14
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
K- kontrol negatif, K+ kontrol positif , A probiotik 0,5 dan prebiotik 1, B probiotik 1 dan prebiotik 2, C probiotik 2 dan prebiotik 4.
Gambar 4. Rasio konversi pakan udang vaname sebelum uji tantang dengan IMNV.
Gambar 4 menunjukkan pakan yang ditambahkan sinbiotik pada perlakuan B dan C mampu dicerna lebih efektif. Menurut Widagdo 2011, probiotik SKT-b
merupakan bakteri yang mampu menghasilkan enzim amilase dan protease yang ditandai dengan pembentukan zona bening pada uji aktivitas amilolitik dan
proteolitik. Kedua enzim tersebut berperan dalam kecernaan pakan. Enzim amilase memiliki fungsi dalam perombakan amilum menjadi maltosa dan glukosa
sedangkan enzim protease berperan dalam perombakan protein menjadi asam amino. Sehingga, dosis sinbiotik pada perlakuan B dan C diduga dapat
meningkatkan kecernaan pakan melalui peningkatan enzim pencernaan.
3.4 Gejala Klinis
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa udang yang terinfeksi IMNV memiliki gejala-gejala seperti timbulnya otot putih di ruas permukaan tubuh, usus
udang tidak terisi penuh, serta ketika udang mengalami kematian maka seluruh ruas tubuhnya terlihat putih Gambar 5. Menurut Tang et al. 2005, organ target
penyakit IMNV adalah otot dan organ limfoid. Timbulnya otot putih disebabkan oleh rusaknya jaringan otot. Usus yang tidak terisi penuh diduga akibat udang
stres ketika diinfeksi virus IMNV sehingga nafsu makan menurun.
1,88 1,87
1,76 1,65
1,64
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0
K- K+
A B
C R
as io
K o
n v
er si
P aka
n
Perlakuan
a a
ab b
b
15 Gambar 5. Gejala klinis udang yang terinfeksi IMNV udang normal A, otot
putih pada ruas tubuh B, usus udang yang tidak terisi penuh C, udang mati akibat terinfeksi IMNVD
Udang yang terinfeksi IMNV menularkan penyakit infectious myonecrosis dengan gejala klinis yang utama adalah hilangnya transparansi atau opacity
jaringan perut, disebabkan oleh nekrosis di otot skeletal. Pada tahap yang lebih parah, perut lesi yang keputihan beralih menjedi kemerahan akibat nekrosis otot
yang luas Nunes et al. 2004; Tang et al. 2005.. Secara histologi, lesi ditandai dengan nekrosis otot coagulative, hemocytic infiltrasi dan fibrosis Tang et al.
2005; Andrade et al. 2008. Gejala-gejala ini disertai dengan tingkat kematian harian persisten setelah udang mencapai 7 g dan setelah 120 hari, mortalitas
kumulatif dapat mencapai 70 Nunes et al. 2004.
3.5 Total Hemosit
Hemosit krustase dan invertebrata lain memiliki peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh terhadap patogen seperti virus, bakteri, fungi, protozoa,
dan metazoa melalui tahap-tahap pengenalan, fagositosis, melanisasi, sitotoksis, dan komunikasi sel Johansson et al. 2000; Rodriguez dan Le Muollac 2000.
Hemosit juga berperan dalam sintesa dan pelepasan molekul penting hemolim seperti α
2
- macroglobulin α
2
M, aglutinin, dan peptida antibakteri Rodriguez dan Le Moullac 2000.
A
D B
C
16 Uji statistik menunjukkan bahwa infeksi IMNV melalui oral memberikan
pengaruh berbeda nyata pada total hemosit udang vaname p0,05; Lampiran 6. Gambar 6 menunjukkan bahwa perlakuan sinbiotik A, B, dan C memiliki total
hemosit yang lebih tinggi 1,13-3,76x10
7
selml dibandingkan dengan K+ 0,73x10
7
selml. Hal tersebut mengindikasikan perlakuan sinbiotik memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding kontrol positif. Semakin tinggi total hemosit
maka semakin tinggi pula peluang sel-sel yang melakukan fagositosis dan sel granular yang melakukan aktifitas phenoloxydase sehingga udang dapat bertahan
terhadap serangan patogen. Apabila terjadi penurunan total hemosit maka dapat terjadi infeksi akut yang dapat menyebabkan kematian Rodriguez dan Le
Moullac 2000
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05
K- kontrol negatif, K+ kontrol positif , A probiotik 0,5 dan prebiotik 1, B probiotik 1 dan prebiotik 2, C probiotik 2 dan prebiotik 4.
Gambar 6. Total hemosit udang vaname setelah uji tantang dengan IMNV. Total hemosit yang berbeda-beda antar perlakuan Gambar 6 diduga
diakibatkan oleh perbedaan nutrisi yang diberikan pada udang uji. Tidak ada penambahan sinbiotik pada perlakuan K- dan K+ sedangkan perlakuan A, B, dan
C merupakan perlakuan sinbiotik dengan dosis yang berbeda. Dengan demikian, perbedaan tersebut juga diduga mempengaruhi respon uji terhadap infeksi IMNV.
Seperti yang dinyatakan Johansson et al. 2000, jumlah haemocyte dapat sangat bervariasi berdasarkan spesies, respon terhadap infeksi, stres lingkungan, aktivitas
1,50 0,73
1,13 1,22
3,76
,00 ,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
K- K+
A B
C T
o ta
l h
em o
si t
x10
7
s el
m l
Perlakuan
b a
b b
c
17 endokrin selama siklus molting. Selain itu, dapat dipengaruhi juga oleh seks,
perkembangan, status reproduksi dan nutrisi Song et al. 2003.
3.6 Indeks Fagositik