Prosedur Kerja Pernyataan Hasil

mengukur kadar air contoh uji, dan laminar flow yang digunakan untuk mensterilkan botol kaca, media pasir, dan contoh uji yang akan digunakan.

C. Persiapan

Contoh uji berupa kayu karet, pinus, sengon, dan mangium dibuat dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 0,5 cm dengan ulangan sebanyak 3 kali. Contoh uji kayu dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C untuk mendapatkan nilai berat kayu sebelum pengujian W 1 serta dilakukan pengovenan dan penyinaran dengan sinar UV pada botol uji dan pasir yang akan digunakan agar steril.

D. Prosedur Kerja

a. Contoh uji dimasukkan kedalam botol uji kaca, dengan posisi berdiri dan disandarkan sehingga salah satu bidang terlebar menyentuh dinding botol uji Gambar 1; b. Ke dalam botol uji dimasukkan 200 gr pasir dan ditambahkan air sebanyak 50 ml dari sisi bersebelahan dengan kayu; c. Sebanyak 200 ekor rayap tanah dari kasta pekerja ditambahkan ke dalam botol, kemudian botol uji ditutup dengan aluminium foil dan ditaruh ditempat gelap selama 3, 4, 5, dan 6 minggu; d. Setiap minggu aktivitas rayap dalam botol uji diamati. Jika kadar air mulai menurun, maka ke dalam botol uji ditambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya kembali seperti semula 25; e. Setelah 3, 4, 5, dan 6 minggu botol uji dibongkar, dilakukan penghitungan rayap yang masih hidup. Sedangkan contoh uji kayu dicuci, dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C, dan ditimbang W 2 . Gambar 1 Pengujian contoh uji kayu terhadap serangan rayap tanah yang disesuaikan dengan standar SNI 01.7202-2006.

E. Pernyataan Hasil

a. Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: dengan pengertian: WL = kehilangan berat contoh uji kayu W 1 = berat kering oven kayu sebelum diumpankan g W 2 = berat kering oven kayu setelah diumpankan g b. Penentuan ketahanan kayu berdasarkan Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi Ketahanan Kayu terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Penurunan Berat Kelas Ketahanan Penurunan Berat I Sangat Tahan 3,52 II Tahan 3,52 – 7,50 III Sedang 7,50 – 10,96 IV Buruk 10,96 – 18,94 V Sangat Buruk 18,94 – 31,89 Sumber: SNI 01.7207-2006 c. Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. Dalam standar SNI 01.7202-2006 tidak dilakukan pengamatan terhadap mortalitas rayap. Namun, pada penelitian ini dilakukan pengamatan mortalitas rayap agar dapat dilihat pengaruh waktu terhadap mortalitas yang dihasilkan. Dengan mengadopsi rumus yang ada di JIS K 1571-2004 maka mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan rumus: dengan pengertian: MR = mortalitas rayap D = jumlah rayap yang mati ekor 200 = jumlah rayap pada awal pengujian ekor Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan feeding rate, yang menggambarkan kemampuan makan rayap per harinya. Hal ini dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan : FR = feeding rate µgekorhari ΔW = kehilangan berat kayu µg R 1 = jumlah rayap pekerja awal yang digunakan ekor R 2 = jumlah rayap pekerja pada akhir pengujian yang masih hidup ekor T = lama waktu pengujian hari

3.3 Analisis Data