Analisis Sekuens ITS rDNA Tubuh Buah jamur Ektomikoriza Pelawan A.
Meski ditemukan di sekitar perakaran tumbuhan T. merguensis, ada kemungkinan jamur pelawan tidak hanya bersimbiosis dengan tumbuhan tersebut.
Hal ini terbukti di dusun Air Pasir, tubuh buah tumbuh tidak tepat di bawah pohon pelawan. Selain itu, tidak semua pohon pelawan di Bangka Tengah pernah
didapati tubuh buah jamur pelawan. Meski demikian, pada bagian dasar jamur pelawan yang diamati umumnya didapati biji buah pelawan saat dibersihkan.
Kemungkinan hal tersebut merupakan salah satu cara tubuh buah untuk mengkolonisasi biji tersebut sehingga saat tumbuh dan berkecambah simbiosis
telah terbentuk. Menurut Smith Read 1997, Tristaniopsis merupakan tumbuhan yang dikolonisasi oleh ektomikoriza dan mikoriza arbuskula MA.
Semua anggota Heimioporus tercatat sebagai simbion ektomikoriza dengan tumbuhan berdaun lebar dari beberapa famili, khususnya dari tumbuhan Fagaceae
dan Dipterocarpaceae Horak 2005. Selain itu, Heimioporus juga membentuk simbiosis ektomikoriza dengan tumbuhan Myrtaceae Halling et al. 2007. Akan
tetapi ditemukannya simbiosis Heimioporus dengan Tristaniopsis merguensis belum pernah dipublikasi dan merupakan suatu hal yang baru.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan karakter morfologi dan molekulernya menggunakan sekuens ITS rDNA tubuh
buahnya jamur pelawan merupakan anggota genus Heimioporus yang sangat mirip dan memiliki kekerabatan terdekat dengan H. retisporus tetapi memiliki
beberapa perbedaan
sehingga kemungkinan
merupakan spesies
baru. Perbedaannya terutama ialah morfologi sporanya yang mempunyai jala yang tidak
terlalu tebal dengan lubang-lubang yang bersisi banyak atau memanjang dan ukuran spora yang lebih kecil dibandingkan dengan H. retisporus. Hasil BLAST
jamur pelawan memiliki kemiripan terdekat dengan S. retisporus yang merupakan sinonim dari H. retisporus, dengan homologi di bawah 90. Struktur
ektomikoriza pelawan menunjukkan akar berwarna krem kekuningan dengan tipe percabangan monopodial, dan ciri simbiosis tumbuhan Angiospermae berupa
mantel yang bersifat plektenkim dan pseudoparenkim serta jala Hartig yang bersifat para epidermal.
Saran
Karakterisasi morfologi tubuh buah jamur pelawan masih harus dilengkapi kembali untuk semua variasi yang ada secara langsung di lapangan. Analisis
morfologi jamur pelawan sebaiknya dilengkapi dengan kajian biokimia, genetika, dan observasi struktur mikro yang lebih memadai dengan menggunakan SEM.
Sebagai kandidat spesies yang baru, sebaiknya dilakukan konfirmasi ciri morfologi dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan dilakukan
registrasi sekuens ITS rDNA jamur pelawan di Bank Gen.