Proses Fumigasi Amonia Pengujian Lapangan dan Pengumpulan Data

3.3 Pengawetan secara Rendaman Dingin

Ukuran contoh uji yang digunakan adalah 2 x 2 x 45 cm 3 dalam kondisi kering udara kadar air 18. Total contoh uji yang dibuat 78 buah dengan perincian: 4 jenis kayu karet , manii, sengon dan petai x 3 konsentrasi larutan bahan pengawet 5, 10 dan 15 x 2 lokasi x 3 ulangan, ditambah 6 buah kontrol yaitu kayu pinus masing-masing 3 buah per lokasi pengujian. Contoh uji yang sudah ditimbang dan diukur kadar airnya disusun rapi menggunakan ganjal di dalam bak rendaman dan diberi pemberat, lalu ke dalam masing-masing bak rendaman dimasukkan larutan bahan pengawet sesuai dengan konsentrasi yang telah disiapkan hingga contoh uji terendam sempurna. Perendaman dilakukan selama 2 jam dalam suhu kamar. Setelah 2 jam, contoh uji ditiris kemudian ditimbang, lalu dikering udarakan selama 2 minggu. Dalam penelitian ini, data retensi dan penetrasi pada masing-masing kayu yang diteliti mengacu pada hasil penelitian Djauhari 2012.

3.4 Proses Fumigasi Amonia

Contoh uji yang digunakan berukuran 2 x 2 x 45 cm 3 dalam kondisi kering udara kadar air 18. Total contoh uji yang digunakan 120 buah dengan perincian: 4 jenis kayu karet , manii, sengon dan petai x 5 volume larutan amonia 2, 4, 6, 8, dan 10 liter x 2 lokasi x 3 ulangan. Amonia yang digunakan adalah amonia cair teknis ammonium hidroksida 100 yang tersedia di pasar. Proses fumigasi dilakukan di dalam ruang fumigasi yang berbentuk kotak bujur sangkar berukuran 2 m x 1 m x 1 m dan terbuat dari rangka kayu dengan plastik transparan sebagai penutup Gambar 1. Gambar 1 Ruang Fumigasi. Contoh uji kayu yang telah ditimbang berat awalnya ditumpuk dan disusun rapi di dalam ruang fumigasi. Ke dalam ruang fumigasi kemudian dimasukkan larutan amonia dengan konsentrasi tertentu. Ruang fumigasi selanjutnya ditutup rapat dengan lakban dan contoh uji dibiarkan terpapar gas amonia selama 4 hari, kemudian dikeluarkan dari ruang fumigasi lalu dikeringkan dalam oven 60°C selama 48 jam dan ditimbang.

3.5 Pengujian Lapangan dan Pengumpulan Data

Pengujian lapangan dilakukan dengan mengikuti standar ASTM D1756- 2008 tentang uji kubur grave yard test. Penguburan dilakukan di arboretum DKSHE Fakultas Kehutanan IPB dan di kawasan perumahan kampus IPB Gambar 2. Gambar 2 Lokasi pengujian di permukiman kiri dan di arboretum kanan. Contoh uji yang sudah diberi perlakuan pengawetan rendaman dingin atau fumigasi dan telah diketahui kadar air KA serta berat awalnya W1 dikubur secara acak selama tiga bulan di masing-masing lokasi, berikut contoh uji kontrolnya. Jarak antar contoh uji adalah 30 cm, sedangkan jarak antar baris adalah 60 cm dengan kedalaman penguburan 25-30 cm. Setelah tiga bulan, sampel dicabut dengan hati-hati, dibersihkan dengan air dan kompressor, diamati kerusakan yang terjadi, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103±2ºC sampai konstan dan ditimbang W2. Nilai persentase kehilangan berat contoh uji dihitung menggunakan rumus: P = [W1 - W2 W1] x 100 Dimana: P = Penurunan berat W1 = Berat contoh uji kering tanur sebelum dikubur gram = W1 [1 + KA100] W2 = Berat contoh uji kering tanur setelah dikubur gram Ketahanan kayu hasil perlakuan dinilai berdasarkan standar ASTM 2008 dan SNI 2006. Menurut ASTM 2008, ketahanan kayu dinilai berdasarkan derajat atau intensitas kerusakan secara keseluruhan pada contoh uji Tabel 1 dan pada cross section contoh uji Tabel 2, sedangkan menurut SNI 2006 berdasarkan nilai rata-rata persentase penurunan berat kayu Tabel 3. Kerusakan atau kehilangan pada cross section dihitung menggunakan rumus: Kerusakan = A1 – A2 A1 x 100 Dimana: A1 = Luas permukaan contoh uji sebelum dikubur cm 2 A2 = Luas permukaan contoh uji setelah dikubur cm 2 Tabel 1 Penilaian tingkat kerusakan contoh uji Nilai Kondisi Serangan 10 Utuh, lubang gerek di permukaan 9 Serangan ringan 7 Serangan sedang, terjadi penetrasi 4 Serangan berat Hancur Sumber: ASTM 2008 Tabel 2 Penilaian hasil pengujian lapangan Nilai Kerusakan oleh Rayap 10 Tidak ada serangan : 1 - 2 lubang gerek kecil 9 Lubang gerek mencapai 3 dari cross section 8 Penetrasi mencapai 3 - 10 dari cross section 7 Penetrasi mencapai 10 - 30 dari cross section 6 Penetrasi mencapai 30 - 50 dari cross section 4 Penetrasi mencapai 50 - 75 dari cross section Sumber: ASTM 2008 Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah Kelas Ketahanan Penurunan Berat I Sangat tahan 3,52 II Tahan 3,52 - 7,50 III Sedang 7,50 - 10,96 IV Buruk 10,96 - 18,94 V Sangat buruk 18,94 - 31,89 Sumber: SNI 2006

3.6 Pengolahan Data