4.2. Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat
4.2.1. Penduduk
Pulau Lingayan merupakan pulau kecil terluar dan merupakan pulau perbatasan yang telah berpenghuni. Jumlah penduduk di pulau ini terdiri dari
269 jiwa, yang terdiri dari + 62 Kepala Keluarga KK. Masyarakat di Pulau Lingayan seluruhnya beragama Islam. Komposisi penduduk yang tinggal di
pulau ini terdiri dari 133 jiwa pria dan 136 jiwa perempuan, dengan jumlah usia angkatan kerja sebanyak 159 orang. Keberadaan penduduk di Pulau Lingayan
adalah satu unsur kekuatan, dimana keberadaan penduduk ini telah mampu berdaptasi secara ekologis dengan kondisi lingkungan di Pulau Lingayan dan
merupakan sumberdaya manusia yang diproyeksikan menjadi subyek dalam pengembangan budidaya laut kedepan di pulau ini.
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk berdasarkan data tahun 2006 menunjukkan kondisi yang kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan tingginya angka atau jumlah
penduduk yang buta huruf dan tidak tamat SD 67,97 serta sangat rendahnya jumlah penduduk yang berpendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Atas
SMA. Di Pulau Lingayan hingga saat ini, jumlah penduduk yang mengecap bangku sekolah setingkat SMA baru lima orang LEPSSDAL, 2005; dan DKP,
2006
4.2.3. Mata Pencaharian Masyarakat
Masyarakat di Pulau Lingayan sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, dengan komoditas utama hasil tangkap mereka adalah ikan
karang hidup. Selain sebagai nelayan, aktivitas perekonomian lainnya yang dilakukan masyarakat di Pulau Lingayan adalah budidaya rumput laut, mengolah
kopra, mengolah ikan kering, dan pembuatan arang dari batok kelapa Gambar 4. Aktivitas ekonomi masyarakat Pulau Lingayan menghasilkan pendapatan
rata-rata masyarakat pulau sebesar Rp.700.000,- tiap bulannya LEPSSDAL, 2005 dan DKP, 2006.
Gambar 4 Beberapa aktivitas ekonomi masyarakat di Pulau Lingayan
Beberapa anggota masyarakat telah melakukan usaha budidaya rumput laut, yaitu sejumlah empat KK dan dua orang pelaksana usaha penampungan
ikan karang hidup. Usaha budidaya rumput laut yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode tali rawai longlines pada areal terbatas di perairan sekitar
pemukiman warga. Sedangkan usaha penampungan ikan karang hidup dilakukan dengan sistem keramba jaring apung KJA. Keberadaan anggota
masyarakat ini merupakan kekuatan dimana mereka telah memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan budidaya rumput laut dan penanganan ikan
karangkerapu hidup. Keberadaan anggota masyarakat ini diproyeksikan dapat didorong menjadi motivator bagi masyarakat Pulau Lingayan untuk program
pengembangan budidaya laut kedepan.
4.3. Sarana Dan Prasarana