Mencermati dua rumusan mengenai apa yang dimaksud dengan wilayah laut indonesia baik dalam Undang-Undang Nomor 4 prp Tahun 1960 maupun dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan maka yang termasuk wilayah perairan Indonesia yaitu;
laut teritorial Indonesia, perairan pedalaman, dan perairan kepulauan
80
D. Yurisdiksi Negara Indonesia Atas Pencurian Ikan Illegal Fishing Oleh
Nelayan Asing di Wilayah Laut Indonesia
, dan wilayah yurisdiksi Indonesia meliputi: zona tambahan, zona ekonomi eksklusif,
dan landas kontinen
Pengelolahan sumber kekayaan laut memerlukan suatu kebijaksanaan pemerintah yang bersifat makro dan terpadu, dan di topang oleh perangkat hukum
yang kuat. Hukum berfungsi sebagai pelindung manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, maka hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum selain
dapat dilaksanakan secara normal dan damai, juga dapat dilaksanakan manakala terjadi pelanggaran hukum, dalam hal inilah hukum yang telah dilanggar itu harus
ditegakkan , melalui hukum tersebut hukum kemudian menjadi kenyataan
81
80
Sekilas tentang wilayah perairan Indoensia, sebagaimana dimuat dalam http:boyyendratamin.blogspot.com201108sekilas wilayah perairan Indonesia.html?m=1 ,
Diakses pada tanggal 11 maret 2015
81
Sudikno Martokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta:Liberty, 1996 , hal 140
. Salah satunya adalah penegakan hukum atas pencurian ikan yang dilakukan oleh
nelayan asing di wilayah perairan Indonesia, maka Indonesia mempunyai yurisdiksi atau wewenang terhadap kapal-kapal yang sudah melakukan
pelanggaran hukum di laut Indonesia . Untuk mengetahui kewenangan Indonesia
sebagai negara pantai dalam menegakkan hukumnya di wilayah laut dibawah kedaulatanya, maka penting untuk diketahui mengenai yurisdiksi yang
mempersentasikan hak dan kewenangan negara tersebut atas penerapan hukum nasionalnya. Penegakan hukum di wilayah laut indonesia menggunakan yurisdiksi
yang berasaskan teritorial, asas teritorial menetapkan bahwa yurisdiksi negara berlaku bagi orang, perbuatan, benda yang ada di wilayahnya. Prinsip yurisdiksi
teritorial digunakan untuk menentukan kewenangan negara pantai sebagai existing powers untuk menanggulangi tindak pidana yang terjadi di wilayah lautnya,
penerapan yurisdiksi ini teritorial dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana yang terjadi di indonesia memeberikan pemahaman bahwa prinsip ini
menganggap hukum pidana Indonesia berlaku dalam wilayah Republik Indonesia bagi siapapun yang melakukan tindak pidana. Hak-hak berdaulat dan yurisdiksi
khusus yang dimiliki Indonesia atas wilayah laut di bawah yurisdiksi mengandung arti bahwa Indonesia berhak mengatur segalanya tanpa mengesampingkan hukum
internasional, terutama hukum laut.
82
Adapun peraturan yang mengatur tentang hal tersebut adalah Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang. Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan. Dimana dalam hal pengawasan perikanan dilakukan oleh pengawas perikanan, pengawas perikanan berwenang untuk
menghentikan , memeriksa , membawa , menahan dan menangkap kapal atau orang yang diduga atau patut diduga melakukan tindak pidana perikanan di
wilayah pengelolahan perikanan Negara Republik Indonesia sampai dengan
82
Farida Puspitasari, SH, M.hum., Makalah Penegakan Hukum Diwilayah Laut Indonesia, sebagaimana dimuat dalam http:scribd.comdoc24491228 , Diakses pada tanggal
13 maret 2015
diserahkanya kapal atau orang tersebut di pelabuhan tempat perkara tersebut dapat diproses lebih lanjut
83
. Penyidikan tindak pidana dibidang perikanan di wilayah pengelolahan perikanan Negara Republik Indonesia dilakukan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Perikanan , Penyidik perwira TNI AL, dan atau Penyidik kepolisian Negara Republik Indonesia
84
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana
di bidang perikanan; , sesuai dengan pasal 73 A Undang-
Undang Nomor 45 Tahun 2009 penyidik berwenang untuk:
b. Memanggil dan memeriksa tersangka danatau saksi untuk di dengar
keteranganya; c.
Membawa dan menghadapkan seseorang sebagai tersangka danatau saksi untuk dimintai keteranganya;
d. Menggeledah sarana dan prasarana perikanan yang diduga digunakan dalam
atau menjadi tempat melakukan tindak pidana; e.
Menghentikan, memeriksa, menangkap, membawa, danatau menahan kapal danatau orang yang disangka melakukan tindak pidana di bidang perikanan;
f. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen usaha perikanan;
g. Memotret tersangka atau barang bukti tindak pidana perikanan;
h. Mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubunganya dengan tindak pidana
di bidang perikanan; i.
Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan;
83
Pasal 66 UU No 49 Tahun 2009
84
Pasal 73 ayat 1 UU No 49 Tahun 2009
j. Melakukan penyitaan terhadap barang bukti yang digunakan atauhasil tindak
pidana; k.
Melakukan penghentian penyidikan;dan l.
Mengadakan tindakan lain yang menurut hukum dapat dipetanggungjawabkan. Pemerintah mulai bersikap tegas terhadap kapal-kapal asing yang
melakukan penangkapan ikan tanpa izin di wilayah perairan Indonesia. Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan sikap tegas pemerintah
tersebut sebagai pelaksanaan perintah Presiden Joko Widodo terkait pengamanan laut dan penganggulanganan penangakapan ikan tanpa izin illegal fishing.
Indroyono yang di dampingi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan “presiden juga menegaskan perintah agar aparat
pengamanan laut agar menenggelamkan kapal asing yang melakukan pencurian ikan”
85
1. Setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, danatau
menggunakan alat penangkap ikan yang menganggu dan merusak , tindakan tegas dari pemerintah ini berdasarkan Undang-Undang Nomor
45 Tahun 2009 tentang Perikanan pada pasal 69 ayat 4 yang menyebutkan bahwa dalam melaksanakan fungsi dalam ayat 1 penyidik dan atau pengawasan
perikanan dapat melakukan pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Selain
ditenggelamkan dan dibakar undang-undang perikanan juga mengatur mengenai sanksi pidana dan denda , yaitu sebagai berikut:
85
Jumpa pers di kantor KKP di Jakarta pada jumat 21112014 , Sebagimana dikutip dalam http:www.mongabay.co.id20141112pemerintah-mulai-tegas-tangkap-kapal-illegal-
fishing Diakses pada tanggal 13 maret 2015
keberlanjutan sumber daya ikan di kapal pengangkapan ikan di wilayah pengelolahan perikanan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 dua milyar rupiah pasal 85
2. Setiap orang yang memiliki danatau mengoperasikan kapal pengangkap ikan
berbendera Indonesia melakukan pengangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia danatau di laut lepas, yang tidak
memiliki SIPI sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat 1, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp.
2.000.000.000,00 dua milyar rupiah pasal 93 ayat 1 3.
Setiap orang yang memiliki danatau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing melakukan pengangkapan ikan di ZEEI yang tidak memiliki
SIPI sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat 2, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp. 20.000.000.000,00
dua puluh milyar rupiah pasal 93 ayat 2 Itulah beberapa yurisdiksi atau wewenang Indonesia atas pencurian ikan
oleh kapal nelayan asing yang dilakukan di wilayah perairanya yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan nasional Negara Republik Indonesia tanpa
mengenyampingkan Hukum Internasional terutama hukum laut.
BAB IV UPAYA INDONESIA DALAM MENANGANI MASALAH PENCURIAN