4.3 Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren
Pengujian bioaktivitas menggunakan uji BSLT minyak atsiri Suren ini, indikator yang digunakan adalah persentase mortalitas kematian larva udang
terhadap perbedaan konsentrasi minyak atsiri µgmL. Uji bioaktivitas dilakukan pada semua minyak atsiri semua bagian yang didapat dari hasil penyulingan.
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas biologis toksisitas minyak atsiri terhadap A. salina melalui nilai LC
50
Hasil pengujian menujukkan bahwa minyak atsiri Suren dari bagian daun, kulit, teras dan gubal menghasilkan mortalitas yang beragam pada setiap
konsentrasi. Nilai rata-rata mortalitas yang dihasilkan berkisar antara 0-100, tergantung dari bagian dan jenis ulangannya Tabel 2. Nilai rata-rata mortalitas
kontrol berkisar antara 0-2,5 Lampiran 6, dengan demikian pelarut DMSO yang digunakan tidak menyebabkan kematian pada udang A.salina serta kualitas
lingkungan tempat hidupnya dinilai baik sehingga pelarut ini dapat diabaikan pengaruhnya.
yang diperoleh dari probit analisis menggunakan program Minitab 14. Hasil uji bioaktivitas minyak atsiri dari
berbagai bagian pohon dengan metode BSLT dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 diketahui bahwa minyak atsiri yang memiliki nilai LC
50
terendah terdapat pada bagian kayu gubal yaitu 1,293 µgmL, diikuti dengan bagian kayu
teras 3,968 µgmL, bagian kulit 6,851 µgmL, dan nilai LC
50
tertinggi terdapat pada bagian daun yaitu sebesar 11,203 µgmL. Semua nilai LC
50
ini termasuk kategori sangat toksik, sesuai dengan Meyer et al. 1982 yang menunjukkan
bahwa suatu zat dikatakan aktif atau toksik bila nilai LC
50
1000 µgmL, sangat toksik bila LC
50
30 µgmL. Hal ini menunjukkan bahwa bioaktivitas tertinggi dihasilkan dari minyak atsiri dari kayu gubal, diikuti kayu teras,
kulit dan daun.
Tabel 2. Bioaktivitas larva udang A. salina minyak atsiri pohon Suren
Jenis Bagian Mortalitas µgmL
LC50 µgmL
Kategori 2,50
5,00 7,50
10,00
Daun 15,83
22,50 36,50
47,83 11,203
Sangat Toksik Kulit
22,50 30,83
51,83 70,83
6,851 Sangat Toksik
Teras 40,00
50,83 72,67
84,67 3,968
Sangat Toksik Gubal
69,17 85,00
88,83 98,33
1,293 Sangat Toksik
- rataan dari 6 ulangan - dikoreksi dengan mortalitas kontrol
Hasil penetapan rendemen menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri Suren tertinggi dihasilkan dari bagian kayu gubal 0,388 ternyata
memiliki bioaktivitas tertinggi pula LC
50
1,293 µgmL. Rendemen minyak atsiri kayu terasnya 0,379 mengandung bioaktivitas sangat tinggi pula
LC
50
3,968 µgmL. Rendemen minyak atsiri bagian daun Suren 0,302 memiliki bioaktivitas tinggi LC
50
11,203 µgmL. Sementara itu rendemen minyak atsiri bagian kulit terendah 0,051 juga memiliki bioaktivitas
yang tinggi LC
50
Hasil uji BSLT dapat diketahui bahwa miyak atsiri dari berbagai bagian pohon Suren memiliki bioaktivitas yang tinggi. Sehingga berpotensi sebagai
senyawa anti kanker, sebab menurut Meyer 1982 bahwa hasil uji BSLT berkorelasi positif dengan sifat anti kanker senyawa-senyawa kimia yang
dikandung oleh bahan uji. 6,851 µgmL. Dari uraian tersebut, bila
mempertimbangkan rendemen dan bioaktivitas maka eksplorasi senyawa bioaktif dalam minyak atsiri dari bagian kayu gubal, teras maupun daun
potensial untuk dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan pada larva udang A.salina menyebabkan semakin tinggi persentase
mortalitasnya, serta menunjukkan suatu keteraturan atau pola meningkat dari mortalitas larva udang terhadap peningkatan konsentrasi sehingga dapat diketahui
bahwa keduanya memiliki korelasi positif Gambar 2. Jika dilihat dari tiap bagian memiliki nilai yang berbeda dan aktifitas yang berbeda, hal ini terjadi karena
setiap individu memiliki respon yang berbeda pada zat yang berada di lingkungannya Loomis 1978 dalam Fadli 2006.
Gambar 2. Hubungan Konsentrasi dengan mortalitas larva udang A.salina.
4.4 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis