Limonia Kajian Floristik Suku Rutaceae Di Kawasan Madura

64 Gambar 27 Limonia acidissima L. A. habitus; B. daun sisi adaksial; C. daun sisi abaksial; D. ranting berbuah; E. buah tampak samping; F. bagian dalam buah muda dengan pulpa berwarna putih; G. biji yang tertanam kuat dalam pulpa panah Luvunga monophylla DC. Mabb. Gambar 28 Luvunga monophylla DC. Mabb., Telopea 7: 334. 1998; Mabberley, Fl. Australia 26: 503. 2013; Triphasia monophylla DC., Prod. 1: 536. 1824. Paramignya trimera Oliv. Burkill, Gard. Bull. Straits Settlem. 5: 213. 1931; Atalantia trimera Oliv., J. Linn. Soc. Bot. 5, suppl. 2:24. 1861; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 25. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 106. 1965. Perdu, ranting memanjat, 1.5 m. Ranting gundul, berbintik-bintik kelenjar; duri tunggal, aksilar, melengkung seperti kait, 0.1 –5.8 cm, ujung kecokelatan. Daun spiral, tunggal; tangkai 0.2 –0.7 cm, tangkai daun lebih pendek dari panjang helaian, berbulu balig; helaian memita, melonjong, melanset sungsang, membundar telur-membundar telur sungsang atau menjantung sungsang, 2.4 –9 × 0.4 –3.8 cm, pangkal membundar, ujung bergubang, tepi rata, permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda, menjangat, gundul, berbintik-bintik D E F G B A C D 65 kelenjar. Perbungaan aksilar, tandan pendek, 0.5 –2 cm, banci; kuncup bunga membulat telur, 2 –3 mm. Bunga pedisel hingga 1 mm; daun kelopak bunga berlekatan, memangkuk, bercuping 3, 1 mm; daun mahkota bunga berlepasan, 3, menjorong, 3 mm; benang sari 6, berlepasan, 1.5 mm; tangkai sari sangat pendek, 0.5 mm; kepala sari 1 mm; putik 2 mm; bakal buah membulat telur; tangkai putik sangat pendek; kepala putik mementol. Buah baka, membulat-membulat telur sungsang, pangkal cembung, ujung cembung, 6 –7 × 5–6 mm. Biji 1, testa tipis; kotiledon satu sisi datar dan sisi lain cembung. Distribusi : Jawa, Filipina hingga Australia sebelah Utara. Madura: Pada penelitian ini ditemukan di Sampang Ghuwa Lebar dan Kangean. Habitat : Jenis ini tumbuh di kawasan berkapur atau hutan monsun dan hidup di Madura pada ketinggian 44 m dpl. Nama lokal : Jherruk-jherrukan Madura. Spesimen yang diamati : Sampang Donkersloot s.n., ASDI 01; Kangean Dommers 258, R 1728. Pemanfaatan : Jenis ini belum termanfaatkan di Madura. Etimologi : Epitet monophylla berasal dari Bahasa Yunani mono dan phyllos yang berarti ‘berdaun tunggal’ di mana kata tersebut merujuk pada daun tunggal yang dimiliki oleh Luvunga monophylla. Gambar 28 Luvunga monophylla DC. Mabb. A. habitus; B. ranting vegetatif; C. daun sisi adaksial; D. daun sisi abaksial; E. ranting berbunga; F. karangan bunga E F D C B A 66

7. Micromelum

Micromelum Blume, Bijdr. 137. 1825; Backer, Schoolfl. Java 183. 1911; Swingle, Citrus Ind. 1: 139. 1943; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 18. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 103. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 454. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 398. 1995; Zhang Hartley, Fl. China 11: 79. 1998; Mabberley, Fl. Australia 26: 496. 2013. Distribusi : Marga Micromelum terdiri dari 10 jenis dan terdistribusi mulai dari India, Sri Lanka, Bangladesh, Cina Selatan, Indocina, Malesia, Australia hingga Kaledonia Baru serta Pasifik Selatan Mabberley 2013. Jenis yang terdapat di kawasan Madura adalah Micromelum minutum. Etimologi : Epitet Micromelum berasal dari Bahasa Yunani micro kecil dan melon apel yang berarti apel berukuran kecil. Micromelum minutum G. Forst. Wight Arn. Gambar 29 Micromelum minutum G. Forst. Wight Arn., Prodr. Fl. Indica Orient. 448. 1834; Swingle, Citrus Ind. 1: 149. 1943; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 18. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 106. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 454, 455. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 400. 1995; Mabberley Fl. Australia 26: 497. 2013; Limonia minuta G. Forst., Fl. Insul. Austr. Prodr. 33. 1786. Micromelum pubescens Blume, Bijdr. 138 1825; Backer, Schoolfl. Java 183. 1911; Swingle, Citrus Ind. 1: 143. 1943. Perdu-pohon, 2 m. Ranting gilig, tidak berduri, berbulu balig, berbintik- bintik kelenjar. Daun spiral, majemuk menyirip gasal, panjang daun 15.5 –46 cm; tangkai tidak bersayap, 1.6 –3.7 cm, berbulu balig; rakis 0.7–3.2 cm; berbulu balig. Anak daun 9 –14, berseling; tangkai 0.5–8 mm, berbulu balig; helaian membundar telur-menjorong, 0.7 –16.2 × 0.7–7 cm, pangkal menyerong-membaji atau menumpul, tepi rata, ujung meruncing-melancip atau membundar, tulang tengah dan rusuk daun berbulu balig, permukaan atas hijau, membeledu, permukaan bawah hijau, berbintik-bintik kelenjar, menjangat. Perbungaan terminal, gundung, banyak bunga, banci; kuncup bunga membulat-membulat telur-membulat telur sungsang, 2 –5 mm. Bunga pedisel 0.5–2 mm, berambut menggimbal; daun kelopak bunga berlekatan, memangkuk, bercuping 5, hijau, berambut menggimbal; daun mahkota bunga mengatup, 5, hijau, bagian luar berambut menggimbal keemasan; benang sari 10, ukuran tidak sama, berlepasan; tangkai sari memita, 2 –3 mm, gundul; kepala sari melekat pangkal; bakal buah membulat telur sungsang, 1 mm, berambut memasai; tangkai putik 1 mm; kepala putik mementol. Buah baka, membundar telur, pangkal cembung, ujung melancip, 5 –6 × 4–5 mm, berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan. Biji 1; kotiledon hijau, pipih, berlipat. Distribusi : Sri Lanka, Indocina, Semenanjung Malaya, Filipina, Borneo, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, Nugini, Australia Utara hingga Kepulauan Pasifik. Madura: Bangkalan Jaddih dan Kangean. Habitat : Jenis ini tumbuh di hutan primer, hutan sekunder, pinggiran hutan, kawasan berkapur, pantai berpasir atau daerah terbuka pada ketinggian hingga 600