12 dengan kontrol positif. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Widagdo 2011
yang menunjukkan bahwa penambahan probiotik SKT-b 1 dan prebiotik 2 memberikan kelangsungan hidup udang vaname sebesar 83,33 setelah diinfeksi
V. harveyi sedangkan kontrol positif hanya mencapai 31,67. Hasil penelitian Li et al. 2009 juga menunjukkan bahwa penambahan probiotik Bacillus OJ PB
dengan konsentrasi 10
8
CFUg pakan dan 0,2 isomaltooligosaccharides IMO dapat meningkatkan resistensi udang terhadap penyakit dengan meningkatkan
respons imun udang.
3.2 Laju Pertumbuhan Harian
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran baik bobot maupun panjang dalam suatu periode atau waktu tertentu Effendie 1997. Hasil yang disajikan
pada Gambar 3 menunjukkan bahwa pemberian sinbiotik melalui pakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan harian
udang vaname p0,05; Lampiran 4. Secara statistik, perlakuan B dan C 7,52-7,59 tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan K-,
K+, dan A 6,73-6,96.
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
K- kontrol negatif, K+ kontrol positif , A probiotik 0,5 dan prebiotik 1, B probiotik 1 dan prebiotik 2, C probiotik 2 dan prebiotik 4.
Gambar 3. Laju pertumbuhan harian udang vaname sebelum uji tantang dengan IMNV.
6,73 6,84
6,96 7,52
7,59
,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00
K- K+
A B
C L
aj u
P er
tum b
uh an
H ar
ia n
Perlakuan
a a
a b
b
13 Dosis pemberian sinbiotik pada perlakuan B lebih rendah dibandingkan
perlakuan C, namum laju pertumbuhan udang vaname pada kedua perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan dugaan bahwa dosis tersebut
telah mampu meningkatkan mikroflora normal dan mampu memperpanjang kolonisasi bakteri probiotik di dalam usus sehingga pakan dapat dimanfaatkan
dengan baik untuk pertumbuhan dengan menghasilkan enzim pencernaan. Wang 2007 menyatakan bahwa pemberian probiotik pada udang vaname sebanyak
1 memiliki pertumbuhan dan aktivitas enzim pencernaan yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian Li et al. 2005 juga menunjukan
bahwa prebiotik GrobiotikR –A 2 menghasilkan pertumbuhan, efisiensi pakan
dan proteksi terhadap infeksi Mycobacterium marinum yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pendapat tersebut diperkuat oleh Widagdo 2011 yang
menyatakan bahwa peningkatan bobot udang vaname pada perlakuan pakan yang ditambahkan probiotik sebanyak 1, prebiotik sebanyak 2, dan sinbiotik
probiotik sebanyak 1 dan prebiotik sebanyak 2 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
3.3
Rasio Konversi Pakan
Konversi pakan merupakan suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging Effendi 2004. Konversi
pakan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan udang. Jumlah pakan yang efektif diketahui dari konversi pakan
yang rendah. Semakin kecil nilai konversi pakan maka semakin efektif pakan yang diberikan. Hasil pengamatan yang dapat dilihat pada Gambar 4
menunjukkan bahwa pemberian sinbiotik melalui pakan memiliki pengaruh yang berbeda nyata terhadap konversi pakan udang vaname p0,05; Lampiran 5.
Perlakuan B dan C 1,64-1,65 memiliki laju pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Secara statistik, perlakuan A tidak berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan B dan C tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan perlakuan K- dan K+.
14
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
K- kontrol negatif, K+ kontrol positif , A probiotik 0,5 dan prebiotik 1, B probiotik 1 dan prebiotik 2, C probiotik 2 dan prebiotik 4.
Gambar 4. Rasio konversi pakan udang vaname sebelum uji tantang dengan IMNV.
Gambar 4 menunjukkan pakan yang ditambahkan sinbiotik pada perlakuan B dan C mampu dicerna lebih efektif. Menurut Widagdo 2011, probiotik SKT-b
merupakan bakteri yang mampu menghasilkan enzim amilase dan protease yang ditandai dengan pembentukan zona bening pada uji aktivitas amilolitik dan
proteolitik. Kedua enzim tersebut berperan dalam kecernaan pakan. Enzim amilase memiliki fungsi dalam perombakan amilum menjadi maltosa dan glukosa
sedangkan enzim protease berperan dalam perombakan protein menjadi asam amino. Sehingga, dosis sinbiotik pada perlakuan B dan C diduga dapat
meningkatkan kecernaan pakan melalui peningkatan enzim pencernaan.
3.4 Gejala Klinis