BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pohon Suren Toona sinensis Roemor
Pohon yang dijadikan sebagai bahan baku adalah pohon Suren yang berasal dari hutan masyarakat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Pohon
ini memiliki tinggi ± 11 m dengan diameter ± 23 cm. Kulit batangnya berwarna abu-abu kecoklatan, permukaannya pecah dan kasar dengan tebal 1-1,5 cm
Gambar 1 a. Jika dikuliti, kulit bagian dalam inner bark warnanya coklat kemerahan Gambar 1 b dan kayunya berwarna kemerahan Gambar 1 c. Bagian
kayunya memiliki diameter ± 21 cm, dengan diameter kayu teras ± 15 cm, dan tebal kayu gubal ± 3 cm. Seluruh bagian pada pohon Suren memiliki bau yang
khas. Kondisi ini mirip dengan yang ada di China Shu 2008 yang mendeskripsikan bahwa T. sinensis memiliki tinggi hingga 40m, tinggi bebas
cabangnya hingga 20m, diameter pada d.b.h. mencapai 1,5 m, dan memiliki banir, kulit luarnya outer bark pecah-pecah dan berwarna abu-abu hingga coklat hitam,
kulit dalam inner bark memiliki serat dan warnanya jingga hingga merah, kayu gubalnya berserat, warnanya putih kemerahan, dan berbau tajam seperti bawang
putih dan merica. Hasil identifikasi jenis oleh Herbarium Bogoriensis LIPI dan
Puslitbang Hutan Gunung Batu menunjukkan bahwa pohon yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari jenis T. Sinensis.
a kulit luar b kulit dalam
c batang T.sinensis Gambar 1 Permukaan bagian pohon Suren T. sinensis.
Teras ± 15 cm
Gubal ± 3 cm
4.2 Rendemen Minyak Atsiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyulingan minyak atsiri dari berbagai bagian pohon Suren menghasilkan rendemen rata-rata 0,051 – 0,388
Tabel 1. Rendemen ditentukan dari perbandingan berat minyak atsiri dengan berat kering tanur bahan baku. Tabel 1 menunjukan rendemen minyak atsiri Suren
T.sinensis pada bagian daun 0,302, kulit 0,051, teras 0,379, dan gubal 0,388. Hal ini diduga pada bagian kulit kurang menghasilkan senyawa
terpenoid yang menjadi senyawa utama minyak atsiri. Tabel 1. Rendemen minyak atsiri pohon Suren T.sinensis
Bagian Rendemen
Warna minyak atsiri
Daun 0,302
Coklat muda Kulit
0,051 Coklat kehitaman
Teras 0,379
Hijau kecoklatan Gubal
0,388 Hijau bening
Minyak atsiri pohon Suren dari berbagai bagian memiliki warna yang berbeda. Minyak atsiri dari bagian gubal berwarna hijau bening, pada bagian
teras hijau kecoklatan keruh, bagian kulit memiliki warna coklat kehitaman, dan pada bagian daun memiliki warna coklat muda. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Santoni et al. 2009 yang menjelaskan bahwa minyak atsiri dari daun Suren berwarna coklat muda.
rataan dari 3 kali ulangan
Minyak atsiri adalah komponen minyak yang mudah menguap dan memiliki aroma. Dari hasil penelitian, minyak atsiri Suren memiliki aroma yang
menyengat dan pedas seperti merica atau sirih. Hal ini sesuai dengan pendapat Shu 2008 bahwa T.sinensis berbau tajam seperti merica dan bawang putih. Serta
menurut Santoni et al. 2009 minyak atsiri daun T. sinensis memiliki aroma yang menyengat.
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa bagian pohon Suren yang tepat untuk dioptimalkan pemanfaatanya adalah bagian daun, kayu teras dan gubal,
karena bagian tersebut memiliki rendemen yang cukup tinggi dibandingkan bagian kulit.
4.3 Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren