huruf, menguasai lebih besar keterampilan dan video games, dan kemampuan bermain komputer Muscari, 2005.
3. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget dalam Wong 2009, anak usia sekolah berada pada tahap operasional konkret. Pada usia ini cara berpikir menjadi semakin
logis dan masuk akal. Anak-anak mampu mengklasifikasi, mengurutkan, menyusun, dan mengatur fakta tentang dunia untuk menyelesaikan
masalah. Mereka menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka rasakan. Cara berpikir bersifat induktif,
yaitu cara berpikir yang tidak lagi berpusat pada diri sendiri namun mempertimbangkan sudut pandang orang lain yang berbeda dengan sudut
pandang mereka sendiri.
4. Perkembangan psikososial
Erikson mengidentifikasi masalah sentral psikososial pada masa ini sebagai krisis antara keaktifan dan inferioritas Behrman, Kliegman,
Arvin, 2000. Pada tahap ini anak-anak belajar berkompetisi dan bekerja sama dengan orang lain dan mereka mau terlibat dalam tugas dan
aktivitas. Rasa inferioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak
dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka Wong, 2009.
5. Perkembangan emosional
Pada usia ini anak mulai belajar mengendalikan reaksi emosinya dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat diterima lingkungannya
misalnya anak usia sekolah tidak lagi menjerit-jerit dan berguling jika keinginannya tidak dipenuhi. Memang masih sering terjadi bahwa di
rumah anak-anak usia ini kurang besar motivasinya untuk mengendalikan emosinya bila dibandingkan dengan kontrol emosi yang dilakukannya di
luar rumah diantara teman atau di sekolah Gunarsa, 2008.
6. Perkembangan psikoseksual
Menurut Freud perkembangan ini disebut sebagai fase latensi. Pada periode ini anak lebih memperhatikan belajar dengan segala perhatian
sehingga yang menonjol adalah intelektualnya dan fisiknya untuk menghadapi pubertas Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007. Anak
usia antara 6-12 tahun, mempunyai tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara simultan memberikan
kemampuan pada anak usia sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi teman-temannya. Sebagai akibatnya, penghargaan
diri menjadi masalah sentral Behrman, Kliegman, Arvin, 2000.
E. Asuhan berpusat pada keluarga Family-Centered Care
1. Pengertian Family-Centered Care Perawatan berpusat pada keluarga didasarkan pada pemahaman
bahwa keluarga merupakan sumber utama kekuatan dan dukungan pada anak. Persepsi dan informasi yang didapatkan oleh keluarga dan anak