Melicope Kajian Floristik Suku Rutaceae Di Kawasan Madura

80 Catatan : Spesimen Teijsmann s.n. yang dikoleksi dari Madura hanya disimpan di Leiden, sehingga deskripsi jenis mengacu pada spesimen dari Jawa dan deskripsi menurut Hartley 2001.

3. Acronychia

Acronychia J. R. Forst. G. Forst., Char. Gen. Pl. 27. 1775; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 101. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 412. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 358. 1995; Zhang Hartley, Fl. China 11: 76. 1998; Hartley, Fl. Australia 26: 104. 2013. Jambolifera L., Sp. Pl. 1: 349. 1753; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 14. 1948. Distribusi : Marga Acronychia terdiri dari 48 jenis dan tersebar mulai dari India bagian timur ke Taiwan hingga Australia serta Kaledonia Baru Hartley 2013. Jenis yang terdapat di kawasan Madura adalah Acronychia trifoliolata. Etimologi : Berasal dari bahasa yunani akron ujung dan onychos cakar, merujuk pada ujung daun mahkota bunga yang berbentuk seperti cakar Acronychia trifoliolata Zoll. Moritzi var. trifoliolata Gambar 34 Acronychia trifoliolata Zoll. Moritzi, Natuur- Geneesk. Arch. Ned.-Indië 2: 585. 1845; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 101. 1965. Acronychia halmaheirae Miq., Ann. Mus. Lugd.-Bat. 3: 245. 1867. Acronychia andrewsi Baker f., Monog. Christmas Isl. 174. 1900. Pohon. Ranting gilig, tidak berduri, gundul. Daun berhadapan, majemuk berpinak daun 3; tangkai daun 1.5 –5.3 cm, berbantalan, tidak bersayap bertepi. Anak daun bertangkai sangat pendek, 2 –4 mm; helaian menjorong-membundar telur sungsang, 4.2 –10.8 × 1.9–4.7 cm, pangkal membaji, ujung meruncing- menumpul, tepi rata, menjangat, berbintik-bintik kelenjar, gundul. Bunga tidak diamati. Buah batu, membulat telur, 6 –8 × 8–9 mm, mengayu, berbintik-bintik kelenjar, tidak membengang; lokul buah 4; biji 1 perlokul, hitam, pipih, 3 –4 mm. Distribusi : Malesia, Nugini, Kepulauan Solomon. Madura: Kangean Gambu- gambu. Habitat : Acronychia trifoliolata tumbuh di hutan primer, hutan sekunder, hutan campuran dan batas hutan Casuarina pada ketinggian 600 –1750 m dpl. Nama lokal : tidak diketahui. Pemanfaatan : Acronychia trifoliolata belum termanfaatkan. Spesimen yang diamati : Kangean CA Backer 28007. Ciri buah diamati dari spesimen JJ Afriastini Bl-46 Bali. Etimologi : Epitet trifoliolata merujuk pada jumlah anak daun. Catatan : Jenis ini terbagi menjadi 3 varietas. Acronychia trifoliolata var. trifoliolata tersebar di Jawa, Kangean, Bawean, Kepulauan Sunda Kecil, Pulau Christmas, dan Kepulauan Solomon. Dua varietas lainnya yaitu, A. trifoliolata var. ampla Hartley dan A. trifoliolata var. microcarpa Hartley tersebar di kawasan Papua dan Nugini. 81 Gambar 34 Lunasia amara Blanco dan Acronychia trifoliata Zoll. Moritzi di kawasan Madura. Lunasia amara: A. ranting; B. karangan bunga; C. buah bumbung tampak bawah; D. buah bumbung tampak atas; E. daun; F. ranting A. trifoliata

4. Lunasia

Lunasia Blanco, Fl. Filip. 783. 1837; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 10. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 99. 1965; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 379. 1995; Hartley, Fl. Australia 26: 60. 2013. Distribusi : Marga Lunasia hanya terdiri dari 1 jenis, Lunasia amara, yang tersebar mulai dari Filipina, Jawa hingga Australia. Jenis ini terdiri dari dua varietas yaitu L. amara var. amara dan L. amara var. babuyanica. Varietas terakhir hanya tersebar di Pulau Babuyan, Filipina Hartley 1967. Etimologi : Epitet Lunasia berasal dari Bahasa Tagalog, Lunas, yang merupakan salah satu nama lokal untuk Lunasia amara. E F D C B A 82 Lunasia amara Blanco var. amara Gambar 34 Lunasia amara Blanco, Fl. Filip. 793. 1837; Backer, Schoolfl. Java 181. 1911; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 10. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 99. 1965; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 379, 380. 1995; Hartley, Fl. Australia 26: 61. 2013. Perdu, tegak, tidak berduri, hampir seluruh bagian ditutupi oleh trikoma membintang. Ranting gilig, kecokelatan. Daun spiral, majemuk berpinak daun 1; tangkai tidak bersayap, 4 –16.5 cm, berbantalan. Anak daun helaian menjorong- membundar telur sungsang, 12.7 –43.5 × 5.1–15.5 cm, pangkal menjantung, tepi mengombak-bergigi, ujung meruncing-bertakik, menjangat, gundul, berbintik- bintik kelenjar. Perbungaan aksilar, tandan, 1 –13 cm, betina dan jantan. Bunga jantan duduk; daun kelopak bunga 0.5 mm; daun mahkota bunga 1 mm; benang sari 1 mm; bunga betina tidak diamati. Buah kering, terdiri dari 3 bumbung, membulat telur sungsang, bagian atas terpotong, 1 –1.1 × 0.9–1 cm, berbintik- bintik kelenjar, membengang di bagian atas, berusuk di bagian atas, cokelat. Distribusi : Filipina, Borneo, Jawa Timur, Nugini hingga Australia. Madura: Pada saat ini ditemukan di Kangean Patapan. Habitat : Lunasia amara tumbuh di dekat pantai, hutan dataran rendah, hutan kering, semak belukar dan hutan primer pada ketinggian mulai dari 1 hingga 900 m dpl. Jenis ini tumbuh di daerah kering di Madura. Nama lokal : Pamaitan, panaitan Madura; kemaitan, maitan Jawa. Pemanfaatan : Secara tradisional, serpihan kulit batang dicampur dengan air kemudian dipakai sebagai obat mata. Pemanfaatan pamaitan di masa lalu yang terlupakan yaitu air rebusan kulit batang yang telah dicampur tawas digunakan sebagai obat gosok untuk bagian tubuh yang bengkak Heyne 1950. Spesimen yang diamati : Madura Teysmann 1748; Kangean CA Backer 26883, R 1714. Etimologi : Epitet amara berasal dari Bahasa Latin yang artinya pahit. Penamaan tersebut diberikan karena bagian kulit batang dari Lunasia amara mengandung senyawa alkaloid yang pahit. Senyawa tersebut yaitu lunasin dan lunakrin Hartley 2013. 5. Zanthoxylum Zanthoxylum L., Sp. Pl. 1: 270. 1753; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 474. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 416. 1995; Hartley, Fl. Australia 26: 74. 2013. Fagara L., Syst. Nat. Ed. 10, 897. 1759; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 3. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 96. 1965. Pohon. Ranting gilig, dengan atau tanpa onak. Daun spiral, majemuk menyirip gasal atau majemuk berpinak daun 3; tangkai daun dan rakis tidak bersayap. Buah kering bertipe bumbung, tunggal, membulat; testa hitam, mengkilat. Distribusi : Marga Zanthoxylum terdiri dari 200 jenis atau lebih dan terdistribusi di kawasan pantropik, dan meluas hingga ke Asia Tengah hingga Amerika Utara Hartley 2013. Jenis yang terdapat di kawasan Madura adalah Zanthoxylum ovalifolium dan Z. rhetsa. 83 Etimologi : Epitet Zanthoxylum berasal dari Bahasa Yunani, xanthox kuning dan xylon kayu, yang merujuk pada bagian kayu yang berwarna kuning. Zanthoxylum ovalifolium Wight Gambar 35 Zanthoxylum ovalifolium Wight, Ill. Ind. Bot. 1: 169. 1839 ‘Zanthoxylon’; Backer, Schoolfl. Java 180. 1911; Hartley, Fl. Australia 26: 78. 2013. Fagara ovalifolium Wight Engl., Nat. Pflanzenfam. Ill. 4: 118. 1896; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 3. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 96. 1965. Pohon. Ranting gilig, gundul, berlentisel, dengan atau tanpa onak, berbintik- bintik kelenjar. Daun spiral, majemuk berpinak daun 3; tangkai daun 2 –3 cm, berbulu balig. Anak daun bertangkai sangat pendek, berbulu balig; helaian melonjong-menjorong-membundar telur sungsang-melanset atau menjantung sungsang, 5 –16.7 × 1.9–6.4 cm, pangkal menirus, ujung melancip, tepi rata- berpicisan, tulang tengah beronak, menjangat, berbintik-bintik kelenjar, gundul, mengkilat. Bunga tidak diamati. Buah bumbung, tunggal, membulat, 6.5 –7 × 7–8 mm, berbintik-bintik kelenjar. Biji 1, membulat, diameter 7 –8 mm, testa hitam, mengkilat. Distribusi : Sikkim, India, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Queensland, Australia. Madura : Pada saat ini ditemukan di Kangean. Habitat : Zanthoxylum ovalifolium tumbuh di hutan monsun dan semak belukar pada ketinggian hingga 1750 m dpl di kawasan Malesia. Nama lokal : Tidak diketahui. Pemanfaatan : Pemanfaatan tidak diketahui. Spesimen yang diamati : Kangean CA Backer 27968; R 1704. Etimologi : Epitet ovalifolium merujuk pada helaian anak daun yang berbentuk bundar telur. Zanthoxylum rhetsa Roxb. DC. Gambar 35 Zanthoxylum rhetsa Roxb. DC., Prodr. 1: 728. 1824; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 475. 1985; Hartley, Fl. Australia 26: 78. 2013; Fagara rhetsa Roxb., Fl. Indica 1: 438. 1820; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145:7. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 97. 1965. Pohon. Ranting gilig, gundul, dengan atau tanpa onak, berbintik-bintik kelenjar. Daun spiral, majemuk menyirip gasal, panjang daun hingga 27 –33 cm; tangkai berbantalan, 4 –5 cm; rakis 2.5–4.5 cm, gundul. Anak daun 13, berseling; tangkai 0.4 –1 cm; helaian melanset, 6–12 × 1.6–4.5 cm, pangkal menyerong, ujung melancip-berekor, tepi rata-beringgitan, menjangat, berbintik-bintik kelenjar, gundul. Bunga tidak diamati. Buah bumbung, tunggal, membulat, 7 –9 × 6–8 mm, berbintik-bintik kelenjar. Biji 1, membulat, diameter 5 –6 mm, testa hitam, mengkilat. Distribusi : India, Sri Lanka, Vietnam sebelah selatan, Semenanjung Malaya, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku pulau Wetar dan Papua sebelah selatan. Madura : Kangean. Habitat : Zanthoxylum rhetsa tumbuh di kawasan yang kering, dekat pantai, hutan monsun dan semak belukar pada ketinggian hingga 500 m dpl. Nama lokal : Kaju tana Madura.