilan, b Lingkungan hak dan kewajiban, serta tanggung jawab di suatu wilayah atau lingkungan kerja tertentu; kekuasaan hukum 36 34 Ibid , hal 89. 35 Yurisdiksi Negara, sebagaimana dimuat dalam http:am8ara.wordpress.com20120501yurisdiksi-negara Diakses pada tanggal 18 februari 2015 36 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa indonesia, edisi ketiga, Jakarta : Balai pustaka , 2005 , hal 1278. , sehingga bisa dikatakan bahwa yurisdiksi negara pantai adalah hak dari suatu negara yang memiki pantai untuk melakukan suatu kegiatan di wilayah kekuasaanya serta mempunyai wewenang atas wilayah tersebut jika terjadi suatu pelanggaran hukum yg dilakukan oleh suatu negara di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksinya sesuai dengan ketutentuan hukum internasional. Yurisdiksi dapat digolongkan kedalam prinsip-prinsip jurisdiksi, yaitu : yurisdiksi teritorial , yurisdiksi personal, dan yurisdiksi menurut perlindungan. Menurut prinsip yurisdiksi teritorial, negara mempunyai yurisdiksi terhadap semua persoalan dan kejadian di dalam wilayahnya. Prinsip ini adalah prinsip yang paling penting dalam hukum internasional. 37 Pada dasarnya negara pantai berhak untuk melaksanakan yurisdiksinya di laut teritorial 38 , prinsip yurisdiksi teritorial yang dimiliki oleh suatu negara pantai tampak dalam hasil Konfrensi Kodifikasi Hukum Laut Den Hag 1930 . Negara pantai dapat menikmati yurisdiksi eksklusif atas tanah dan lapisan tanah dibawahnya sejauh 12 mil laut diukur dari garis dasar sepanjang pantai yang mengelilingi negara tersebut , yang dimaksud dengan garis dasar disini adalah garis yang ditarik dari pantai pada saat air laut surut. Negara pantai mempunyai kedaulatan atas laut teritorial, ruang udara diatasnya, dasar laut dan tanah dibawahnya serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya 39 37 Tinjauan Umum Tentang Yurisdiksi Negara , sebagaimana dimuat dalam http:scribd.comdoc97763144 Diakses pada tanggal 18 februari 2015 38 http:mylittlefairy.blogspot.com201011yurisdiksi.html?m=1 Diakses pada tanggal 18 februari 39 Makalah hukum laut , sebagiamana dimuat https:ibelboyz.wordpress.com20110604 Diakses pada tanggal 18 februari 2015 , namun tidak semua negara memilliki pantai hanya negara yang memiliki pantai yang berhak melaksanakan yurisdiksinya di wilayah lautnya sesuai dengan apa yang sudah diatur di dalam UNCLOS 1982.

C. YURISDIKSI NEGARA PANTAI DI WILAYAH LAUT MENURUT

Dokumen yang terkait

Pengaturan Hukum Internasional Illegal Fishing Oleh Nelayan Asing Pada Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

13 99 128

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA (Studi pada Polisi Air Laut (Polair) Polda Lampung)

2 14 57

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENCURIAN IKAN OLEH KAPAL ASING DI WILAYAH HUKUM LAUT INDONESIA

1 15 54

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KAPAL ASING YANG MELAKUKAN ILLEGAL FISHING DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA DITINJAU DARI KONVENSI HUKUM LAUT 1982.

0 0 6

SENGKETA PERBATASAN LAUT ANTARA INDONESIA-MALAYSIA PADA BLOK AMBALAT DI TINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 1 16

BAB II YURISDIKSI NEGARA PANTAI DI ATAS WILAYAH LAUT BERDASARKAN KETENTUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL A. Sejarah Hukum Laut Internasional - Pencurian Ikan (Illegal Fishing) Oleh Nelayan Asing Di Wilayah Laut Indonesia Di Tinjau Dari Hukum Laut Internasional

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pencurian Ikan (Illegal Fishing) Oleh Nelayan Asing Di Wilayah Laut Indonesia Di Tinjau Dari Hukum Laut Internasional

0 0 17

Pencurian Ikan (Illegal Fishing) Oleh Nelayan Asing Di Wilayah Laut Indonesia Di Tinjau Dari Hukum Laut Internasional

0 0 13

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KAPAL ASING YANG MELAKUKAN ILLEGAL FISHING DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL (STUDI KASUS KAPAL KWAY FEY 10078 BERBENDERA TIONGKOK). - UNS Institutional Repository

0 1 12

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI ILLEGAL FISHING OLEH KAPAL ASING DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL (UNCLOS 1982) - Unissula Repository

0 1 27