diinginkan oleh tubuh. Biasanya substansi tersebut berasal dari hasil metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan ion-ion natrium, kalium, klorida serta ion-
ion hidrogen dalam jumlah yang berlebihan Guyton 1994. Proses filtrasi terjadi di glomerulus dan substansi dengan ukuran kecil sampai sedang dapat melewati
dinding kapilernya. Substansi yang besar seperti protein plasma tidak dapat melewati dinding kapiler sehingga tidak terfiltrasi. Substansi darah yang dapat
terfiltrasi antara lain natrium, kalium, klorida, fosfor anorganik, glukosa, kreatinin dan asam urat Strukie 1976.
Ginjal dalam tubuh berfungsi sebagai filter untuk membersihkan darah atau cairan lainnya. Fungsi ini bertujuan agar bahan-bahan kimia yang terkandung
dalam darah atau cairan tubuh lainnya tidak terbawa kembali oleh darah dan beredar ke seluruh tubuh. Sebagian kotoran hasil penyaringan ini akan
dikeluarkan melalui ginjal bersama urin. Namun sebagian lagi mungkin tertinggal dan mengendap menjadi batu ginjal. Apabila endapan ini tidak dikeluarkan, maka
akan menetap di ginjal atau berpindah ke kantung kemih. Cairan yang menyerupai plasma difiltrasi melalui dinding kapiler glomerolus ke tubulus renalis di ginjal.
Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal, isi cairan filtrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorbsi tubulus dan proses sekresi
tubulus untuk membentuk urin yang akan disalurkan ke dalam pelvis renalis. Air serta elektrolit dan metabolit penting lainnya akan diserap kembali. Dari pelvis
renalis, urin dialirkan ke dalam kandung kemih untuk kemudian dikeluarkan melalui proses berkemih Ganong 1995.
2.4 Batu ginjal
Pembentukan batu hasil sedimentasi di saluran kemih disebut dengan urolithiasis atau kalkuli. Kalkuli biasa ditemukan di kantung kemih, pelvis renalis,
atau bahkan ditemukan di tubulus renalis. Urolith yang berada di ureter, menghasilkan rasa sakit yang bukan main dikenal dengan kolik ureter. Kalkuli di
kantung kemih dikeluarkan bersama urin biasanya tersangkut di uretra pada hewan jantan, termasuk fleksura sigmoidea pada ruminan, hasilnya obstruksi yang
fatal jika tidak diobati. Pada betina sangat jarang karena bentuk uretra yang lebih pendek dan lebar. Kalkuli yang ditemukan di dalam ginjal dinamakan nefrolith.
Urolith berukuran dari yang kecil seperti partikel pasir sampai yang berukuran
besar seperti batu yang mengisi pelvis ginjal dan kantung kemih. Batu tersebut bisa padat, lunak, berwarna putih, kekuningan, halus, kasar, bulat atau persegi
Smith dan Jones 1962. Hewan herbivora sering ditemukan batu yang didominasi bentukan silikat
dan sangat sedikit ditemukan bentukan fosfat, karbonat, kalsium oksalat, amonium dan magnesium. Bentukan batu ginjal sangat dipengaruhi makanan yang
dikonsumsi. Tanaman yang tumbuh di daerah gersang banyak ditemukan unsur silika. Pada daerah lain ditemukan derivat xanthine dilaporkan sebagai penyebab
kalkuli pada domba. Pada karnivora dan omnivora urolith yang ditemukan pun berbeda. Kalkuli yang ditemukan mirip dengan yang ada pada manusia,
dikarenakan karakteristik urin yang asam kontras dengan karakteristik urin pada herbivora yang lebih alkalis. Batuan kalsium oksalat sangat keras, berwarna putih
kekuningan dan berduri. Biasa ditemukan satuan di kantung kemih dan ukuran diameternya mencapai beberapa sentimeter. Kalkuli asam urat sebagian besar
terdiri atas amonium dari dekomposisi urea dan sodium urat. Biasa ditemukan pada anjing ras dalmatian yang mengekskresikan banyak asam urat pada urinnya.
Kalkuli fosfat seperti kalkuli pada herbivora, berwarna putih dan lebih rapuh seperti kapur. Batuan sistin lebih kecil, bentuknya lebih bervariasi dan tidak
umum, jarang ditemukan Smith dan Jones 1962. Kejadian urolithiasis selama 15 tahun di Royal Veterinary College,
Copenhagen ditemukan kalkuli 0,6 dari keseluruhan penyakit anjing. Sebagian besar berupa magnesium-amonium fosfat, kalsium oksalat, batuan asam urat dan
sistin. Banyak pendapat, yang menyebabkan kalkuli karena infeksi saluran kemih dan kekurangan vitamin A. Beberapa kasus menyebutkan pembentukan kalkuli
karena kristalisasi dari suatu partikel yang akan menjadi inti dari batuan. Inti batuan bisa berupa leukosit yang mati, sel epitel yang runtuh, atau gumpalan
fibrin Smith dan Jones 1962. Pemeriksaan urolith secara reaksi kimia untuk mendeteksi adanya kation
dan anion memiliki kelemahan sehingga tidak dipakai. Pemeriksaan ini tidak menunjukan data kuantitas, tidak menyediakan jumlah relatif antar unsur
pembentuk batuan, kehilangan beberapa jumlah ion secara signifikan, tidak bisa mendeteksi silika dan sistin, beberapa komponen sering menunjukan positif palsu
dan batu ginjal campuran tidak bisa diklasifikasikan. Batu ginjal jenis dan komposisinya bermacam-macam seperti yang terlihat pada Tabel 1. Pemeriksaan
tersebut telah digantikan dengan pemeriksaan secara fisik, yaitu dengan kristalografi optikal, X-ray dan yang jarang dilakukan seperti microprobe
electron, scanning electron microscopy SEM dan mikroskop inframerah Stockham dan Scott 2008.
Tabel 1 Komposisi batu ginjal Kelompok
Nama Senyawa Rumus Kimia
Karbonat Sistin
Oksalat Fosfat
Silika Asam urat
Urat Kalsium karbonat
Sistin Kalsium oksalat monohidrat
Kalsium oksalat dihidrat Kalsium fosfat
Hidroksiapatit Karbonit-apatit
Kalsium hidrogen fosfat dihidrat Trikalsium fosfat
Oktakalsium fosfat Magnesium amonium fosfat
heksahidrat Magnesium hidrogen fosfat
trihidrat Silikon dioksida
Asam urat Asam urat dihidrat
Amonium asam urat Sodium asam urat monohidrat
CaCO
3
S CH
2
CHNH
2
COOH CaC
2
O
4
.H
2
O CaC
2
O
4
.2H
2
O Ca
5
PO
4 3
OH Ca
10
PO
4 6
OH
2
Ca
10
PO
4
,CO
3
OH
6
OH
2
CaHPO
4
.2H
2
O Ca
3
PO
4 2
CaHPO
4 3
.2.5H
2
O MgNH
4
PO
4
.6H
2
MgHPO
4
.3H
2
O SiO
2
C
5
H
4
N
4
O
3
C
5
H
4
N
4
O
3
.2H
2
O C
5
H
4
N
4
O
3
NH
4
C
5
H
3
N
4
O
3
Na.H
2
O Stockham dan Scott 2008
Patogenesa dari pembentukan batu ginjal merupakan proses yang kompleks, melibatkan banyak faktor yang meningkatkan pembentukan batuan dan
yang menghambat. Tahap-tahap pembentukan kalkuli diantaranya kation dan anion dari urolith terbentuk dari konsentrasi urin yang sudah jenuh. Kation dan
anion bersatu membentuk kristal yang unik. Faktor seperti pH, suhu dan flow rate juga mempengaruhi pembentukan kristal. Kristal tersebut dapat terlihat di
sedimen urin dan tidak akan berkembang menjadi batuan yang besar apabila dapat dikeluarkan bersama urin terlebih dahulu. Antara kristal-kristal kecil yang
terbentuk dapat bersatu menjadi agregat dan berkembang menjadi batuan yang besar relatif cepat. Pembentukan kristal dihambat oleh beberapa zat seperti sitrat
yang dapat mengikat kalsium. Protein Tamm-Horsfall merupakan penghambat alami yang dihasilkan tubulus renalis Stockham dan Scott 2008.
2.5 Etilen glikol