66
7. Micromelum
Micromelum Blume, Bijdr. 137. 1825; Backer, Schoolfl. Java 183. 1911; Swingle, Citrus Ind. 1: 139. 1943; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 18.
1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 103. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 454. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 398. 1995; Zhang Hartley, Fl.
China 11: 79. 1998; Mabberley, Fl. Australia 26: 496. 2013.
Distribusi : Marga Micromelum terdiri dari 10 jenis dan terdistribusi mulai dari
India, Sri Lanka, Bangladesh, Cina Selatan, Indocina, Malesia, Australia hingga Kaledonia Baru serta Pasifik Selatan Mabberley 2013. Jenis yang terdapat di
kawasan Madura adalah Micromelum minutum. Etimologi
: Epitet Micromelum berasal dari Bahasa Yunani micro kecil dan melon apel yang berarti apel berukuran kecil.
Micromelum minutum G. Forst. Wight Arn. Gambar 29
Micromelum minutum G. Forst. Wight Arn., Prodr. Fl. Indica Orient. 448. 1834; Swingle, Citrus Ind. 1: 149. 1943; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145:
18. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 106. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 454, 455. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 400. 1995;
Mabberley Fl. Australia 26: 497. 2013; Limonia minuta G. Forst., Fl. Insul. Austr. Prodr. 33. 1786.
Micromelum pubescens Blume, Bijdr. 138 1825; Backer, Schoolfl. Java 183. 1911; Swingle, Citrus Ind. 1: 143. 1943.
Perdu-pohon, 2 m. Ranting gilig, tidak berduri, berbulu balig, berbintik- bintik kelenjar. Daun spiral, majemuk menyirip gasal, panjang daun 15.5
–46 cm; tangkai tidak bersayap, 1.6
–3.7 cm, berbulu balig; rakis 0.7–3.2 cm; berbulu balig.
Anak daun 9
–14, berseling; tangkai 0.5–8 mm, berbulu balig; helaian membundar telur-menjorong, 0.7
–16.2 × 0.7–7 cm, pangkal menyerong-membaji atau menumpul, tepi rata, ujung meruncing-melancip atau membundar, tulang
tengah dan rusuk daun berbulu balig, permukaan atas hijau, membeledu, permukaan bawah hijau, berbintik-bintik kelenjar, menjangat. Perbungaan
terminal, gundung, banyak bunga, banci; kuncup bunga membulat-membulat telur-membulat telur sungsang, 2
–5 mm. Bunga pedisel 0.5–2 mm, berambut
menggimbal; daun kelopak bunga berlekatan, memangkuk, bercuping 5, hijau, berambut menggimbal; daun mahkota bunga mengatup, 5, hijau, bagian luar
berambut menggimbal keemasan; benang sari 10, ukuran tidak sama, berlepasan; tangkai sari memita, 2
–3 mm, gundul; kepala sari melekat pangkal; bakal buah membulat telur sungsang, 1 mm, berambut memasai; tangkai putik 1 mm; kepala
putik mementol. Buah baka, membundar telur, pangkal cembung, ujung melancip, 5
–6 × 4–5 mm, berbintik-bintik kelenjar, hijau kekuningan. Biji 1;
kotiledon hijau, pipih, berlipat. Distribusi
: Sri Lanka, Indocina, Semenanjung Malaya, Filipina, Borneo, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, Nugini,
Australia Utara hingga Kepulauan Pasifik. Madura: Bangkalan Jaddih dan Kangean.
Habitat
: Jenis ini tumbuh di hutan primer, hutan sekunder, pinggiran hutan, kawasan berkapur, pantai berpasir atau daerah terbuka pada ketinggian hingga 600
67 m dpl. Jenis ini tumbuh di bukit kapur pada ketinggian hingga 32 m dpl di
Madura. Nama lokal
: Mentanen Jawa. Pemanfaatan
: Micromelum minutum belum termanfaatkan di kawasan Madura, namun dahulu di Sumatera Selatan irisan bagian akar yang pahit dikunyah
bersama sirih untuk mengobati batuk Heyne 1950. Bagian daun dan akarnya digunakan untuk mengobati scabies, demam, sakit kepala, dan gangguan
menstruasi oleh masyarakat di Indo-Cina, Semenanjung Malaya, serta Filipina Jones 1995.
Spesimen yang diamati
: Bangkalan Dr. C.E.B. Bremekamp s.n., ASDI 32, ASDI 37; Kangean CA Backer 28566, R 1722.
Etimologi
: Epitet minutum berasal dari Bahasa Latin minutus kecil yang merujuk pada ukuran bunga.
Gambar 29 Micromelum minutum G.Forst. Wight Arn. A. habitus; B. daun sisi
adaksial; C. daun sisi abaksial; D-E. karangan bunga; F-G. buah tampak samping; H. penampang melintang buah
F G
H E
D C
B A
68
8. Murraya
Murraya Koenig ex L., Mant. 2: 554, 563. 1771 ‘Murraea’; Swingle,
Citrus Ind. 1: 192. 1943; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 18. 1948; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 103. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 456. 1985;
Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 405. 1995; Zhang Hartley, Fl. China 11: 85. 1998; Mabberley, Fl. Australia 26: 501. 2013.
Perdu atau pohon kecil. Ranting gilig, berbulu balig, tidak berduri. Daun spiral, majemuk menyirip gasal; tangkai daun dan rakis tidak bersayap. Anak daun
berseling-berhadapan. Perbungaan aksilar atau terminal, perbungaan terbatas, gundung atau tunggal, banci; daun kelopak bunga berlekatan, bercuping 5; daun
mahkota bunga berlepasan, menyirap, 5; benang sari 10, berlepasan, ukuran tidak sama; tangkai sari memita, gundul; tangkai putik gundul, berukuran lebih panjang
dari bakal buah, lekas luruh; kepala putik mementol. Buah baka, membulat telur atau menjorong, gundul; lokul 1
–2, berisi pulpa berlendir. Biji 1–2 per lokul, gundul atau berambut; kotiledon datar-cembung.
Distribusi
: Marga Murraya terdiri dari 11 jenis dan terdistribusi di India, Sri Lanka, Asia Tenggara, Taiwan, Kaledonia Baru hingga Australia Utara Kubitzki
et al. 2011. Jenis yang terdapat di kawasan Madura adalah Murraya exotica, M. paniculata, dan M. koenigii.
Etimologi
: Epitet Murraya dipakai untuk menghormati JA Murray, salah satu murid dari Linnaeus.
Kunci determinasi jenis 1 A Jumlah maksimal anak daun 10 helai, buah masak berwarna hitam, testa
licin............................................................................................ M. koenigii B Jumlah maksimal anak daun
≤ 10 helai, buah masak berwarna merah, testa memasai..............................................................................................2
2 A Anak daun membundar telur sungsang, buah membulat telur, kotiledon berwarna kuning kehijauan......................................................... M. exotica
B Anak daun membundar telur-menjorong-melanset menyerong, buah membulat
telur menyempit,
kotiledon berwarna
putih susu
............................................................................................... M. paniculata
Murraya exotica L. Gambar 30
Murraya exotica L., Mant. Pl. 2: 563. 1771 ‘Murraea’; Koorders
Valeton, Bijdrage 4: 243. 1896; Backer, Schoolfl. Java 185. 1911; Backer, Beknopte Fl. Java 6, fam. 145: 19. 1948; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 460.
1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 406. 1995; Zhang Mabberley, Fl. China 11: 86. 1998.
Perdu, tegak, 2 m. Ranting gilig, berbulu balig, tidak berduri, berbintik-bintik kelenjar. Daun spiral, majemuk menyirip gasal dan menyirip genap, panjang daun
2.5 –17.5 cm; tangkai 1.5–2.2 cm, tidak bersayap, berbulu balig; rakis berbulu
balig. Anak daun 3
–9 –10, berhadapan-berseling; tangkai 1–3 mm, berbulu balig; helaian membundar telur sungsang-membundar, 0.5
–4.5 × 0.1–2.2 cm, pangkal membaji-menyerong, ujung bergubang, menumpul atau meruncing-
69 melancip, tepi rata, tulang tengah berbulu balig, permukaan atas hijau tua
mengkilat, permukaan bawah hijau, menjangat, berbintik-bintik kelenjar. Perbungaan
terminal dan aksilar, tirsus atau gundung, harum, banci; kuncup
bunga hijau kekuningan, membulat telur sungsang. Bunga pedisel 3
–5 mm, berbulu balig; daun kelopak bunga berlekatan, bercuping 5
–6, 1–2 mm, menyegitiga sempit, hijau, berbulu balig, berbintik-bintik kelenjar; daun mahkota
bunga berlepasan, menyirap, 5 –6, melanset–melanset sungsang, 1–1.2 × 0.3–0.4
cm, putih, bawah hijau kekuningan, lekas luruh; benang sari berlepasan, 10 –12;
tangkai sari memita, ukuran tidak sama, 5 –6 berukuran panjang, 5–9 mm, 5 –6
berukuran lebih pendek, 3 –5 mm, putih; kepala sari melekat pangkal, hijau
kecokelatan; putik 1; cakram bentuk cincin; bakal buah hijau, melonjong, 1 –2
mm, berbintik-bintik kelenjar; tangkai putik tegak, lebih panjang dari bakal buah, 5
–6 mm, putih, berbintik-bintik kelenjar, lekas luruh; kepala putik mementol, kuning, lebar 1
–2 mm. Buah baka, membulat telur, pangkal cembung, ujung
melancip, 0.4 –1.3 × 0.2–0.9 cm, berbintik-bintik kelenjar, hijau tua saat muda,
merah saat masak, lokul buah 1
–2. Biji 1–2, tertanam dalam pulpa berlendir,
membulat telur, cembung-tertekan; salut biji tipis, jingga; testa kecokelatan, memasai; kotiledon satu sisi datar dan sisi lain cembung, kuning kehijauan, saat
muda hijau. Distribusi
: Cina Selatan, Sri Lanka, Indomalesia hingga Cina dan Kaledonia
Baru. Madura: Bangkalan Gili, Pamekasan Mandilaras, Larangan Timur. Habitat
: Murraya exotica ditanam di daerah terbuka pada ketinggian 19 –40 m dpl
di kawasan Madura. Nama lokal
: Pacar aeng Madura; kemuning Indonesia. Pemanfaatan
: Jenis ini dibudidayakan sebagai tanaman hias karena memiliki bentuk yang indah dan berbunga harum. Pemanfaatan sebagai tanaman hias juga
telah dilakukan sejak dahulu Heyne 1950. Spesimen yang diamati
: Bangkalan ASDI 21; Pamekasan ASDI 04, ASDI 07; Kangean Dommers 204.
Etimologi
: Epitet exotica berasal dari Bahasa Yunani, eksotikos, yang berarti asing.
Catatan
: CA Backer dan Bahkuizen van den Brink 1965 melaporkan nama Murraya exotica L. sebagai sinonim dari M. paniculata L. Jack, sedangkan
Mabberley 2013 menempatkannya sebagai bentuk kultivar. Stone 1985, Uji 1994, Jones 1995 dan Astuti et al. 2011 menganggap M. exotica sebagai
jenis terpisah karena memiliki perbedaan ciri dengan M. paniculata pada bentuk helaian anak daun, daun mahkota bunga serta buah.
Murraya paniculata L. Jack Gambar 30 Murraya paniculata L. Jack, Malay. Misc. 1: 31. 1820; Swingle, Citrus
Ind. 1: 194. 1943; Backer Bakh. f., Fl. Java 2: 103. 1965; Stone, Rev. Handbk. Fl. Ceylon 5: 459. 1985; Jones, Tree Fl. Sabah Sarawak 1: 406. 1995; Zhang
Mabberley, Fl. China 11: 86. 1998; Chalcas paniculata L., Mant. Pl. 1: 68. 1767. Pohon, 7 m. Ranting gilig, gundul, tidak berduri, cokelat kelabu, berbintik-bintik
kelenjar. Daun spiral, majemuk menyirip gasal, panjang daun 10
–18 cm; tangkai 1.2
–1.8 cm, berbantalan, tidak bersayap, berbulu balig; rakis 0.9–2.8 cm, berbulu
balig. Anak daun 5
–7, berhadapan-berseling; tangkai pendek, 2–4 mm, berbulu