Deskripsi dan Klasifikasi Subkelas Acantaster planci

Cara perkembang-biakan beragam, kecuali beberapa hal, kelamin terpisah. Umumnya telur dan sperma dilepas di air dan pembuahan eksternal. Melalui beberapa tingkat larva, hewan yang menetas menjadi anak dan dewasa. Salah satu tingkat larva bernama bipinaria yang simetri bilateral, beberapa jenis melindungi telurnya di area mulut. Sebagian besar bintang laut dapat meregenerasi lengannya yang hilang tanpa kesulitan Juwana, sri.,et al.,2002 Kelamin bintang laut dapat dibedakan. Alat perkembang-biakan berbentuk dendritik, dua di dasar setiap lengan. Mereka melepas telur dan sperma ke luar, kedalam air melalui pori-pori pada sisi aboral, pada permukaan antara dua lengan yang berdekatan. Telur-telur dari banyak bintang laut dibuahi di dalam air. Mereka holoblastik, mengalami pembelahan yang sama, dan membentuk satu blastula dan gastrula. Lubang blastopora dari gastrula menjadi anus, dan lubang baru muncul dan menjadi mulut. Embelan-embelan berbulu getar berkembang di kedua sisi tubuh dan menjadi sebuah larva yang dinamakan bipinaria. Ini berubah metamorfosisi menjadi bintang laut Juwana, sri.,et al.,2002

3.1.2 Deskripsi dan Klasifikasi Subkelas Acantaster planci

Gambar 1. Acantaster planci Salah satu jenis kelas Asteroidea yang dikenal oleh banyak pengamat dan penggemar terumbu karang adalah bulu seribu atau mahkota duri crown of thorns, Acantaster planci. Hewan ini terkenal sebagai pemakan hewan karang. Bentuk mahkota duri sebenarnya menarik tetapi nampak mencemaskan karena penuh dengan duri-duri panjang dan tajam. Bintang laut ini mempunyai banyak lengan yang jumlahnya beragam. Ada yang hanya sembilan batang dan ada yang sampai 23 batang jumlahnya. Tetapi kebanyakan jumlah lengannya antara 14 sampai 17 batang. Diameter terbesar mencapai 60cm. Permukaan aboral ditutupi oleh duri-duri, sehingga hewan ini dinamakan mahkota duri atau deri seribu. Spesimen berukuran diameter 30cm mempunyai duri-duri kuat rata-rata panjangnya 2cm. Kulit yang melapisi duri-duri tersebut mengandung bahan berbisa dan jika hewan ini terinjak kaki telanjang dapat menyebabkan sakit sekali dan bahkan menyebabkan muntah-muntah Juwana, sri.,et al.,2002 Warna tubuh bintang laut ini menarik, biasanya ujung duri berwarna kemerahan-merahan atau oranye sedangkan permukaan lengan berwarna abu- abu kebiru-biruan. Jika hewan ini berada ditengah-tengah karang hidup bersama biota lain yang berada disekitarnya, orang-orang yang tidak biasa mengamatinya susah untuk menemukannya karena warna bulu seribu tersebut berbaur dengan warna lingkungan sekitarnya Juwana, sri.,et al.,2002 Habitat bintang laut ini adalah diterumbu karang, terutama di lereng terumbu pada kejelukan 2 sampai 6m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat air surut dan ada yang ditemukan diterumbu karang hidup pada kejelukan 33m. Di Great Barrier Reef, Australia, hewan ini dijumpai di semua kejelukan yang tidak melebihi 60m Juwana, sri.,et al.,2002 Cara makan A.planci sebagai berikut. Kantung gastrik gastreric sac dibalikkan melalui mulut dan dibentangkan di atas koenosark. Enzim didalam cairan pencernaan secepatnya melarutkan jaringan karang dan fragmen- fragmen yang sebagian telah dicerna kemudian diserap melalui perut. Proses makan ini terjadi beberapa jam. Kaki tabung tidak ikut berperan dalam proses ini. Bintang laut ini makan semua jenis karang hermatipik, walaupun kadang- kadang diketahui mereka juga memakan hewan Alcyonaria, dan bahkan juga sisa otot pengikat kima yang sudah mati Juwana, sri.,et al.,2002 Perkembang-biakan mahkota duri terjadi melalui sederetan perkembangan larva yang planktonik. Gonad hewan ini berwarna kuning, meskipun gonad jantan agak lebih pucat. Pada puncak musim perkelaminan, gonad berukuran besar dan mengisi seluruh volume tubuh. Seekor bintang laut betina yang matang telur rata-rata diperkirakan berisi antara 12 juta dan 24 juta butir telur. Cara`memijah adalah dengan mengangkat lengan dan menggoyang-goyangkannya. Dalam 10 menit hewan jantan mulai berpijah yang menyebabkan air di sekitarnya berwarna putih seperti susu. Dari beberapa jantan yang memijah, hanya terlihat seekor betina yang memijah. Ia berada pada jarak lebih dari 1m dari jantan –jantan memijah. Telur tertuangkan dan mengalir terus menerus dari beberapa gonopora ke dalam air dan langsung disebar oleh arus air. Pemijahan kedua kelamin hewan ini berlangsung sekitar 30 menit Juwana, sri.,et al.,2002 Perkembangan bintang laut ini dimulai dari telur yang telah dibuahi. Setelah dibuahi telur berbentuk bulat dengan diameter rata-rata 100mikron. Telur menetas menjadi blastula yang berenang menegak dan mendatar. Dalam empat hari terbentuk larva bipinaria lengkap yang berenang aktif. Pertumbuhan rata-rata bintang laut pernah dihitung rata-rata 1,2cm diameterbulan. Bintang laut ini dapat melakukan regenerasi. Lengan yang patah dapat tumbuh kembali Juwana, sri.,et al.,2002 Musuh A.planci yang telah diketahui adalah triton raksasa, Charonia tritoni, yakni sejenis Gastropod. Triton ini memakan lengan-lengan bulu seribu. Karena buasnya pemangsaan karang oleh bulu seribu, para ilmuwan sedang mencari cara memberantas hewan ini, antaranya melalui cara biologi, yakni menghadirkan pemangsa sebanyak-banyaknya di daerah terumbu karang yang terkena wabah A.planci ini Juwana, sri.,et al.,2002 Gambar 2. Siklus hidup Acantaster planci

3.1.3 Deskripsi dan Klasifikasi Subkelas Bintang Laut Culcita sp