49
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Nelayan Tangkap Kelurahan Untung Jawa
Pulau Untung Jawa yang berbasis sumberdaya perikanan menyebabkan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Sekitar 80 dari total
penduduk di Pulau Untung Jawa merupakan nelayan. Nelayan di Pulau Untung Jawa terbagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan pinggir dan nelayan tengah.
Nelayan pinggir yaitu nelayan yang periode melautnya harian, sedangkan nelayan tengah yaitu nelayan yang periode melautnya mingguan. Nelayan pinggir
berangkat melaut setiap pagi hari dan kembali siang hari, sedangkan nelayan tengah melaut selama 13 hingga 15 hari.
Perbedaan lain antara nelayan pinggir dan nelayan tengah adalah ukuran kapal yang digunakan. Nelayan pinggir menggunakan kapal motor yang
berukuran 7 m x 1 m dengan kekuatan mesin 23 PK. Sedangkan nelayan tengah menggunakan ukuran kapal yang lebih besar yaitu 13 m x 1,7 m dengan kekuatan
mesin 33 PK karena jarak tempuhnya yang lebih jauh. Selain itu jumlah Anak Buah Kapal ABK yang ikut serta ketika melaut juga berbeda. Nelayan tengah
dalam satu trip membawa lima hingga delapan orang ABK, sementara nelayan pinggir biasanya sendiri atau paling banyak membawa tiga orang dalam satu trip.
Alat tangkap yang digunakan nelayan di Pulau Untung Jawa baik nelayan pinggir maupun nelayan tengah adalah bubu dan pancing. Bubu yang mereka
gunakan adalah bubu yang terbuat dari kawat dan bambu dengan umur ekonomis 3 bulan untuk bubu bambu dan 6 bulan untuk bubu kawat.
50 Karakteristik nelayan Kelurahan Pulau Untung Jawa dilihat dari berbagai
hal, yang pertama adalah usia responden yang merupakan nelayan. Nelayan di Kelurahan Untung Jawa tersebar dari kelompok usia kurang dari dua puluh tahun
hingga nelayan yang berusia lebih dari lima puluh tahun. Kelompok usia nelayan dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini.
Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 6. Kelompok Usia Responden Nelayan di Pulau Untung Jawa sebagian besar berada pada usia angkatan
kerja yaitu 20 hingga 50 tahun, dan didominasi oleh penduduk yang berusia antara 21-30 tahun sebanyak 35,59. Namun ada pula penduduk yang berusia kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 50 tahun yang berprofesi sebagai nelayan. Sebagian besar penduduk mulai melaut pada usia tiga belas tahun setelah
lulus Sekolah Dasar, hanya sedikit penduduk yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun masih ada penduduk yang melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama, tapi jumlahnya sangat sedikit. Begitu pula yang melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas. Selain karena sudah mulai ikut melaut,
51 sarana Sekolah Menengah Atas di Kelurahan Untung Jawa belum tersedia.
Tingkat pendidikan responden disajikan pada Gambar 7.
Sumber : Data primer, diolah 2011
Gambar 7. Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan terakhir mayoritas nelayan di Pulau Untung Jawa adalah
Sekolah Dasar, yaitu sebanyak 58 responden adalah lulusan SD. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Serta fasilitas Sekolah Menengah Pertama baru dibangun pada tahun 2000 dan belum terdapat Sekolah Menengah
Atas di Pulau Untung Jawa. Di Kelurahan Untung Jawa terdapat organisasi nelayan yaitu Nelayan
Sejahtera. Tidak semua nelayan ikut serta menjadi anggota maupun pengurus organisasi tersebut. Keberadaan organisasi nelayan hanya bertujuan untuk
mengeratkan silaturahim antar nelayan, sehingga ada nelayan yang merasa tidak terlalu butuh ikut serta dalam organisasi. Perbandingan keikutsertaan nelayan
dalam organisasi disajikan pada Gambar 8 berikut.
52
Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 8. Keikutsertaan Responden dalam Organisasi Dari 59 responden yang diwawancarai, sebanyak 78 responden
tergabung dalam organisasi nelayan, dan 22 tidak tergabung dalam organisasi nelayan. Organisasi nelayan tersebut merupakan organisasi yang bertujuan sosial.
Kegiatan yang dilakukan oleh anggota organisasi adalah santunan terhadap anak yatim, dan kegiatan sosial lainnya.
6.2 Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan