Pengolahan Data METODE PENELITIAN

= W1 [1 + KA100] W2 = Berat contoh uji kering tanur setelah dikubur gram Ketahanan kayu hasil perlakuan dinilai berdasarkan standar ASTM 2008 dan SNI 2006. Menurut ASTM 2008, ketahanan kayu dinilai berdasarkan derajat atau intensitas kerusakan secara keseluruhan pada contoh uji Tabel 1 dan pada cross section contoh uji Tabel 2, sedangkan menurut SNI 2006 berdasarkan nilai rata-rata persentase penurunan berat kayu Tabel 3. Kerusakan atau kehilangan pada cross section dihitung menggunakan rumus: Kerusakan = A1 – A2 A1 x 100 Dimana: A1 = Luas permukaan contoh uji sebelum dikubur cm 2 A2 = Luas permukaan contoh uji setelah dikubur cm 2 Tabel 1 Penilaian tingkat kerusakan contoh uji Nilai Kondisi Serangan 10 Utuh, lubang gerek di permukaan 9 Serangan ringan 7 Serangan sedang, terjadi penetrasi 4 Serangan berat Hancur Sumber: ASTM 2008 Tabel 2 Penilaian hasil pengujian lapangan Nilai Kerusakan oleh Rayap 10 Tidak ada serangan : 1 - 2 lubang gerek kecil 9 Lubang gerek mencapai 3 dari cross section 8 Penetrasi mencapai 3 - 10 dari cross section 7 Penetrasi mencapai 10 - 30 dari cross section 6 Penetrasi mencapai 30 - 50 dari cross section 4 Penetrasi mencapai 50 - 75 dari cross section Sumber: ASTM 2008 Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah Kelas Ketahanan Penurunan Berat I Sangat tahan 3,52 II Tahan 3,52 - 7,50 III Sedang 7,50 - 10,96 IV Buruk 10,96 - 18,94 V Sangat buruk 18,94 - 31,89 Sumber: SNI 2006

3.6 Pengolahan Data

Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SAS 9.1. Model rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah RAL Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 3 faktor, yaitu: faktor A jenis kayu yaitu sengon, petai, manii dan karet, faktor B konsentrasi larutan bahan pengawet atau volume amonia tergantung perlakuan, yaitu 5, 10 dan 15 konsentrasi larutan atau 2 liter, 4 liter, 6 liter, 8 liter dan 10 liter volume amonia, serta faktor C lokasi uji kubur yaitu permukian dan arboretum, dengan masing-masing 3 kali ulangan Mattjik dan Sumertajaya 2002. Model rancangan percobaan statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y ijkl = μ + α i + j + k + α ij + α ik + jk + α ijk + ε ijkl Dimana: Y ijkl = Nilai pengamatan pada masing-masing jenis kayu ke-i, konsentrasi atau volume larutan ke-j, lokasi pengujian ke-k dan ulangan ke-l μ = Rataan umum α i = Pengaruh jenis kayu ke-i j = Pengaruh konsentrasi atau volume ke-j tergantung perlakuan k = Pengaruh lokasi pengujian ke-k α ij = interaksi pengaruh jenis kayu ke-i dengan konsentrasivolume ke-j α ik = interaksi pengaruh jenis kayu ke-i dengan lokasi ke-k jk = interaksi pengaruh konsentrasivolume ke-j dengan lokasi ke-k α ijk = interaksi pengaruh jenis kayu ke-i, konsentrasivolume ke-j dan lokasi ke-j ε ijkl = Kesalahan percobaan Perlakuan yang berpengaruh terhadap respon dalam analisis sidik ragam, kemudian diuji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test DMRT. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SAS 9.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kehilangan Berat, Kerusakan Luas Bidang Permukaan dan Intensitas Serangan pada Contoh Uji yang Diawetkan secara Rendaman Dingin di Dua Lokasi Percobaan

4.1.1 Kehilangan Berat Kayu

Rata-rata persentase kehilangan berat contoh uji di dua lokasi percobaan yang berbeda permukiman dan arboretum disajikan pada Gambar 3 dan 4. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 1 dan 2. Gambar 3 Persentase kehilangan berat kayu hasil rendaman dingin di permukiman. Dari Gambar 3 diketahui bahwa kayu awetan petai berkonsentrasi 10 memiliki persentase kehilangan berat tertinggi 59,40, sedangkan kayu awetan sengon 10 memiliki persentase kehilangan berat terendah 3,64. Dibandingkan dengan kayu pinus kontrol, secara keseluruhan diketahui pula bahwa kayu awetan petai, manii dan karet ternyata kurang tahan terhadap serangan faktor perusak. Kayu awetan sengon malah lebih tahan. Rata-rata kehilangan berat kayu awetan sengon 7,03 sedangkan rata-rata kehilangan berat kayu kontrol 8,36. Berbeda halnya dengan yang di permukiman Gambar 3, dari Gambar 4 diketahui bahwa keempat jenis kayu yang diteliti sengon, petai, manii dan karet,