Pengawetan Kayu Secara Rendaman Dingin Fumigasi

Keterawetan kayu adalah tingkat mudah-tidaknya kayu dimasuki oleh bahan pengawet. Menurut Martawijaya dan Barly 2000, 4 faktor utama yang mempengaruhi keterawetan kayu, adalah: a. Jenis kayu, yang ditandai oleh sifat yang melekat pada kayu itu sendiri seperti struktur anatomi trakeida, poripembuluh, serabut, dan saluran damar, permeabilitas, kerapatan dan sebagainya. b. Keadaan kayu pada saat dilakukan pengawetan seperti kadar air, bentuk kayu, gubal atau teras. c. Metoda pengawetan yang digunakan. d. Sifat bahan pengawet yang digunakan.

2.3 Pengawetan Kayu Secara Rendaman Dingin

Metode rendaman dingin merupakan salah satu proses sederhana dalam metode pengawetan. Metode ini biasa dilakukan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan pada tempat-tempat yang daya serang organisme perusaknya tergolong sedang atau pada lokasi yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah Bowyer et al. 2003. Proses rendaman dingin dilakukan dengan cara kayu direndam dalam bak yang berisi larutan bahan pengawet. Bak pengawetan dapat dibuat dari besi, kayu atau beton bergantung pada keperluan. Lama waktu perendaman bergantung pada jenis kayu dan ukuran tebal sortimen. Perendaman dihentikan apabila berat contoh uji sebelum dan semudah diawetkan menunjukkan nilai retensi yang dikehendaki. Cara tersebut sangat cocok untuk mengawetkan kayu yang memiliki kelas keterawetan mudah atau sedikit sukar diawetkan.

2.4 Fumigasi

Fumigasi adalah perlakuan pengendalian hama rayap, kutu buku, tikus, kecoa, ngengat, kumbang dan lain-lain dengan menggunakan gas beracun methyl bromide CH 3 Br. Teknik fumigasi memiliki tingkat penetrasi yang tinggi dan mampu membunuh semua stadia kehidupan hama tanpa mengotori bahan yang difumigasi Hendrawan 2007. Giler 2006 menyatakan bahwa fumigan adalah zat kimia atau campuran dari bahan kimia aktif dan tidak aktif jika ada yang diramu untuk menghasilkan satu fumigan. Formulasi fumigan dapat berupa zat padat, cair dan gas. Fumigan yang ideal memiliki ciri-ciri berikut: 1. Memiliki tingkat racun yang tinggi terhadap hama yang dijadikan target, namun tidak berbahaya bagi manusia, tumbuhan, organisme lain yang bukan menjadi sasaran, komoditas dan lingkungan. 2. Tersedia di pasaran dan hemat dalam penggunaan 3. Tidak terbakar, tidak merusak dan tidak meledak dalam keadaan penggunaan normal. 4. Mudah menguap dengan penetrasi yang baik. Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus NH 3 . Senyawa ini merupakan senyawa yang berbahaya, bersifat kaustik, korosif dan dapat merusak kesehatan. Amonia bahkan mampu menyebabkan terjadinya kematian apabila terjadi kontak langsung dengan gas amonia yang berkonsentrasi tinggi. Penampilan senyawa ini berupa gas yang tidak berwarna dengan bau tajam yang khas bersifat iritan dan mudah larut dalam air Moran et al. 2004. Amonia memiliki titik didih pada suhu -33ºC dan titik lebur -77ºC, oleh karena itu cairan amonia harus disimpan pada suhu yang sangat rendah atau disimpan dalam tekanan yang sangat tinggi. Amonia memiliki berat molekul 17, tekanan uap 400 mmHg -45,4ºC, berat jenis uap 0,60 dan memiliki suhu kritis 133ºC Moran et al. 2004.

2.5 Rayap