Aktivitas Phenoloxydase PO Diferensial Hemosit

9

2.3.6 Aktivitas Phenoloxydase PO

Pengukuran PO dilakukan berdasarkan prosedur yang dikemukan oleh Liu dan Chen 2004. Aktivitas PO hemosit diukur berdasarkan formasi dopachrome yang dihasilkan oleh L-DOPA. Sebanyak 1 ml campuran hemolymph- antikoagulan disentrifuse pada kecepatan 1.500 rpm selama 10 menit pada temperatur 4 o C. Supernatan dikeluarkan dan pelet disuspensikan kembali secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml larutan cacodylate-citrate buffer 0,01 M sodium cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,10 M trisodium citrate, pH 7 kemudian disentrifuse kembali. Pelet kemudian diambil dan disuspensikan dalam 200 µ l cacodylate-citrate buffer 0,01 M sodium cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,10 M trisodium citrate, pH 7. Suspensi sel sebanyak 100 µ l kemudian diinkubasi dengan 50 µ l trypsin 1 mgml cacodylate buffer sebagai aktivator selama 10 menit pada temperatur 25- 26 o C. Selanjutnya ditambahkan 50 µl L-DOPA 3 mgml cacodylate buffer setelah 5 menit, dan ditambahkan 800 µ l cacodylate buffer. Densitas optikal OD diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm. Larutan standar mengandung 100 µ l suspensi haemocyte, 50 µ l cacodylate buffer pengganti tripsin, dan 50 µ l L-DOPA digunakan untuk mengukur background aktivitas PO pada semua larutan uji. Densitas optikal OD dari aktivitas PO pada semua kondisi uji dinyatakan sebagai formasi dopachrome dalam 50 µ l haemolymph.

2.3.7 Diferensial Hemosit

Diferensial hemosit dihitung berdasarkan metode yang dilakukan Martin dan Graves 1995. Hemolim diteteskan pada gelas objek dan dibuat ulasan, kemudian dikeringudarakan. Preparat difiksasi dengan metanol selama 5-10 menit kemudian dikeringudarakan kembali. Preparat direndam dalam larutan giemsa selama 15-20 menit, dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan kering. Ulasan hemolim diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali dan diidentifikasi selnya. Jumlah hemosit dihitung hingga 100 sel dan ditentukan persentase tiap jenisnya. 10

2.4 Kualitas Air

Dokumen yang terkait

Pemberian sinbiotik dengan frekuensi berbeda pada pakan udang vaname Litopenaeus vannamei untuk pencegahan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus)

2 23 83

Pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk pengendalian ko-infeksi bakteri Vibrio harveyi dan IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vanname

0 3 77

Aplikasi Probiotik dengan Dosis Berbeda untuk Pencegahan Infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei

4 10 74

Pemberian sinbiotik dengan dosis prebiotik berbeda untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada pemeliharaan udang vaname Litopenaeus vannamei

0 5 71

Kajian pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda untuk pencegahan ko-infeksi infection myonecrosis virus dan vibrio harveyi pada udang vaname (Litopenaeus vannamei)

0 6 127

Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda melalui Pakan untuk Pencegahan Vibriosis pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

0 7 45

Sinbiotik untuk pencegahan infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei

0 3 5

Prevalensi Dan Karakterisasi Molekuler Infectious Myonecrosis Virus (Imnv) Di Sentra Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Propinsi Banten

0 9 46

Efektivitas Pemberian Mikrokapsul Sinbiotik Melalui Pakan Dengan Dosis Berbeda Pada Udang Vaname Terhadap Infeksi Wssv

0 3 52

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6